Ramadhan, Ancaman Corona Jadi Kesempatan Ibadah

Rate this item
(0 votes)
Ramadhan, Ancaman Corona Jadi Kesempatan Ibadah

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, meski ibadah berjamaah di bulan Ramadhan tahun ini tidak dapat diselenggarakan, namun jangan sampai kita lalai dari ibadah, doa dan kekhusyuan dalam kesendirian. Kita bisa menghadirkan makna ini, perhatian ini, kekhusyuan dan doa ini, di dalam kamar kita, dalam kesenyapan kita, di antara keluarga dan anak-anak kita.

Ramadhan, bulan rahmat, bulan berkah, ampunan, maknawiah dan bulan Allah Swt, kembali menghampiri kita. Bulan yang selalu dinanti kedatangannya oleh umat Islam setiap tahun, untuk memanfaatkan kesucian dan spiritualitasnya, supaya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan maha pengasih dan pengampun.
 
Berkat bulan mulia ini, rahmat Ilahi berhembus menghapus semua dosa, dan memperluas kasih sayang-Nya. Namun tahun ini, kita menyambut datangnya Ramadhan dalam situasi yang berbeda. Virus Corona yang berbahaya menyerang hampir seluruh negara dunia, menulari penduduknya, dan sungguh disayangkan menewaskan puluhan ribu orang. Kondisi darurat global ini menyebabkan negara-negara dunia menerapkan aturan pembatasan luas untuk mengendalikan penyebaran wabah Virus Corona, dan salah satu yang terpenting adalah pelarangan berkumpul.
 
Dampak dari aturan tersebut, masjid, huseiniyah, tempat ziarah dan pusat keagamaan lainnya ditutup untuk sementara, padahal tempat-tempat ini selama bulan Ramadhan selalu ramai dikunjungi umat Islam yang sedang berpuasa. Mereka membaca Al Quran di masjid-masjid, menyimak ceramah keagamaan dan mengikuti majelis doa serta munajat. Spiritualitas yang tumbuh subur di tengah ibadah-ibadah berjamaah terutama di bulan Ramadhan, merupakan salah satu faktor untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Oleh karena itu dalam Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan ibadah secara berjamaah seperti shalat berjamaah dan haji.
 
Akan tetapi tahun ini umat Islam tidak bisa mengikuti ibadah-ibadah berjamaah selama bulan Ramadhan, dan dengan petunjuk medis mereka berusaha lebih banyak tinggal di rumah untuk mencegah meluasnya wabah Covid-19. Sekarang pertanyaannya adalah apakah karena tidak bisa melaksanakan ibadah-ibadah secara berjamaah, umat Islam tidak bisa meningkatkan keimanan dan spiritualitas diri ?
 
Jawaban pertanyaan ini jelas, karena seluruh keberkahan dan keutamaan bulan Ramadhan tidak akan ada tanpa kehendak dan kebijaksanaan Allah Swt. Dia yang berkehendak bahwa Ramadhan menjadi bulan terabaik, dan di bulan ini Dia membuka pintu-pintu rahmat lebih lebar, Dia mengabulkan doa-doa hamba-Nya. Oleh karena itu, pintu-pintu Ramadhan selalu terbuka bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat, ampunan dan perhatian Tuhannya, dan jamuan maknawiah-Nya selalu terbuka dan penuh berkah hingga akhir Ramadhan.
 
Rahmat Tuhan di bulan Ramadhan dalam setiap kondisi termasuk sekarang di tengah wabah Corona, akan selalu tercurah kepada setiap Mukmin. Sebagaimana juga sebelumnya karena wabah penyakit, perang, bencana alam, dan alasan lainnya, masjid-masjid ditutup untuk sementara, namun Allah Swt selalu berada di hati umat Islam, dan di bulan suci Ramadhan, lebih dari bulan yang lainnya, keberadaan Tuhan lebih terasa di setiap sisi kehidupan manusia.
 
Saat ini kita semakin merasakan dan menyadari nilai ibadah berjamaah di sebuah tempat suci seperti masjid atau tempat ziarah. Kondisi khusus yang diciptakan Virus Corona ini dapat diubah menjadi sebuah kesempatan untuk memanfaatkan secara optimal bulan Ramadhan. Mengikuti anjuran kesehatan, negara-negara dunia meminta rakyatnya untuk tetap tinggal di rumah, dan mengurangi kehadirannya di luar rumah.
 
Kondisi ini berarti bahwa bulan Ramadhan tahun ini kita memiliki lebih banyak waktu luang di rumah yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan ibadah. Jika di tahun-tahun sebelumnya karena tekanan pekerjaan di luar rumah, dan urusan lainnya, kesempatan kita untuk beribadah di rumah relatif kecil, bahkan tidak sempat untuk menghadiri pertemuan-pertemuan keagamaan, tapi sekarang kesempatan itu terbuka.
 
bantuan untuk fakir miskin di bulan Ramadhan
Saat kita berada di rumah, dengan perencanaan dan pemanfaatan waktu yang tepat, kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang tidak bisa kita lakukan sebelumnya karena kesibukan di luar rumah seperti membaca Al Quran, doa, shalat dan munajat dengan cara terbaik. Para prinsipnya penting untuk memperhatikan hal ini bahwa sebagian ibadah seperti shalat sunnah, dan munajat khususnya di bulan Ramadhan, akan lebih khusyu jika dilakukan dalam kesendirian.
 
Tahun ini kita juga jangan sampai lupa mendoakan agar para pasien Corona segera disembuhkan. Poin penting lain, jika beberapa ibadah dilakukan berjamaah bersama anggota keluarga lain, tentu akan lebih khidmat dan memberi dampak lebih besar seperti pendidikan kepada anak, serta memperkuat ikatan keluarga.
 
Di sisi lain, selain berfungsi sebagai tempat shalat dan ibadah lain, masjid juga bisa digunakan untuk berbagai kegiatan lain yang bisa mendekatkan kita pada Tuhan. Salah satu yang terpenting adalah memanfaatkan masjid sebagai tempat mengumpulkan bantuan untuk fakir miskin. Khususnya di bulan Ramadhan kegiatan amal semacam ini biasanya banyak dilakukan, dan Islam membuka kesempatan luas di bulan ini pada kita untuk bebuat baik kepada sesama. Tahun ini banyak orang kehilangan pekerjaan karena adanya wabah Covid-19, dan mereka sangat perlu dibantu.
 
Jika kita perhatikan, dalam Islam, harta kekayaan adalah ujian Tuhan untuk mengukur seberapa besar ketergantungan kita pada materi dan kenikmatan dunia, maka kita akan memahami bahwa salah satu bukti nyata keberhasilan dalam ujian ini adalah pengorbanan dan menyumbangkan harta kepada orang yang membutuhkan. Tapi sebenarnya menyumbangkan harta kepada saudara Mukmin justru sangat membantu penyumbang bukan yang disumbang, karena pahala amal baik di bulan Ramadhan jauh lebih besar dari bulan-bulan lainnya.
 
Rasulullah Saw bersabda, barangsiapa yang bersedekah di bulan Ramadhan, Allah Swt akan mengampuninya. Selain itu, memberi makanan untuk berbuka puasa di bulan Ramadhan juga sangat dianjurkan, dan pahalanya setara dengan pahala berpuasa. Maka dari itu di tengah wabah Corona ini, infak dan membantu fakir miskin sangat penting dan sangat berharga.
 
Ayatullah Khamenei berkata, bulan Ramadhan adalah bulan infak, bulan pengorbanan, bulan membantu fakir miskin, alangkah baik jika sebuah manuver nasiona luas digelar untuk menunjukkan kepedulian, solidaritas dan bantuan sesama Mukmin kepada orang yang membutuhkan dan fakir miskin, jika dilakukan maka akan menjadi kenangan yang indah atas tahun ini, yang melekat di benak kita semua.
 
Sejak saat itu organisasi relawan rakyat Iran, Basij langsung bergerak membantu orang yang membutuhkan, dan diharapkan di bulan suci Ramadhan, orang-orang Mukmin lebih dari tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan pengorbanan, kasih sayang dan bantuan mereka kepada saudara-saudaranya yang membutuhkan.  
 
Di bulan Ramadhan tahun ini sejumlah orang menyebarkan rumor bahwa berpuasa dapat membuat seseorang mudah tertular Virus Corona. Dr. Alireza Marandi, Kepala Akademi Ilmu Kedokteran Iran setelah mendengarkan pendapat sejumlah dokter spesialis mengumumkan, berpuasa bagi orang sehat bukan saja tidak akan membuatnya tertular Virus Corona, bahkan dapat memperkuat sistem imun tubuhnya. 
 
Di sisi lain ilmu kedokteran membuktikan orang-orang dengan kondisi psikis lebih baik, sistem imunnya lebih kuat, bahkan orang-orang yang sedang sakit tapi perhatiannya pada aspek spiritualitas lebih besar, akan sembuh lebih cepat. Dengan demikian jelas bahwa spiritualitas dan maknawiah di bulan suci Ramadhan sampai tangkat tertentu dapat meningkatkan sistem imun tubuh manusia.

Read 917 times