کمالوندی

کمالوندی

Selasa, 11 Agustus 2015 14:22

Dukungan AS untuk Boko Haram di Afrika

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan Amerika Serikat mendukung kelompok Boko Haram di Nigeria.
 

 

Dia menyampaikan hal itu pada acara wisuda para taruna Akademi Militer Nigeria, Ahad (9/8/2015), seperti dilansir AFP.

 

Presiden Buhari menuding Washington memberi dukungan kepada Boko Haram dan meminta kementerian pertahanan negaranya untuk mempersiapkan kondisi yang diperlukan bagi swasembada senjata Nigeria.

 

“Amerika menolak menjual senjata kepada Nigeria dan dengan begitu, mereka memperkuat militan Boko Haram,” ujarnya. Dia meminta kementerian pertahanan mengambil langkah-langkah efektif untuk memutus ketergantungan persenjataan Nigeria.

 

Buhari beberapa waktu lalu, mengunjungi Washington dengan harapan memperoleh bantuan serta dukungan finansial dan militer dari Amerika untuk memerangi militan Boko Haram. Namun, para pejabat Washington menolak memberikan senjata dan segala bentuk bantuan militer.

 

AS sejak enam tahun lalu hingga sekarang menolak penjualan senjata ke Nigeria dan menyebut penolakan itu karena pelanggaran hak asasi manusia oleh pemerintah Abuja.

 

Buhari menepis tudingan tersebut dan menandaskan, tuduhan pelanggaran HAM yang belum terbukti telah menghalangi Nigeria untuk memperoleh senjata-senjata strategis dan tepat guna meneruskan perang anti-Boko Haram.

 

Menurut sejumlah pengamat, para pejabat Amerika meski selalu melontarkan slogan perang anti-terorisme, tapi pada prakteknya mereka menolak terlibat dengan bermacam alasan.

 

Buhari setelah pulang dari Amerika kembali menegaskan bahwa perang menumpas habis Boko Haram akan terus berlanjut dengan mengandalkan kemampuan militer Nigeria dan negara-negara kawasan.

 

Menurut para pengamat, setelah Amerika menolak kerjasama dalam memerangi militan Boko Haram, Nigeria sepertinya ingin memacu produksi senjata di dalam negeri untuk memperkuat pasukannya.

 

“Nigeria harus mencapai mekanisme yang diperlukan untuk bisa memproduksi alat utama sistem persenjataan dan logistik militer. Untuk itu, negara harus memproduksi senjata nasional untuk mengurangi ketergantungan pada senjata asing,” ujar Presiden Buhari.

 

Dia menilai ketergantungan Nigeria kepada negara lain dalam mempersenjatai tentaranya sebagai hal yang tidak dapat diterima. Dia menegaskan, “Kita harus mengembangkan mekanisme yang kredibel untuk mencapai swasembada di bidang produksi alat utama sistem persenjataan dan perlengkapan canggih militer.”

 

Para pengamat sudah sering memberikan peringatan tentang dukungan kekuatan-kekuatan besar, termasuk Amerika kepada kelompok teroris terutama di Afrika dengan tujuan memanfaatkan posisi dan kekayaan benua itu.

 

Meski Boko Haram tampaknya terus melakukan operasi teror di Nigeria dan beberapa negara tetangga, namun perang dan penumpasan kelompok tersebut masih menjadi agenda utama negara-negara di kawasan.

 

Saat ini, pasukan multinasional yang terdiri dari tentara Nigeria, Chad, Kamerun, Niger dan Benin sedang melakukan operasi besar-besaran untuk menumpas Boko Haram. Kerjasama regional dan kebijakan mengandalkan kemampuan pasukan negara-negara setempat sepertinya lebih efektif ketimbang berharap pada uluran tangan asing.

Selasa, 11 Agustus 2015 14:16

Myanmar dan Perundingan Damai

 

Perundingan damai antara pemerintah Myanmar dan kelompok sparatis etnis berujung pada kesepakatan untuk menggelar perundingan lebih banyak lagi. Wakul pemerintah Myanmar dan separatis etnis di perundingan terbarunya sepakat akhir bulan Agustus menggelar perundingan lebih intensif guna mencapai kesepahaman terkait gencatan senjata.

Kedua pihak juga sepakat terkait draf kesepakatan gencatan senjata, kecuali poin seruan kepada seluruh kelompok bersenjata, guna menandatangani isi kesepakatan.

Kesepakatan ini tercapai setelah sembilan putaran perundingan damai di kota Yangon antara pemerintah dan sebuah delegasi khusus dari kelompok separatis etnis. Pemerintah Myanmar dan kelompok bersenjata minoritas terpenting akhir Maret 2015 mencapai kata sepakat terkait draf kesepakatan perdamaian yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sangat bersejarah.

Utusan pemerintah dan kelompok separatis etnis di perundingan terbarunya sepakat menghapus friksi yang tersisa terkait gencatan senjata termasuk undangan kepada saksi dalam negeri dan internasional untuk mengawasi kesepakatan serta melanjutkan perundingan mereka. Bagaimana pun juga optimis akan penandatanganan kesepakatan ini di waktu dekat.

Media lokal Myanmar menyebut kelompok Karen National Union (KNU), Partai Progresif Nasional Karenni (KNPP) dan Partai Negara Baru Mon (MNSP) sebagai kelompok bersenjata yang berseria menandatangani kesepakatan damai dengan pemerintah negara ini.

Kelompok Karen National Union (KNU) tercatat sebagai kelompok bersenjata anti pemerintah terbesar dan telah terlibat kontak senjata dengan pemerintah selama 50 tahun. Hingga kini ada tiga kelompok bersenjata yang telah berdamai dengan pemerintah. Ketiganya adalah Negara Bagian Shan-Utara (SSA-N), Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) dan sebuah kelompok militan lainnya.

Berdasarkan program pemerintah Myanmar, proses perdamaian mencakup tiga tahap. Pertama, gencatan senjata dan menjalin kanal komunikasi serta lawatan ke daerah masing-masing tanpa membawa senjata. Kedua, menggelar perundingan dan penerapan pajak bagi pembangunan daerah di bidang pendidikan, kesehatan dan komunikasi. Ketiga, penandatanganan kesepakatan damai permanen dengan dihadiri anggota parlemen dan partai politik.

Pemerintah Myanmar berusaha menjadikan kesepakatan damai dengan kelompok etnis bersenjata sebagai konsesi penting dan strategis dalam menghadapi pemilu mendatang yang bakal digelar 8 November. Masyarakat internasional menilai pemilu kali ini sebagai ujian demokrasi bagi pemimpin Myanmar.

Pemerintah Myanmar saat ini menghadapi beragam kendala baik instabilitas akibat serangan berbagai milisi bersenjata etnis, banjir dan harapan publik bagi kebebasan politik. Krisis Muslim Rohingya juga menjadi isu penting dan aksi brutal etnis Budha radikal terhadap kaum minoritas tertindas ini kian mencoreng wajah Myanmar di mata dunia. Oleh karena itu, rakyat Myanmar dan elit kawasan serta internasional mengharapkan pemerintah negara ini demi mengakhiri krisis instabilitas di Myanmar memperhatikan secara serius kondisi Muslim Rohingya  serta para partai politik pun di slogan kampanye pemilu juga mengusung program untuk menyelesaikan krisis ini.

Mubarez Qorbanali, Ketua Komisi Negara Urusan Organisasi Agama Republik Azerbaijan mengatakan, bahwa kelompok teroris Takfiri ISIS tidak punya pendukung di negaranya.

Pejabat Azerbaijan ini tanpa menyebutkan nama individu, lembaga atau negara menambahkan, “Sejumlah kelompok ekstrimis teroris, berniat menggalang simpatisan dan pendukung, akan tetapi kelompok ini harus mengetahui bahwa langkah mereka akan dicegah.”

Dia juga menilai berita-berita yang terpublikasi tentang semakin dekatnya kelompok teroris Takfiri ISIS dengan wilayah Republik Otonomi Nakhchivan dan fokus kelompok-kelompok ekstrim yang condong pada ISIS terhadap sejumlah individu, bukan hal kebetulan.

Ini bukan pertama kalinya seorang pejabat tinggi pemerintah Azerbaijan yang menilai sia-sia aksi-aksi kelompok ekstrim khususnya ISIS di Azerbaijan itu. Sebelumnya, para pejabat Azerbaijan memberangus kemungkinan aktivitas kelompok sesat Wahabi di negara itu. Para pengamat berpendapat bahwa berlanjutnya aktivitas kelompok sesat Wahabi yang tampil islami secara lahiriyah itu, bertentangan dengan kepentingan nasional negara Muslim yang mayoritas warganya bermazhab Syiah itu.

Faktanya adalah bahwa kelompok-kelompok Takfiri dan Salafi yang berafiliasi dengan pihak asing, khususnya kelompok sesat Wahabi serta lengan militerya yaitu ISIS, telah berada di wilayah utara Kaukasus, sebelum masa kemerdekaan Azerbaijan.

Rezim Arab Saudi dan sejumlah rezim reaksioner di pesisir Teluk Persia, dengan alasan mengumpulkan kekuatan untuk melawan komisme Uni Soviet di Afghanistan, mulai akhir dekade 70-an, telah memulai aktivitas mereka di wilayah utara kaukasus. Tidak dirgaukan lagi bahwa aktivitas kelompok sesat Wahabi dan teroris ISIS di Republik Azerbaijan tidak akan mampu mewujudkan tujuan rezim Saudi dan sekutu Arabnya.

Sebagai contoh, kelompok Takfiri ISIS hanya mampu mengelabuhi 300 pemuda Muslim Azerbaijan untuk memerangi pemerintah sah Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Sementara untuk mengirim mereka ke Suriah, Arab Saudi dan sekutunya seperti Uni Emirat Arab dan Qatar, harus mengeluarkan milyaran dolar.

Terlepas dari fakta tak terpungkiri itu, para pengamat menilai bahwa masalah yang dihadapi pemerintah Azerbaijan dalam memberantas kelompok-kelompok ekstrimis teroris karena dua faktor.

Faktor pertama adalah kemitraan Azerbaijan dengan negara-negara pendukung kelompok sesat yang mengklaim islami seperti Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab dan bahkan Israel. Negara-negara tersebut dengan berbagai cara  mendukung berkembangnya kelompok-kelompok Wahabi dan ISIS.

Adapun faktor adalah meluasnya suap dan korupsi di antara para pejabat tinggi pemerintah Azerbaijan. Dala beberapa tahun terakhir, sejumlah elemen dan antek-antek asing memanfaatkan titik kelemahan tersebut sehingga mampu menciptakan situasi kondusif untuk menyebarluaskan paham Wahabisme di sebuah negara dengan mayoritas penduduknya bermazhab Syiah di wilayah Kaukasus Selatan.

Dengan mempertimbangkan dua faktor tersebut, maka sangat mungkin jika pemerintah Azerbaijan membuka lebar-lebar pintu bagi kelompok Wahabi guna menghindari tekanan dari negara-negara sekutunya.(

Selasa, 11 Agustus 2015 13:40

Menlu Iran Tunda Kunjungan ke Turki

Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, kunjungan Menlu Mohammad Javad Zarif ke Turki masih dalam agenda dan akan dilakukan dalam penjadwalan berikutnya.

Berbicara kepada wartawan Farsnews, Selasa (11/8/2015), pejabat terkait membenarkan penundaan kunjungan Menlu Zarif ke Turki dan mengatakan, lawatan itu masih masuk agenda dan karena ada masalah jadwal untuk saat ini, jadi rencana kunjungan tersebut akan diatur ulang.

Menurut agenda sebelumnya, Zarif dijadwalkan tiba di Ankara hari Senin untuk berdialog dengan para pejabat Turki sebagai bagian dari tur regionalnya.

Zarif pada akhir Juli lalu, melakukan kunjungan ke Kuwait, Qatar dan Irak untuk membahas isu-isu bilateral dan masalah regional. (IRIB Indonesia/RM)

Surat kabar The Guardian menulis, upaya Presiden Barack Obama untuk mengaktifkan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dengan Iran dan Kuba, telah menyebabkan negara itu gagal di Suriah.

Dalam sebuah artikel pada Selasa (11/8/2015), The Guardian menyoroti kinerja Obama dalam kebijakan luar negeri Amerika dan menambahkan, Obama ingin mengaktifkan kebijakan luar negerinya dengan Iran dan Kuba, tapi kebijakan Amerika tampaknya gagal di Suriah. Demikian dikutip laman Mehrnews.

“Suriah terperosok dalam krisis dan merupakan salah satu bukti terbesar kegagalan Obama. Kerjasama AS dan Rusia di Dewan Keamanan PBB mengenai berkas senjata kimia Suriah akan sedikit menutupi rentetan kegagalan negara itu di Suriah,” tambahnya

Menurut koran terbitan Inggris itu, perang internal di Suriah memasuki tahun kelima dan jumlah korban perang itu mencapai lebih dari ratusan ribu orang dan angka pengungsi Suriah tercatat lebih dari 10 juta orang. Namun, Amerika tidak mampu berbuat sesuatu untuk krisis Suriah yang berdampak buruk bagi keamanan global.

Respon Obama terhadap kekerasan di Suriah, menunjukkan bahwa Amerika dengan sendirinya tidak mampu mengatasi krisis internasional dan kapasitas Washington untuk menyelesaikan krisis terbatas.

The Guardian menulis bahwa AS sedang berupaya untuk tidak terlibat dalam krisis baru di Timur Tengah dan negara itu lebih memilih membatasi krisis di Suriah ketimbang mengakhirinya.

Surat kabar The Guardian menulis, upaya Presiden Barack Obama untuk mengaktifkan kebijakan luar negeri Amerika Serikat dengan Iran dan Kuba, telah menyebabkan negara itu gagal di Suriah.

Dalam sebuah artikel pada Selasa (11/8/2015), The Guardian menyoroti kinerja Obama dalam kebijakan luar negeri Amerika dan menambahkan, Obama ingin mengaktifkan kebijakan luar negerinya dengan Iran dan Kuba, tapi kebijakan Amerika tampaknya gagal di Suriah. Demikian dikutip laman Mehrnews.

“Suriah terperosok dalam krisis dan merupakan salah satu bukti terbesar kegagalan Obama. Kerjasama AS dan Rusia di Dewan Keamanan PBB mengenai berkas senjata kimia Suriah akan sedikit menutupi rentetan kegagalan negara itu di Suriah,” tambahnya

Menurut koran terbitan Inggris itu, perang internal di Suriah memasuki tahun kelima dan jumlah korban perang itu mencapai lebih dari ratusan ribu orang dan angka pengungsi Suriah tercatat lebih dari 10 juta orang. Namun, Amerika tidak mampu berbuat sesuatu untuk krisis Suriah yang berdampak buruk bagi keamanan global.

Respon Obama terhadap kekerasan di Suriah, menunjukkan bahwa Amerika dengan sendirinya tidak mampu mengatasi krisis internasional dan kapasitas Washington untuk menyelesaikan krisis terbatas.

The Guardian menulis bahwa AS sedang berupaya untuk tidak terlibat dalam krisis baru di Timur Tengah dan negara itu lebih memilih membatasi krisis di Suriah ketimbang mengakhirinya.

Sekjen Forum Internasional Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam (FIPMI), Ayatullah Muhsin Araki, menyatakan harapan bahwa hubungan Iran dan Yordania bisa meningkat khususnya di bidang pendekatan antar mazhab.

Dia menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan Duta Besar Yordania di Tehran, Abdullah Abu Romman pada Senin (10/8/2015). Demikian dikutip Badan Pemberitaan Mahasiswa Iran (ISNA).

Menurut Ayatullah Araki, Amman dalam beberapa tahun terakhir mengambil langkah-langkah positif di bidang pendekatan antar mazhab Islam dan juga menggelar sejumlah pertemuan keagamaan.

Sementara itu, Abu Romman menyoroti kondisi sensitif di wilayah Timur Tengah dan mengatakan, situasi saat ini di negara-negara Arab sangat disayangkan dan mengkhawatirkan.

Dia menambahkan, kejahatan terorisme di negara-negara regional terutama Suriah dan Irak mengalami peningkatan. “Dalam kondisi sekarang, diperlukan upaya-upaya budaya dan media untuk memperkenalkan esensi Takfiri dan teroris,” tegasnya.

Ayatullah Araki dalam pertemuan terpisah dengan Muhammad Asha Dawaimeh, anggota parlemen Yordania, menekankan perluasan hubungan antara Tehran dan Amman, khususnya di bidang pendekatan antar mazhab. Dia juga menyerukan perluasan kerjasama antara Badan Amal Islam (SAKHA) dan Yordania.

Selasa, 11 Agustus 2015 12:57

Manfaat Ukiran Pada Batu dan Sebagian Hiriz

Bab pertama: ukiran pada batu akik dan mafaatnya

a-Melindungi dari kematian buruk dan agar meninggalkan dunia dengan iman

Imam Ja’fa as-Sadiq as berkata: “Barang siapa memakai cincin [dengan batu] akik dan di atasnya ditulis

مُُحَمَّدٌ نَبِیُّ اللّه عَلِیٌّ وَلِیُّ الله

Maka Allah Swt akan menjaganya dari kematian buruk dan pemiliknya akan meninggalkan dunia dengan fitrah tauhid.” (Wasail 5/90, Jamiul Akhbar 134, Tsawab al-A’mal 174, I’laam ad-Din 392)

b- Banyak keturunan dan rejeki

Imam Ja’far as-Sadiq as berkata: “Siapa pun yang ingin harta dan anaknya banyak, dan agar rejekinya diluaskan, maka hendaknya dia menyiapkan cincin perak akik dan di atasnya ditulis

مَا شَاءَ اللهِ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اِن تَرِن اَنَا اَقَلُّ مِنکَ مَالاً وَ وَلداً

Dan hendaknya dia setiap hari banyak berzikir

اَستَغفِرُ اللهَ رَبِّی وَ اَتُوبُ اِلَیهِ"

(Jamiul Akhbar 134, Mustadrak 3/308)

c- Terhindar dari perampok kafilah dan selamat sampai tujuan

Perawi menghadap Imam Hadi as untuk perpisahan sebelum berziarah ke makam Imam Ali al-Ridho as. Kemudian Imam Hadi as berkata kepadanya: “Bawalah cincin perak [dengan batu] akik kuning dan di atasnya tertulis

مَا شَاءَ اللهِ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اَستَغفِرُ اللهَ

dan di balik batu itu ditulis

مُُحَمَّد و عَلِی

Maka sesungguhnya [cincin] ini akan menjagamu dari para perompak kafilah serta agar kau selamat sampai tujuan dan juga menjaga agamamu.” (al-Amaan 48, Wasail 11/428)

d- Terlindungi dari godaan setan

Diriwayatkan bahwa Imam Husein as memiliki cincin akik dengan tulisan

لاَ اِلهَ الاَّ الله عُدَّة لِلِقاَءِ الله

Dan disebutkan pula bahwa barang siapa memakai cincin akik dengan tulisan seperti ini, maka dia akan terjaga dari godaan setan.” (Al-Imam Husein fii Ahaadits al-Fariqain 2/288, Dalaail al-Imamah 181)

e- Kewibawaan

Salah satu ciri khas Imam Hasan al-Mujtaba as adalah beliau memakai cincin akik merah dengan tulisan

العِزّةُ للهِ

Dan dalam riwayat lain disebutkan bahwa barang siapa yang memakai cincin dengan tulisan ini pada batunya, maka dia akan berwibawa di mata masyarakat dan ucapannya akan memiliki pengaruh pada masyarakat, mereka akan menerima sumpahnya dan setiap shalat yang dilakukan dengan mengenakan cincin ini sama seperti telah menunaikan 70 kali shalat. (Dalaail al-Imamah 163)

f- Hiriz dalam menghadapi masalah dan cobaan

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as memiliki empat cincin yang dipakai beliau dan cincin akik beliau bertuliskan

مَا شَاءَ اللهِ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اَستَغفِرُ اللهَ

Dan ditulis dalam tiga baris. Beliau memakai cincin itu untuk menjaga diri dari semua keburukan yang datang dari para jin dan manusia serta bencana dari langit dan bumi. (al-Khisal 1/199, Ilal al-Syarai’ 1/157, Bihar al-Anwar 41/68, Wasail 5/98)

g- Melenyapkan kesedihan dan kegelisahan

Sebagaimana yang telah disebutkan pada penjelasan tentang cincin Imam Husein as, beliau bertemu dengan Nabi Isa as dalam mimpi dan disebutkan bahwa Nabi Isa as berkata kepada Imam Husein as: “Tulislah pada cincin akikmu kalimat ini

لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللّهِ المَلِکُ الحَقُّ المُبِین

Dan sesungguhnya tulisan tersebut akan melenyapkan kesedihan dan kegelisahan dalam hatimu.” (Jamiul Akhbar 134, Mustadrak al-Wasail 3/308)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan mengatakan, kedutaan negara itu di Yunani akan dibuka untuk menangani masalah pengungsian.

Seperti dikutip laman Farsnews, Selasa (11/8/2015), Shakib Mustaghni menambahkan Kemenlu Afghanistan telah menyelesaikan nota kesepakatan bilateral mengenai pembukaan kedutaan negara itu di Yunani.

“Dengan kehadiran kedutaan Afghanistan di Athena, nasib para pengungsi Afghanistan yang bermukim di Yunani akan ditangani,” kata Mustaghni.

Dia menegaskan pemerintah Kabul sedang berupaya untuk memperbaiki kondisi para pengungsi Afghanistan dengan cara membangun hubungan diplomatik yang efektif dengan negara-negara lain.

Sejumlah media sebelumnya mengabarkan kondisi sulit yang dihadapi imigran Afghanistan di tempat-tempat penampungan Yunani, di mana mayoritas mereka bahkan tidak memperoleh kebutuhan dasar hidup.

Pemerintah Yunani baru-baru ini memutuskan untuk mengangkut seluruh imigran di pulau-pulau negara itu dan kemudian mengirim mereka ke tempat penampungan pusat.

Warga Afghanistan memilih mengungsi ke negara-negara lain akibat gangguan keamanan, krisis politik, diskriminasi rasial, kemiskinan dan pengangguran, yang melanda negara mereka.

Perdana Menteri Jepang menyerukan kembali pengosongan dunia dari keberadaan senjata nuklir.

Shinzo Abe menyerukan hal itu dalam acara peringatan ke-70 Serangan Nuklir di kota Nagasaki oleh Amerika Serikat. Demikian dilansir FNA.

"Sebagai satu-satunya negara di dunia yang telah menderita serangan nuklir di masa perang, saya telah memperbaharui tekad saya untuk memainkan peran utama dalam mengejar dunia tanpa senjata nuklir dan menjaga tiga prinsip non-nuklir," kata Abe di Taman Perdamaian Nagasaki, Ahad (9/8).

Tiga prinsip non-nuklir itu, imbuh Abe, adalah kebijakan lama Jepang untuk tidak memiliki atau memproduksi senjata nuklir dan tidak membiarkan orang lain membawa senjata itu ke negara ini.

Sebelumnya, Walikota Nagasaki dalam acara tersebut meminta Barack Obama dan para pemimpin negara-negara pemilik senjata nuklir untuk mengunjungi kota Hiroshima dan Nagasaki guna melihat dari dekat dampak pertama dan terbaru dari bom atom yang dijatuhkan AS di kedua kota tersebut.

Acara peringatan mengenang para korban serangan bom atom AS di kota Nagasaki yang digelar Minggu hari ini, dihadiri oleh tamu dari 57 negara dunia.

Pada 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan sebuah bom atom di kota Hiroshima dan tiga hari kemudian, satu bom nuklir juga dijatuhkan di kota Nagasaki Jepang.

Serangan nuklir tersebut merenggut nyawa 220.000 orang.