Menteri Pertahanan dan Dukungan Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi mengkonfirmasikan ujicoba generasi keempat rudal terakurat produksi dalam negeri.
Sebagaimana dilansir Fars News (4/8), Ahmad Vahidi (4/8) dalam wawancaranya dengan para wartawan mengatakan, "Generasi keempat rudal Fateh 110 memiliki daya tempuh lebih dari 300 kilometer dan diproduksi oleh Lembaga Industri Penerbangan Kementerian Pertahanan Iran dan sukses diujicoba."
Menurut Vahidi berkat kerja keras para ahli dalam negeri, lembaga terkait dan dengan mengandalkan teknologi dalam negeri, keakuratan rudal Fateh 110 berhasil ditingkatkan. Keakuratannya tersebut telah dibuktikan setelah rudal tersebut menggunakan sistem kontrol dan penguncian target baru.
Kelebihan lain rudal Fateh 110 adalah kecepatan pengoperasian dan daya destruksi yang tinggi. Rudal tersebut sangat berarti dalam meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, karena mampu mengunci target konvensional di darat dan di laut. Namun Vahidi menegaskan pula bahwa dalam program berikutnya, seluruh rudal Iran akan dilengkapi dengan sistem dan kemampuan yang sama dengan Fateh 110.
Terkait kemampuan rudal Iran, sebelumnya Panglima Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC/Pasdaran), Amir Ali Haji Zadeh mengatakan, "Pangkalan [AS] dalam jangkauan rudal-rudal kami begitu juga dengan wilayah pendudukan [Israel]."
Setelah menggelar sebuah manuver rudal dan menembakkan ratusan rudalnya, para pejabat pertahanan Republik Islam Iran menekankan kemampuan Tehran menghancurkan pangkalan-pangkalan Amerika Serikat di kawasan "hanya dalam hitungan menit."
Hajizadeh mengatakan bahwa 35 pangkalan Amerika Serikat berada di dalam jangkauan rudal-rudal Iran yang mampu mencapai jarak 2.000 kilometer.
Ancaman Iran ini dikemukakan setelah dalam beberapa waktu terakhir, para pejabat Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel kembali gencar menebar retorika perang terhadap Republik Islam. Opsi serangan militer ke Tehran kembali digulirkan oleh Washington dan Tel Aviv jika sanksi anti-Iran gagal memaksa Republik Islam menghentikan program nuklirnya.
Pasca sanksi baru oleh Amerika Serikat yang diklaim akan "melumpuhkan persendian" Republik Islam Iran, kemudian disusul dengan sanksi dari Uni Eropa, Barat dan Israel menyadari ketidakefektifan sanksi. Iran selalu menemukan jalan keluar menyiasati sanksi. Melihat fakta itu, Amerika Serikat kembali menetapkan sanksi baru untuk menutup setiap celah yang digunakan Iran dalam menyiasati sanksi.
Beberapa waktu lalu Wall Street Journal menyebutkan bahwa Amerika Serikat tidak akan mampu menandingi keuletan Iran dalam melawan sanksi. Iran dengan sangat mudah membentuk perusahaan-perusahaan baru menggantikan perusahaan yang telah disanksi. Selain itu Iran juga terbukti lihai dalam membuka kanal-kanal finansial untuk mengakali sanksi. Penjualan minyak dengan menggunakan emas dan menggunakan perusahaan-perusahaan bayangan asing termasuk di antara upaya Iran dalam hal ini.