110 Keutamaan Imam Ali as: Puncak Kefasihan

Rate this item
(2 votes)

Puncak Kefasihan

 

Ibnu Abi al-Hadid tentang Imam Ali as dan Nahjul Balaghah mengatakan, "Ali pemimpin orang-orang fasih dan tuan ahli sastra. Ucapannya di bawah firman Khaliq dan di atas Makhluq, dimana masyarakat belajar berbicara dan menulis darinya."[1]

 

Ayah Umat

 

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Hak Ali as ke atas umat Islam seperti hak seorang ayah ke atas anaknya."[2]

 

Hidup Sederhana

 

Imam Shadiq as berkata, "Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as membebaskan seribu budak dan tawanan dengan bayaran yang didapat setelah bekerja. Tapi bila engkau melihat Imam Ali as, makanannya hanya kurma kering, susu dan pakaiannya sangat sederhana."[3]

 

Ali Pasangan Fathimah

 

Rasulullah Saw bersabda, "Jibril turun dan menjumpaiku lalu berkata, "Wahai Muhammad! Allah Swt berfirman, ‘Bila Aku tidak menciptakan Ali, maka tidak ada anak Adam yang dapat menjadi pasangannya."[4]

 

Alasan Tersenyum

 

Ibnu Saman dalam buku al-Muwafaqah menukil dari Qais bin Abi Hazim, "Suatu hari Abu Bakar dan Imam Ali as berhadap-hadapan. Ketika Abu Bakar melihat wajah Imam Ali as, ia langsung tersenyum. Ali as bertanya, ‘Apa yang menyebabkan engkau tersenyum?' Abu Bakar menjawab, ‘Saya mendengar dari Rasulullah Saw, ‘Tidak ada seorangpun yang dapat melewati Shirat al-Mustaqim, kecuali mendapat izin dari Ali as."[5]

 

Ilmu Ali as

 

Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw tentang ilmu Ali as. Beliau menjawab, "Hikmat dibagi sepuluh dan sembilannya diberikan kepada Ali as dan satunya dibagikan kepada seluruh manusia, termasuk Ali as dan ia yang paling alim dari mereka semua."[6]

 

Kulit dan Inti

 

Khathib Kharazmi, seorang ahli fiqih, sastrawan dan orator terkenal bermazhab Hanafi ketika sampai pada nama Ali as, ia mengatakan, "Ketika membahas tentang Ali as, mataku sakit seakan-akan ada tanah di dalamnya. Bagaiman tidak, beliau tidak memiliki apa-apa, di balik kekayaan Baitul Mal yang ada. Seakan-akan semua orang seperti kulit dan intinya adalah Ali as, pemimpin kita."[7]

 

Bendera Hidayah

 

Rasulullah Saw bersabda, "Ali as adalah bendera hidayah dan pemimpin para waliku. Ia menjadi cahaya siapa saja yang menaatiku. Ali merupakan nama yang kuwajibkan kepada orang-orang bertakwa untuk mengikutinya. Barangsiapa mencintainya, berarti ia mencintai aku dan barangsiapa yang menaatinya, berarti ia menaatiku."[8]

 

Berjabat Tangan dengan Malaikat

 

Imam Ridha as berkata, "Bila manusia mengetahui nilai hari ini, Hari Ghadir, maka di setiap kesempatan para malaikat berjabat tangan dengan mereka 10 kali setiap hari."[9]

 

Sumber Keutamaan

 

Seorang penyair Kristen mengatakan, "Saya menggubah sebuah puisi untuk Ali as. Bila ada yang protes dan mengatakan, ‘Semestinya engkau menggubah puisi untuk Paus, Isa dan Maryam?' Saya akan menjawab, ‘Saya mencintai keutamaan dan ketika mencarinya di dunia ini saya menemukan sumber keutamaan dan saya menyaksikan Ali as sumber keutamaan itu. Itulah mengapa saya menggubah puisi untuk Ali as."[10]

 

Sumber: Hossein Deilami, Ghadir Khourshide Velayat, 1388, Qom, Moasseseh Entesharat Haram.

 



[1]
. Nahjul Balaghah az Kist?, hal 17.

[2]. Yanabi' al-Mawaddah, jilid 1, hal 287, bab 41, hadis 1.

[3]. Tarjomeh al-Gharat, hal 31-32. Bihar al-Anwar, jilid 8, hal 739.

[4]. Imam Ali as dar Ahadis-e Ghodsi, hal 49.

[5]. Yanabi' al-Mawaddah, jilid 2, hal 335.

[6]. Ibid, jilid 1, hal 161, bab 14, hadis 9.

[7]. Hassastarin Faraz-e Tarikh Ya Dastan-e Ghadir, hal 286.

[8]. Nur ats-Tsaqalain, jilid 5, hal 73.

[9]. Payam Ghadir, hal 45. Tahdzib al-Ahkam, jilid 6, hadis 52.

[10]. Tarbiyat-e Farzand, hal 235.

© Indonesian Radio. All rights reserved.

alt

پرتال پورتال سازمانی بایگانی اسناد پورتال جامعه مجازی پورتال شبکه اجتماعی

Read 4085 times