
کمالوندی
Kewajiban haji dan umrah dalam islam
-          Pengertian haji dan Umrah
Pengertian haji menurut syaraÔÇÖ adalah : menuju kaÔÇÖbah untuk beribadah dengan melakukan beberapa perbuatan yaitu : Ihram, Wukuf, Thawaf, SaÔÇÖI dan Thawaf Nisa(Perempuan).
Sedangkan pengertian umrah menurut syaraÔÇÖ adalah : menuju kaÔÇÖbah untuk beribadah dengan melakukan amalan-amalan berikut yaitu ihram, thawaf, saÔÇÖI, thawaf nisa dan cukur atau memotong rambut.
-          Hukum Haji dan Umrah
Hukum Haji
Haji sebagai salah satu ibadah dalam islam menjadi rukun Islam kelima hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi setiap orang Islam yang memenuhi syarat, berdasarkan firman Allah SWT:
... ┘ê┘Ä ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï╣┘Ä┘ä┘ë Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É Ï¡┘Éϼ┘æ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¿┘Ä█î┘ÆÏ¬┘É ┘à┘Ä┘å┘É ÏºÏ│Ϭ┘ÄÏÀϺÏ╣┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä█î┘Æ┘ç┘É Ï│Ï¿┘É█î┘äϺ┘ï
(Ïó┘ä Ï╣┘àÏ▒Ϻ┘å 97)
Artinya:
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah
(Q.S. AUImran;97)
 
Mengenal Populasi Muslim Dunia
Saat ini jumlah populasi muslimin dunia tercatat mencapai satu setengah miliar jiwa atau sekitar 23 persen dari seluruh penduduk bumi. Umat Islam tersebar di lebih dari 120 negara, sementara di 35 negara, warga Muslim tercatat sebagai mayoritas sementara di sekitar 29 negara, umat Islam adalah warga minoritas yang berpengaruh. Di 28 negara, Islam ditetapkan sebagai agama resmi seperti di Republik Islam Iran, Mesir, Kuwait, Irak, Maroko, Pakistan dan Arab Saudi.
Dari seluruh negara di dunia, Indonesia menempati urutan teratas jumlah populasi Muslim terbanyak dengan lebih dari 200 juta jiwa , menyusul setelahnya Pakistan dengan lebih dari 170 juta jiwa dan India dengan 160 juta jiwa. Tempat keempat hingga keenam diduduki oleh Bangladesh, Mesir dan Nigeria. Sementara Iran, Turki, Aljazair dan Maroko berada di urutan berikut.
Berdasarkan data yang dihimpun tahun 1980, populasi umat Islam tercatat sebanyak 800 juta jiwa. Jumlah itu membengkak menjadi 1,3 miliar jiwa pada tahun 2004. Sejak tahun 1995, India tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan warga Muslim paling pesat di dunia disusul kemudian oleh Pakistan, Indonesia, Nigeria dan Bangladesh. Perkembangan dan meningkatnya jumlah populasi Muslim di dunia khususnya di Eropa menjadi fenomena yang menarik perhatian para sosiolog. Fenomena ini ditanggapi oleh para pemimpin negara-negara Barat dengan sinis dan dianggap sebagai bahaya yang mengancam kepentingan mereka.
Peningkatan populasi umat Islam tidak bisa lepas dari kian membaiknya indeks kesehatan di negara-negara Islam yang disertai dengan menurunnya angka kematian bayi. Banyak pakar yang meyakini bahwa negara-negara Barat menutup mata dari membaiknya kondisi kesehatan dan kemajuan kedokteran di negara-negara Muslim sehingga mengaitkan pertumbuhan pesat populasi Muslim dunia dengan peningkatan angka kelahiran semata. Padahal, keberhasilan negara-negara Islam dalam menekan angka kematian bayi merupakan faktor yang sangat signifikan.
Dewasa ini ada dua pandangan dan analisa tentang demografi umat Islam di dunia yang menunjukkan bahwa masalah kependudukan, khususnya menyangkut umat Islam dipengaruhi oleh kondisi politik. Pandangan pertama melihat dari ketaatan dalam melaksanakan ibadah dan kewajiban beragama. Untuk itu, mereka yang digolongkan ke dalam komunitas Muslim hanya mereka yang melaksanakan shalat dan aktif dalam kegiatan agama. Sementara pandangan kedua dengan cakupanyang lebih luas adalah memasukkan kecenderungan budaya dan keagamaan, sehingga menyebut semua orang yang menerima Islam sebagai bagian dari komunitas Muslim. Tentunya jika parameter pertama yang menjadi ukuran, mayoritas umat Yahudi dan Kristen akan dikeluarkan dari kelompok agama mereka, karena sebagian besar tidak mengikuti ritual keagamaan yang mereka anut.
Pertumbuhan populasi umat Islam di dunia dianggap sebagai ancaman oleh sejumlah rezim Barat dengan mengesankannya sebagai revolusi populasi kependudukan dunia oleh umat Islam. Hal itu sengaja dilakukan sebagai upaya dari Islamophobia yang memang sedang digalakkan oleh Barat. Padahal dalam 30 tahun terakhir, keluarga Muslim cenderung menguragi jumlah anak yang tentunya berakibat pada menurunnya jumlah populasi umat. Tahun 1975 tercatat rata-rata keluarga Muslim memiliki 6,5 anak. Angka ini menurun menjadi 4 anak pada tahun 2004, bahkan di sejumlah negara Muslim penurunan terjadi lebih drastic menjadi 2,6 anak dalam setiap keluarga. Kondisi yang lebih parah terjadi di masyarakat Muslim di Indonesia, Aljazair dan negara-negara Asia tengah termasuk Rusia. Sementara kondisi di Turki dan Azerbaijan sama dengan kebanyakan masyarakat Eropa. Memang di sejumlah kawasan, mengingat peningkatan jumlah warga Muslim di wilayah yang berdekatan dengan kawasan non Muslim terjadi peningkatan yang signifikan akibat pertumbuhan internal atau imigrasi umat Islam dalam skala besar.
Timur Tengah, Eropa, Rusia dan India adalah kawasan di mana demograsi kependudukan sangat menentukan pergeseran kondisi sosial, politik dan budaya. Sebelum memasuki penjelasan masalah ini perlu dicermati unsur geopolitik dan hubungannya dengan benturan dan gesekan antar umat beragama di kawasan tersebut. Dengan demikian, besarnya jumlah populasi akan menentukan keunggulan satu kelompok. Misalnya, di Palestina, pertumbuhan polulasi warga Arab dibanding warga Yahudi sangat menentukan perimbangan kekuatan warga Palestina. Tahun 2004, di wilayah yang oleh Barat disebut Israel, jumlah populasi warga Arab mencapai satu juta 70 ribu jiwa atau sekitar 16 persen dari total warga Israel. Dari jumlah itu 450 ribu berusia di bawah 15 tahun. Pertumbuhan warga Arab dilihat dari angka kelahiran anak mencapai 3,4 persen sementara angka ini di kalangan warga Yahudi tidak lebih dari 1,4 pesen.
Masih tentang Palestina. Di wilayah otonomi jumlah populasi warga mencapai 3,5 juta jiwa. Di Gaza warga Palestina tercatat sebanyak 1,25 juta jiwa dengan pertumbuhan 4 persen. Tercatat, pertumbuhan populasi warga Palestina tiga kali lipat lebih besar dari pertumbuhan warga Yahudi. Di sela-sela masalah pengungsi Palestina yang belum juga tuntas, populasi warga Palestina lebih besar dua kali lipat dibanding warga Yahudi. Israel, yang mengklaim diri sebagai negara Yahudi di tengah lautan umat Islam hanya memiliki populasi 7,5 juta jiwa. Sementara, negara-negara yang bertetangga dengan Palestina pendudukan yaitu Negara-negar Arab-Islam yang terdiri dari Lebanon, Suriah, Jordania dan Mesir memiliki populasi penduduk lebih dari 100 juta jiwa. Israel semakin terjepit dengan menurunnya angka imigrasi warga Yahudi ke Palestina.
Yang lebih menarik adalah berkurangnya populasi warga Kristen di sejumlah negara Timur Timur Tengah seperti Mesir, Suriah, Lebanon dan Palestina. Tahun 1914, warga Kristen mencapai 26 persen populasi negara-negara ini. Namun data tahun 1995 angka itu menurun drastis menjadi 9,2 persen.
Kondisi yang terjadi di Rusia juga menarik perhatian para pemerhati. Pendataan yang dilakukan tahun 1989 menunjukkan bahwa populasi warga Muslim Rusia tercatat sebanyak 12 juta jiwa atau delapan persen dari total kependudukan negara itu. Sementara pada tahun 2002 dicatat peningkatan populasi warga Muslim menjadi lebih dari 14 juta jiwa. Seuumlah sumber tak resmi bahkan menyebutkan angka yang mencapai 20 juta jiwa. Tahun 2005, Ketua Dewan Mufti Rusia Ainuddin mengatakan bahwa jumlah warga Muslim di Rusia mencapai 23 juta jiwa. Diperkirakan bahwa salah satu faktornya adalah imigrasi warga Muslim dari negara-negara Muslim bekas Uni Soviet ke Rusia. Dengan demikian, Islam menempatkan diri sebagai agama mayoritas kedua di Rusia.
Data tahun 1991 menyebutkan adanya 300 masjid di Rusia. Jumlah ini meningkat menjadi delapan ribu masjid pada saat ini. Ketika Uni Soviet runtuh dan Republik Federasi Rusia terbentuk, tidak ada satipun pusat pendidikan agama Islam di sana. Namun kini minimal ada 50 sampai 60 sekolah Islam yang memberikan pendidikan agama kepada lebih dari lima ribu pelajar Muslim. Tahun 1991, hanya 40 warga Muslim Rusia yang menunaikan ibadah haji. Akan tetapi angka itu meningkat menjadi 13500 orang pada tahun 2005. Data tak resmi menyebutkan bahwa di ibukota Moskow terdapat 1,5 juta warga Muslim dengan enam masjid. Dengan demikian, Moskow menjadi ibukota Eropa dengan populasi jumlah warga Muslim terbesar. Sebagian kalangan bahkan memprediksikan bahwa kedepannya Rusia bakal menjadi negara dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam.
Imigrasi orang Islam ke Amerika terjadi secara bertahap. Pada abad 19, kelompok-kelompok Muslim didatangkan ke Amerika untuk menggarap pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh orang-orang keturunan Eropa. Setelah berakhinya perang saudara di Negara itu dan sebelum pecahnya Perang Dunia I, pemerintah Amerika mendatangkan orang-orang Arab dari Suriah, Lebanon, Jordania dan Palestina untuk bekerja di sana. Mereka umumnya beragama Kristen namun ada pula kelompok Muslim di antara mereka, meliputi Muslim Sunni, Syiah, Alawi dan Druz.
Setelah berakhirnya Perang Dunia I yang disusul dengan runtuhnya imperium Utsmani terjadi gelombang kedua imigrasi orang Islam ke Amerika. Mereka umumnya berasal dari negara-negara yang dulunya berada di bawah kendali pemerintahan Utsmani. Pemetaan kependudukan berdasarkan etnik dalam undang-undang keimigrasian Amerika yang di awal abad 20 lebih banyak diperuntukkan bagi warga Eropa, jumlah imigran Muslim di Amerika masih sangat terbatas.
Gelombang ketiga imigrasi dimulai pada trahun 1930. Saat itu, berdasarkan undang-undang keimigrasian Amerika warga Muslim berhak untuk mengundang sanak keluarganya berhijrah ke Amerika. gelombang keempat imigrasi terjadi pasca Perang Dunia II dan berlanjut sampai dekade 1960. Kebanyakan mereka yang berhijrah ke Amerika pada periode ini adalah pedagang, mahasiswa, dan teknisi di berbagai bidang. Mereka memilih berhijrah ke AS karena faktor ekonomi, budaya, pendidikan, dan sosial. Dengan adanya perubahan mendasar pada undang-undang keimigrasian di Amerika pada tahun 1965, pemerintah setempat menghapuskan pemetaan imigrasi berdasarkan etnis dan kebangsaan untuk digantikan dengan keahlian dan unsur ekonomi. Undang-undang ini kembali membuka peluang bagi sebagian warga Muslim untuk berpindah ke Amerika.
Gelombang kelima imigrasi berbarengan dengan terjadinya transformasi di tingkat global, kemelut di sejumlah negara Islam dan keterbatasan yang didapat di benua Amerika. Imigrasi gelombang, umumnya terjadi dengan tujuan wilayah Amerika utara dan Amerika Serikat. Imigran Muslim terbanyak pada periode ini berasal dari Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Iran, Indonesia, Malaysia, India, negara Arab, Palestina, Turki dan Afrika utara. Imigran Muslim ke Amerika semakin meningkat karena dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya perang Arab-Israel yang terjadi pada tahun 1967 dan 1973, perang saudara di Lebanon pada dekade 1970-80, dan pendudukan negara-negara Islam seperti Afghanistan yang dijajah oleh Uni Soviet. Transformasi lain yang berpengaruh adalah serangan Israel ke Lebanon, dua perang yang terjadi di Irak, kemerdekaan negara-negara Kaukasus dari Uni Soviet, dan pergolakan politik di wilayah utara Afrika.
Setengah abad yang lalu, para sosiolog dan pakar ilmu politik di Dunia Barat tak pernah menduga bahwa Islam di kemudian hari bakal menjadi satu kekuatan besar dalam tatanan internasional. Sebab, sampai saat itu, pengaruh umat Islam dalam percaturan politik, ekonomi, budaya dan regional sangat kecil. Di Amerika utara dan Amerika Serikat, komunitas Muslim dan aktivitas mereka tak pernah dipertimbangkan. Namun sejak tiga dekade silam, tepatnya setelah kemenangan revolusi Islam di Iran, semua prediksi dan peta kekuatan mendadak berubah. Islam kini menjadi satu kekuatan besar yang diperhitungkan oleh semua pihak dalam percaturan internasional.
Sejauh ini belum ada data akurat tentang populasi Muslim di Amerika. Sebab sensus kependudukan di negara itu yang dilakukan setiap sepuluh tahun sekali tidak menyertakan madzhab dan agama dalam pendataan. Karenanya, jumlah warga Muslim di negara tidak lebih dari perkiraan saja. Dalam datanya, pemerintah AS menyatakan bahwa sejak kemerdekaan Amerika sampai tahun 1965 jumlah imigran Muslim yang datang ke negara ini sangat kecil dibanding imigran dari negara-negara dan masyarakat non-Muslim. Ditambahkan bahwa jumlah imigran Muslim yang datang ke Amerika antara tahun 1820 sampai 1965 tercatat sebanyak 520 ribu orang yang kebanyakannya berasal dari kawasan Balkan di Eropa, Turki, India, Pakistan, dan Bangladesh.
Sementara itu, dari tahun 1966 sampai tahun 1980, imigran yang datang ke Amerika dari negara-negara Muslim meningkat hingga 800 ribu orang. Meski mayoritas mereka beragama Islam namun sebagian menganut agama lain seperti Kristen dan Yahudi. Jumlah imigran dari negara-negara Muslim kembali menunjukkan peningkatan mencapai 920 ribu jiwa pada dekade 1980 dan lebih dari satu juta jiwa antara tahun 1990 sampai 1997. Dengan penjelasan tadi, berarti jumlah imigran dari negara-negara Muslim yang datang ke AS antara tahun 1820 sapai 1997 mencapai total 3,3 juta jiwa atau hanya lima persen dari keseluruhan jumlah imigran yang mencapai 64 juta jiwa.
Saat ini populasi warga Muslim di AS diperkirakan berjumlah minimal enam juta dan maksimal 10 juta jiwa. Dari sekitar 10 juta warga Muslim sebagian besar menganut mazhab Ahlussunnah dan sekitar dua juta jiwa mengaikuti madzhab Syiah. Sebagian besar Muslim Syiah di Amerika berasal dari Iran yang diperkirakan jumlah mereka mencapai satu juta jiwa. Selain dari Iran, warga Muslim Syiah di Amerika berasal dari Irak, Lebanon, Afghanistan, Arab Saudi, Pakistan, India, Azerbaijan, Tajikistan, Turkmenistan, Suriah dan negara-negara lain. Pada dekade 1970 dan 1960, Syiah di Amerika tergolong sebagai komunitas muslim yang aktif di kancah politik. Mereka memiliki andil besar dalam menggalang persatuan di antara umat Islam di Amerika.
Kecenderungan kepada Islam di kalangan Afro Amerika menarik perhatian para pakar kependudukan. Sebagian besar mereka bermadzhab Sunni dan hanya sebagian kecil yang mengikuti madzhab Syiah. Kelompok Muslim Amerika keturunan Afrika ini biasanya menunjukkan identitas keislaman lewat nama dan tradisi mereka.
Tingkat kecenderungan untuk memeluk Islam di Amerika pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 20 ribu kasus. 63 persen di antaranya berkenaan dengan warga keturunan Afrika, 27 persen wawrga kulit putih dan sembilan persen dari entis Hispanik. Belum lama ini Radio Amerika seksi siaran bahasa Farsi dalam sebuah laporannya membahas tentang perkembangan Islam di Amerika. Laporan ini dimulai dengan suara adzan. Reporter selanjutnya mengatakan bahwa suara adzan ini bukan berasa dari salah satu jalanan di Jakarta atau sebuah desa di Pakistan, tetapi dari menara Pusat Islam Washington yang berada di jalan Massachusset Washington tempat kebanyakan kedutaan besar asing berada. Pertumbuhan Islam di Amerika sedemikian pesat dan hal ini diakui oleh para petinggi Gedung Putih.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Madeline Albright dalam sebuah pidatonya di Asosiasi Asia di New York menyebut Islam sebagai agama yang tumbuh pesat lebih cepat dibanding agama yang lain di Amerika. Sebagian besar warga Muslim Amerika tinggal di New York yang jumlah diperkirakan mencapai satu juta jiwa. Setelah New York, Los Angeles menempati urutan kedua disusul oleh Washington dan Detroit tempat kebanyakan imigran Arab Muslim memilih bertempat tinggal. Di New Yrok terdapat 50 masjid dan pusat agama Islam yang sebagiannya dikelola oleh Louis Farrakhan.
Berbagai kalangan memprediksikan bahwa pada sepuluh tahun mendatang, Eropa harus membenahi kembali identitasnya dan menerima agama Islam dengan ajarannya yang mulia dan peradaban yang besar sebagai bagian dari budaya yang tak terpisahkan dari Eropa. Prediksi ini mengemuka sejalan dengan pertumbuhan warga Muslim di benua ini. Memang sejauh ini belum ada data yang pasti mengenai poplasi jumlah warga Muslim mengingat tidak pernah ada upaya lembaga-lembaga resmi untuk mendatanya. Tahun 2010, sebuah koran Jerman menerbitkan laporan mengenai populasi warga Muslim Eropa yang diklaimnya mencapai 15 juta jiwa atau 3,3 persen dari total 455 juta penduduk benua ini.
Dari seluruh negara Eropa Barat, Jerman, Perancis, Austria dan Belanda dal;ah Negara dengan warga muslim terbanyak. Empat persen warga Jerman atau 3,2 juta jiwa beragama Islam. Angka ini sekaligus menempatkan warga Muslim sebagai minoritas terbesar di Jerman. Dari jumlah itu, 2,4 juta jiwa berasal dari etnis Turki sementara sisanya adalah imigran asal bekas Yugoslavia, Arab dan Iran. Di Inggris dengan populasi warga sebesar 60 juta jiwa, dua juta tercatat sebagai warga Muslim atau 3 persen dari total penduduk negara itu. Kebanyakan mereka berasal dari negara bekas jajahan Britania khususnya Pakistan dan Bangladesh. Di Perancis dengan pendudukan 60 juta jiwa, enam juta jiwa beragama Islam yang umumnya pendatang. Populasi warga Muslim Perancis didominasi oleh keturunan Turki.
Belanda, negara dengan penduduk 16 juta jiwa, 900 ribu warganya beragama Islam. di Austria, 340 ribu warga Muslim tercatat sebagai bagian dari masyarakat negara itu dengan total penduduknya yang berjumlah 8,1 juta jiwa. Warga muslim Austria umumnya datang dari Bosnia, diikuti oleh pendatang dari Turki, dan imigran dari negara-negara Muslim lainnya. Di Belgia dengan penduduknya yang berjumlah 10,3 juta jiwa, 380 ribu orang atau 3,7 persen beragama Islam yang kebanyakan datang dari Maroko dan Turki. Sementara itu, 70 persen warga Albania yang berjumlah 3,1 juta jiwa beragama Islam. Di Bosnia Herzegovina, 1,5 juta warga dari total 5,4 juta jiwa adalah warga Muslim. Di Denmark dengan penduduknya sebanyak lima juta jiwa, lima persen warganya beragama Islam. Di Italia, jumlah warga Muslim mencapai 850 ribu jiwa atau setara dengan 1,4 persen penduduk. Di Spanyol yang mengakui Islam sebagai salah satu agama resmi, terdapat sekitar satu juta warga yang beragama Islam. Jumlah ini kurang lebih sama dengan 2,5 persen dari total penduduk di negara itu. Di Swedia jumlah warga Muslim mencapai 300 ribu jiwa dari sembilan juta penduduknya yang mayoritas beragama Kristen.
Beberapa waktu lalu, The Guardian menurunkan laporan dari Pusat Riset Piu di Eropa tentang pertumbuhan populasi warga Muslim yang sangat signifikan. Diprediksikan bahwa dalam 20 tahun ke depan, populasi warga Muslim di Inggris akan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi di Eropa. Pusat riset lainnya di eropa bahkan menyebutkan angka yang jauh lebih tinggi. para pakar strategis Barat sebelumnya sudah memperingatkan akan terbentuknya komunitas Eropa Muslim pada tahun 2050. Faktor yang melahirkan fenomena ini adalah peningkatan imigrasi Muslim ke Eropa yang meningkat tajam disertai dengan kelahiran anak Muslim yang tinggi, dan di sisi lain menurunnya populasi warga pribumi di negara-negara Eropa. Apalagi, kepercayaan agama di tengah komunitas warga Eropa terhadap agama mereka juga semakin menurun.
Riset yang dilakukan oleh lembaga penelitian Kristen menunjukkan bahwa penurunan partisipasi warga Kristen dalam acara-acara ritual keagamaan di gereja. Riset ini menyebutkan bahwa di Inggris, hanya 6,3 persen warga Kristen yang setiap minggunya datang ke gereja untuk menghadiri acara keagamaan. Disebutkan pula bahwa dalam 15 tahun terakhir sekitar empat ribu gereja tepaksa ditutup dan dijual atau dialihfungsikan karena sepi pengunjung. Sebagian kalangan memprediksikan bahwa dalam beberapa tahun mendatang jumlah orang Kristen di Eropa yang beralih agama dan memeluk agam Islam akan mengalami peningkatan yang signifikan. Contohnya di Glasco, ada sekitar 200 orang yang asalnya beragama Kristen beralih ke agama Islam.
Para pemerhati mengatakan bahwa loyalitas warga Muslim di Eropa dan ketaatannya dalam menjalankan ritual keagamaan jauh lebih besar dibanding warga Kristen. Mereka rajin pergi ke masjid dan getol memedalam pengetahuan akan agama mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, generasi muda Muslim di Eropa justeru nampak lebih taat dalam beragama ketimbang orang tua mereka. Fenomena ini ditanggapi dengan sinis oleh sejumlah kalangan sehingga memunculkan isu yang menyebutkan tentang Eropa Islam. Isu inilah yang disinggung oleh Bernard Louis, salah seorang pakar budaya Barat dalam suratnya kepada Pemimpin umat Katolik dunia Paus Benediktus XVI. Dalam surat yang dikirin tahun lalu itu, Louis memperingatkan Paus akan kemungkinan jatuhnya Eropa ke tangan umat Islam di masa mendatang.
Pusat penelitian Piu dalam sebuah laporannya menyinggung soal penurunan polulasi warga Eropa seraya menambahkan bahwa pada tahun 2048, Perancis akan menjadi negara Republik Islam karena pertumbuhan populasi Muslim yang pesat yang di sana. Kondisi yang sama bakal dialamai Jerman pada sekitar tahun 2050. Koran Inggris The Guardian dalam laporannya menyebutkan bahwa bahaya yang lebih besar justeru muncul karena tidak adanya tindakan yang semestinya di Eropa terhadap warga Muslim khususnya di Inggris. Guardian menambahkan, diprediksikan bahwa pertumbuhan populasi warga Muslim bakal terjadi lebih pesat di Eropa barat dan utara.
Kenyataan bahwa Islam adalah agama yang sejalan dengan fitrah manusia sering diabaikan. Padahal faktor itulah yang menjadi pemicu ketertarikan banyak orang kepada agama ini. Alih-alih membuka mata dan menerima kenyataan yang ada, para penguasa rezim-rezim Eropa justeru mem,andang perkembangan Islam dan pertumbuhan jumlah warga Muslim di Eropa sebagai ancaman. Dengan memutarbalikkan fakta dan mengesankan Islam sebagai agama kekerasan dan anti damai, para pemimpin Eropa berusaha menjauhkan warganya dari Islam. Akibatnya propaganda Islamphobia gencar dilakukan oleh rezim-rezim itu. Seiring dengan itu, kubu nasionalis ekstrim di Eropa sengaja membesar-besarkan jumlah populasi umat Islam untuk mengesankannya sebagai ancaman besar bagi masyarakat Eropa. Padahal, jika dilihat dari prinsip demokrasi yang diagung-agungkan oleh Barat, seharusnya warga Muslim berhak hidup damai di kawasan itu.
Alhasil, seperti ditulis oleh The Guardian, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 populasi warga Muslim di sembilan negara Eropa termasuk Perancis, Rusia dan Belgia akan meningkat menjadi lebih dari 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa untuk sepuluh tahun mendatang, Eropa sudah harus mempersiapkan diri mengubah identitasnya dan menerima Islam sebagai bagian dari peradaban Eropa.
 
Rouhani: Tragedi yang Diciptakan Teroris Lukai Hati Nurani Dunia
Presiden Iran mengatakan, tragedi-tragedi kemanusiaan yang diciptakan oleh kelompok-kelompok teroris seperti Boko Haram, telah melukai hati nurani seluruh umat manusia.
Sebagaimana dilaporkan situs resmi kepresidenan Iran (26/1) Hassan Rouhani, Presiden Iran, Senin (26/1) dalam pertemuannya dengan Rukia Subow, Duta Besar baru Kenya untuk Iran menegaskan bahwa perang melawan terorisme membutuhkan kerja sama serius antarnegara.
Ia menambahkan, ÔÇ£Sungguh disayangkan sebagian besar kelompok teroris mengatasnamakan agama dan Islam dalam melancarkan aksinya. Akan tetapi pemikiran dan perbuatan mereka sama sekali tidak sesuai dengan ajaran Islam.ÔÇØ
Presiden Iran juga menyinggung soal meluasnya terorisme di kawasan Timur Tengah dan Afrika. Ia mengingatkan tentang instabilitas yang ditimbulkan oleh para perompak Somalia. ÔÇ£Dari sisi budaya, politik dan intelijen harus saling membantu sehingga akar aktivitas kelompok-kelompok teroris bisa dicabut,ÔÇØ katanya.
Menurut Rouhani, Kenya adalah sebuah negara penting dan berpengaruh di Timur Benua Afrika. Hubungan Tehran dan Nairobi, kata Rouhani, selalu penting bagi Iran.
Sehubungan dengan letak geografis dan kapasitas ekonomi yang dimiliki Kenya, Rouhani berharap kehadiran Dubes baru Kenya dapat memperdalam kerja sama bilateral khususnya di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan budaya.
Dubes baru Kenya di Tehran mengatakan bahwa negaranya menginginkan perluasan hubungan dengan Iran. Menurutnya jika sejumlah banyak nota kesepahaman dua negara bisa direalisasikan, maka tingkat kerja sama bilateral juga dapat ditingkatkan.
Militer Irak Sita Persenjataan Canggih Israel Milik Teroris
Sumber-sumber media mengabarkan ditemukannya persenjataan mutakhir buatan rezim Zionis Israel di wilayah Ramadi, Irak.
Situs berita Shafaqna (26/1) melaporkan, Jenderal Al Saadi, Komandan Pasukan Elit di Ramadi, Irak, Senin (26/1) mengatakan, ÔÇ£Kelompok teroris ISIS, untuk menghadapi pasukan Irak di Ramadi menggunakan persenjataan canggih buatan Israel.ÔÇØ
Jenderal Abdul Wahab Al Saadi terkait pertempuran sengit antara militer Irak dan pasukan sukarelawan rakyat dengan ISIS di wilayah Ramadi mengatakan, ÔÇ£Sedikitnya 21 personil militer Irak tewas dalam pertempuran tersebut dan pasukan Irak berhasil menyita persenjataan canggih buatan Israel dari tangan para teroris di wilayah ini.ÔÇØ
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Warisan Bersejarah Irak, Ahad (25/1) memprotes Israel yang merebut kepemilikan satu jilid Taurat tulisan tangan dari Irak secara ilegal. Ia meminta masyarakat internasional dan lembaga-lembaga seperti UNESCO atau Interpol untuk membantu mengembalikan peninggalan bersejarah itu ke Irak.
Aksi Israel itu ilegal dan kitab itu termasuk bagian dari peninggalan bersejarah Irak.
Al Qaeda Mengaku Tingkatkan Aksinya di Yaman
Al Qaeda mengabarkan peningkatan intensitas serangan-serangannya di Yaman.
Fars News (26/1) melaporkan, kelompok teroris Al Qaeda di laman internetnya mengumumkan, ÔÇ£Ansar Sharia, sayap Al Qaeda di Yaman, selama tiga bulan lalu melancarkan 205 operasi di 11 kota Yaman.ÔÇØ
Operasi-operasi ini dilakukan di Provinsi Sanaa, Marib, Al Bayda, Zamar, Ibb, Al Hadida, Taiz, Hadhramaut, Abyan, Shabwa dan Lahj. Sebagian besar serangan teror ini dilakukan terhadap Ansarullah dan personil militer Yaman.
Jumlah serangan Al Qaeda di Provinsi Al Bayda dibandingkan dengan provinsi-provinsi Yaman lainnya lebih banyak. 91 serangan selama tiga bulan terjadi di provinsi ini, khususnya pertempuran sengit di wilayah Rada antara Ansarullah dan Ansar Sharia.
Dalam beberapa bulan terakhir, Yaman menjadi target serangan dan peledakan bom yang dilakukan oleh kelompok teroris Al Qaeda. Serangan-serangan ini menewaskan banyak warga sipil, aparat keamanan dan anggota Ansarullah.
Faktor-Faktor Pemersatu Umat dalam Sirah Rasulullah
Makna persatuan umat Islam adalah bahwa seluruh Muslim saling bersanding di samping tetap menjaga keyakinan mazhab masing-masing serta lebih menekankan pada sisi kolektif dalam agama Islam seperti al-Quran, Rasulullah dan kiblat yang satu, serta menghindari segala bentuk perselisihan mazhab, politik maupun ras yang akan menyebabkan pengenduran umat Islam. Tidak diragukan lagi bahwa sejarah kehidupan Rasullah dapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan sempurna prinsip serta parameter untuk menciptakan persatuan dalam kondisi dunia Islam saat ini. Perjalanan hidup beliau, memiliki berbagai dimensi yang dapat dibahas.
 
Rasulullah Saw, menilai persatuan umat Islam sebagai strategi fundamental kekuatan Muslim di setiap waktu dan tempat, dan untuk mewujudkannya beliau telah melakukan berbagai upaya tanpa henti. Sedemikian rupa sehinga kekuatan dan kemuliaan masyarakat Islam yang baru┬á terlahir di masa risalah itu, merupakan hasil dari bimbingan dan upaya persatuan Rasulullah Saw. Dari dimensi poiltik, sosial dan budaya Rasulullah Saw, kita memahami bahwa persatuan bukan hanya terjadi antarumat Islam saja melainkan keselarasan seluruh masyarakat Islam yang di dalamnya juga terdapat kelompok-kelompok non-Muslim. Ini menjadi prioritas upaya Rasulullah Saw. Imam Ali as dalam hal ini mengatakan, ÔÇ£Rasulullah Saw memperbaiki jurang sosial dengan persatuan dan mendekatkan jarak-jarak (dalam masyarakat).ÔÇØ (Nahjul Balaghah, khutbah 231)
 
Dalam mewujudkan persatuan umat Islam, Rasulullah menggunakan strategi ideologi, akhlak, politik dan budaya. Pemberantasan pemikiran syirik dan non-Tauhid serta menggantikannya dengan perspektif Tauhid, membuka peluang bagi terwujudnya persatuan ideologi pada masa itu. Upaya beliau mampu mengikis benturan-benturan keyakinan dan mengubahnya menjadi persatuan identitas pemikiran yang terpadu.
 
Dengan menekankan pada ketauhidan khususnya pada fakta bahwa risalah yang diemban beliau merupakan kelanjutan dari agama Nabi Ibrahim as, Rasulullah Saw telah memanfaatkan kapasitas masyarakat di masa itu untuk mewujudkan persatuan pemikiran. Dalam masyarakat jahiliyah ketika itu, sekelompok Arab masih meyakini risalah ketauhidan yang dibawa oleh Nabi Ibrahim Hanif. Penggunaan kata dan makna ÔÇ£hanifÔÇØ untuk agama Islam oleh Rasulullah Saw, adalah metode briliant beliau untuk menciptakan ikatan antara Islam dan agama Nabi Ibrahim.
 
Dewasa ini, Muslim juga mampu memanfaatkan kapasitas besar dari ideologi mereka yaitu keimanan pada ketauhidan dan poros-poros ketauhidan untuk menciptakan persatuan. Jika makna sejati ketauhidan dipahami dengan baik oleh umat Muslim, maka akan tercipta kerukunan serta keselarasan terindah dan terkokoh. Di bawah naungan perspektif ini, pemberantasan dan perlawanan terhadap manifestasi kezaliman dan kefasadan di dunia secara otomatis akan menjadi prioritas program dunia Islam.
 
Salah satu di antara poin penting dalam keselarasan masyarakat Islam di masa risalah Rasulullah Saw adalah akhlak mulia beliau. Para ahli sejarah mengakui bahwa apa yang membuat Rasulullah Saw menguasai hati rakyat adalah akhlak dan kemuliaan pribadi beliau khususnya dalam berinteraksi dengan masyarakat. Budi luhur, keramahan, kasih sayang kepada fakir miskin dan orang-orang papa, serta menghindari kesombongan dan haus kekuasaan, merupakan di antara nilai-nilai luhur, yang membuat Rasulullah Saw dicintai masyarakat. Dengan kata lain, wujud beliau menjadi poros keselerasan dan kekompakan umat Muslim. Rasulullah tidak menggunakan kekuasaan dan posisinya sebagai sarana untuk menakut-nakuti atau mengancam masyarakat. Beliau adalah pemimpin yang sangat perhatian, penuh kasih sayang dan pemaaf.
 
Contoh nyata sifat pemaaf Rasulullah Saw adalah pemaafan beliau kepada seluruh warga Mekkah. Setelah menaklukkan kota Mekkah, Rasullah Saw memaafkan warga Mekkah yang telah melakukan berbagai kejahatan terhadap beliau dan juga para sahabat. Padahal ketika itu, Rasulullah Saw memiliki kekuatan yang telah sampai pada puncaknya untuk membalas dendam.
 
Pada hari penaklukan kota Mekkah, Rasulullah Saw bersabda, ÔÇ£Muslim adalah saudara Muslim, dia tidak berbuat jahat kepada saudaranya, tidak menghinanya dan tidak mengkhianatinya. Adalah tugas umat Muslim untuk saling mengikat hubungan dan saling membantu yang memerlukan bantuan dan saling mengasihi.ÔÇØ
 
Dengan demikian, akhlak penuh pesona Rasulullah Saw, merupakan faktor penting dalam meredam perselisihan dan menjadi strategi sangat berharga untuk mewujudkan persatuan hati umat. Namun sayangnya, sekarang sebagian besar negara Islam tidak memiliki pemimpin yang adil, peduli dan dapat dipercaya, yang justru menciptakan jurang antarumat Islam. Masalah ini, menciptakan berbagai masalah dan tantangan serius dari dalam tubuh umat Islam. Salah satu masalah seriusnya adalah degradasi kekuatan umat Islam dalam menghadapi ancaman musuh dan juga membuka peluang bagi penyusupan kelompok-kelompok menyimpang seperti gerakan Takfiri yang sekarang sedang menebar kejahatan di dunia Islam sendiri.
 
Rasulullah Saw menggunakan posisi dan kekuatannya serta manajemen dan perenungannya, untuk mencerabut akar perselisihan dalam masyarakat Islam. Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat Madinah adalah banyaknya kabilah dan kelompok yang hidup di kota itu. Masing-masing kabilah saling memiliki perselisihan dan masalah. Dengan menempatkan Tauhid sebagai poros dan menciptakan keyakinan yang kolektif dalam masyarakat, Rasulullah Saw mampu mendekatkan hubungan antarkabilah dan kelompok yang sebelumnya saling berseteru. Karena umat Muslim harus patuh kepada Allah Swt dan Rasulullah Saw.
 
Kondisi politik Arab Saudi sebelum Islam menunjukkan bahwa tidak ada kekuasaan politik terpadu dan rapi di jazirah itu. Yang ada saat itu adalah berbagai kabilah yang memiliki pemimpin masing-masing dan karena tidak memiliki ketertiban hukum dan politik, masyarakat jahiliyah Arab saat itu terjebak dalam kekacauan dan perselisihan.
 
Membangun sebuah pemerintahan merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan persatuan Islam dan pembentukan umat yang satu, karena tanpa pemerintahan dan bimbingan politik dari seorang pemimpin, persatuan juga tidak akan terwujud. Era 10 tahun risalah Rasulullah Saw di kota Madinah merupakan bukti nyata dalam hal ini. Masuknya Rasulullah Saw ke kota Madinah bersama dengan penandatanganan perjanjian antarkelompok yang mengawali upaya perwujudan persatuan dalam masyarakat Islam. Salah satu perjanjian penting adalah kesepakatan yang ditandatangani Rasulullah dengan seluruh kabilah dan kelompok yang ada di kota itu. Ini menjadi manajemen terbaik untuk mewujudkan persatuan mengingat kesepakatan tersebut akan menjamin keamanan dan kepentingan seluruh kelompok baik Muslim maupun non-Muslim. Selain itu, kesepakatan tersebut menjadi mukadimah terbentuknya persatuan politik dan pemerintahan. Hak-hak kaum Kristen dan Yahudi yang hidup dalam masyarakat Islam, dihormati oleh Rasulullah. Mereka tidak berulah di hadapan umat Islam dan mereka dapat tetap mempertahankan keyakinan mereka. Pada suatu hari, Rasulullah Saw kepada masyarakat Muslim bersabda: ÔÇ£Jika ada orang non-Muslim yang berlindung kepada kalian, maka siapkan semua sarana kenyamanannya dan sampaikan makanan ruhnya dengan ajaran Islam. Mungkin dia akan menemukan hakikat dan memeluk Islam. Jika dia memeluk Islam maka dia akan menjadi saudaramu, dan jika tidak, maka dia tetap terhormat dalam perlindunganmu.ÔÇØ(
Pesan Rahbar kepada Pemuda Eropa dan Amerika Utara
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pesan kepada para pemuda dan remaja di Eropa dan Amerika Utara, dan meminta mereka untuk mengenal Islam melalui al-Quran dan kehidupan Nabi Besar Muhammad Saw.
Seperti dilaporkan IRNA mengutip situs informasi Kantor Pelestarian dan Publikasi Karya-karya Ayatullah Khamenei, Rabu (21/1),  pesan tersebut sebagai berikut:
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Untuk Pemuda di Eropa dan Amerika Utara
Peristiwa baru-baru ini di Perancis dan insiden yang serupa di beberapa negara Barat lainnya telah meyakinkan saya untuk langsung berbicara dengan kalian tentang hal tersebut. Saya berbicara kepada kalian (para pemuda), bukan berarti  saya mengabaikan orang tua kalian, melainkan karena masa depan bangsa dan negara kalian  berada di tangan kalian sendiri; dan juga saya menemukan bahwa rasa untuk mencari kebenaran di hati kalian lebih hidup, kuat dan waspada.
Saya tidak berbicara kepada politisi dan negarawan kalian dalam pesan ini, karena saya yakin bahwa mereka telah dengan sadar memisahkan jalur politik dari jalan kejujuran dan kebenaran.
Pembicaraan saya dengan kalian adalah tentang Islam, khususnya gambaran dan wajah yang ditampilkan kepada kalian tentang Islam. Sejak dua dekade lalu, kira-kira setelah kehancuran Uni Soviet, banyak upaya telah dilakukan untuk menempatkan agama besar ini di posisi sebagai musuh yang menyeramkan. Provokasi rasa takut, kebencian dan pemanfaatannya, sayangnya memiliki catatan panjang dalam sejarah politik Barat.
Di sini, saya tidak akan membahas mengenai berbagai phobia yang hingga kini diindoktrinasi kepada bangsa-bangsa Barat. Dengan tinjauan sepintas studi kritis terbaru tentang sejarah, kalian akan melihat fakta bahwa dalam penulisan sejarah baru, perilaku-perilaku tidak jujur dan munafik pemerintah-pemerintah Barat terhadap bangsa-bangsa dan budaya lain di dunia telah dikecam.
Sejarah Amerika Serikat dan Eropa malu dengan perbudakan, malu dengan masa penjajahan dan malu dengan penindasan orang-orang kulit berwarna dan non-Kristen. Peneliti dan sejarawan kalian sangat merasa malu atas pertumpahan darah atas nama agama antara Katolik dan Protestan, atau atas nama kebangsaan dan etnis selama Perang Dunia Pertama dan Perang Dunia Kedua.
Hal ini dengan sendirinya layak dipuji, dan tujuan saya untuk menyebutkan sebagian kecil dari daftar panjang ini, bukan untuk mencela sejarah, namun saya meminta kalian untuk bertanya kepada para intelektual kalian mengapa hati nurani publik di Barat harus selalu terlambat selama beberapa puluh tahun dan terkadang satu abad untuk bangun dan sadar? Mengapa revisi dalam kesadaran kolektif harus diarahkan ke masa lalu yang jauh dan tidak ke arah persoalan sekarang ini? Mengapa dalam isi-isu penting seperti cara perlakuan terhadap budaya dan pemikiran Islam untuk pembentukan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, dicegah?
Kalian mengetahui dengan baik bahwa penghinaan, dan penyebaran kebencian dan ketakutan ilusi dari "orang lain" telah menjadi dasar umum bagi semua pencari keuntungan dan penindas.
Sekarang, saya ingin kalian bertanya pada diri kalian sendiri, mengapa kebijakan lama dari penyebaran "phobia" dan kebencian menargetkan Islam dan Muslim dengan intensitas belum pernah terjadi sebelumnya? Mengapa struktur kekuasaan di dunia saat ini ingin pemikiran Islam terpinggirkan dan pasif? Apakah konsep dan nilai-nilai dalam Islam mengganggu berbagai agenda kekuatan-kekuatan besar dan apa kepentingan-kepentingannya dilindungi dalam bayangan mendistorsi citra Islam? Oleh karena itu, permintaan pertama saya adalah supaya kalian bertanya dan mengeksplorasi  tentang motivasi penodaan luas terhadap Islam.
Permintaan kedua saya adalah sebagai reaksi terhadap banjir prasangka dan kampanye negatif, cobalah kalian untuk mendapatkan pengetahuan langsung dan tanpa perantara tentang agama ini. Logika yang tepat mensyaratkan bahwa setidaknya kalian memahami apa yang membuat kalian takut dan lari darinya.
Saya tidak memaksa bahwa kalian harus menerima penafsiran saya atau interpretasi lain tentang Islam. Namun yang ingin saya katakan adalah jangan biarkan realitas-realitas yang dinamis dan efektif di dunia saat ini diperkenalkan kepada kalian dengan kepentingan dan tujuan-tujuan yang telah terkontaminasi. Kalian jangan biarkan orang-orang munafik menggunakan para teroris yang mereka rekrut sebagai wakil Islam untuk memperkenalkan agama ini kepada kalian.
Kenalilah Islam dari sumber-sumber primer dan aslinya. Kenalilah Islam melalui al-Quran dan kehidupan Nabi Besar Muhammad Saw. Di sini, saya ingin menanyakan apakah kalian hingga sekarang telah langsung membaca al-Quran kaum Muslimin? Apakah kalian telah mempelajari ajaran Nabi Islam (Muhammad Saw) dan doktrin kemanusiaan dan akhlaknya? Selain media, apakah hingga sekarang kalian pernah menerima pesan Islam dari sumber lain?
Pernahkah kalian bertanya pada diri sendiri bagaimana dan atas dasar nilai-nilai apa selama berabad-abad Islam telah mengembangkan peradaban ilmiah dan intelektual terbesar dunia dan membimbing para ilmuwan dan pemikir paling terkemuka?
Saya ingin kalian untuk tidak membiarkan mereka menciptakan jurang emosional antara kalian dan realitas dengan gambaran penghinaan dan ofensif, dan menghilangkan kemungkinan penilaian yang tidak memihak dari kalian. Hari ini, media komunikasi telah menghapus batas geografis. Oleh karena itu, jangan kalian biarkan mereka mengepung kalian dalam batas-batas palsu (buatan) dan mental.
Meskipun tak seorangpun yang secara individual mampu memenuhi kesenjangan yang diciptakan, namun masing-masing dari kalian dapat membangun jembatan pemikiran dan keadilan di atas kesenjangan itu untuk menerangi diri sendiri dan lingkungan di sekitar kalian.Tantangan yang telah direncanakan sebelumnya antara Islam dan kalian (para pemuda) ini, meski tidak diinginkan, namun hal ini dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru di benak kalian yang penasaran dan bertanya-tanya. Upaya untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan memberi kalian peluang yang tepat untuk menemukan kebenaran baru.
Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang tepat, benar dan objektif tentang Islam, sehingga diharapkan, karena rasa tanggung jawab terhadap kebenaran, generasi mendatang akan menulis sejarah interaksi antara Islam dan Barat saat ini dengan hati nurani lebih jernih dan kebencian yang lebih rendah.
 
Sayid Ali Khamenei
21 Januari 2015
Sekjen NATO Peringatkan Bahaya Ekstremisme di Kosovo
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO memperingatkan bahaya yang ditimbulkan oleh para ekstremis di Kosovo.
IRIB News (24/1) melaporkan, Jens Stoltenberg, Sekjen NATO, Jumat (23/1) di Pristina, Serbia kepada pejabat pemerintah Kosovo memperingatkan bahaya potensial para ekstremis yang kembali ke wilayah itu setelah bertempur di Suriah dan Irak.
Sekjen NATO menegaskan, ÔÇ£Kembalinya para ekstremis dari perang Suriah dan Irak dapat membahayakan negara-negara kawasan, bahkan bagi seluruh Eropa dan harus dijalin kerja sama untuk memerangi terorisme dan ekstremisme ini.ÔÇØ
Selama bulan Agustus-September 2014, aparat kepolisian Kosovo menangkap 55 orang yang diduga bergabung dengan kelompok teroris di Suriah untuk menyebarkan pemikiran ekstrem dan merekrut anggota.
Menurut laporan dinas keamanan Kosovo, sekitar 150 warga negara itu bergabung dengan kelompok-kelompok ekstrem bersenjata di Suriah dan sampai sekarang 16 orang di antaranya tewas.
Ulama Pakistan: Islamphobia Barat Picu Perang Dunia Ketiga
Ketua Partai Jamaat Islami, Pakistan memperingatkan, berlanjutnya aksi-aksi kebencian atas Islam di Barat, dan penekanan beberapa pihak di Barat atas penghinaan terhadap kesucian Islam, dapat memicu Perang Dunia Ketiga.
IRNA (24/1) melaporkan, Siraj ul Haq, Jumat (23/1) malam di hadapan masyarakat ibukota Pakistan dalam pidatonya di acara Perhimpunan Posisi Kenabian memprotes penghinaan atas kesucian Islam oleh beberapa kalangan dan media Barat. Ia menyebut aksi-aksi semacam ini sebagai ÔÇ£ekstremisme BaratÔÇØ dan menuturkan, ÔÇ£Berlanjutnya hal ini dapat menyeret dunia ke dalam perang dunia ketiga dan PBB yang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dunia, harus menghentikan aksi-aksi penghinaan terhadap nabi-nabi Tuhan oleh masyarakat Barat.ÔÇØ
Ia menambahkan, ÔÇ£Jika perang ini sampai terjadi, yang bertanggung jawab adalah lobi-lobi ekstremisme Barat.ÔÇØ
Siraj ul Haq menuduh Amerika Serikat dan sekutu Baratnya melancarkan ekstremisme melawan Islam. ÔÇ£Amerika dalam seluruh langkahnya terlibat terorisme dan anti-Islam,ÔÇØ katanya.
Ia juga berpesan kepada pemerintah Perancis, ÔÇ£Paris harus meminta maaf kepada masyarakat Muslim dunia atas penghinaan yang dilakukan media-media negara itu terhadap kesucian Islam dan Nabi Muhammad Saw.ÔÇØ
Fitnah Takfiri dalam Perspektif Rahbar
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (25/11) dalam pertemuannya dengan ulama, cendikiawan dan tamu-tamu peserta Konferensi Internasional Bahaya Kelompok Ekstrem Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam, menilai gerakan Takfiri yang dalam beberapa tahun terakhir kembali dihidupkan merupakan kendala yang dipaksakan dan bikinan tangan-tangan imperialis bagi Dunia Islam.
 
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa motif dari ulah gerakan Takfiri adalah untuk merealisasikan ambisi Amerika Serikat, negara imperialis dan rezim Zionis Israel, khususnya usaha untuk melupakan isu Palestina serta Masjid al-Aqsa. Beliau menjelaskan bahwa pembentukan gerakan ilmiah, rasional dan komprehensif untuk mengikis akar Takfiri, pencerahan terkait peran imperialis menghidupkan kembali gerakan sesat ini serta keseriusan dan tuntutan umum terkait isu Palestina sebagai masalah utama dunia Islam, merupakan tugas utama ulama Islam untuk saat ini.
 
Gerakan Takfiri dan pemerintahan yang mendukung, sejatinya kepanjangan dari sejarah imperialis, di mana fenomena ISIS muncul demi mensukseskan ambisi imperialis Amerika, Eropa dan rezim Zionis Israel. Gerakan ini dengan kedok Islam secara praktis menjadi pelayan kubu arogan dunia. Konspirasi ini dirancang dan dilancarkan dengan bantuan oleh dinas rahasia Barat dan Israel serta dengan menggunakan dolar negara kaya minyak sejumlah negara Arab serta memiliki sejumlah tujuan. Di antara tujuan tersebut adalah menyelewengkan Kebangkitan Islam yang marak di kawasan. Kebangkitan Islam adalah gerakan anti Amerika, anti-despotisme  serta antek-antek Amerika di kawasan. Namun Takfiri mengubah gerakan agung ini menjadi perang saudara dan pembantaian umat Muslim.
 
Kondisi Hamas sebagai poros muqawama yang sendirian di perang 50 hari Jalur Gaza merupakan strategi sistematis. Strategi ini terbentuk melalui proyek penyelewengan semangat Kebangkitan Islam yang dilancarkan pemuda Muslim.  Di tengah-tengah konflik dan fitnah, rezim Zionis Israel seraya mengumumkan Palestina pendudukan sebagai Negara Yahudi semakin gencar melancarkan kebijakan pendudukan al-Quds dan Masjid al-Aqsa serta melemahkan bangsa Palestina.
 
Sementara itu, Takfiri justru dijadikan isu untuk menyibukkan negara-negara Islam sehingga mereka tidak memerangi Israel karena sibuk dengan ulah kelompok ISIS yang merajalela di jalan-jalan serta kota-kota Irak, Suriah, Pakistan dan Libya. Menurut Rahbar, gerakan ini merupakan salah satu kejahatan tak terlupakan Takfiri. Perusakan infrastruktur negara-negara Islam oleh Takfiri dan kini gerakan Takfiri dengan ulahnya mengunggah gambar-gambar kejahatan mereka seperti pemenggalan kepala manusia tak berdosa atau aksi sadis memakan jantung di depan kamera dengan mengatasnamakan Islam adalah strategi sistematis untuk merusak citra Islam.
 
Langkah berulang pesawat Amerika mengirim peralatan militer dan perang kepada ISIS di Irak merupakan fenomena lain yang dijelaskan Rahbar dalam pidatonya. Realita ini semakin menunjukkan kebohongan klaim AS memerangi ISIS melalui Koalisi Internasional Anti-Terorisme, karena tujuan utama koalisi ini adalah melanjutkan perang serta bentrokan antar-Muslim. Tapi yang pasti mereka tidak akan berhasil menggapai tujuan busuknya tersebut. Jelas sudah pihak mana sebenarnya yang diuntungkan dari gerakan sesat ISIS dan Salafi. Oleh karena itu, Rahbar menilai gerakan berbahaya ini harus dicermati lebih serius dan lebih umum ketimbang ISIS.
 
Ideologi radikal Takfiri memiliki akar sejarah yang panjang dan sejak muncul, pemikiran menyimpang ini menuai penentangan dari ulama Islam baik Syiah maupun Sunni. Sementara itu, peran imperialis Inggris dalam kemunculan serta meluasnya Wahabi sebagai simbol nyata gerakan Takfiri serta peran AS dan rezim Zionis Israel dewasa ini dalam menghidupkan kembali serta memperkokoh gerakan ini sangat transparan dalam pandangan pengamat.
 
Dalam pertemuannya dengan peserta Konferensi Internasional Bahaya Kelompok Ekstrem Takfiri dalam Pandangan Ulama Islam, Rahbar seraya mengisyaratkan bahwa ISIS dan kejahatannya merupakan buah busuk dari gerakan Takfiri mengatakan, ÔÇ£Gerakan Takfiri ini meski bukan sesuatu yang baru dan memiliki sejarah panjang, namun dalam beberapa tahun terakhir dihidupkan kembali dan diperkuat oleh tangan-tangan imperialis, uang sejumlah negara kawasan serta rencana yang disusun oleh agen-agen rahasia negara imperialis seperti AS, Inggris dan Israel.ÔÇØ
 
Ketika negara-negara Islam di kawasan mengecap revolusi Islam dan pemerintah Arab boneka Barat mulai goyah, maka salah satu opsi selamat bagi imperialis adalah menyelewengkan gerakan agung ini dan kebangkitan bangsa Muslim dari jalur semestinya. Ayatullah Khamenei menyebutkan sejumlah sikap gerakan Takfiri yang membuktikan kontradiksi gerakan ini dengan ajaran Islam. Di antaranya adalah berdamai dengan rezim Zionis, membiarkan muslim Gaza sendiridan dalam perang tak seimbang dengan Zionis serta merusak infrastruktur penting negara-negara Islam.
 
Rahbar berkata, ÔÇ£Saksikanlah berapa banyak jalan, kilang minyak, tambang, badara udara, kota dan rumah di negara-negara ini yang rusak. Dan akibat perang saudara dan pembantaian terhadap saudara Muslim, berapa banyak waktu, uang, dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memulihkan kondisi yang ada. Ini adalah kerugian dan pukulan telak yang diberikan gerakan Takfiri selama beberapa tahun kepada dunia Islam hingga saat ini.ÔÇØ
 
Islam adalah agama rahmatan lilalamin dan agung. Rasulullah Saw bersabda, ÔÇ£Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.ÔÇØ Rasulullah dan Ahlul Baitnya adalah pribadi-pribadi yang membuat sahabat dan musuh terperangah dengan keluhuran akhlaknya. Al-Quran dan ajaran agama penuh dengan nasehat Ilahi terkait kehormatan manusia dan urgensitas menjaga hak-hak manusia baik itu Muslim maupun kafir. Keindahan Islam sangat menarik fitrah manusia-manusia yang sehat, bahkan mereka yang non Muslim pun akan senang ketika menemukan realita agama Ilahi ini.
 
Pemimpin imperialis dunia yang menyadari eksistensi mereka sangat bergantung dengan penyembunyian wajah indah dan manusiawi Islam Muhammadi, berusaha dengan cara apa pun mencitrakan buruk wajah Islam kepada masyarakat dunia. Sehingga mereka mampu mencegah masyarakat internasional cenderung kepada agama samawi ini. Gerakan Takfiri dengan apik mempersiapkannya bagi musuh Islam.
 
Ayatullah Khamenei di bagian lain pidatonya kepada para ulama dan cendikiawan Islam mengatakan, ÔÇ£Gerakan Takfiri telah merusak citra dan wajah Islam di dunia. Seluruh manusia di dunia menyaksikan di televisi kepala-kepala manusia tak berdosa dipenggal. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.┬á Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain) untuk mengusirmu. (al-Mumtahana 8-9). Gerakan Takfiri malah bersikap sebaliknya, mereka membunuh Muslim, orang kafir yang tidak memusuhi Islam pun mereka penggal. Gambar-gambar eksekusi brutal ini mereka sebar ke seluruh dunia. Semua aksi ini mengatasnamakan Islam. Islam yang penuh rahmat, Islam rasional. Namun mereka mengenalkan Islam sebagai agama kekerasan. Apakah ada kejahatan yang lebih besar dari ini? Apakah ada fitnah yang lebih sadis dari ini?
 
Dalam kondisi seperti ini, apa tugas umat Muslim khususnya ulama dunia Islam serta bagaimana menyikapi fenomena ini dengan benar? Pertama-tama Rahbar menilai dibutuhkan sebuah kebangkitan ilmiah dan rasional oleh ulama berbagai mazhab Islam. Rahbar mengatakan, ÔÇ£Harus dibangun gerakan ilmiah yang besar. Mereka (Takfiri) dengan slogan palsu mengikuti salaf yang saleh masuk ke front ini. Kebencian kaum salaf terhadap ulah dan gerakan Takfiri harus dijelaskan dengan bahasa agama dan rasio.ÔÇØ
 
Ayatullah Khamenei juga menilai pencerahan atas peran Amerika Serikat dan Israel dalam mempersenjatai serta menyebarluaskan gerakan Takfiri sebagai salah satu tugas ulama. Beliau juga sangat menekankan untuk menjaga isu Palestina. Rahbar juga menyebutkan bahwa front musuh Islam khususnya Amerika Serikat dan rezim penjajah Israel semakin lemah. Beliau menyeru umat Islam untuk bersatu.
 
Rahbar mengatakan, ÔÇ£Dengan bantuan Allah Swt dan kemurahan-Nya, Kami (bangsa Iran) berhasil melewati friksi antar-mazhab. Seperti kami membantu Hizbullah yang Syiah, kami juga membantu Hamas dan Jihad Islam Palestina serta kami akan tetap memberikan bantuan kepada mereka. Kami tidak terlilit isu pembatasan mazhab. Kami tidak mengatakan ini Syiah atau ini Sunni. Ini Hanafi, Hambali, Syafii atau Zaidiyah. Yang kami perhatikan adalah tujuan utama mereka, kemudian kami memberi bantuan. Dan kami berhasil memperkuat posisi saudara kami dari Palestina di Jalur Gaza dan berbagai kawasan lain. Serta insyaallah kami akan terus melanjutkan usaha ini.ÔÇØ(