Yunani di antara negara-negara zona euro, kondisi ekonominya paling parah dan menghadapi jalan tersulit untuk keluar dari kondisi saat ini yang tengah dihadapinya. Oleh karena itu, tak heran jika beredar isu santer dan peringatan atas keluarnya negara ini dari zona euro.
Ketua sidang menteri keuangan zona euro, Jean-Claude Juncker mengingat kondisi berbahaya Yunani dan kemungkinan keluarnya negara ini dari zona euro memperingatkan rakyat Athena bahwa ini merupakan kesempatan terakhir bagi negaranya. Juncker sendiri sebenarnya menentang Yunani keluar dari zona euro. Saat berdialog dengan Perdana Menteri Yunani, Antonis Samaras mengatakan bahwa Athena harus menjalankan tuntutan Komisi Eropa, IMB, dan Bank Central Eropa (ECB) (Kelompok Trioka).
Dalam reaksinya atas pernyataan Juncker, Antonis Samaras menandaskan, dengan usaha rakyat negarnaya dan bukannya sekedar berbicara, mereka akan membuktikan bahwa Yunani tidak perlu keluar dari zona euro.
Juncker menjelaskan, seluruh tuntutan kelompok trioka harus dilaksanakan oleh Yunani dan keberhasilan Athena keluar dari krisis ekonomi sangat tergantung oleh bangsa serta usaha pemerintah negara ini. Ia mengingatkan bahwa pemberiaan sejumlah hutang oleh kelompok trioka kepada Yunani masih bersyarat. Syarat tersebut adalah kinerja dan pelaksanaan tuntutan mereka oleh pemerintah Yunani.
Kelompok trioka tahun lalu sepakat mengucurkan hutang kepada Yunani sebesar 130 miliar Euro yang akan diberikan secara bertahap. Antonis Samaras saat jumpa pers menandaskan, Yunani akan mengerahkan segenap usahanya untuk keluar dari krisis finansial yang dihadapinya dan akan menjalankan seluruh tuntutan kelompok trioka. Di sisi lain, ia menyatakan bahwa Yunani membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembalikan hutang-hutangnya.
Antonis Samaras juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Perancis, Angela Merkel pekan ini. Pertemuan ini untuk menentukan apakah Yunani layak untuk menerima cicilan hutang ketiga senilai 31,5 miliar euro atau tidak. Salah satu syarat yang ditetapkan kelompok trioka kepada Yunani bahwa Athena dalam dua tahun mendatang harus mampu menghemat anggaran publik sebesar 11,5 miliar Euro.
Yunani sejak tahun 2010 telah menerima bantuan senilai 110 miliar Euro dan selanjutnya juga menerima bantuan senilai 130 miliar Euro yang diberikan secara bertahap. Yunani juga memiliki obligasi senilai 107 miliar Euro di para investor swasta.
Menurut para pengamat, Perdana Menteri Antonis Samaras harus bertanggung jawab atas ketidakpuasan sejumlah warga Yunani yang memilih kubu oposisi dan menentang kebijakan penghematan ekonomi seperti yang terapkan kubu kiri. Sejatinya Yunani saat ini tengah mengadapi kondisi yang sangat rumit dan komplek.
Di satu sisi Yunani mendapat tekanan berat dari Uni Eropa akibat kondisi krisis parah yang dialaminya untuk meningkatkan kebijakan penghematan ekonominya dan dari sisi lain, mengingat dampak negatif dari pelaksanaan kebijakan pengetatan ekonomi sehingga pemerintah mengadapi protes rakyat, maka isu keluar atau tidaknya negara ini dari zona euro pasti berdampak terhadap negara lain seperti Spanyol dan Italia yang juga tengah menghadapi kondisi yang sama. (IRIB Indonesia/MF)