Suatu hari Imam Husein as bertamu ke rumah Imam Hasan as. Di saat mereka berdua asyik bercakap-cakap, tiba-tiba Imam Husein as tercengang dan meneteskan air mata melihat mata saudaranya Imam Hasan as. Kepadanya Imam Hasan as berkata, "Saudaraku, mengapa engkau menangis?"
Husein as berkata, "Tangisanku karena kezaliman dan kekejaman yang akan dilakukan terhadapmu."
Imam Hasan as berkata, "Kezaliman yang akan menimpaku adalah racun yang akan ditaburkan ke dalam minuman secara sembunyi-sembunyi dan diberikan kepadaku dan akan membunuhku. Namun, La Yauma Kayaumika Ya Aba Abdillah, tidak ada hari seperti harimu Ya Aba Abdillah!"
Saudaraku, kezaliman yang akan menimpamu berkali-kali lipat lebih besar dari kezaliman yang akan menimpaku. Karena tiga puluh ribu orang yang mengaku sebagai Muslim dan pecinta kakek kami akan mengelilingimu untuk menumpahkan darahmu dan menginjak-injak kehormatanmu. Mereka akan menawan anak-anak dan istrimu dan menjarah hartamu. Iya saudaraku, pada masa itu dan setelah terjadinya semua kezaliman itu, Allah akan melaknat dan mengutuk Bani Umayah. Langit menangis dengan tangisan darah dan akan menaburkan abu. Semuanya akan menangisi musibah yang menimpamu, bahkan binatang-binatang sahara dan ikan-ikan di laut."
Kau Mau Menakut-Nakuti Aku dengan Kematian?!
Hur bin Yazid Riyahi adalah komandan pasukan Yazin bin Muawiyah yang pemberani dan berpengalaman. Ia siap siaga untuk berperang bersama pasukannya menyerang Imam Husein as. Hur berhadap-hadapan dengan rombongan Imam Husein as. Sesuai dengan kebiasaan masa itu Hur melantunkan sanjungan atas kemampuan dirinya.
Dengan sombong ia berkata, "Hai Husein, jagalah jiwamu karena Allah dan kembalilah ke tempat asal kamu datang! Aku datang untuk membunuhmu!
Imam berkata, "Apakah kau akan menakut-nakuti aku dengan kematian?! Tidakkah kau tahu, dengan membunuhku kau telah membunuh dirimu sendiri?! Hai Hur, aku datang menuju kematian dengan kakiku sendiri. Karena orang mulia tidak akan pernah mati. Kau bangga dengan pasukanmu karena mereka masih mengelilingimu. Namun kebanggaan mana yang lebih tinggi dari kematian di jalan Allah?!
Seandainya Saja Kau Tidak Menulis Surat Ini
Muawiyah menyebarkan banyak mata-mata di seluruh negeri Islam yang tugasnya melaporkan semua keadaan dan kondisi yang terjadi di pelbagai kota kepadanya. Salah satu mata-mata yang berada di kota Madinah mengirimkan surat kepada Muawiyah dan melaporkan, "Husein bin Ali telah membebaskan salah satu budak perempuannya kemudian menikahinya."
Begitu surat itu sampai kepadanya, Muawiyah yang senantiasa menunggu kesempatan untuk bisa menyakiti Imam Husein as dengan segera mengirim surat kepada beliau. Isi surat itu demikian, "Selamat! Aku mendengar kau telah menikah dengan budakmu! Seharusnya kau menikah dengan orang yang sejajar dengan kedudukan dan posisimu, malah kamu menikah dengan orang yang dulunya adalah budakmu. Seandainya kamu menikah dengan wanita dari kabilahmu yang besar, kabilah Quraisy, tidak saja kamu telah menjaga harga dirimu bahkan anak yang akan lahir darimu adalah anak yang mulia. Tapi malah sebaliknya, selain kamu tidak memikirkan dirimu, kamu juga tidak memikirkan anak yang akan lahir ke dunia..."
Setelah menerima surat dari Muawiyah, Imam Husein as menjawab, "Surat kritikanmu telah aku terima. Ketahuilah! Tidak seorang pun bisa mencapai derajat Rasulullah dari sisi kemuliaan dan nasab. Aku memiliki seorang budak dan aku bebaskan karena untuk mendapatkan ridha Allah. Kemudian aku menikahinya berdasarkan sunnah Rasulullah. Dan ketahuilah! Islam datang untuk memberantas rasialisme, kefanatikan dan khurafat jahiliah yang tidak berdasar. Oleh karena itu, tidak baik mencela orang Muslim karena hukumnya dosa! Namun celaan dan makian layak untuk diberikan kepada orang-orang yang sampai saat ini masih memiliki sikap rasial dan fanatik jahiliah..."
Muawiyah marah ketika menerima surat balasan dari Imam Husein as. Menyaksikan hal itu Yazid lantas mengambil surat itu dan membacanya kemudian berkata, "Jawaban Husein benar-benar sebuah pukulan telak!"
Muawiyah berkata, "Ucapan Bani Hasyim betul-betul sebuah pukulan telak yang bisa menghancurkan batu dan membelah lautan!"
Apa yang Kau Banggakan?
Setelah beberapa lama Muawiyah membunuh Hujr bin ‘Adi dan kawan-kawannya, ia menemui Imam Husein as dan berkata, "Hai Husein! Tahukah kamu apa yang aku lakukan terhadap Hujr bin Adi, pengikutmu dan kawan-kawannya?"
Dengan tanpa berpikir Muawiyah ingin menyakiti Imam Husein dengan mengingatkan kembali peristiwa syahadahnya Hujr dan kawan-kawannya. Imam Husein as berkata, "Katakan sendiri, pengkhianatan apa yang kau lakukan terhadap mereka?"
Muawiyah berkata, "Untuk itu, dengarkan! Kami telah membunuh mereka, kemudian mengkafani dan menshalati mereka!"
Pada saat itu Imam Husein as tersenyum dan berkata, "Hai Muawiyah! Ketahuilah bahwa di Hari Kiamat mereka tetap sebagai musuhmu. Demi Allah! Bila kami menemui sekelompok orang dari para pengikutmu, kami tidak akan melakukan perbuatan semacam ini. Aku tahu bagaimana kau memperlakukan ayahku. Kau telah melecehkan Bani Hasyim. Kau telah mengikuti konspirasi seorang laki-laki (Amr bin Ash) yang tidak pernah berbaiat kepada ayahku dan permusuhannya bukanlah hal yang baru. Amr bin Ash tidak pernah menganggapmu sebagai teman dan tidak pernah jujur kepadamu. Pikirkan apa yang aku katakan, baru kemudian bicara..!" (IRIB Indonesia / ENH)