Dzulqadah dan Keutamaan Berziarah Kepada Imam Ridho as

Rate this item
(0 votes)

Bulan Dzulqa'dah yang di dalamnya ada hari hari kelahiran Imam Ali ar-Ridho as dan juga terdapat ziarah khusus untuk beliau, dapat disebutkan sebagai bulan Imam Ridho as. Dianjurkan pula bagi kita untuk berziarah baik secara langsung atau dari jauh untuk Imam Ridho as.

Almarhum Haji Syeikh Abbas Qommi dalam Waqayi'ul Ayyam dan Mafatihul Jinan menulis, "Ketahuilah bahwa bulan ini adalah awal bulan haram yang telah disebutkan dalam firman Allah di al-Quran (dan bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab diagungkan dan dihormati dalam Islam).

Sayid Ibnu Thaqus menukil sebuah riwayat bahwa Dzulqa'dah adalah bulan terkabulkannya doa di masa-masa sulit dan di hari Ahad di bulan ini juga disebutkan tentang kutamaan satu amalan shalat dalam riwayat dari Rasulullah yang secara keseluruhan kandungan riwayat itu berarti bahwa orang yang menunaikan shalat ini maka taubatnya terkabulkan dan dosa-dosanya terampuni, dia akan meninggalkan dunia dengan iman, agamanya tidak tercabut, kuburannya akan luas dan terang, agamanya akan ridho terhadapnya, dan ampunan dari Allah akan mencakup kedua orang tua dan keluarganya, rejekinya melimpah, malaikat maut akan bersikap lembut kepadanya ketika akan mencabut nyawanya, dan dia akan mati dengan tenang. (Perincian shalat tersebut dapat dirujuk di kitab Mafatihul Jinan)

Diriwayatkan bahwa siapa saja yang berpuasa tiga hari berturut-turut di hari Kamis Jumat dan Sabtu, maka dia akan mendapat pahala 900 tahun ibadah.

Adapun berbagai peristiwa penting di bulan ini adalah:

1 Dzulqa'dah hari kelahiran Sayidah Fatimah Ma'sumah sa.

5 Dzulqa'dah dinaikkannya dinding Ka'bah oleh Nabi Ibrahim as.

6 Dzulqa'dah penulisan surat Muslim bin Aqil di Kufah kepada Imam Husein as.

11 Dzulqa'dah hari kelahiran Imam Ali al-Ridho as.

23 Dzulqa'dah hari yang sangat mulia, di hari itu, dianjurkan untuk melakukan ziarah khusus untuk Imam Ridho as baik secara langsung atau dari jauh.

Allamah Majlesi mengatakan, "Ziarah Imam Ridho as di hari-hari yang disucikan Islam sangat utama, khususnya di hari-hari yang khusus untuk beliau, seperti di hari kelahiran dan hari syahadah beliau (di akhir bulan Shafar).

Dalam kitab Iqbal oleh Sayid Ibnu Thawus, dianjurkan untuk berziarah pada tanggal 23 Dzulqa'dah (yang menurut sebagian riwayat adalah hari gugur syahidnya Imam Ridho as). Disebutkan pula bahwa dianjurkan untuk berziarah kepada Imam Ridho as di bulan Rajab. (Biharul anwar, jilid 99 hal 43-44)

Almarhum Muhadditsi Qommi juga menambahkan kemustahaban berziarah untuk Imam Ridho as di hari ke 25 Dzulqa'dah.

Pesan Almarhum Ayatullah Behjat untuk Berizarah Kepada Imam Ridho as.

"Ziarah Anda harus dengan tulus, ketika akan masuk (ke makam beliau), hendaknya Anda meminta ijin. Jika Anda mampu berziarahlah ke makam beliau. Ketika Anda meminta ijin untuk masuk dari Imam Ridho as Anda mengatakan:

أأدخل یا حجة الله

Apakah aku boleh masuk wahai Hujjah Allah? Kemudian merujuklah pada batin Anda, apakah terjadi perubahan di dalamnya atau tidak? Jika terjadi perubahan, maka itu berarti Imam telah mengijinkan Anda untuk masuk. Ijin masuk ke makam Sayidus Syuhada as adalah air mata, jika Anda menangis maka Imam Husein as telah mengijinkan Anda masuk.

Jika tidak terjadi perubahan apa-apa dalam hati Anda, dan Anda melihat kondisi tidak mendukung, maka lebih baik Anda mengerjakan pekerjaan mustahab lain. Tiga hari berpuasa, mandi mustahab, dan kemudian pergi ke makam Imam Ridho as, dan mintalah ijin dari beliau untuk masuk.

Ziarah Imam Ridho as lebih tinggi dari ziarah Imam Husein as. Karena banyak orang yang berziarah ke makam Imam Husein as, akan tetapi hanya para pencinta Ahlul Bait itsna asyar yang berziarah ke makam Imam Ridho as." (IRIB Indonesia/MZ)

Read 2606 times