Islam dalam topik hijab mengkaji masalah dengan sangat bijaksana. Semakin seseorang detil, maka ia akan mendapati topik tersebut lebih dalam. Tentunya syariat Islam menentukan batasan tertentu terkait hukum hijab dan batasan itu harus dikenali. Tidak perlu melangkahi batasannya atau ekstrim kanan dan kiri di dalamnya. Hijab wanita-wanita Iran adalah hijab yang bagus. Tentunya ini bukan satu-satunya bentuk hijab. Muslimah-muslimah lainnya di dunia juga memiliki beragam hijab lainnya, meskipun tidak punya chadur. Sekalipun menurut pandangan kami, chadur adalah hijab yang lebih bagus. Chadur adalah hijab yang bagus dan merupakan hijab yang terbagus. Siapa saja yang menginovasi chadur- chadur pada hakikatnya adalah hijab Irani- ia telah menginovasi pakaian yang bagus. Prinsipnya adalah topik hijab dan makna hijab harus dipahami. Hijab bukan berarti hijab wanita dari lelaki. Hijab kita adalah antara wewenang kehidupan khusus lelaki dan wanita. Tentunya wanita harus menjaga dengan cara tertentu dan lelaki juga harus menjaganya dengan cara yang lain. Terkait kehalusan yang kami jelaskan, sebagian hal dipaksakan kepada wanita. Imam Ali as berkata, ÔÇ£AlmarÔÇÖatu Raihaanatun.ÔÇØ Wanita adalah bunga. Ini adalah ibarat yang ajaib dan memiliki kelembutan dan kehalusan tersendiri dalam dirinya. Terkait lelaki tidak ada ibarat seperti ini, yang mengatakan ÔÇ£AlmarÔÇÖu RaihaanunÔÇØ menjadi bunga akan memaksakan sebagian hal kepada seseorang dan mau tidak mau harus menjaga sebagian hal tertentu.
 
 
Menjaga hijab, bagi kaum wanita, pertama tidak menjadi penghalang aktivitas keilmuan dan politik sama sekali. Bila kita ingin mengajukan dalilnya, para wanita yang pandai, mengenyam bangku sekolah, berpendidikan, memiliki aktivitas politik, aktivitas sosial, hadir dan aktif di kebanyakan kancah kehidupan dengan memakai hijab; hijab baginya bukan penghalang.
 
Bukan berarti di tengah-tengah masyarakat kita, orang-orang yang tidak memakai hijab dengan baik  pasti maju atau hadir di lingkungan keilmuan. Di masa ketika politik pemerintahan yang berkuasa di negara ini menetapkan bahwa semua digiring ke arah untuk tidak berhijab bahkan ke arah kekejian, mereka yang lebih banyak tenggelam dalam lumpur ini bukanlah orang-orang yang berilmu, memiliki spesialisasi, berpengetahuan dan berpendidikan. Tapi sebaliknya. Mereka yang berpendidikan dan semacamnya malah menyingkirkan diri. Sekarang ini juga demikian. Dengan demikian, hijab dari satu sisi bukan penghalang. Dan ini adalah pakaian khusus seorang muslimah dan menjaganya tidak membuatnya menjadi penghalang baginya untuk melakukan pekerjaan yang baik,  dan tidak menjadi penghalang untuk mencapai kemajuan spiritual, materi dan lahiriah. Dari sisi lain, hijab bagi kaum wanita di tengah-tengah masyarakat memberikan pelbagai anugerah yang tidak ada bandingannya. Salah satu dari anugerah itu adalah menjaga pondasi rumah tangga. Dengan tanpa hijab, pondasi rumah tangga tidak akan terjaga dengan baik dan akan melemah. Problem ini sekarang ada di Barat.
 
Jangan katakan bahwa ada orang-orang yang memiliki keluarga yang baik, penyayang dan lingkungan rumah tangga yang baik, sementara mereka juga tidak berhijab. Tentunya pasti ada keluarga seperti ini. Kita tidak ingin mengatakan bahwa di mana saja hijab tidak dijaga, maka rumah tangga pasti akan goyah. Tapi kita ingin mengatakan bahwa ketika di lingkungan masyarakat prinsip ini tidak dijaga maka prinsip yang itu dengan sendirinya akan goyah. Dan hal inilah yang telah terjadi di Barat.
 
Masalah ini akan menampakkan akibatnya yang benar-benar menyakitkan di tengah-tengah masyarakat. Masalah melemahnya pondasi rumah tangga, masalah perdagangan wanita yang benar-benar membuat orang menangis dan tragis. Sekarang di dunia, berdasarkan laporan yang disampaikan. Laporan ini menurut saya adalah laporan PBB, laporan sebuah badan resmi, perdagangan yang paling cepat berkembang adalah perdagangan  wanita dan penyelundupan wanita. Ada sejumlah negara terburuk dalam bidang ini, antara lain rezim Zionis. Wanita dan anak-anak perempuan atas nama mencari pekerjaan dan atas nama perkawinan dan semacamnya dikumpulkan dari negara-negara miskin, dari Amerika Latin, dari sebagian negara Asia, dari sebagian negara miskin Eropa dan mereka dibawa dan diserahkan ke pusat-pusat dengan kondisi yang benar-benar tragis, dimana badan manusia bergetar untuk membayangkan dan menyebut nama mereka. Semua ini berdasarkan pandangan yang salah, ini adalah ketidakseimbangan secara aniaya terkait kedudukan wanita di tengah-tengah masyarakat. Fenomena anak haram dan jumlah terbesar anak haram juga ada di Amerika. Fenomena hidup bersama di luar nikah. Yakni pada hakikatnya, menghancurkan lembaga rumah tangga, lingkungan rumah tangga yang hangat dan akrab dan keberkahan rumah tangga. Hal ini menjauhkan manusia dari keberkahan. Semua ini bersumber dari problem pertama. Hal ini harus dipikirkan.  Kedudukan wanita harus didefinisikan dan harus bertahan di hadapan logika rumor Barat dengan serius.
 
Pada waktu tertentu saya mengatakan, saya ditanya bahwa apa yang bisa Anda jawab di hadapan isu-isu Barat terkait masalah wanita di negara kita? Saya jawab, kita tidak perlu mempertahankan diri, tapi kita yang harus menyerang mereka. Terkait dengan masalah wanita kita berposisi sebagai penuntut Barat. Kita sebagai pengklaim. Merekalah yang sedang melakukan kezaliman terhadap wanita. Mereka menghina wanita. Mereka menurunkan posisi wanita. Atas nama kebebasan, atas nama karier, atas nama memberikan tanggung jawab, para wanita ditekan secara kejiwaan, psikologi, perasaan kepribadian serta kehormatan mereka diinjak-injak. Barat yang harus memberikan jawaban.
 
Sumber: Khanevadeh; Be Sabke Sakht Yek Jalaseh Motavval Motavva Dar Mahzar-e Magham Moazzam Rahbari.