Pada hari Jumat (30/09/2022), para pelaku teror dan perusuh menyerang pasukan polisi di Zahedan, ibu kota provinsi Sistan dan Baluchestan Iran, dan membunuh atau melukai beberapa dari mereka.
Hossein Modarres Khiyabani, Gubernur Sistan dan Baluchestan Iran, mengatakan, Sedikitnya 19 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam insiden teroris ini.
Tiga anggota Korps Garda Revolusi Islam gugur syahid dalam serangan teroris ini.
Dalam insiden ini, perusuh separatis menyerang salah satu kantor polisi Zahedan dengan berkedok melakukan shalat Jumat. Mereka menyerang dan melemparkan batu, bahkan melemparkan bahan-bahan pembakar dan menembak.
Orang-orang ini terus membakar properti umum. Mereka juga menjarah beberapa toko ritel milik rakyat dan merusak bank dan pusat pemerintahan.
Kelompok teroris "Jaish al-Zhulm" bertanggung jawab atas serangan di Zahedan ini. Dua anggota kelompok ini bernama Abdul Majid Rigi dan Yasser Shah Bakhsh tewas dalam insiden ini. Orang-orang ini berencana menghasut orang, menghancurkan properti publik, membunuh orang biasa dan petugas polisi.
Insiden hari Jumat di Zahedan menunjukkan bahwa teroris telah memanfaatkan ketidakamanan dan kerusuhan baru-baru ini di beberapa wilayah Iran sebagai kesempatan untuk mencapai tujuan mereka dan menyerang keamanan dan persatuan rakyat. Tentu saja rakyat tidak mengikuti mereka serta dengan upaya militer dan aparat keamanan, perdamaian dan keamanan kembali ke kota ini.
Menyusul kerusuhan beberapa hari terakhir di beberapa daerah Iran, yang dimulai dengan dalih kematian seorang gadis Kurdi Iran, musuh-musuh Islam Iran dan tentara bayaran mereka menemukan situasi saat ini sebagai peluang untuk menciptakan perselisihan dan perpecahan di tengah masyarakat. Mereka mencoba untuk membagi etnis dan strata yang berbeda, menempatkan orang-orang melawan satu sama lain dan melawan negara.
Sejatinya, agen-agen teroris Jaish al-Zhulm dan perusuh juga datang ke lapangan dengan tujuan yang sama dan mencoba menggunakan situasi saat ini untuk membuat masyarakat tidak aman dan terpecah di tenggara negara itu.
Jaish al-Adl atau lebih tepatnya Jaish al-Zhulm adalah kelompok aktif dengan ide-ide Salafi dan Wahhabi di tenggara Iran, khususnya di provinsi Sistan dan Baluchestan, dan banyak pasukannya aktif di Pakistan untuk mengatur dan meningkatkan kekuatan tempur mereka.
Kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaeda ini adalah salah satu pendukung oposisi dalam perang Suriah, dan telah menyatakan dukungan kepada oposisi pemerintah Suriah sebagai salah satu alasan tindakannya terhadap Republik Islam. Kelompok ekstremis ini juga menganggap dirinya sebagai pembela hak-hak Baluchestan Sunni Iran, tetapi sejak 9 tahun lalu, mereka telah melakukan berbagai kejahatan yang berujung pada pertumpahan darah warga Syiah dan Sunni.
Pada hari Jumat (30/09/2022), para pelaku teror dan perusuh menyerang pasukan polisi di Zahedan, ibu kota provinsi Sistan dan Baluchestan Iran, dan membunuh atau melukai beberapa dari mereka.
Sejak pembentukannya, kelompok ini telah menyerang pos dan pangkalan perbatasan Iran dari waktu ke waktu untuk mengumumkan keberadaannya dan mendapatkan persetujuan dari tuannya, atau telah menyerang pos perbatasan dan menara Iran dengan senjata semi-berat dari dalam Pakistan.
Serangan terhadap patroli perbatasan di wilayah Saravan pada Aban 1392 HS dengan 14 orang gugur syahid, penculikan 8 penjaga perbatasan Iran pada Farvardin 1394 HS, upaya untuk meledakkan salah satu bus yang membawa penjaga perbatasan Korps Garda Revolusi Islam pada Bahman 1397 dengan 27 syahid dan penculikan 14 tentara Militer Iran di dekat Mirjaveh pada Mehr 1397 adalah contoh aksi teroris kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda ini.
Hal yang luar biasa dalam semua insiden ini adalah aktivitas bebas kelompok teroris ini di Pakistan. Setiap kali mereka melanggar perbatasan Republik Islam Iran dan setelah setiap konflik dan kerusakan, sisa anggota kelompok ini melarikan diri ke Pakistan dengan aman.
Padahal, intensitas aksi dan penguasaan informasi pasukan keamanan dan intelijen Iran atas kelompok-kelompok teroris dan berurusan dengan konspirasi musuh, terutama organisasi mata-mata yang berafiliasi dengan dinas keamanan dan intelijen AS dan rezim Zionis, hingga kini mampu mencegah masuknya agen kelompok teroris ke Iran. Oleh karena itu, kerja sama negara-negara tetangga sangat penting untuk mencegah aktivitas dan kehadiran teroris di wilayah negara-negara tersebut.
Sehubungan dengan itu, Kementerian Intelijen Iran mengumumkan bahwa para pembela tanah air dan penjaga ketertiban dan keamanan negara dalam beberapa hari terakhir menghadapi berbagai elemen kelompok teroris, agen organisasi mata-mata asing, keterlibatan langsung dari pemerintah AS dan Inggris serta Arab Saudi, hingga anasir perusuh yang bodoh dan tertipu.
5 anggota kelompok teroris Takfiri telah ditangkap bersama dengan 36 kg bahan peledak, yang mencoba menggunakan kesempatan kerusuhan untuk mengebom dan juga mengintensifkan konflik antara pihak-pihak yang berkonflik.
Jelas, sejarah Syiah dan Sunni di Sistan dan Baluchestan Iran menunjukkan bahwa orang-orang di provinsi ini selalu hidup bersama secara damai. Sebaliknya, musuh selalu berusaha menyerang hubungan ini, di mana dengan kewaspadaan rakyat provinsi ini, sejauh ini mereka tidak dapat mencapai tujuan buruknya.
Bahkan sekarang, para tetua suku, klan dan ulama Sunni dan Syiah Zahedan telah menasihati semua orang di provinsi Sistan dan Baluchestan untuk menjaga perdamaian mereka dan tidak membiarkan perasaan murni orang-orang disalahgunakan dan kehidupan rekan-rekan mereka terancam.