Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di acara peringatan para pejuang Perang Pertahanan Suci menegaskan, di masa perang pertahanan suci telah terbukti bahwa perlindungan negara dan melawan ancaman musuh hanya dapat diraih melalui muqawama, bukan menyerah.
Menjelang Pekan Pertahanan Suci, sejumlah veteran perang, komandan dan pejuang Perang Pertahanan Suci serta keluarga para syuhada, Rabu (21/9/2022) pagi bertemu dengan Rahbar, Ayatullah Khamenei di Huseiniyah Imam Khomeini ra.
Ayatullah Khamenei di pertemuan ini menyebut perang yang dipaksakan ini (Perang Pertahanan Suci) adalah hasil dari pendekatan strategis kubu hegemoni dunia dalam memusuhi Republik Islam dan bangsa Iran. "Meski Saddam Husein yang haus kekuasaan dan gila kekuasaan mendapat dukungan penuh dari kekuatan besar dunia, perang di bawah tiga unsur kekuatan revolusi, pemimpin bijak seperti Imam Khomeini dan karakteristik unggul bangsa Iran, berubah dari sebuah ancaman pasti dan besar menjadi sebuah peluang besar, di mana narasi yang benar dan akurat dari bab sejarah Iran yang penuh gairah dan menggairahkan ini kepada generasi muda akan menjamin kelanjutan keberhasilan revolusi," ungkap Ayatullah Khamenei.
Faktanya perang yang dikobarkan kubu arogan dunia melalui rezim Saddam terhadap pemerintah Republik Islam Iran yang baru berdiri pada 22 September 1980 memiliki berbagai tujuan. Di antara tujuan tersebut adalah menumbangkan pemerintahan Republik Islam, disintegrasi Iran dan mencegah pengiriman pesan Revolusi Islam ke negara-negara yang didominasi.
Rahbar menilai pemaksaan perang kepada Iran sebagai respon wajar kubu hegemoni dunia atas kemenangan Revolusi Islam. Rahbar mengatakan, "Memaksakan perang terhadap Iran, adalah reaksi alamiah kekuatan-kekuatan hegemonik dunia atas kemenangann Revolusi Islam. Kemenangan Revolusi rakyat Iran, bukan sekadar kekalahan bagi sebuah sistem boneka dan korup, atau pukulan sementara terhadap Amerika Serikat, dan imperialis, tapi ancaman bagi kekuasaan sistem hegemoni global. Kekuatan arogan Barat dan Timur, yang memahami secara mendalam ancaman ini, mendorong dan memprovokasi Saddam untuk memaksakan perang terhadap rakyat Iran."
Setelah kemenangan Revolusi Islam, Iran tidak siap berperang; Institusi dan angkatan bersenjata Iran perlu diorganisir, dan musuh, yang melihat kepentingan mereka dalam bahaya, terus-menerus berusaha menciptakan kerusuhan di seluruh negeri. Setelah musuh tidak dapat mencapai tujuan mereka dengan cara ini, mereka memulai perang delapan tahun melawan Iran melalui rezim Ba'ath Irak dan terus mendukung rezim ini dengan senjata, keuangan, dan politik.
Contoh nyata dari dukungan ini dapat dilihat dalam keselarasan kekuatan Timur dan Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam perang yang dipaksakan; Amerika Serikat dan Uni Soviet, yang terlibat dalam Perang Dingin setelah Perang Dunia Kedua, termasuk di antara pendukung rezim Saddam dan memasukkan semua jenis senjata dan bantuan keuangan kepada rezim ini sebagai bagian dari rencana mereka.
Meskipun demikian, rakyat Iran, di bawah kepemimpinan Imam Khomeini ra dan dengan perlawanan yang penuh iman, tidak hanya mengalahkan musuh-musuh mereka, tetapi juga meninggalkan prestasi unik dalam bentuk budaya perlawanan, yang merupakan teladan abadi bagi bangsa Iran dan umat Islam di bidang mempertahankan nilai-nilai dan menghadapi ancaman musuh.
Capaian lain dari Perang Pertahanan Suci adalah membuktikan kekuatan Republik Islam Iran kepada dunia, karena setelah pernagini, musuh mengakui bahwa pemerintahan Islam Iran tidak dapat digulingkan dengan serangan militer.
Strategi pertahanan, swasembada dan pertahanan pribumi dalam industri pertahanan juga antara lain pencapaian Perang Pertahanan Suci; Kini, Republik Islam Iran berada pada level pertahanan dalam hal kekuatan pertahanan karena kemajuan produksi berbagai jenis senjata, termasuk rudal dan drone, dan selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga merupakan pengekspor peralatan militer.
Rahbar terkait hal ini mengatakan, "Berkat rahmat ilahi, hari ini Iran telah mencapai level pencegahan dalam hal pertahanan, dan tidak ada kekhawatiran dalam hal ancaman eksternal, dan musuh mengetahui hal ini dengan sangat baik."