Belajar Fikih Untuk Tingkat Pemula: Bab Puasa

Rate this item
(0 votes)

Definisi puasa

Satu dari sekian kewajiban dan ritual tahunan dalam islam untuk membinajiwa seseorang adalah puasa. Puasa ialah meninggalkan hal-hal –yang akan tiba penjelasannya- dari dari azan Subuh sampai Maghrib untuk menaati perintah Allah. Untuk mengenal hukum-hukum puasa, pertama-tama kita harus mengenal macam-macamnya.

Macam-macam puasa:

1. Puasa wajib

2. Puasa haram

3. Puasa sunah

4. Puasa makruh

 

Puasa-puasa wajib

Puasa-puasa ini adalah wajib:

• Puasa bulan Ramadhan.

• Puasa qadha.

• Puasa kaffarah.(1)

• Puasa karena nazar.

• Puasa qadha ayah(2) yang wajib atas anak lelakiterbesar. (3)

 

Sebagian dari puasa-puasa haram

 

• Puasa pada hari raya Idul Fitri (hari pertama dari bulan Syawal).

• Puasa pada hari raya Idul Adha (hari kesepuluh dari bulan Zulhijah)

• Puasa sunahseorang anak yang membuat orang tuaterganggu.

• Puasa sunah seorang anak yang dilarang oleh orang tuanya (berdasarkan ihtiyath wajib) (4)

 

Puasa-puasa sunah

Berpuasa pada hari-hari dalam setahun -selain puasa-puasa haram dan makruh- adalah sunah. Akan tetapi, ada hari-hari tertentu yang lebih ditekankan dan dianjurkan, antara lain:

• Setiap hari Senin dan Jumat.

• Hari dibangkitkannya Nabi Ssaw sebagai nabi (27 Rajab).

• Hari raya Ghadir (18 Zulhijah).

• Hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.(17 Rabi'ul awal).

• Hari Arafah (9 Zulhijah), selama puasa tidak menjadi kendala dalam membaca doa-doa hari itu.

• Sepanjang bulan Rajab dan Syaban.

• Tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan. (5)

 

Puasa-puasa makruh

• Puasanya tamu tanpa izin tuan rumah.

• Puasanya tamu yang dilarang tuan rumah.

• Puasanya anak tanpa seizin ayahnya.

• Puasa pada hari ‘Asyura (10 Muharam).

• Puasa hari Arafah jika menjadi penghalang untuk membaca doa-doa hari itu.

• Puasa seseorang pada hari yang dia tidak tahu apakah itu hari Arafah atau hari raya Idul Adha.(6)

 

Niat puasa

1. Puasa termasuk ibadah dan harus dikerjakan dalam rangka melaksanakan perintah Allah Swt. (7)

2. Seseorang bisa berniat pada setiap malam bulan Ramadhan untuk puasa esok harinya, dan lebih baik berniat pada malam pertama bulan Ramadhan untuk puasa sebulanpenuh. (8)

3. Pada puasa wajib, niat puasa tidak boleh terlambat sampai azan Subuh tanpa uzur. (9)

4. Pada puasa wajib, jika karena ada uzur -seperti lupa atau bepergian- tidak berniat puasa, maka selama tidak mengerjakan sesuatu yang membatalkan puasa, bisa berniat puasa sebelum waktu Zuhur tiba. (10)

5. Niat tidak harus diucapkan dengan kata-kata, bahkan sudah cukup sebatas kesadaran untuk tidak mengerjakan hal-hal yang membatalkan puasa dari Subuh sampai Maghrib demi melaksanakan perintah Allah Swt. (11)

 

Kesimpulan pelajaran

1. Waktu puasa, sejak dari azan Subuh sampai Maghrib.

2. Puasa bulan Ramadhan, puasa qadha, puasa kaffarah dan puasa nazar adalah termasuk puasa-puasa wajib.

3. Puasa qadha ayah, setelah meninggalnya,adalah atas anak lelakiterbesar.

4. Puasa hari raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha serta puasa sunah anak yang menyebabkan terusiknta orang tua adalah haram.

5. Berpuasa pada hari-hari dalam setahun selain puasa-puasa haram da makruh adalah sunah. Akan tetapi,terdapat hari-hari yang lebih ditekankan seperti:

 

a. Setiap hari Kamis dan Jumat.

b. Hari kelahiran dan hari pengangkatan Muhammad Saw sebagi nabi utusan Allah Swt.

c. Hari kesembilan dan kedelapan belas Zulhijah (hari Arafah dan hari raya Ghadir)

 

6. Puasa sunah anak tanpa seizin ayahnya adalah makruh.

7. Pada bulan Ramadhan, bisa berniat pada setiap malam untuk puasa esok harinya, dan lebih baik berniat pada malam pertama bulan Ramadhan untuk puasa sebulanpenuh.

 

Pertanyaan:

1. Apa hukum berpuasa pada hari-hari ini; 10 Muharam, 10 Zulhijah, 9 Zulhijah dan pertama Syawal?

2. Apakah seorang anak boleh berpuasa jika ayahnya mengatakan kepadanya bahwa besok jangan berpuasa?

3. Jika setelah subuh seseorangbangun dari tidur, apakah dia bisa berniat puasa?(IRIB Indonesia / SL)

 

Catatan:

(1) Penjelasan puasa qadha dan kaffarah dan beberapa hal yang berkaitan dengannya akan tiba pada pelajaran selanjutnya.

(2) Araki: dan puasa qadhanya ibu, (masalah 1382). Golpaigani: berdasarkan ihtiyath wajib shalat qadhanya ibu juga wajib baginya, (masalah 1399).

(3) Al-'Urwah Al-Wutsqa, jilid 2, hal 240 dan Taudhih Al-masail, masalah 1390.

(4) Taudhih Al-masail, masalah 1739 sampai 1742.

(5) Ibid, masalah 1748.

(6) Taudhih Al-Masail, masalah 1747.

(7) Ibid, masalah 1550.

(8) Ibid.

(9) Ibid, masalah 1554-1561.

(10) Ibid.

(11) Ibid, masalah ke-1550.

Sumber: Belajar Fikih Untuk Tingkat Pemula, 2008, Lembaga Internasional Ahul Bait

Read 3349 times