Babak baru perundingan Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) diselenggarakan hari ini (Jumat, 24/8) di tempat perwakilan tetap Iran di Wina, Swiss. Ali Asghar Soltaniyeh, Wakil Tetap Iran di IAEA dan Herman Nackaerts, Wakil Dirjen IAEA yang sekaligus ketua tim perundingan IAEA akan melakukan perundingan terkait masalah nuklir Iran.
Menjelang pelaksanaan perundingan ini, media-media Barat dan Israel mulai melakukan propaganda dan menyebarkan isu anti Iran, tapi pada saat yang sama mereka menyebut penyelenggaraan KTT GNB Ke-16 di Tehran sebagai kekalahan Amerika dan sekutunya menghadapi Iran.
Barat tetap menggelar propaganda ini, sekalipun Yukiya Amano, Dirjen IAEA menjelang perundingan ini menyatakan bahwa IAEA akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berunding dengan Tehran. Menurutnya, IAEA akan berusaha sekuat tenaga dalam meraih kesepakatan dengan Iran dalam situasi yang kondusif. Dari laporan-laporan yang ada menyebutkan IAEA meminta perlunya pemeriksaan terhadap instalasi militer Parchin di Iran. IAEA mengklaim bahwa gambar satelit menunjukkan adanya kemungkinan operasi pembersihan dan penggalian tanah di kawasan ini. Oleh karenanya, harus dilakukan pemeriksaan terkait masalah ini.
Para diplomat IAEA mengatakan bahwa gambar-gambar satelit menunjukkan ada aktivitas yang dilakukan setelah aksi pembersihan di Parchin dan meminta Iran untuk memberikan penjelasan lebih lengkap. Mereka mengatakan bahwa kunjungan ke Parchin merupakan prioritas perundingan hari Jumat dengan Iran dan para penyidik IAEA ingin melakukan pemeriksaan seluruh daerah ini.
Tampaknya IAEA ingin melakukan pemeriksaan instalasi militer keluar dari kerangka undang-undang organisasi ini sendiri. Sementara Iran sendiri menolak adanya aktivitas yang berhubungan dengan program nuklir di Parchin dan menyatakan bahwa IAEA harus memperjelas apa yang diinginkan untuk mengunjungi instalasi militer Parchin, sehingga berdasarkan kerangka itu mereka dapat melakukan kunjungan. Sebelumnya, Iran dan IAEA telah melakukan dua putaran perundingan untuk mempersiapkan konsep Medalite dan koridor untuk menyelesaikan masalah yang tersisa dari masalah nuklir Iran, tapi hingga kini perundingan ini tidak membawa hasil apapun.
Begitu juga pasca pertemuan Dirjen IAEA, Yukiya Amano bulan lalu dengan para pejabat Iran, termasuk Saeed Jalili, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dan Fereydoon Abbasi, Ketua Badan Energi Atom Iran di Tehran kedua pihak menyatakan harapannya untuk berunding demi mencapai kerangka kerjasama untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Dewan Gubernur IAEA rencananya akan bersidang pada 10-14 Septembermendatang. Sepekan sebelumnya, Dirjen IAEA akan membagikan laporannya tentang Iran secara tidak resmi kepada 35 angota Dewan Gubernur IAEA. Kemungkinan dalam laporan Yukiya Amano bakal disinggung juga mengenai hasil perundingan Iran dan IAEA yang dilakukan pada 24 Agustus. Perundingan Iran dan IAEA terus berlanjut, sementara Iran dengan tegas menolak klaim Barat yang berusaha menyebut ada penyimpangan dalam program nuklir Iran. Karena selama ini program nuklir Iran ditempuh hanya dengan tujuan damai. (IRIB Indonesia / SL)