Ini Faktor-Faktor Penyebab Peluang Israel Menang Melawan Hizbullah Tipis

Rate this item
(0 votes)
Ini Faktor-Faktor Penyebab Peluang Israel Menang Melawan Hizbullah Tipis

 

Seiring berlanjutnya perang yang disulut rezim Zionis di Jalur Gaza dan rendahnya capaian militer Israel dalam perang wilayah, kritik di wilayah pendudukan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya semakin intensif dan terus berlanjut yang menyebabkan peluang kemenangan Israel melawan Hizbullah Lebanon tipis.

Krisis Internal Rezim Zionis

Tehran, Parstoday- Para pemukim Zionis melanjutkan protes terhadap kabinet Netanyahu dengan menutup jalan Ayalon di Tel Aviv pada hari Selasa. Dalam aksi protes tersebut, para pengunjuk rasa Zionis menuntut penggulingan kabinet Netanyahu dan segera kembalinya sandera Israel dari Jalur Gaza.

Para penentang Netanyahu menuduhnya mengulur waktu untuk tetap berkuasa demi menghindari persidangan kasus hukum yang menjeratnya.

Selain itu, keluarga para sandera Israel ingin agar rezim Zionis membebaskan para sandera yang ditahan oleh pasukan perlawanan tanpa membuang waktu dan biaya apapun selama perjanjian dengan perlawanan Palestina, dan menghentikan serangan yang tidak berguna di Jalur Gaza. Mereka menilai serangan tentara Israel di Gaza  selain membunuh warga Palestina, juga  membunuh para sandera Israel.

Selain terjadi aksi protes Zionis terhadap kabinet Netanyahu, sumber media Israel memberitakan konflik antara sejumlah ekstremis Yahudi dan tentara  rezim Zionis di wilayah pendudukan.

Surat kabar Zionis Yedioth Ahronoth melaporkan sekelompok Zionis ekstrim yang dikenal sebagai Haredis menyerang dan melukai dua tentara Israel berpangkat tinggi di daerah pendudukan Beni Barak yang terletak di tengah-tengah wilayah pendudukan. 

Selama beberapa pekan lalu, Mahkamah Agung rezim Zionis mengeluarkan perintah dan mengumumkan bahwa Zionis Haredi, seperti Zionis lainnya, harus melakukan wajib militer. Padahal kaum Haredi berkali-kali menyatakan tidak bersedia menjalani wajib militer di tentara Zionis, karena sibuk mempelajari dan mendakwahkan ajaran Taurat.

Selain Zionis yang saling berperang dan saling menyakiti, tentara Zionis secara keliru menembaki sebuah mobil dekat Ramallah yang terletak di Tepi Barat pada Selasa pagi ini. Dalam aksi penembakan tersebut, tiga pemukim Zionis terluka.

Jaringan media berbahasa Ibrahi, KAN melaporkan bahwa tentara rezim Zionis menembaki sebuah mobil di dekat Ramallah, dan kemudian diketahui bahwa orang yang berada di mobil itu adalah penduduk pemukiman Zionis Beit Aya.

Protes Zionis Menggema di Dunia

Menyusul protes global terhadap Israel, kantor berita Palestina Shahab melaporkan bahwa rakyat Korea Selatan kembali berdemonstrasi mendukung Palestina dan mengutuk pendudukan dan genosida massal rezim Zionis di Jalur Gaza yang telah berlangsung sejak 9 bulan lalu.

Protes para pendukung Palestina terhadap rezim Zionis dan kebijakan Gedung Putih yang mendukung rezim pembunuh anak terus berlanjut di Amerika.

Dalam kaitan ini, sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, sekelompok staf medis di Irlandia juga melancarkan kampanye dan menyerukan diaklhirnya genosida Israel terhadap orang-orang Palestina di Gaza.

Masyarakat di banyak negara di dunia memprotes kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis di Gaza, tapi hingga kini kejahatan ini terus berlanjut.

Pembunuhan Besar

Dalam salah satu kejahatan paling keji baru-baru ini, tentara pendudukan Israel menargetkan tenda pengungsi Palestina di al-Mawasi, Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, dan melakukan kejahatan yang mengerikan.

Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan bahwa 90 warga Palestina gugur, dan 300 lainnya terluka dalam kejahatan yang dilakukan pasukan pendudukan Zionis di daerah al-Mawasi di Khan Yunis.

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengatakan, "Tragedi di Gaza telah melampaui semua batas dan apa yang terjadi sama sekali tidak dapat diterima,".

Penghancuran Gedung PBB

Badan Bantuan dPBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga mengumumkan bahwa rezim Zionis telah menghancurkan lebih dari 190 bangunan dan fasilitas milik PBB.

Inas Hamdan, direktur kantor UNRWA di Jalur Gaza dalam konferensi pers mengatakan, "Sayangnya, tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza, dan para pengungsi tidak dapat menemukan tempat yang aman untuk berlindung di sana."

Statistik Terbaru

Negara-negara dan masyarakat dunia mengkritik genosida rezim Zionis di Gaza, sementara tentara rezim Zionis dengan dukungan Amerika Serikat dan Eropa terus melakukan serangan di Jalur Gaza. 

Jet-jet tempur rezim Zionis menyerang rumah sakit, gedung, menara tempat tinggal. dan rumah-rumah warga Palestina.

Mereka juga mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar ke wilayah ini.

Akibat genosida Zionis yang dimulai pada Oktober 2023 ini, 38.664 orang gugur dan lebih dari 89.000 orang luka-luka, dan belum ada kabar mengenai nasib lebih dari 10.000 orang lainnya yang masih hilang. Selain itu, lebih dari 1.900.000 penduduk Gaza terpaksa mengungsi dari rumah mereka, dan kehancuran yang meluas serta kelaparan mengancam kehidupan puluhan anak-anak.

Respons Perlawanan terhadap Israel dan Rezim Zionis menghadapi Kekurangan Tank

Melawan kejahatan rezim Zionis yang tak terhitung jumlahnya di Gaza dan Tepi Barat, media tentara rezim Zionis melaporkan babak baru serangan drone dan rudal oleh Hizbullah Lebanon terhadap pemukiman Zionis, termasuk Kiryat Shmona dan wilayah Galilea di utara wilayah pendudukan.

Dalam hal ini, reporter jaringan Al-Mayadeen melaporkan pada Senin malam bahwa lebih dari 50 roket ditembakkan dariLebanon ke arah posisi rezim pendudukan di wilayah Galilea.

Media Ibrani juga melaporkan setidaknya 13 roket ditembakkan ke kota Kiryat Shmona.

Menyusul serangan-serangan ini, surat kabar Amerika Washington Post terbitan kemarin melaporkan, "Rezim Zionis tidak siap berperang dengan Hizbullah Lebanon, dan opini publik Tel Aviv tidak siap menerima ribuan roket yang ditembakkan dari Lebanon."

The Washington Post melanjutkan, "Hizbullah sudah memiliki kekuatan dua kali lebih banyak dari pejuang Hamas, dan persenjataannya empat kali lipat dari Hamas, termasuk rudal pencegat,".

Para pemimpin militer rezim Zionis juga mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan perang di Lebanon. Mereka telah kehilangan semua sumber dayanya dalam perang di Jalur Gaza, dan militer sudah lelah dan belum siap untuk perang baru di front utara.

Surat kabar Zionis, Yedioth Aharonoth untuk pertama kalinya mengakui dalam sebuah laporan bahwa tentara Israel menghadapi krisis kekurangan tank setelah tank-tanknya menjadi sasaran luas dalam konflik di Jalur Gaza.

Di sisi lain, menyusul hujan lebat roket yang ditembakkan oleh gerakan Hizbullah Lebanon ke wilayah utara pendudukan, kantor berita Al-Mayadeen melaporkan pada Selasa pagi bahwa media Ibrani mengejek menteri perang kabinet setelah terjadi kebakaran dan meluasnya kerusakan di pemukiman utara yang disebabkan oleh roket-roket Hizbullah.

Media Ibrani mengejek statemen ancaman Menteri Perang Kabinet Yoav Gallant sebelumnya yang mengatakan akan mengembalikan Lebanon ke "Zaman Batu".

Read 39 times