Matahari setiap harinya terbit dari timur dan terbenam di barat. Mentari memberi kehangatan dan menerangi kehidupan makhluk di planet ini, dan pada malam hari, tirai kegelapan menutupi segala sesuatu. Siang-malam ÔÇô seperti seluruh makhluk di alam ini ÔÇô┬á merupakan dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Tuhan dan membuktikan keesaan-Nya. Silih bergantinya siang-malam di sepanjang tahun, pergantian musim, dan keteraturan di alam ini, semua itu mengindikasikan kekuasaan, kebijaksanaan, ilmu, keadilan, dan ketuhanan Sang Pencipta. Fenomena ini mendorong setiap orang yang berakal dan bijak untuk tunduk di hadapan Tuhan dan keesaan-Nya serta membimbing mereka menuju rahmat dan kasih sayang Allah Swt.
Al-Quran di berbagai ayatnya menyinggung beberapa keistimewaan dan keuntungan siang dan malam. Dalam surat al-Isra ayat 12, Allah Swt berfirman, ÔÇ£Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas.ÔÇØ Dalam surat al-Furqan ayat 62 disebutkan, ÔÇ£Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.ÔÇØ
Pada dasarnya, pergantian siang dan malam merupakan bagian dari keluasan rahmat Tuhan sehingga manusia tentram di malam hari dan bisa beristirahat dengan tenang. Sementara di siang hari, mereka diperintahkan untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memuji Tuhan atas segala nikmatnya.
Kunci kesuksesan para nabi, auliya, dan orang-orang saleh adalah berdoa dan bermunajat di kegelapan malam. Kebanyakan perhatian dan rahmat Tuhan terhadap para nabi tercurahkan di waktu sahar (sepertiga malam terakhir atau waktu sebelum fajar). Mikat Nabi Musa as dimulai pada detik-detik yang penuh berkah ini dan ia menjadi tamu khusus Tuhan. Allah Swt berfirman, "Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam." (QS. al-A'raf: 142)
Pengutusan Nabi Muhammad Saw sebagai rasul juga terjadi di puncak kegelapan malam dan demikian pula ketika Nabi Saw diberangkatkan ke Mikraj. ÔÇ£Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.ÔÇØ (QS. al-Isra:1) Kitab suci al-Quran juga diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw pada salah satu malam di bulan Ramadhan. ÔÇ£Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.ÔÇØ (QS. ad-Dukhan:6) Menariknya, Imam Hasan Askari as dalam sebuah ucapannya berkata, ÔÇ£Sungguh tidak ada jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah kecuali dengan terjaga di malam hari.ÔÇØ
Mereka yang berkesempatan untuk menghidupkan malam-malamnya dan larut dalam keintiman dengan Tuhan, maka mereka akan memandang kecil dan hina seluruh dunia dan isinya. Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as dalam salah satu munajatnya berkata, Wahai Tuhanku! Adakah sesiapa yang merasakan manisnya bercinta dengan-Mu, lantas mencari-cari kekasih yang lain sebagai ganti-Mu? Oleh karena itu, waktu malam merupakan kesempatan terbaik untuk berkhalwat dengan Tuhan, mendekatkan diri, mengejar cinta-Nya, dan bercengkrama dengan-Nya.
Para pecinta selalu menanti datangnya malam dan tirai kegelapan memisahkan antara mereka dan orang lain sehingga mereka larut dalam munajat dan doa dengan Sang Kekasih. Sebab, Allah Swt dalam surat al-Muzzammil menganjurkan kepada ciptaan terbaiknya, Nabi Muhammad Saw untuk terjaga di malam hari. ÔÇ£Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.ÔÇØ (QS. al-Muzzammil:1-4)
Oleh karena itu, orang-orang yang beriman juga sangat memuliakan malam dan menganggapnya sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Ketika pertengahan malam tiba, mereka khusyuÔÇÖ membaca al-Quran, berdoa, shalat, dan bermunajat dengan Sang Khalik.
Menurut ajaran al-Quran, malam merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Tuhan yang sangat penting dan waktu berharga untuk bertafakkur tentang Sang Pencipta dan alam semesta. Tuhan bersumpah kepada tanda-tanda kebesarannya untuk menunjukkan betapa agungnya malam. Meski semua malam secara umum menawarkan kedamaian dan ketenangan kepada penduduk bumi khususnya manusia, tapi beberapa malam menurut ayat dan riwayat memiliki berkah dan keutuamaan yang lebih besar, seperti malam Lailatul Qadar, malam pertengahan bulan SyaÔÇÖban, sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah, dan malam-malam Jumat. Oleh sebab itu, Nabi Saw dan Ahlul Baitnya mengajarkan berbagai doa dan amalan untuk diamalkan pada malam-malam tersebut.
Salah satu amalan terpenting itu adalah shalat malam atau shalat tahajud. Shalat tajahud memiliki kedudukan istimewa di antara semua amalan dan shalat-shalat sunnah lainnya. Ada banyak ayat dan riwayat yang menenkankan dan berbicara tentang keutamaan shalat tajahud. Oleh karena itu, para auliya Allah Swt selalu berkomitmen untuk bangun di tengah malam demi menunaikan shalat tahajud. Allah Swt bahkan mewajibkan shalat tahajud kepada hambanya yang paling mulia Nabi Muhammad Saw. Dalam sebuah hadis dari Rasul Saw disebutkan, ÔÇ£Dua rakaat shalat di tengah malam lebih aku cintai dari dunia dan isinya.ÔÇØ Dalam riwayat lain, Rasul Saw bersabda, ÔÇ£Orang-orang yang paling mulia dari umatku adalah orang yang akrab dengan al-Quran dan menghidupkan malam.ÔÇØ
Imam Ali ar-Ridha as ketika menjelaskan keutamaan-keutamaan shalat tajahud berkata, ÔÇ£Jadikanlah shalat malam sebagai kewajiban kalian, sebab setiap orang mukmin yang menunaikan delapan rakaat shalat malam, dua rakaat shalat syafaÔÇÖ (genap) dan satu rakaat shalat witir (ganjil) dan dalam kunut shalat witir, ia beristighfar 70 kali, maka Allah akan menyelamatkannya dari azab kubur dan siksa api neraka, memperpanjang usianya di dunia dan memberi keluasan rezeki. Dan di setiap rumah yang di dalamnya dikerjakan shalat malam, maka rumah itu akan menerangi penduduk langit sebagaimana bintang-bintang memberi penerangan kepada penduduk bumi.ÔÇØ
Sekarang muncul pertanyaan mengapa waktu malam itu lebih utama dari waktu-waktu lain? Mungkin salah satu alasannya adalah ibadah di malam hari ┬áakan jauh dari sifat riyaÔÇÖ, sebab mayoritas masyarakat telah larut dalam tidurnya. Dengan kata lain, salah satu mukaddimah penting untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt adalah ikhlas. Di tengah pekatnya malam, orang akan lebih khusyuÔÇÖ dan ikhlas dalam beribadah. Selain itu, malam memberi kesempatan yang lebih besar untuk petualangan spiritual dan meraih keutamaan-keutamaan malam.