Sangat Mudah untuk Menilai Diri Kita Mukmin Atau Tidak

Rate this item
(0 votes)

رُوِيَ عَن الصّادِقِ عَلَيهِ السَّلامُ قالَ:

لاتَکُونُ مُؤمِناً حَتّي تَکُونَ خَائِفاً رَاجِياً وَ لاتَکُونُ خَائِفاً رَاجِياً حَتّي تَکُونَ عامِلاً لِما تَخافُ وَ تَرجُوا

 

Diriwayatkan Imam Ja'far as-Shadiq as berkata: "Kalian bukan mukmin kecuali kalian takut dan mengharap dan kalian tidak takut dan mengharap kecuali kalian beramal atas apa yang kalian takutkan dan harapkan."

 

Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis tersebut, "Dalam bab hakikat iman, ada banyak riwayat yang menjelaskannya. Akan tetapi dalam riwayat ini dijelaskan kriteria seorang mukmin. Jika tidak ada tanda-tanda tersebut, maka dia bukan orang Mukmin. Pertama adalah rasa takut dan kedua adalah harapan. Jika hanya memiliki rasa takut tanpa harapan atau harapan saja tanpa rasa takut, maka orang tersebut belum mencapai keimanan hakiki."

 

Takut dan harapan adalah dua sifat batin. Muncul pertanyaan, takut dari apa dan mengharapkan apa? Takut akan azab dan siksa Allah serta berharap atas pahala- Allah Swt. Dua sifat batin ini harus terefleksikan dalam lahiriyah seseorang, yang berarti bahwa seseorang harus takut akan azab dan neraka jahanam dan tidak melakukan apa yang diharamkan oleh Allah Swt. Di sisi lain, mengharapkan pahala dan sorga dengan mengerjakan seluruh perintah dan kewajiban yang ditentukan oleh Allah."

 

Akan tetapi orang yang mukmin, setelah meninggalkan haram dan melaksanakan kewajiban, di tahap yang lebih tinggi, dia akan meninggalkan yang makruh dan menunaikan mustahab. Jika seseorang melihat kembali pada amal-amalnya, maka dia tidak akan menemukan kesulitan sama sekali apakah dia benar-benar telah beriman atau hanya menyandang nama mukmin."(IRIB Indonesia/MZ)

[1]بحار الانوار، جلد 75، صفحه 253

Read 1757 times