روی عن علی «علیه السلام» قال:
«يَنبَغِي لِمَن عَرَفَ اللهَ سُبحَانَهُ اَن لا يَخلوُا قَلبُهُ مِن رَجَائِهِ وَ خَوفِهِ»
Diriwayatkan Imam Ali as mengatakan, "Hendaknya hati orang yang mengenal Allah Swt tidak kosong dari harapan dan takut kepada-Nya."
Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis tersebut dan mengatakan, "Tidak pantas jika orang yang mengenal Allah Swt, sedikit pun tidak memiliki harapan dan rasa takut di hatinya kepada Allah Swt. Hati orang yang mengenal Allah Swt harus senantiasa dipenuhi dengan dua kondisi pertama harapan kepada Allah Swt, dan kedua takut kepada-Nya. Yakni mengharapkan pertolongan dan kasih sayang Allah Swt namun pada saat yang sama takut akan azab dan siksa-Nya."
"Kedua kondisi tersebut harus senantiasa ada dalam hatinya, karena jika hanya satu saja yang ada, maka dampaknya akan negatif. Jika di dalam hatinya yang ada hanya harapan, maka dia akan punya keberanian untuk berbuat maksiat, di sisi lain jika di dalam hatinya yang ada hanya rasa takut maka dia tidak akan pernah mengharapkan rahmat Allah Swt. Padahal, keputusasaan atas rahmat Allah Swt merupakan dosa terbesar. Oleh karena itu, keduanya harus ada."
"Akan tetapi jika keduanya bersanding, maka akan memberikan peran konstruktif. Rasa takut akan membuat manusia berkomitmen untuk menaati perintah Allah Swt dan harapan akan membuatnya menyandarkan diri pada kasih sayang, rahmat dan pertolongan Allah Swt. Oleh karena itu, jika dia melakukan kesalahan maka dia akan kembali kepada Allah. Perlu diperhatikan pula bahwa keduanya harus seimbang dan tidak boleh ada yang lebih unggul.
غررالحکم ص 83 روایت 1339