Falsafah Ratapan dan Rintihan

Rate this item
(0 votes)
Falsafah Ratapan dan Rintihan

 

Anda harus mengetahui bahwa ia adalah perintah para Imam as untuk mengenang kembali kepahlawanan bersejarah Islam ini dan apa saja kecaman dan kebencian ke atas para penzalim Ahlul Bait, segala laungan keberanian bangsa ke atas pemimpin zalim di sepanjang sejarah hinggalah ke akhir abad. Kita harus mengetahui bahwa melaknat dan membenci serta laungan ke atas kezaliman Bani Umaiyah (semoga mendapat kemurkaan A....swt) walaupun telah dipastikan bahwa mereka ini menemui kehancuran dan dilontarkan ke neraka, laungan terhadap penzalim dunia dan tetap memelihara laungan ini merupakan laungan pemecah kekejaman. (93)

Menangisi ke atas para syahid adalah pemeliharaan gerakan. Terdapan dalam riwayat orang yang menangis atau dipaksa menangis atau tampil dengan wajah yang sendu merupakan bagian dari syurga. Ini adalah untuk memberikan sebuah sentimen kesedihan dalam dirinya dan fenomena tangisan dalam dirinya, gerakan ini sudah dipupuk bagi memelihara gerakan Imam Husein as.

Jika kita menangisi Sayyidul Syuhada sehingga ke akhir abad, ia tidak memberi apa-apa manfaat atau keuntungan padanya, tetapi memberikan kita keuntungan, keuntungan duniawi yang telah diperkirakan dan keuntungan/kebaikan di akhirat telahpun berada di tempatnya. Keuntungan duniawi boleh diperolehi sebagaimana jiwa saling bertaut. (95)

Tujuan tangisan ini serta perhimpunan dalam majlis/acara-acara ratapan, janganlah anda bayangkan sekadar menangisi Sayyidul Syuhada. Tidak, Sayyidul Syuhada tidak memerlukan tangisan dan tidak juga tangisan itu sendiri yang dapat melakukan apa-apa, sebaliknya majlis rakyat seperti ini memberikan satu fenomena baru. 30 juta, 35 juta penduduk pada dua bulan Muharram dan terutamanya pada hari ke sepuluh iaitu hari Asyura, sebuah fenomena yang menyeret kita kepada satu jalan. Mereka pada bulan Muharram, para khatib dan ulama di seluruh negara dapat dimotivasikan kepada satu masalah. Dimensi atau sisi politik acara-acara ini lebih tinggi dari semua dimensi lain. Tidak sia-sia sebagian para imam kita tidak menyuruh kita agar memperingati mereka di mimbar-mimbar dan tidak sia-sia para imam bagi setiap orang yang menangisi, terpaksa menangisi atau dengan wajah sedih untuk dirinya diberi ganjaran sekian-sekian. Bukan masalah tangisan, bukan masalah menangis buat-buat, tetapi masalah politik seperti mana para Imam kita mempunyai pandangan Ilahi menginginkan bangsa kita sama-sama digerakkan dan menjadi satu menerusi berbagai metode. Mereka dijadikan bersatu sehingga tidak dapat dimusnahkan.

 
Sebagian Imam, kemungkinan Imam Baqir as, saya tidak berapa ingat mengatakan seseorang diminta melakukan ratahan dan menangisi ku di Mina. Ini tidak bermaksud Imam Baqir as memerlukan tangisan atau minta ditangisi dan tidak juga memberikan apa-apa keuntungan untuk dirinya, sebaliknya kita harus melihat dari dimensi politiknya. Di Mina saat itu, ramai sekali manusia datang dari berbagai lapisan ke situ. Seorang datang untuk duduk, seorang lagi menyenandungkan lagu rintihan untuk Imam Baqir as dan menyebut-nyebut kejahatan orang yang menentangnya dan menyebabkan beliau gugur sebagai syuhada. Masalah ini telah mewujudkan gelombang di seluruh dunia. Rugilah mereka yang memandang rendah pada nilainya. (97)

Saat Imam Baqir as menghampiri ajalnya, beliau telah meninggalkan wasiat agar mengupah seseorang untuk menangisi kepergiannya di Mina selama 10 tahun. Apakah bentuk perjuangan ini? Apakah Imam Baqir perlu di tangisi demikian rupa? Untuk apa tangisan tersebut bagi Imam Baqir? Apatah lagi waktu tersebut, di Mina, mengapa? Waktu haji dan Mina, inilah tempat yang vital, politis, maknawi dan manusiawi, tempat dimana Imam Baqir harus ditangisi selama 10 tahun. Orang-orang yang mengunjungi tempat tersebut akan bertanya, apakah semuanya ini? Mereka akan diceritakan tentang apa yang telah berlaku. Ini akan memberikan pengaruh besar keatas mereka dalam agama dimana kezaliman akan diruntuhkan dan orang yang teraniaya akan menjadi kuat.

Kita telah memberikan anak-anak muda kita, Karbala juga telah memberikan pemuda mereka. Kita harus tetap memeliharanya. Janganlah anda berfikir bahwa ia hanya sekadar tangisan, tidak ada kebaikan dari tangisan. Yang pentingnya ialah aspek politik, kejiwaan dan sosialnya. Jika persoalannya adalah tangisan, apa lagi tangisan yang dibuat-buat? Apa perlunya tangisan yang dibuat-buat? Apakah tangisan yang dibuat-buat akan mengubah sesuatu? Sejatinya adakah Sayyidul tidak memerlukan pada tangisan? Para Imam mempunyai keupayaan untuk memaksa kerana mereka memiliki kelompok. Menangislah, bersedihlah! Demi memelihara kelestarian agama kita.(98)

Kedalaman nilai acara ratapan, bukan tidak diketahui atau mungkin ada yang masih tidak mengetahuinya. Betapa dalam riwayat kita difahamkan bahwa setitik air mata yang mengalir kerana mengingati korban Karbala begitu berharga, malah yang buat-buat menangis atau pura-pura menangis juga dikira berharga, bukan kerana Imam Husein as memerlukan tugas ini dan tidak juga hanya untuk mendapat pahala dan menjadikan anda pendengar saja. Andainya semua ini mendapat pahala, tetapi kenapa pula pahala atau ganjaran untuk acara ratapan sedemikian besar, dan mengapa A.....swt memberikan ganjaran besar ke atas titisan air mata, setitis air mata juga diperhitungkan malah mereka yang berpura-pura menangis mendapat ganjaran? Aspek politis tangisan ini akan dapat difahami secara beransur-ansur dan dengan izin A......swt, akan dapat lebih difahami pada masa akan datang.

Untuk ratapan, untuk acara ratapan, untuk mereka yang menyenandungkan ratapan, semuanya mendapat ganjaran, selain ia dianggap sebagai ibadah dan maknawi, ia mempunyai aspek penting politik. Pada hari riwayat ini dikeluarkan, adalah hari terjadinya perpecahan yang mencemari pemerintahan Umawiyah dan kebanyakkan Abbasiyah serta sekelompok golongan, kelompok minoritas yang berhadapan dengan adidaya kuasa besar saat itu, bagi mengorganisir aktivitas politik kelompok minoritas ini, dibuatlah satu jalan dimana jalan ini telahpun diorganisir dan ianya bersumberkan dari sumber wahyu. Bagi membesarkan atau memuliakan acara ini dan demi air mata yang tumpah dan ratapan ini, penganut syiah yang pada era tersebut merupakan minoritas dan mungkin ramai dari mereka juga tidak mengetahui apa sebenarnya disebalik gerakan ini tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk mengorganisir sebuah kelompok minoritas dalam menghadapi mayoritas. Di sepanjang sejarah, acara-acara ratapan ini yang diorganisir/disusun sedemikian rupa di negara-negara, negara-negara Islam dan Iran merupakan lahan bagi Islam dan syiah, dalam menghadapi pemerintahan yang datang dan didirikan atas dasar untuk menghancurkan Islam, menghancurkan dasar ruhani, dan apa saja yang berhadapan dengannya, mereka ditakuti atau digeruni dengan acara-acara ratapan dan gerakan ini.(99)

Mungkin orang-orang barat mengatakan bahwa kita adalah bangsa penangis dan mungkin mereka tidak dapat memahami betapa setitis air mata mendapat ganjaran yang sedemikian besar. Sebuah acara ratapan memiliki ganjaran yang begitu besar. Tidak dapat dicerna dan tidak dicerna apa yang telah disebutkan dalam doa-doa rintihan dan betapa besarnya ganjaran sekadar untuk dua baris doa yang telah disebut. Mereka tidak dapat memahami dan mencernakannya. Aspek politik doa-doa ini dan perhatian kepada Tuhan ini serta perhatian semua rakyat pada satu titik, bahwa satu bangsa telah dimobilisasi untuk sebuah tujuan Islami. Acara ratapan tidak saja untuk kita menangisi Sayyidul Syuhada  dan mendapatkan ganjaran semata-sememangnya ini memang ada dan yang lain juga memperolehi pahala ukhrawi tetapi apa yang lebih penting ialah sisi politiknya dimana para Imam kita saat kegemilangan Islam merencanakan sehingga ke akhir dan ianya, ialah masyarakat di bawah satu bendera, masyarakat di bawah satu ide dan tidak ada satu apapun yang dapat meninggalkan pengaruh dan kesan yang besar seperti mana yang ditinggalkan oleh ratapan Sayyidul Syuhada.(100)

Sesetengah masyarakat, mereka ke masjid, mendengar syarahan/ceramah, mendengar apa yang disampaikan. Saat ratapan dibacakan, mereka melewatinya. Mereka tidak memahaminya. Ratapanlah yang memelihara mihrab ini, mimbar ini. Jika tidak dikarenakan ratapan ini, maka mimbar ini juga tidak akan terpelihara, tidak kedapatan topik yang ingin dibicarakan. Imam Husein as lah yang memahaminya. Kita harus menangisi syuhada kita, menjerit dan membangunkan rakyat.

Sejatinya, satu perkara yang harus ada pada kita semua bukan sekadar meraih pahala semata, apa yang lebih penting ialah kita semua inginkan kemajuan. Sayyidul Syuhada juga sudah terbunuh, bukan mereka pergi untuk mendapatkan ganjaran, bukan pahala yang begitu diperhitungkan tetapi apa yang lebih penting ialah menyelamatkan agama ini, memberi kemajuan pada Islam, menghidupkan Islam. Anda yang membaca ratapan, bersyarah, berkhutbah, meratapi, memaksa masyarakat menangis, orang ramaipun menangis, semuanya dengan tujuan untuk memelihara Islam dengan riuh rendah ini. Dengan riuh rendah inilah, dengan tangisan inilah, dengan ratapan inilah, dengan syair inilah, dengan kata-kata berirama inilah, kita ingin memelihara agama kita. Sehingga agama kita terpelihara sehingga saat ini.

Perkara ini harus disampaikan pada masyarakat, diberikan peringatan, bahwa penyampai ratapan tidak sekadar saya menyampaikan sesuatu dan seseorang menangis kerananya, apa yang lebih bermakna ialah dengan tangisan yang terpelihara ini, dengan tangisan inilah yang terpelihara. Malah mereka yang berpura-pura menangis juga mendapat pahala, kerana berpura-pura menangis dapat membantu agama ini, menolong agama. (101)

Untuk memahami dan memahamkan orang apa sebenarnya perkara ini dan ratapan ini dilakukan untuk siapa dan mengapa tangisan ini begitu penting serta mendapat ganjaran di sisi Tuhan, dan pada waktu dimana mereka tidak lagi menyebut kita sebagai bangsa penangis, tetapi bangsa pahlawan. Jika mereka memahami bahwa Imam Sajjad as telah kehilangan segalanya di Karbala, dan pada satu pemerintahan yang menguasai segalanya, hanya rangkaian doa yang tinggal tersisa padanya, apa yang dapat beliau lakukan dan bagaimana dapat beliau memperlengkapi diri, tidak diperkatakan kepada kita apakah doa-doa ini? Jika bijak pandai kita orang-orang yang faham bahwa acara ini, doa ini, zikir ini dan acara musibah ini apakah sisi politik dan sosialnya, maka tidak akan ada yang bertanya mengapa kita melakukannya. (102)

Apa yang akan kita bicarakan saat ini adalah sehingga bilakah anak-anak muda kita harus menangis dan sehingga bila ratapan ini dilakukan dan sebagainya? Marilah kita andaikan bahwa mereka tidak memahami ratapan itu apa dan sehingga bilakah dasar ini harus dipertahankan, perkara ini tidak difahami dan kita tidak pula memberi kefahaman kepada mereka. Mereka tidak faham ratapan dan tangisan inilah yang membina manusia, membuat insan. Acara-acara ratapan untuk inilah, acara-acara ratapan Imam Husein inilah yang merupakan propaganda anti kezaliman, propaganda anti taghut. Memperkatakan kezaliman menganiaya mazlum haruslah dilakukan sehingga ke akhir.

(103)

Kepentingan dan peran ratapan dalam menghidupkan Islam dan Ideologi Sayyidul Syuhada

Semua orang harus mengetahui apa yang menyebabkan persatuan antara umat Islam, ia adalah dikeranakan acara politik inilah yang dilaksanakan bagi memelihara umat Islam, khususnya kaum syiah.(104)

Cadangan tegas para Imam untuk melaksanakan ratapan Imam Husein as hingga ke akhir abad dan laungan teraniaya Ahlul Bait Rasulullah atas kezaliman bani Umaiyah (Semoga Allah swt melaknat mereka) sememangnya Bani Umaiyah telah menyimpang, adalah jeritan teraniaya terhadap mereka yang berlaku zalim. Dan celaan serta laungan ini haruslah terus hidup dan keberkatannya dapat dilihat hingga ke hari ini di Iran dalam perang melawan Yazid secara transparan dan dapat dirasai.(105)

Tuhan yang Maha Bijaksana melihat fondasi agama berada dalam keadaan tidak stabil pada periode awal Islam dan hanya beberapa orang terbatas yang tinggal, Imam Husein bin Ali bangkit dan dengan pengorbanannya menyedarkan bangsa dan ganjaran yang amat besar telah ditetapkan bagi para peratapnya sehingga rakyat dapat disedarkan dan tidak membenarkan fondasi Karbala yang ditegakkan atas dasar mencabut akar kezaliman dan kekejaman, bimbingan rakyat kepada tauhid dan keadilan menjadi reput. Pun demikian apa yang diperlukan bagi para peratap secara keseluruhannya ialah ganjaran yang telah ditetapkan di mana rakyat dengan segala macam tekanan dan kesulitan, mereka tidak akan meninggalkan acara ini dan andainya ini tidak berlaku maka segala susah payah yang dilakukan oleh Imam Husein bin Ali akan terlanggar. Pelanggaran ini bermaksud segala jerit payah Nabi Islam dan upaya baginda untuk mendirikan fondasi tasyayu’ secara penuh akan terlanggar. Andai saja ganjaran yang diberi Tuhan berhadapan dengan keuntungan yang diperolehi dalam amal perbuatan, kebaikannya terus menerus mengalir iaitu kelestarian agama yang hak dan berdirinya tasyayu’ yang merupakan kebahagiaan dunia dan akhirat bagi manusia. Mengingatkan kondisi syiah pada era tersebut dimana pelbagai tekanan muncul dari para penentang Ali bin Abi Talib ke atas pengikutnya, harga amalan lebih besar di luar dari apa yang dapat kita bayangkan dan Tuhan akan memberi ganjaran dan pahala yang tidak pernah dapat kita lihat dengan mata dan tidak pernah dapat didengari dan ia adalah keadilan yang sempurna. (106)

Darah Sayyidul Syuhada ini merupakan darah semua umat Islam yang menggelegak dan kelompok/kumpulan asyura tercinta ini yang membangkitkan rakyat dan demi Islam dan demi menyediakan pemeliharaan tujuan-tujuan Islam. Dalam urusan ini kita tidak boleh menjadi lemah. (107)

Hak mencapai kemenangan. Hak mencapai kemenangan. Tetapi kita haruslah mencari rahasia kemenangan, apakah rahasia kemenangan kita dan rahasia kelestarian syiah di sepanjang zaman. Sejak zaman Amirul Mukminin as sehinggalah ke hari ini. Di zaman ketika jumlah syiah amat sedikit, hampir tidak kelihatan. Sekarang, syukur Alhamdul......sudah berkembang banyak. Tetapi waktu dulu, amat sedikit. Bukan bermaksud banyak berhadapan yang lain. Tetapi kita harus perhatikan apa kah rahasia kelestarian mazhab ini dan kelestarian pemerintahan Islami, pemerintahan syiah. Kita harus memelihara rahasia tersebut. Salah satu rahasia besar yang merupakan rahasia terulung ialah kisah Sayyidul Syuhada. Kita harus memelihara rahasia ini. Acara-acara yang diadakan di sepanjang sejarah dan dengan arahan para Imam, acara-acara inilah. Kita tidak boleh membayangkan bahwa anak-anak muda kita dalam acara-acara ini, di acara di mana mereka menangis di dalamnya, sekarang kita tidak perlu lagi menangis. Ini adalah satu kesilapan.(108)

Fondasi yang merupakan segalanya sehingga saat ini masih terpelihara adalah dia. Rasulullah saaw pernah bersabda: Ana min Husin yang bermaksud dia pemelihara agama dan pengorbanan inilah yang menjaga agama. Dan kita mesti terus menjaganya. Anak-anak muda tidak memberi perhatian terhadap perkara ini, memang terdapat sebuah golongan yang menginfeksi mereka dari pihak orang yang tidak menginginkannya. Fondasi ini tidak lagi diinginkan, ratapan ini ingin dimusnahkan, tidak ada lagi ratapan! Tidak ada lagi pembacaan ratapan/rintihan. Mereka tidak tahu bahawa ratapan inilah yang menimbulkan cinta rakyat sehingga mereka bersedia untuk melakukan apa saja. Saat rakyat melihat para pemuda Sayyidul Syuhada sedemikian di kelar-kelar dan demikian mereka menyerahkan anak-anak mereka. Bagi mereka mudah untuk mereka menyerahkan anak muda mereka. Dengan rasa cintakan kesyahidan inilah yang menyebabkan negara kita mencapai kemajuan. Dan rahasia datang dari maksud yang direfleksikan dari Karbala dan apa saja yang kita miliki, bagi semua bangsa kita dan semuanya bercita-cita untuk gugur syahid seperti syahid yang terjadi pada Sayyidul Syuhada. Mereka tidak faham bahwa itulah yang mereka pelihara. Ada diantara mereka yang memahaminya, sayangnya mereka cuba pula menipu atau memperdayakan orang lain. (109)

Meratapi Sayyidul Syuhada adalah untuk memelihara agama Sayyidul Syuhada. Orang yang melarang ratapan dilakukan ke atas Sayyidul Syuhada sama sekali tidak faham ajaran yang dibawa oleh Sayyidul Syuhada dan tidak tahu apakah ajaran tersebut. Mereka tidak faham bahwa tangisan inilah, ratapan inilah yang memelihara ajaran ini. Hari ini 1400 tahun dengan mimbar ini, dengan ratapan ini, dengan musibah ini, dengan pukul dada ini kita inilah yang melestarikan Islam. Kumpulan anak-anak muda ini bukanlah yang mempunyai niat jahat, kitalah yang harus memperkatakan sesuatu! Kata-kata Sayyidul Syuhada senantiasa kata-kata yang hidup, kata-kata Sayyidul Syuhada yang disampaikan pada kita dan tangisan inilah yang memelihara Sayyidul Syuhada dan ajarannya, musibah ini, syarahan ini, pukul dada ini, kelompok ini, yang kita persembahkan memelihara semua ini. Dan jika sekadar kesucian, duduk dalam bilik, dalam rumah sendirian dan terus-terus membaca ziarat Asyura dan bertasbih, tidak akan berlaku apa-apa. Kita perlu riuh rendah.

Semua ajaran memerlukan riuh rendah, harus dada dipukul, setiap ajaran selagi dada tidak dipukul, selagi tidak ada yang ditangisi, selagi kepala dan dada tidak dipukul, maka ajaran tidak akan terpelihara. Mereka silap. Anak-anak mereka! Tidak mengetahui apkah peran ruhani dan peran ahli mimbar dalam Islam, mungkin anda juga tidak begitu mengetahuinya! Ini adalah satu peran, peran di mana Islam senantiasa terpelihara, ia adalah seperti bunga yang senantiasa mendapat siraman dan ia tetap hidup segar. Tangisan inilah yang memelihara ajaran Sayyidul Syuhada, memperingati musibah ini telah menghidupkan ajaran Sayyidul Syuhada. Kita harus menegakkan bendera untuk setiap syahid yang pergi, membacakan ratapan untuknya, menangisinya, menjerit untuknya. Yang lain juga melakukan hal yang sama. Yang lain menjerit saat salah seorang dari mereka terbunuh. Bayangkan bahwa ia adalah salah satu bagian/satu kelompok yang terbunuh, kita mengadakan pertemuan, kita melakukan jeritan. Pertemuan dan jeritan ini adalah untuk menghidupkan ajaran Sayyidul Syuhada. Dan mereka bukanlah tidak menyedarinya. Tidak memberikan sebarang perhatian padanya.

 

Tangisan inilah yang menjaga ajaran ini sehingga sampai disini dan kemah-kemah ratapan inilah yang telah menghidupkan kita, semua tindakan inilah yang telah memotivasikan gerakan ini. Jika tidak ada Sayyidul Syuhada, gerakan ini tidak akan bergerak. Sayyidul Syuhada berada di semua tempat. Kulli Ardhi Karbala.....semua tanah adalah tanah Karbala. Semua tempat adalah lahan Sayyidul Syuhada, semua mimbar adalah lahan Sayyidul Syuhada dan semua mimbar datang dari Sayyidul Syuhada....Imam Husein as menyelamatkan Islam. Tak akan kita hanya berdiam diri saat seseorang yang pergi menyelamatkan Islam dan terbunuh? Setiap hari kita harus menangis, setiap hari kita harus pergi ke mimbar demi memelihara ajaran ini, untuk memelihara gerakan ini, gerakan Imam Husein as.(110)

 
 

Apakah kerjasama yang lebih besar dari ini? Di manakah anda dapat menemui sebuah bangsa yang sedemikian bekerjasama? Siapakah yang membuat mereka saling bekerjasama? Mereka ini bekerjasama demi Sayyidul Syuhada. Di seluruh negara Islam, bangsa Islam pada hari Asyura dan Tasua dan contohnya 28 dan....Kelompok yang berarak/dasteh dengan segala kebesarannya, semestinya aspek non-syarie diperhitungkan, manakala sisi syarienya harus tetap terpelihara. Kelompok ini dengan segala kebesarannya, dengan segala kandunganya bergerak disemua tempat, siapakah yang dapat membuat sebuah perhimpunan seperti itu? Di manakah anda dapat menemui rakyat sedemikian rupa bekerjasama. Di India keadaannya demikian. Begitu juga di Pakistan, di Indonesia, di Irak, di Afghanistan. Semuanya begitu. Siapakah yang menyusun mereka sedemikian rupa? Jangan dihilangkan kerjasama ini.(111)

 
 

Dalam majlis ratapan, rintihan dan berkemah untuk Sayyidul Syuhada serta pernyataan teraniaya ini, seorang yang mengorbankan nyawanya, sahabat dan anak-anaknya untuk Tuhan dan keredaanNya, demikianlah jiwa anak muda dipupuk untuk mencintai pergi ke medan perang dan menginginkan syahadah serta bangga gugur sebagai syahid. Jika tidak gugur sebagai syahid akan merasa sedih dan demikian juga para ibu dipupuk ketika saat kehilangan anak-anak muda, mereka masih berkata, andainya kami punya satu atau dua lagi. Inilah acara-acara ratapan Sayyidul syuhada dan acara-acara doa dan doa Kumail serta doa-doa yang lain yang melahirkan masyarakat sedemikian, dan membina fondasi/landasan Islam sejak awal sedemikian rupa dengan ide dan program yang sama. (112)

 
 

Kini segolongan datang dan berkata jangan lagi membaca ratapan, mereka ini tidak faham apakah ratapan ini, mereka tidak mengetahui esensi ratapan ini untuk apa, mereka tidak tahu bahawa gerakan Imam Husein telah tersedia sampai disini sehingga gerakan ini dibuat.

Panutan ini adalah peninggalan dari gerakan tersebut. Mereka tidak tahu bahwa tangisan dari ratapan Imam Husein as yang memelihara gerakan dan memelihara pengertian ini di mana sebuah kelompok kecil dapat berdiri berhadapan dengan emparatur besar. Berdiri di hadapan sebuah emparatur besar dan berkata: tidak. Setiap hari di semua tempat kalimat tidak ini harus dipelihara. Acara yang ada ini adalah acara yang mengikuti kalimat tidak, supaya ia terus terpelihara. Anak-anak remaja kita jangan menyangka bahwa masalah, adalah masalah bangsa penangis! Ini adalah perkara yang ditonjolkan yang meminta kamu mengatakan kita adalah bangsa penangis! Mereka inilah yang takut dengan tangisan ini, kerana ini adalah sebuah tangisan, tangisan ke atas mereka yang teraniaya/dizalimi, jeritan melawan kezaliman. Kelompok-kelompok yang datang dari luar bangkit menentang kezaliman.(113)

 
 

Pada masa tersebut salah satu istilah yang berkembang iaitu kita disebutkan sebagai bangsa penangis. Ini dilakukan supaya mereka dapat mencabut acara ratapan pada waktu itu untuk memberhentikan acara ratapan. Itupun di tangan orang yang pergi ke acara ratapan dan mengarahkan permainan ini, masalah acara ratapan atau mereka punya tanggapan yang lain berkaitan hal ini dan mereka ingin supaya acara ratapan ini dimusnahkan? Masalahnya ialah dengan amamah/serban dan topi atau mereka mempunyai kefahaman lain berkaitan serban dengan memperkirakan bahwa mereka yang memakai serban akan menentang? Apa yang mereka faham bahwa serban ini sedang melakukan sesuatu yang tidak membenarkan mereka untuk melakukan apa yang mereka inginkan dan acara-acara ratapan ini melakukan sesuatu yang tidak membenarkan mereka melakukan kerja-kerja mereka.

 

Ketika sebuah bangsa pada bulan Muharam, seluruh kerajaan, memperkatakan satu perkara, anda janganlah membayangkan bahwa tangisan dan perhimpunan dalam acara-acara ratapan ini sekadar kita menangisi Sayyidul Syuhada. Sayyidul Syuhada tidak memerlukan ini dan bukan juga tangisan itu untuk dirinya dapat melakukan sesuatu, sebaliknya acara-acara rakyat ini diumpamakan sebagai sebuah badan dan ia memberikan sebuah fenomena, 30 juta, 35 juta orang pada dua bulan Muharam, terutamanya pada 10 Asyura, sebuah fenomena diarahkan ke satu jalan. Para Khatib, ulama dapat memobilisasi seluruh negara untuk menumpukan perhatian kepada satu masalah. Aspek politik acara ini lebih penting dari aspek-aspek lainnya. (114)

 
 

Mereka melihat bahwa acara-acara ini, acara ratapan, menceritakan musibah mereka yang dizalimi dan kejahatan penzalim, di setiap era mereka yang dizalimi diletakkan berhadapan dengan penzalim. Mereka tidak sedar bahwa mereka ini berkhidmat kepada negara. Berkhidmat kepada Islam.

 

Anak-anak muda kita tidak memberi perhatian! Janganlah kalian terpedaya dengan permainan adidaya. Mereka ini adalah penjenayah! Mereka yang meracuni kalian dengan menyebut kita sebagai bangsa penangis, bangsa penangis. Mereka inilah yang berkhianat. Tuan-tuan dan pemimpin mereka takut pada tangisan ini. Sebab itulah Reza Khan datang untuk menghapuskan kita dan berlanjutan. Sebab Reza Khan juga akhirnya pergi, Inggeris di Radio Delhi mengumumkan bahwa kamilah yang membawa mereka, dan hari ini kami juga membawanya! Benarlah apa yang mereka perkatakan. Dibawa untuk menumpaskan Islam dan salah satu jalannya ialah dengan merampas acara-acara ini dari tangan anda. Anak-anak muda janganlah berfikir bahwa bila mereka pergi ke acara dan bila disebut mengenai ratapan mereka mengatakan tidak, mereka sedang berkhidmat, bukan begini, kata-kata ini salah/ini adalah sebuah kesilapan. Semestinya ini yang harus diperkatakan, kezaliman harus dijelaskan, sehingga rakyat mengetahui apa yang berlaku saat itu, dan kerja-kerja ini harus dilakukan setiap hari. Ia memiliki sisi politis dan sosial. (115)

 
 

Pada kali pertama kami ditahan dan dibawa keluar dari Qum. Dipertengahan jalan sebagian petugas yang ada bersama saya dalam kereta tersebut berkata kami datang menahan anda dari kemah-kemah ini, kami takut jangan-jangan mereka mengetahuinya dan kami tidak dapat menjalan tugas kami. Ini tidak ada apa-apanya. Kuasa-kuasa besar takut pada kemah-kemah ini. Kuasa besar takut pada organisasi tanpa sebarang perencanaan dapat menghimpun rakyat secara spontan serta memberikan mereka kesedaran di seluruh negara, negara yang luas, pada hari-hari Asyura dan pada dua bulan Muharam dan Safar dan bulan mulia. Acara-acara inilah yang menghimpun orang ramai. Dan jika ada sesuatu perkara yang ingin disampaikan demi berkhidmat untuk Islam, dan jika ada seseorang yang ingin memperkatakan sesuatu, seluruh negara secara spontan melalui para penyampai, para khatib dan para imam Jumaat dan jemaah diterbitkan/diberitahu, serta perhimpunan rakyat berada di bawah satu panji Ilahi, panji Huseini inilah, melalui perantaraan inilah ia diorganisir. Jika kuasa-kuasa besar ingin mewujudkan sebuah perhimpunan di sebuah kawasan, mereka terpaksa melakukan berbagai aktivitas sehingga mungkin memakan masa beberapa hari atau puluhan hari, disatu kota kecil, sebuah kumpulan misalnya untuk mengumpulkan ratusan ribu orang, 50 ribu orang mereka harus mengeluarkan perbelanjaan yang banyak dan bersusah payah hanya untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh seseorang yang ingin berpidato. Tetapi anda dapat melihat dikeranakan acara-acara ratapan ini rakyat bersatu. Acara ratapan turut memberikan semangat pada rakyat. Pada waktu ini juga timbul satu perkara, bukan hanya di sebuah kota, di seluruh negara, semua lapisan masyarakat dan para peratap Sayyidul Syuhada akan berhimpun dan tanpa perlu berkerja banyak, tanpa perlu propaganda, hanya dengan satu ayat atau kalimah, ketika rakyat melihat kata-kata itu keluar dari halkum Sayyidul Syuhada, mereka semua keluar beramai-ramai dan berhimpun. (116)

 
 

Peranan ratapan dalam memelihara bangsa dan negara

 

Peliharalah Asyura kerana dengan memelihara asyura negara anda tidak akan terancam/termusnahkan.(117)

 
 

Semua kata-kata persatuan ini merupakan titik kemenangan kita, maka dengan itu acara-acara ratapan dan rintihan telah menjadi acara berdakwah dan mengembangkan Islam. Sayyidul Syuhada telah menyediakan satu sarana untuk rakyat tanpa bersusah payah dalam menghimpunkan rakyat.(118)

 
 

Kerjasama ini terjalin di seluruh bangsa kita dalam kisah Karbala, ia merupakan urusan terbesar politik di dunia. Dan merupakan urusan jiwa yang terbesar di dunia. Seluruh hati saling bertaut. Jika kita dapat membawanya ke jalan yang baik, kita akan mencapai kemenangan. Anak-anak muda kita harus memberi perhatian kepada hal ini. (119)

 
 

Dasteh: satu kumpulan yang bergerak khusus dalam bulan muharram.... terutamanya pada hari asyura. Satu kumpulan terdiri dari 10 atau lebih lelaki tua dan muda yang bergerak dalam keadaan tersusun sambil memukul dada melagukan ratapan

 

…………………………………………………………………………………………………………………………………….

 

Di masjid inilah, pada ratapan inilah, pada rintihan mingguan inilah, semua perhatian rakyat ini mewujudkan kerjasama tersebut. Jika pemerintahan lain tidak berhasil menemukan jalan untuk mengkoordinasi seluruh lapisan masyarat, dengan ratusan milyar tomanpun mereka tidak akan berhasil melakukannya.

 

Kita telah dirangkai sedemikian rupa untuk bekerjasama oleh Sayyidul Syuhada. Kita bekerjasama untuk Sayyidul Syuhada sedemikian rupa, apakah tidak merasa sedih, kita tidak menangis? Tangisan inilah yang memelihara kita. Tipu daya setan ini yang ingin mengambil senjata ini dari kita, wahai anak muda janganlah kalian termakan dengan tipu daya ini. Inilah yang menjaga kita, apa yang ada inilah yang telah memelihara kita. (120)

 
 

Hak adalah kemenangan. Hak adalah kemenangan. Tetapi kita haruslah mencari rahasia kemenangan ini, apakah rahasia kemenangan kita. Apakah rahasia kelestarian syiah di sepanjang zaman-sejak zaman Amirul Mukminin-sehingga sekarang. Salah satu dari rahasia besar yang merupakan rahasia terutama adalah hal Sayyidul Syuhada. Jika kita ingin negara kita sebuah negara yang independen, sebuah negara yang bebas merdeka, kita harus memelihara rahasia ini.

 

Acara-acara ini diadakan di sepanjang sejarah dan dengan arahan dari para Imam seperti mana acara-acara terdahulu diadakan, janganlah sebagian anak muda kita dalam acara ini, atau pernah hadir dalam acara ini, pernah menangis dalam acara ini; maka sekarang kita tidak perlu lagi menangis. Ini adalah sebuah pandangan yang salah.(121)

 
 

Kita telahpun hampir sampai ke tahap ini, di mana bangsa kita tiba-tiba melakukan revolusi dan menghasilkan sebuah ledakan yang tidak terdapat di mana-mana sekalipun. Sebuah negara yang sebelum ini bergantung pada semua perkara, bekas rezim ini yang telah kehilangan segalanya, semua harga kemanusiaan negara ini hilang dan kita bergantung pada segala-galanya, tiba-tiba berhasil melahirkan sebuah ledakan dan ledakan ini merupakan barakah acara-acara yang telah menghimpunkan semua rakyat dan semuanya berfikir pada satu titik. (122)

 
 

Jikapun mereka nasionalis, tidak ada kaitan dengan mereka, adakah mereka punya kaitan dengan Tuhan ataupun tidak. Jika mereka nasionalis pun, jika mereka mengatakan kami menginginkannya, jika negara mengatakan kami menginginkannya, mereka mestilah turut menyertai ratapan ini, kerana ratapan inilah yang akan memelihara bangsa kalian, musibah dan tangisan inilah yang akan memelihara negara kalian.(123)

 
 

Bangsa kita mengetahui nilai acara ini, acara yang telah menjaga bangsa kita. Pada hari Asyura semakin ramai dan pada hari-hari lain selain hari mulia ini, terdapat minggu dan usahanya begini. Jika sisi politiknya dapat difahami, orang-orang barat juga akan mengadakan acara ini dan melakukan ratapan, kerana itu yang diinginkan bangsa dan diinginkan oleh negara mereka. Saya berhadap acara-acara ini banyak diadakan dan dengan lebih baik. (124)

 
 

Bangsa kita memelihar acara ini. Tidak sia-sia Reza Khan menghalangnya. Petugas Savak Reza Khan melarang diadakan semua acara ratapan. Bukan tanpa tujuan. Bukan Reza Khan sebagai tokoh utamanya yang menentang perkara ini. Reza Khan adalah petugas dan petugas bagi mereka yang merupakan pakar. Mereka yang benar-benar menyedari masalah ini. Musuh-musuh kita yang telah melakukan penelitian, yang mengkaji berkaitan bangsa, mengenai syiah. Kita dapat melihat mereka juga turut serta dalam acara-acara ini, turut serta dalam kemah-kemah ratapan keatas orang yang dizalimi, mendedahkan kezaliman, tidaklah mereka dapat mencapai kepada tujuan mereka. Zaman Reza Khan acara ratapan telah dilarang, sehingga seluruh acara ini dicabut di Iran. Mereka melakukan tugas mereka. Mereka telah mengikat tangan ahli mimbar, para ulama dan tidak membenarkan menyampaikan dakwah. Sebaliknya mereka pula yang melakukan propaganda di satu sisi, kita diusir ke belakang dan seluruh perbendaharaan kita dirompak. Pada zaman Mohammad Reza dengan tujuan yang sama, tetapi dalam bentuk yang lain, dalam metode yang lain bukan dengan tombak, tetapi dengan cara lain, mereka ingin menyingkirkan kelompok/dasteh ini. Sekarang, demikian juga tetapi kali ini anak-anak muda kita pula dipermainkan. Perkara yang sama. Perkara yang dilakukan pada zaman Reza Khan saat dia melarang acara-acara ratapan ini di adakan. (125)

 
 

Kalian janganlah menyangka jika acara ini tidak ada, jika kelompok pukul dada dan kemah-kemah ratapan tidak ada, akan muncul peristiwa bersejarah 15 Khordad. Tidak ada sebarang kuasa yang dapat menjadikan 15 Khordad sedemikian rupa. Jika tidak dikeranakan kuasa darah Sayyidul Syuhada, tidak ada sebarang kuasa yang dapat membantu bangsa ini yang diserang dari semua sisi dan semua adidaya besar merencanakan konspirasi untuknya, yang dapat memadamkan konspirasi ini hanyalah acara ratapan ini. (126)

 
 

Demonstrasi tidak mengambil ratapan dari kalian. Merataplah dan dengan ratapan kita bergerak. Semua sama-sama berhimpun untuk melakukan ratapan. Ketika kalimat demonstrasi muncul, jangan bayangkan maksudnya kita tidak lagi memerlukan ratapan. Kita dapat melakukan sesuatu dari Islam ini, citra Islam dan syuhada Islam ini. Jika tidak sudah tentu kita bom dan kereta kebal kita tidak akan dapat berhadapan dengan bom dan kereta kebal Amerika atau Russia. (127)

 
 

Membesarkan kebangkitan Asyura, adalah slogan Ilahi.

 

Acara-acara membesarkan Sayyidul Syuhada dan pemimpin kebebasan adalah acara penguasaan atau penaklukan askar akal keatas kejahilan, keadilan keatas kezaliman, amanah keatas pengkhianatan dan pemerintahan Islam keatas pemerintahan Taghut. Semakin diadakan secara lebih meriah dan lebih bergelora, kesedaran darah Asyura semakin menjadi cepat untuk sampai kepada tanda bermulanya hari membalas dendam orang-orang yang dizalimi dari para penzalim. (128)

 
 

Dan dari kalimat acara ratapan para Imam suci khususnya Sayyidul Syuhada dan pemimpin para syuhada, Imam Abi Abdillah Al Husein as, salawat dan salam Ilahi dan anbiya serta para anbiya serta malaikat dan para solihin ke atas ruh besar kepahlawanannya, tidak pernah dilupakan sama sekali. (129)

 
 

Acara ratapan mestilah diadakan dengan lebih meriah dan lebih dari itu dipelihara. (130)

 
 

Acara ratapan dan kelompok/dasteh hendaklah dipelihara secara sempurna dan baik. Insya........ (131)

 
 

Acara kesedihan para Imam yang suci as mestilah dipelihara, ini mesti dipelihara kerana semua ini merupakan slogan agama kita yang harus kita pelihara. Semua ini adalah satu slogan politik yang mesti dipelihara. Janganlah tunduk pada tulisan-tulisan yang tidak benar, janganlah tunduk pada tokoh-tokoh dengan berbagai nama dan metode menyimpang ingin mengambil segalanya dari tangan kalian.(132)

 
 

Acara mestilah diadakan ditempatnya, acara ratapan mesti diadakan dan ahli mimbar mestilah memelihara syahadah Imam Husein ini dan bangsa ini mestilah dengan segala kekuatannya memelihara slogan Islam ini khususnya acara-acara ini. Dengan menjaganya, Islam akan terus hidup.(133)

 
 

Azadari 5

Kita mestilah menjadi penjaga kepada sunnah Islam ini, menjadi penjaga kepada dasteh mulia Islam yang berarak pada hari Asyura, pada bulan Muharram dan Safar, bila perarakan diperlukan. Kami sarankan ikutilah mereka. Muharram dan Safarlah yang memelihara Islam. Pengorbanan Sayyidul Syuhada as lah yang tetap teguh memelihara kita, memelihara Asyura dengan tatacara tradisinya oleh para ruhani, para khatib, dengan tatacara yang sama seperti dulu dan dengan gerakan rakyat dengan metode masa lalu di mana dasteh berjalan atau berarak secara tersusun. Dasteh ratapan bergerak sebagai peratap. Mestilah diketahui bahawa jika kita ingin gerakan ini terpelihara bermakna tradisi ini mestilah juga dipelihara. (134)

 
 

Tanggung jawab orang lelaki adalah menyampaikan ratapan/membawa ratapan. Tanggungjawab rakyat adalah membuat dasteh yang meriah keluar ke jalan-jalan. Dasteh pukul dada yang bersemangat dan meriah. Sememangnya perkara-perkara yang bertentangan dengannya, diketepikan. Tetapi bawalah dasteh keluar, memukul dada, dan apa saja yang mereka lakukan kita turut melakukannya. Perhimpunan inilah yang memelihara kita. Kerja sama inilah yang menjaga kita. Anak-anak muda yang bersih hatinya dipedaya, mereka membisikkan ke telinga, buat apa menangis lagi? Kita menangis untuk apa, apakah maksudnya semua ini? (135)

 
 

Dasteh yang berarak pada hari Asyura, janganlah menyangka bahwa ia akan berubah menjadi demonstrasi. Demonstrasi adalah halnya sendiri. Tetapi demonstrasi dengan sebuah pengisian politik. Sama seperti masa lalu tapi lebih tinggi. Pukul dada yang sama, ratapan yang sama, itulah rahasia kemenangan kita. Acara-acara ratapan terdapat di seluruh negara kita. Semua membawakan ratapan dan semuanya menangis. (136)

 
 

Dengan izin Allah swt, hari Asyura, ketika seluruh masyarakat keluar, melaksanakan acara ta’zieh Imam Husein as yang harus dilakukan dengan penuh kekuatan tersendiri dan dalam perarakan, semuanya adalah acara Imam Husein as.(137)

 
 

Tuhan akan memberikan kejayaan kepada kita semua untuk berada pada jalan Islam dan mengundang rakyat pada jalan Islam dan semua bangsa kita akan berjaya melaksanakan Asyura ini dengan cara tradisi masa lalunya. Dasteh ini tetap kukuh seperti masa lalu dan dasteh memukul dada dan ratapan juga tetap tinggal kukuh, ketahuilah nyawa bangsa ini bergantung pada perhimpunan ini. Dasteh ini. (138)

 
 

 

 

Saranan untuk para khatib, para penyampai ratapan dan para peratap

 

Adalah penting dalam ratapan, syair, rangkaian bait kata-kata indah dan untaian cerita dari Imam yang hak, disusun sedemikian kuat dalam memperingati tragedi dan kejahatan penzalim dalam setiap era dan masa, dan pada zaman ini zaman keteraniayaan dunia Islam di tangan Amerika dan Russia serta sekutu-sekutunya yang lain dan ini termasuklah Al Saud, pengkhianat Haram Ilahi, laknat Tuhan, malaikat dan para nabi keatas mereka dan mereka ini mesti dilaknat dan dicela secara kuat. (139)

 
 

Ahli mimbar harus berusaha memberi bimbingan kepada rakyat bahwa masalah Islam, masalah politik adalah Islam, masalah sosial adalah Islam. Islam tidak meninggalkan ratapan dan kita haruslah memelihara ratapan. (140)

 
 

Pada akhir mimbar ratapan dibaca dan bacalah dengan banyak, bukan sekadar dua baris. Buat seperti dahulu, ratapan dibaca, syair di baca dan untaian kata-kata berkaitan dengan keutamaan Ahlul biat serta apa yang berkaitan dengan musibah yang menimpa mereka disebutkan sehingga rakyat ini dipersiapkan; berada di dalam medan, ketahulah para Imam sehingga ke akhir usia mereka, mereka gunakan untuk mengembangkan Islam. Jika mereka inginkan sebuah kedamaian sudah tentu segala dimensi materi disediakan untuk mereka, tetapi mereka sendiri yang ingin berkorban untuk Islam dan tidak tunduk pada kezaliman. (142)

 
 

Disini mestilah diadakan ucapan khusus dalam ratapan dan acara atas nama Imam Husein bin Ali dan tidak seorang pun dari orang beragama yang kita sebut bahwa dengan nama ini siapa saja melakukan apa saja baik apatah lagi ulama besar dan cendikiawan yang mengetahui bahwa kerja ini adalah tidak benar dan dengan secara satu persatu ia dicegah seperti mana yang kita ketahui pada 20 tahun berapa yang lalu Alim besar marhum Haji Syeikh Abdul Karim yang merupakan seorang ruhani syiah terbesar mencegah sesuatu yang menyerupai ratapan dan salah satu acara terbesar diubah kepada ratapan dan ruhani dan cendikiawan lain turut menghalang perkara-perkara yang bertentangan dengan ajaran agama diadakan.(143)

 
 

 Ketahuilah bahwa jika anda ingin memelihara gerakan anda, anda harus memelihara tradisi ini. Jika ada sesuatu yang tidak benar pada masa lalu, dan terdapat campurtangan dari orang yang tidak berpengetahuan dalam masalah Islam, ia mestilah diasingkan sehingga ratapan tetap tinggal bertenaga.(144)

 
 

Dasteh ini dengan segala kebesarannya, sisi atau aspek non syarienya harus diperhitungkan, sisi syarienya harus dipelihara. Dasteh ini dengan segala kekuatannya, dengan segala pengisiannya harus berjalan ke semua tempat. Siapakah yang dapat membuat perhimpunan seperti ini. (145)

 

Petikan dari pidato Imam berkaitan dengan Muharram dan kebangkitan Karbala

Kita mestilah memelihara Karbala, dan nama mulia Sayyidul Syuhada kerana dengan memelihara namanya Islam terpelihara. (146)

 

Darah Sayyidul Syuhada inilah yang mengelegakkan/membangkitkan darah semua bangsa Islam. (147)

 

Semua kalimah wahdat ini merupakan bermulanya kemenangan kita, dikeranakan acara ratapan dan acara kesedihan serta acara menyebar dan mengembangkan Islam. (148)
 

Muharram adalah bukan gerakan besar Sayyidul para syahid dan pemimpin para auliya Tuhan dengan kebangkitannya bangun melawan Taghut, memberikan ajaran konstruktif dan padu kepada manusia, bangkit berkorban di jalan kemusnahan kezaliman dan menghancurkan penzalim; dan ini sendiri merupakan dokumen ajaran Islam untuk bangsa sehingga ke akhir zaman. (149)

 

Muharram adalah bulan di mana keadilan bangkit melawan kezaliman, hak bangkit melawan kebatilan, dan ini telah terbukti di sepanjang sejarah, hak senantiasa menang dalam melawan kebatilan. (150)

 

Acara memperingati Sayyidul Syuhada dan pemimpin kebebasan adalah acara kemenangan laskar akal keatas kejahilan, keadilan keatas kezaliman, amanah keatas pengkhianatan dan pemerintahan Islam ke atas pemerintahan taghut. Di adakan sebesar mungkin dan sebanyak mungkin dan bendera darah Asyura merupakan tanda bermulanya hari membalas dendam teraniaya keatas orang yang zalim. (151)

 

Revolusi Islam Iran merupakan percikan sinaran dari Asyura dan revolusi besar Ilahinya. (152)

 

Bulan Muharram untuk mazhab tasyayu’ adalah bulan yang membawa pengertian kemenangan yang diperolehi dari pengorbanan berdarah. (153)

 
Muharram dan Safarlah yang memelihara Islam. (154)

 

Kita haruslah memelihara Muharram dan Safar dengan menyebutkan musibah yang menimpa Ahlil bait as dengan memperingati musibah ahlil bait inilah agama ini hidup sampai hari ini. (155)

 

Sayyidul Syuhada telah mengorbankan dirinya untuk Islam. (156)

 

Sayyidul Syuhada mati terbunuh, tetapi untuk mengikuti perintah Tuhan, demi Tuhan, seluruh maruah untuknya; dari sisi ini, tidak ada sebarang erti kalah dalam tugas, ia adalah ketaatan kepada perintah Tuhan. (157)

 

Sayyidul syuhada kalah di Karbala, tetapi ini tidak bermaksud tewas. Beliau terbunuh tetapi sebuah dunia telah dihidupkan. (158)

 

Sayyidul Syuhada telah datang menyelamatkan Islam, Sayyidul Syuhada telah menyelamatkan Islam. (159)

 

Pengorbanan Sayyidul Syuhada as yang memelihara Islam untuk kita. (160)

 

Adalah perlu ratapan dan untaian syair serta rangkaian cerita dari para Imam diperingatkan sedemikian rupa betapa tragisnya kekejaman para penzalim pada setiap zaman dan laluan. (161)
 

Janganlah menganggap 15 Khordad akan terjadi jika tidak ada majlis ratapan, kumpulan maktam dan khemah-khemah yang menangisi (162)

 

Anda menyaksikan ciptaan Allah swt yang terbaik pada zamannya, Sayyidul Syuhada as dan pemuda terbaik Bani Hasyim dan sahabat-sahabatnya yang gugur syahid serta meninggalkan dunia ini dengan gugur sebagai syuhada. Tetapi saat Zainab berpidato dalam majlis jahat Yazid, beliau telah bersumpah dengan mengatakan: Ma ra aina illa Jamilan/apa yang kami lihat di Karbala tidak lain adalah kecantikan. Perginya seorang manusia yang sempurna, syahidnya seorang insan yang sempurna dalam pandangan auliya Allah adalah indah, bukan kerana pergi berperang dan terbunuh, tetapi dikeranakan perang demi Tuhan.(163)

 

 

Read 904 times