Kehadiran militer dan penjualan senjata Eropa ke negara-negara Arab di Teluk Persia sepertinya merupakan sebuah pendekatan dengan tujuan mempertahankan kehadiran strategis jangka panjang di kawasan.
Teluk Persia dengan posisi geostrategis yang dimilikinya senantiasa menyaksikan kehadiran kekuatan-kekuatan asing sepanjang sejarah. Penemuan sumber besar minyak bumi di kawasan juga telah melipatgandakan daya tarik Eropa terhadap Teluk Persia.
Dalam beberapa dekade terakhir, Amerika Serikat memiliki kehadiran dominan di kawasan ketimbang negara-negara lain, namun kekuatan-kekuatan besar Eropa juga tak ingin ketinggalan.
Negara-negara Arab yang kaya minyak memiliki posisi istimewa dalam kebijakan luar negeri dan militer negara-negara Eropa. Keistimewaan itu tampak dalam berbagai nota kesepakatan, kerjasama pertahanan bilateral, pembangunan pangkalan militer, dan kontrak-kontrak keamanan negara-negara Eropa dengan pemerintah Arab di Teluk Persia.
Penandatanganan kontrak Perancis untuk membangun pangkalan angkatan laut, sebuah pangkalan angkatan udara, dan penempatan 450 hingga 500 tentara di Uni Emirat Arab (UAE) pada tahun 2008 adalah salah satu contoh upaya Eropa untuk menciptakan kehadiran permanen di kawasan. Dengan meningkatkan profilnya di daerah tersebut, Paris bertujuan untuk menempatkan dirinya di baris depan, bersama Washington dan London yang juga memiliki pangkalan di Teluk Persia.
Perancis adalah pemasok militer utama ke UAE, dan dua negara tersebut dihubungkan oleh sebuah pakta pertahanan 1995, dimana mereka bertemu dengan pemimpin-pemimpin angkatan bersenjata sekali dalam setahun dan pasukan tentara mereka melakukan latihan bersama sekitar 25 kali per tahun.
Negara-negara Eropa lainnya juga mendorong penjualan senjata besar-besaran untuk meraup keuntungan maksimal di tengah krisis zona euro. Beberapa waktu lalu, majalah mingguan Der Speigel mengkonfirmasikan rencana pemerintah Jerman menjual 200 unit tank Leopard II kepada Qatar. Pemesanan 200 tank tersebut diperkirakan akan menelan biaya sebesar 2,46 miliar dolar.
Pemesanan itu terjadi tepat satu bulan setelah Arab Saudi menyatakan minatnya membeli kendaraan militer. Negara kaya minyak ini berniat membeli sekitar 600-800 unit tank Leopard dari Jerman.
Di bidang politik dan ekonomi, kehadiran negara-negara Eropa di kawasan diwujudkan dengan membentuk dewan bersama antara Uni Eropa dan negara-negara Arab di Teluk Persia. Semua langkah tersebut disusun dalam kerangka kerjasama strategis antara Barat dan Arab.
Di sisi lain, Eropa memandang negara-negara Arab di Teluk Persia sebagai konsumen potensial dan memiliki daya beli yang tinggi meski di tengah krisis ekonomi global. Kondisi ini dapat membantu merekonstruksi ekonomi Eropa yang sedang sekarat dan menyuntikkan sumber-sumber finansial baru untuk ekonomi benua hijau itu. (IRIB Indonesia/RM/NA)