Dunia Islam saat ini didera banyak masalah dan penderitaan. Padahal agama Islam telah menawarkan jalan keselamatan dan kebahagiaan bagi manusia yang mengikutinya.
Penelitian dan studi sosiologis menunjukkan bahwa tidak semua masalah di dunia Islam dipicu masalah internal, tetapi faktor utama yang menimpa negara-negara Muslim akibat dari penetrasi ide-ide Barat dan pengaruh lembaga-lembaga think tank Barat.
Kebijakan Republik Islam Iran melawan konspirasi ini sebagai bagian dari kewajiban teologisnya dengan menekankan perlunya kembali pada prinsip persatuan Islam.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dalam pidatonya menjelaskan urgensi masalah ini dan faktor-faktor pemecah belah dunia Islam. Rahbar mengatakan, "Persatuan ulama dan cendekiawan Muslim untuk menemukan solusi Islam dalam cara hidup Islami, kerja sama universitas Islam untuk mempromosikan sains dan teknologi dan membangun fondasi peradaban baru,". Untuk mendukung masalah ini, Ayatullah Khamenei menyinggung isu lain seperti peran media Islam dalam mereformasi akar budaya masyarakat.
Memperkuat angkatan bersenjata negara-negara Muslim untuk mencegah terjadinya perang dan agresi di kawasan, serta memperkuat hubungan dan kerja sama antar pasar Islam mendukung perekonomian negara-negara tersebut dari pengaruh dominasi korporasi penjarah sebagai komponen lain dari penguatan persatuan dalam keamanan dan ekonomi.
Di bidang pertukaran budaya, yang berperan penting dalam persatuan Islam, peningkatan perjalanan orang untuk meningkatkan interaksi, empati, persatuan dan persahabatan sebagai cara-cara untuk meningkatkan persatuan dan menghindari perpecahan di dunia Islam.
Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan anggota Forum Ahl al-Bayt Sedunia dan Persatuan Radio dan Televisi Islam menjelaskan rencana Amerika dalam tiga arus utama.
Rahbar menjelaskan tiga arus dilancarkan musuh Islam dengan mengatakan, "Politik untuk menciptakan perselisihan antarnegara di kawasan; pengaruh politik, ekonomi dan budaya di negara-negara Islam; dan perselisihan di antara sesama Muslim."
Merujuk pada taktik musuh-musuh persatuan Islam, dengan membuat tembok antara Iran dan dunia Islam, beliau menyatakan, "Setiap orang wajib berusaha membongkar tembok palsu ini,".
Masalahnya adalah saat ini kita menyaksikan arus pemecah belah dunia islam dan Islamofobia yang berasal dari Barat dengan tujuan mengganggu persatuan Islam dan menciptakan perpecahan di antara sesama Muslim. Misalnya, selama beberapa pekan terakhir kita kembali menyaksikan bagaimana pemerintah Prancis membuktikan sifat jahatnya dengan mendukung tindakan tidak manusiawi dari salah satu medianya yang secara terang-terangan menghina Nabi Muhammad Saw.
Tabloid Prancis Charlie Hebdo baru-baru ini menerbitkan beberapa kartun yang menghina Nabi Muhammad Saw. Presiden Prancis Emmanuel Macron, dalam sebuah pernyataan yang jauh dari etika diplomatik dan prinsip demokrasi, mengatakan bahwa Prancis akan terus menerbitkan kartun-kartun yang menghina Nabi Muhammad Saw.
Pengulangan tren ini dan tindakan menghina kesucian Islam menunjukkan apa yang dibutuhkan dunia Islam saat ini adalah persatuan muslim melawan sistem hegemoni dunia.
Ayatullah Khamenei dalam pidatonya menyingung pengaruh budaya Barat terhadap bangsa-bangsa lain, termasuk di dunia Islam. Salah satunya, stempel pejoratif ekstremisme terhadap bangsa-bangsa Muslim.
Tantangan lain yang membayangi dunia Islam selama lebih dari setengah abad adalah pendudukan Palestina dengan tidak adanya persatuan Islam dalam menghadapi rezim Zionis.
Faktanya, penindasan terbesar dalam beberapa abad terakhir yang terjadi di Palestina sangat menyakitkan. Sebuah bangsa yang dirampas tanah, rumah dan pertanian serta propertinya, bahkan identitasnya.
Mengenai nasib Palestina, Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan perlunya menjaga kewaspadaan, persatuan dan solidaritas rakyat Palestina serta perjuangan menggagalkan rencana jahat musuh.
Berbagai bukti menunjukkan bahwa saat ini Amerika Serikat dan rezim Zionis sedang berusaha untuk menghancurkan dan memecah belah dunia Islam dengan menormalisasi hubungan rezim kriminal Israel dengan negara-negara Muslim. Itulah mengapa rahbar selalu menekankan perlunya persatuan umat Islam melawan AS dan rezim Zionis, serta telah menasehati para pemimpin beberapa negara Islam untuk menghindari perilaku yang merendahkan martabat Muslim.
Dunia Islam saat ini sangat membutuhkan persatuan Islam dan upaya untuk menghilangkan hambatan persatuan melebihi sebelumnya. Para elit politik dan cendekiawan Muslim yang sadar memiliki tugas yang lebih berat.
Masalah ini menjadi perhatian besar Konferensi Persatuan Islam Tahun ini yang digelar dalam keadaan khusus karena penyebaran pandemi Covid-19. Meskipun dilakukan secara virtual, tapi perhatian tetap tertuju pada nilai-nilai yang tertanam dalam ajaran Islam sebagai agama rahmat dan kebaikan juga persatuan serta harkat dan martabat manusia.