Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36 diadakan di Tehran mulai dari 9 hingga 14 Oktober 2022 dengan dihadiri ratusan tokoh mazhab dan intelektual dari Iran dan negara-negara lain.
Konferensi Persatuan Islam Internasional ke-36 diadakan di Tehran mulai dari 9 hingga 14 Oktober 2022 dengan dihadiri ratusan tokoh Islam dan intelektual dari Iran dan negara-negara lain. "Persatuan Islam, perdamaian dan menghindari perpecahan dan konflik di dunia Islam, solusi eksekutif dan langkah-langkah operasional" termasuk fokus utama konferensi. Konferensi yang diadakan setiap tahun pada hari-hari yang penuh berkah ini merupakan ajang pemersatuan para ahli yang meskipun berbeda mazhab, namun mengejar satu tujuan yaitu kehormatan dan kebanggaan umat Islam.
Dalam Konferensi Persatuan Islam, yang diadakan setiap tahun di bawah naungan "Forum Internasional Pendekatan Antar-mazhab Islam" di Iran, para pemikir dari seluruh dunia hadir untuk mengkaji bidang persatuan dan kohesi dunia Islam dan menemukan solusi yang tepat dan posisi bersama terhadap tantangan yang dihadapi saat ini.
Pembukaan Konferensi Internasional Persatuan Islam diadakan pada hari Rabu tanggal 12 Oktober dengan dihadiri oleh Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi dan beberapa tokoh dunia Islam oleh Forum Internasional Pendekatan Antar-mazhab Islam. Tahun ini, suasana Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36 memiliki suasana yang berbeda. Dalam situasi di mana upaya memecah belah dari segelintir orang fanatik dan sesat membayangi masyarakat Islam, keharuman ayat-ayat wahyu yang menyenangkan membelai hati dan jiwa, dan apa yang menjadi fokus para ulama dan pemikir masyarakat Islam, martabat dan otoritas umat Islam di dalamnya adalah cahaya dari ajaran Al-Quran yang memberi kehidupan. Kitab suci yang menganggap pertengkaran dan perselisihan sebagai penyebab kehancuran keberadaan dan karakter masyarakat Islam dan mengatakan, "Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah." (Surat Anfal, ayat 46)
Ayatullah Nasser Makarem Shirazi, salah satu marji taklid mengirim pesan pada pembukaan konferensi ini dan mengatakan, "Ketika Nabi Saw mulai menyeru Islam, pohon yang kokoh ini seperti bibit kecil yang berbuah banyak. Pada saat itu, perhatian utama Nabi Saw adalah untuk mencegah perbedaan di antara umat Islam sehingga Allah juga berfirman dalam Al-Quran, "Janganlah berbantah-batahan yang meny7ebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu," (QS. Anfal: 46). Ayatullah Makarem Shirazi menekankan bahwa umat Islam, khususnya para pemikir dan pendakwah, harus peka terhadap persatuan dalam masyarakat Islam dan tidak membiarkan perpecahan, seraya menyatakan, “Salah satu cara untuk mencegah perpecahan dan mengoperasionalkan persatuan Islam adalah dengan menentang kelompok Takfiri dan arus yang menyalakan api hasutan. Selain itu, mengungkap rencana jahat musuh, terutama dalam menciptakan perpecahan dan perselisihan di dunia Islam, dapat mencegah aktivitas dan pengaruh musuh-musuh Islam.”
Hujjatul Islam Sayid Ali Fazlollah, Imam Jumat Beirut, juga menyatakan dalam konferensi ini bahwa umat Islam memiliki banyak tantangan melawan arogansi, yang tidak dapat diselesaikan kecuali dengan persatuan. Menurutnya, "Kita tidak boleh membiarkan arogansi global dan rezim yang menduduki Al-Quds mencapai tujuan mereka, dan memisahkan kita dengan menciptakan hasutan dan perpecahan di antara komunitas Islam. Kita semua memiliki agama yang sama yang harus kita imbau dan hindari perpecahan."
Ulama Lebanon terkemuka ini menunjukkan bahwa musuh-musuh Islam tahu bahwa cara untuk menghadapi kita adalah dengan menciptakan perpecahan dan mereka tidak akan menyia-nyiakan upaya apa pun untuk mencapai tujuan mereka, dan melanjutkan, "Persatuan adalah strategi utama bagi kita, yang harus khusus ditujukan. Mari bertindak, karena satu-satunya cara untuk melarikan diri dari perang, kemalasan, perpecahan, adalah persatuan. Tentu saja, persatuan tidak berarti menerima semua prinsip dan keyakinan mazhab Islam yang berbeda atau bersikeras pada keunggulan satu dari yang lain. Sebaliknya, kita harus mengandalkan kesamaan yang kita miliki, bersama dengan kesopanan dan penerimaan perbedaan."
Persatuan dan berpegangan dengan Hablullah adalah obat mujarab yang memberi kehidupan dan keharusan yang memberi mukjizat yang tampak secara hidup dan terlihat dalam lisan dan perbuatan Pemimpin Besar Revolusi Islam dan para sahabatnya, dan berlangsung hingga kini menjadi kesamaan bagi semua pecintanya di jalan jihad dan syahadah. Tinjauan terhadap strategi dan tindakan Pemimpin Besar Revolusi Islam di tahun-tahun setelah Revolusi Islam sampai sekarang, menunjukkan perhatian khusus untuk masalah "kesatuan". Ayatullah Khamenei, dalam pertemuannya dengan para petinggi dan ulama yang hadir dalam Konferensi Persatuan Islam, mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Suci Saw dan menyatakan bahwa kebutuhan terpenting umat Islam untuk berperan dan mencapai posisi tinggi di geometri baru kekuasaan adalah kesatuan dan kohesi.
Menunjuk pada posisi yang sangat penting dari orang-orang bijak dan intelektual dan orang-orang muda dunia Islam untuk mencapai tujuan ini, Rahbar berkata, Persatuan Islam dan kehadiran yang berpengaruh di dunia baru adalah mungkin dengan syarat usaha dan pendirian praktis dalam menghadapi kesulitan dan tekanan, di mana yang merupakan contoh jelas adalah sistem Republik Islam yang tidak menyerah dan berdiri untuk kekuatan yang ada, dan sekarang telah menjadi pohon kokoh yang bahkan tidak bisa dibayangkan untuk dicerabut.
Pertemuan para pejabat negara Iran dan tamu Konferensi Persatuan Islam dengan Rahbar
Ayatullah Khamenei, mengacu pada ayat-ayat Al-Quran yang menyebut penderitaan dan kesulitan umat Islam menyakitkan bagi Nabi dan sumber kegembiraan bagi musuh-musuh Muslim, menjelaskan dan menganalisis alasan penderitaan umat Islam di dunia saat ini, dan menyatakan, "Masalah dan kesulitan Dunia Islam memiliki banyak penyebab, tetapi salah satu alasan yang paling penting adalah perpecahan dan pemisahan umat Islam dari satu sama lain." Rahbar menganggap hasil paksa dari perpecahan dan pemisahan sebagai "penghinaan" dan "jauh dari martabat" dan menekankan, "Tugas orang-orang berpengaruh di Dunia Islam adalah untuk fokus pada menciptakan cara-cara praktis dan dasar untuk persatuan di antara umat Islam karena musuh, di sisi lain, dengan membuat sel kanker di wilayah dan di tanah Palestina, atas nama rezim Zionis palsu dan pembentukan Zionis jahat, korup, pembunuh dan kejam di dalamnya, berusaha untuk menciptakan perbedaan yang terbesar antara Muslim dan negara-negara Islam.”
Pada akhir Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-36, para pemikir mengeluarkan pernyataan yang menekankan perlunya pendekatan mazhab-mazhab Islam dan membentuk satu umat Islam. Di bagian lain dari pernyataan itu disebutkan, kondisi dunia saat ini membutuhkan para pengambil keputusan politik dari semua kelompok intelektual, ilmiah, dan media harus mencoba memadamkan api perang agresif dan menyediakan ruang untuk menciptakan perdamaian yang adil di seluruh planet ini. Mencapai tujuan ini membutuhkan kerja sama internasional yang tulus dan jauh dari tekanan dan ancaman, serta non-intervensi musuh yang telah menggunakan semua upaya mereka untuk menimbulkan hasutan dan perang di dunia.
Disebutkan juga di bagian lain dari pernyataan ini, “Mempromosikan konsep persaudaraan Islam di antara umat Islam di negara-negara Islam dan non-Islam adalah penting, dan generasi mendatang harus dididik berdasarkan konsep ini. Dan satu-satunya cara untuk mewujudkan kewajiban islami dan manusiawi ini adalah dengan menghilangkan dendam dari hati. Karena persaudaraan tidak bisa disatukan dengan dendam sektarian, rasisme dan keegoisan. Allah telah menyebutkan masalah ini dalam Al-Quran dan berfirman, "Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan."