
کمالوندی
Puasa, Memperkokoh Kesadaran Halal dan Haram
Seorang Muslim harus melatih diri untuk berjuang dan bersabar di bulan penuh berkah Ramadan ini, sehingga diharapkan di bulan-bulan hingga Ramadan tahun depan, dia dapat bertahan menghadapi godaan dosa, guncangan dan peristiwa.
IRNA (27/7) melaporkan, hal itu dikemukakan oleh Ayatullah Mohammad Emami Kashani dalam khutbah Jumat bagian pertamanya di Tehran. Dikatakannya bahwa pengartian puasa dengan kesabaran adalah karena di dalam hati manusia akan muncul sebuah perlawanan, melatih untuk tidak makan dan minum di bulan Ramadan sama seperti sedang berolahraga akan tetapi manusia diberi taklif wajib untuk berpuasa di bulan ini.
Ayatullah Kashani menjelaskan bahwa dalam banyak riwayat puasa dijelaskan dengan kesabaran, ada beberapa hal yang di bulan Ramadan, seseorang dilarang melakukannya pada waktu-waktu tertentu akan tetapi di bulan-bulan lain dalam setahun tidak demikian."
Menurut beliau, salah satu manfaat puasa adalah melekatnya kesadaran akan halal dan haram pada diri manusia.
Ayatullah Emami Kashani menjelaskan, "Bulan Ramadan merupakan sebuah hakikat Qurani dan oleh karena itu keindahan bulan ini pasti akan berpengaruh pada hati dan jiwa manusia."(IRIB Indonesia/MZ)
Tadarus; Membaca Ulang Dialog Penghuni Surga dan Neraka (Wajah Bercahaya)
Salah satu pemandangan indah yang digambarkan oleh al-Quran adalah wajah penuh cahaya para penghuni surga.
Para penghuni surga adalah mereka yang senantiasa menganggap Allah sebagai pengawas semua urusannya. Para penghuni surga adalah mereka yang beribadah dan menghamba kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan kecintaan.
Di dunia materi mereka adalah orang-orang yang mencari kebenaran, rendah hati, penuh kasih sayang dan melayani masyarakat. Mereka mendorong masyarakat menuju pada kesucian dan keadilan.
Mereka benar-benar tahu dan sadar atas apa yang dilakukannya. Di alam akhirat keimanan mereka yang pada hakikatnya adalah cahaya hidayah akan menjelma menjadi cahaya dan sinar secara lahir. Mereka tampil dengan wajah-wajah bersinar dan berbeda dengan para penghuni neraka.
Para penghuni surga adalah mereka yang suka berinfak dan Allah memberikan balasan kepada mereka berupa surga.
Orang-orang bertakwa yang membagi-bagikan harta kekayaannya kepada para fakir dan miskin akan mencapai derajat yang tidak akan dicapai orang lain.
Dialog dua kelompok antara para penghuni surga dan penghuni neraka menurut al-Quran bisa disimak dengan baik.
"(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.
Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu". Dikatakan (kepada mereka): "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)". Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.
Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu." (QS. Hadid: 12-14)
Orang-orang yang memiliki wajah bercahaya dan bersinar adalah mereka yang benar-benar bertaubat. Mereka yang terkadang melalaikan kesucian hatinya, telah mengotori hatinya dengan perbuatan dosa. Bila mereka benar-benar meminta ampunan kepada Allah, maka Allah pasti membuka pintu rahmat dan kasih sayang-Nya untuk mereka.
Kepada hamba-hamba-Nya Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Tahrim: 8) (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)
Dunia Adalah Rumah Bagi Orang yang Tidak Punya Tempat Tinggal
رُوِیَ عَن رَسُولِ اللهِ صَلَّی اللهُ عَلَیهِ وَالِهِ وَ سَلَّمَ قالَ:
اَلدُّنیا دارُ مَن لا دارَ لَهُ وَ مالُ مَن لا مالَ لَهُ، لَها یَجمَعُ مَن لاعَقلَ لَهُ وَ عَلَیها یُعادِی مَن لاعِلمَ لَهُ وَ عَلَیها یَحسُدُ مَن لاثِقَةَ لَهُ وَ لَها یَسعَی مَن لا یَقیِن لَهُ[1]
Diriwayatkan Rasulullah Saw bersabda: "Dunia adalah rumah bagi orang yang tidak memiliki rumah, kekayaan bagi orang yang tidak memiliki harta. Orang yang tidak berakal akan mengumpulkan dunia untuk dunia itu sendiri, dan orang yang tidak berilmu akan saling bermusuhan karena dunia. Orang yang tidak percaya kepada Allah, dia mendengki demi dunia, dan orang yang berusaha menggapai dunia karena dia tidak meyakini Alalh Swt."
Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis tersebut dan mengatakan, "Manusia yang tidak memiliki tempat tinggal di akhirat, maka dia akan menjadikan dunia ini sebagai rumahnya dan tidak akan pernah keluar dari sana. Orang yang rumahnya di akhirat, maka dia tidak akan menetap di rumah kontrakan (dunia)."
"Orang yang tidak memiliki bekal dan kekayaan untuk akhirat, maka dia akan menganggap urusan duniawinya sebagai kekayaan meski dia tahu ini semua sementara dan akan berlalu. Orang yang tidak berakal, maka dia akan mengumpulkan urusan-urusan duniawi untuk dunia itu sendiri, bukan menggunakan urusan duniawi demi akhirat, yang tentu pada akhirnya dia harus memberikan pertanggungjawaban kelak darimana dia mendapatkan kekayaannya dan seperti apa dia menggunakannya."
"Adapun orang yang bodoh, akan bertengkar dan bermusuhan dengan sesama hanya karena urusan duniawi, tapi pada akhirnya mereka akan melewatkan urusan duniawi itu. Mereka adalah orang yang mendengki dalam urusan duniawi, mereka adalah orang-orang yang tidak meyakini Allah Swt dan tidak percaya adanya Hari Kiamat dan hari hisab."
[1]مجموعة ورام، جلد1، صفحه 130
Hikmah Ramadhan;Tidak Dikabulkan Doa Orang yang Tidak Bekerja dan Berusaha!
Rasul Allah Saw bersabda, "Jika seseorang memahami apa yang terkandung di dalam bulan Ramadhan, sudah pasti, dengan segenap wujudnya, ia akan memohon kepada Allah agar sepanjang tahun dijadikan sebagai bulan Ramadhan semua." Jadi seharusnya, kalaupun seseorang tidak memahami apa yang terkandungan dalam bulan suci Ramadhan, akan tetapi hadis Rasul Allah Saw ini jelas merupakan jaminan yang akan membuat setiap orang berharap agar setiap tahun terdiri dari satu bulan semua, yaitu bulan Ramadhan. Yang demikian ini tentu sekedar untuk menggambarkan betapa mulianya bulan ini. Diantara sifat-sifat bulan Ramadhan ialah bulan yang penuh berkah, yang dalam bahasa Arab disebut"Syahr Mubarak". Dalam banyak kesempatan, Rasul Allah Saw menyebut bulan ini sebagai bulan yang penuh berkah. Di setiap malam pertama bulan Ramadhan, Rasul Allah Saw memanjatkan doa dan berkata, "Wahai bulan yang penuh berkah, segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah, yang telah melimpahkan karunianya kepada kami melaluimu." Kata-kata"Mubarak" mengandung arti sesuatu yang mendatangkan kebaikan yang banyak dan bersifat kekal. Al-Quranal-Karim juga menggunakan kata-kata ini dalam banyak ayatnya. Zat Allah yang Suci, juga disebut sebagai Zat yang penuh berkah, karena merupakan sumber segala kebaikan. Dalam istilah al-Quran, rumah Allah, masjid al-Aqsha, malam Lailatul Qadardan juga al-Quran sendiri, juga disebut sebagai "Mubarak". Bulan Ramadhan disebut sebagai bulan yang penuh berkah, karena ia mengandung segala macam kebaikan yang melimpah, dimana jika dipahami dan dimanfaatkan dengan baik, maka ia akan mampu melahirkan manusia-manusia suci, lahir dan batin. Dengan bulan Ramadhan, manusia ditempa untuk memiliki semangat kuat melawan daya tarik hawa nafsu yang berusaha menyeret manusia ke lembah kehinaan dan kenistaan. Sedangkan puasa dan amal ibadah lain di dalam bulan Ramadhan, mengajak manusia ke puncak takwa dan iman. Bulan Ramadhan adalah bulan pembangunan manusia dengan iman dan takwa yang seutuhnya. Di bulan ini terbuka peluang selebar-lebarnya bagi setiap orang untuk membebaskan diri dari hiruk pikuk kehidupan dan segala faktor penyebab stres, serta kesibukan mengejar kesenangan duniawi yang membuatnya lalai. Bulan Ramadhan mengajak manusia untuk kembali ke jalan lurus yang akan membawanya menuju kebahagiaan dan kemuliaan kepribadiannya. * * * Untuk menempuh jalan hidup dengan sebaik-baiknya, seseorang haruslah memiliki program dan rencana-rencana yang telah tersusun dengan baik dan benar. Para pakar penyusun program dan manajemen mengatakan bahwa setiap program haruslah terdiri atau mengandung tiga tahap atau bagian. Pertama, mengenal fasilitas dan batasan-batasan yang ada. Kedua, menentukan tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Ketiga, memilih metode terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Sebagai pemberi program dan petunjuk sempurna bagi kehidupan manusia, agama Islam sangat menekankan masalah pengaturan dan penyusunan program hidup manusia. Imam Ali as berkata, "Wahai manusia, kehidupan dunia yang dijalani tanpa aturan dan program yang baik, tidak akan memberikan kebaikan sedikit pun." Dalam ucapannya yang lain, Imam Ali as menekankan agar setiap orang membagi-bagi waktunya, masing-masing untuk pekerjaan dan tugas tertentu. Sehingga dengan demikian, semua pekerjaan dan tugas akan dapat dilaksanakan dan mendatang keuntungan sebaik-baiknya. Seorang muslim yang telah menyusun waktu hidupnya dengan baik, bisa dipastikan akan membagi-bagi dan menyusun pekerjaan serta tugas-tugasnya berdasarkan prioritasnya. Artinya, ia pasti akan mendahulukan dan memperhatikan dengan baik pekerjaan-pekerjaan yang lebih penting, dan tidak akan membiarkan waktunya habis untuk pekerjaan dan tugas-tugas yang tidak penting. Ia akan memahami, sebagaimana diajarkan oleh al-Quran, bahwa setiap orang bergantung kepada usaha dan kerjanya sendiri; dan seseorang tidak akan memperoleh apa pun kecuali yang ia kerjakan. Seorang muslim adalah orang yang giat bekerja dan berusaha dengan motifasi dan semangat tinggi; karena ia menyadari bahwa menganggur dan malas bekerja, tidaklah sesuai dengan kepribadiannya sebagai seorang manusia. Dan oleh karena memiliki semangat kerja yang tinggi, yang dilandasi pula oleh iman dan tawakkal kepada Allah Swt, maka kegagalan apa pun dalam usaha, tidak akan membuatnya berputus asa. Semangat kerja yang dilandasi oleh iman dan tawakkal inilah yang membuat umat Muslimin di masa lalu berhasil mencapai kejayaan dan kegemilangan besar. Dalam sejarah disebutkan bahwa seorang muslim meninggalkan seluruh pekerjaan dan usahanya sehari-hari, dan memusatkan seluruh waktu siang malamnya hanya untuk beribadah, berdoa dan bermunajat kepada Allah Swt. Imam Shadiq as, ketika mendengar berita tentang orang ini, menyatakan penyesalan dan kekecewaan, lalu berkata, "Tidakkah orang itu mengetahui bahwa seseorang yang tidak pernah berusaha dan bekerja, doanya tidak akan dikabulkan?" Suatu hari seseorang bertanya bertanya kepada Aristoteles, "Mengapa Anda sedikit sekali makan?" Dia menjawab, "Aku makan sekedar untuk tetap hidup. Adapun sebagian orang merasa bahwa hidup adalah untuk makan, sehingga ia makan dalam jumlah banyak. Akan tetapi orang yang banyak makan, tidak akan pernah menjadi manusia yang cerdas dan pandai." Berkenaan dengan hal ini, Islam telah memberikan berbagai jalan untuk manusia agar ia dapat menundukkan hawa nafsunya. Diantaranya ialah berpuasa, yang sesungguhnya mengajarkan kepada manusia untuk menghindari banyak makan. Rasul Allah Saw bersabda, "Janganlah kalian mematikan hati kalian dengan banyak makan. Sesungguhnya hati akan mati karena banyak makan, sebagaimana tanaman yang mati karena kebanyakan air." (IRIB Indonesia)Mengenal bulan Ramadhan dan kedudukannya, sudah pasti akan memberikan semangat dan kekuatan mental dan jasmani untuk seseorang dapat memanfaatkan dengan sebaiknya bulan yang penuh berkah ini. Masih banyak diantara kita yang tidak mampu memahami kemuliaan dan segala macam berkah yang terkandung dalam bulan suci ini. Untuk itulah rupanya Rasul Allah Saw, yang memahami keadaan umatnya ini, berusaha membantu agar umat Muslimin , minimal yakin sajalah bahwa bulan ini benar-benar bulan yang mulia, bulan yang mendatangkan berbagai macam keuntungan maknawi, bahkan materi, kepada
Tadarus Ramadhan 2 : Jauhkan AL-Quran Dari Umat Islam..??
Bismillah
Allahuma shalli ala muhammad wa aali muhammad
“Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh
bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Q.S. al-Isra : 9)
Napoleon Bonaparte adalah penguasa Perancis yang menaklukkan Mesir. Dia bertanya, ‘Dimanakah markas kaum muslimin?” Orang-orang menjawad, “Di Mesir”.
Sebagai seorang penakluk, maka ia bersama pasukannya bergerak menuju Mesir, disertai seorang penerjemah Arab. Sesampainya di Mesir, dia bersama penerjemahnya itu langsung menuju perpustakaan. Dia berkata kepada sang penerjemah, “Bacakan salah satu buku ini untukku.”
Si penerjemah mengambil salah satu buku di antara sederet buku yang ada, dan ternyata ia mengambil al-Quran. Lembar pertama yang dibukanya membuatnya terpesona; ia membacakan ayat ini kepada Napoleon : “Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (Q.S. al-Isra : 9)
Napoleon keluar dari perpustakaan. Dari malam hingga pagi, dia terus memikirkan ayat tersebut. Setelah terjaga dari tidurnya di pagi hari, untuk kedua kalinya, dia langsung ke perpustakaan. Dia meminta kepada penerjemahnya untuk membacakan al-Quran kembali. Si penerjemah membuka al-Quran, membacakan beberapa ayat dan mengartikannya. Setelah itu, Napoleon kembali ke rumahnya. Malam harinya, ia terus tenggelam dalam lamunan tentang al-Quran itu.
Hari ketiga, dia kembali lagi ke perpustakaan. Atas permintaan Napoleon, si penerjemah langsung membacakan beberapa ayat dan menerjemahkannya. Mereka berdua kemudian keluar dari perpustakaan. Napoleon bertanya, ‘Berkaitan dengan agama manakah buku ini?’ Si Penerjemah menjawab, “Ini adalah kitab orang-orang Islam, dan mereka berkeyakinan bahwa al-Quran ini telah diturunkan dari langit kepada Nabi besar mereka.”
Napoleon lantas berkomentar penting, yang mana ucapannya itu menguntungkan kaum muslimin, sekaligus membahayakan mereka. Napoleon berkata, “Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan buku ini, maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan. Selama al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali kita pisahkan antara mereka dengan al-Quran.”
Itulah cita-cita Napoleon Bonaparte, yaitu , ‘menjauhkan umat Islam dari al-Quran’, dan dia berhasil melaksanakannya. Hasilnya, kaum muslimin mundur dan mengalami kekalahan di seluruh dunia, ilmu pengetahuannya mengalami kemunduran, dan tingkah lakunya jauh dari etika islami.
Cita-cita Napoleon dilanjutkan oleh Gladstone, salah seorang arsitek imperialisme Inggris. Gladstone membawa al-Quran ke dalam gedung parlemen Inggris, dan sambil mengangkat al-Quran dia berkata, “Selama orang-orang Mesir itu memegang buku ini di tangan mereka, kita tidak akan menikmati kedamaian di negeri ini”.
Tujuan musuh-musuh Islam adalah menjauhkan umat Islam dari al-Quran. Sebab, saat manusia dijajah, al-Quran mengajak manusia untuk merdeka; saat manusia hidup dalam kebodohan, al-Quran mengajak pada ilmu pengetahuan; saat manusia membunuh anak perempuan, al-Quran mengajak menghormati para perempuan; saat manusia berbuat kezaliman, al-Quran mengajak menegakkan keadilan; saat orang-orang kaya menindas orang-orang miskin, al-Quran mengajak orang miskin mengambil bagian mereka dari orang-orang kaya; saat orang menjual belikan budak, al-Quran memerintahkan membebaskan budak. Saat manusia sibuk mencari kenikmatan dunia, al-Quran menyatakan agar umat Islam berdoa ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kehidupan baik di akhirat, dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.”
Imam Ali bin Abi Thalib yang merupakan pintu ilmu kenabian menyebutkan keutamaan membaca al-Quran sebagai berikut :
“Ketahuilah bahwa al-Quran ini adalah pemberi nasehat yang tidak akan memperbayai, pemberi petunjuk yang tidak akan menyesatkan, dan pembicara yang tidak akan pernah berbohong. Siapa saja yang menekuni al-Quran, maka akan terjadi hal pada dirinya, yaitu penambahan dan pengurangan. Yakni, bertambahnya hidayah dan berkurangnya kebodohan pada dirinya. Dan ketahuilah bahwa tidak ada seorang pun yang setelah mempelajari al-Quran akan mengalami kesulitan, dan tidak seorangpun sebelum mempelajari al-Quran akan merasa berkecukupan. Jadikanlah al-Quran sebagai penawar sakit bagimu, dan mintalah pertolongan kepadanya. Sesungguhnya dalam al-Quran terdapat penawar penyakit bagi sakit yang paling parah sekalipun, seperti kufur, nifak, dan kesesatan. Mohonlah kepada Allah swt dan menghadaplah kepada-Nya dengan penuh rasa cinta.”
Sekarang kita bebas memilih, mengikuti nasehat Napoleon, yaitu ‘menjauhkan diri dari al-Quran’ atau tetap bersama al-Quran dengan mengikuti nasehat Rasulullah saaw, ‘Siapa yang ingin mendapatkan ilmu pengetahuan tentang masa lalu dan masa depan, maka bacalah al-Quran”. wallahu a'lam (Medan, 02 Ramadhan 1430 H)
Melacak Jejak AS dan Arab Saudi di Aksi Teror di Irak
Setelah mencicipi kondisi yang cukup stabil, Irak kembali dilanda berbagai aksi teror yang merenggut korban warga sipil. Pemboman dan serangkaian serangan teroris yang melanda Irak sejak Senin pagi (23/7) mengakibatkan ratusan orang tewas dan terluka. Menurut laporan televisi al-Alam, sumber pejabat Irak mengatakan bahwa pemboman dan serangan teroris pada Senin pagi menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai 74 lainnya.
Serangan teroris terhadap pangkalan militer Irak menewaskan tujuh tentara dan serangan di al-Taji menewaskan 18 warga sipil. Sementara serangan terpisah dekat Baqubah menewaskan dua tentara dan seorang polisi dan tujuh orang tewas dalam serangan di kota Kirkuk serta ledakan di wilayah al-Husainiyah tewaskan dua orang.
Sebelumnya terjadi juga serangan teror yang meminta sejumlah korban. Sedikitnya 20 orang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka dalam serangkaian serangan bom di Irak. Pejabat keamanan Irak melaporkan, ledakan paling mematikan terjadi di Mahmudiyah, 30 kilometer (18 mil) selatan ibu kota Baghdad. Dua serangan bom mobil itu setidaknya menewaskan 10 orang dan 36 lainnya luka-luka. Ledakan lain melanda kota Madain, Ramadi, Mosul, dan Najaf.
Ledakan bom yang terjadi pada hari Ahad (22/7) menargetkan kompleks pemakaman suci Imam Ali. "Para teroris mencoba untuk menempatkan mobil di dekat tempat suci, tetapi petugas keamanan berhasil mencegah mereka ke sana, sehingga mereka meledakkannya di luar target," kata kepala polisi provinsi Najaf, Mayjen Abdulkarim Al-Amiri. Setiap tahun, makam Imam Ali diziarahi ratusan ribu Muslim dari Irak, Iran, dan negara-negara lain.
Di bulan Juni, sedikitnya 200 orang tewas di seluruh Irak. Pada 13 Juni menandai hari paling mematikan ketika serangkaian serangan dilancarkan teroris al-Qaeda yang menewaskan lebih 70 orang di seluruh negeri. Kekerasan meningkat di Irak sejak Desember 2011 ketika pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan mantan Wakil Presiden Tariq al-Hashemi yang kini buron. Ia didakwa terlibat dalam rangkaian aksi teror mematikan yang menargetkan para pejabat dan rakyat Irak.
Milisi al-Qaeda, kelompok takfiri dan anasir asing seperti dinas rahasia sejumlah negara Arab serta Amerika disebut-sebut sebagai dalang dibalik berbagai aksi teror di Irak.
Arab Saudi juga tercatat sebagai negara Arab yang memiliki kedekatan dengan kelompok teroris yang aktif di Irak. Berbagai bukti dan dokumen menunjukkan bahwa mayoritas aksi teror yang terjadi di Irak terdapat gejala keterlibatan Riyadh. Permusuhan Riyadh dengan pemerintah Baghdad dan ketidakpuasan Arab Saudi atas struktur pemerintahan Irak menjadi faktor utama intervensi petinggi Riyadh di urusan internal Irak.
Adapun Amerika Serikat tengah mencari posisi khusus di Irak serta peluang bagi kembalinya sejumlah pasukannya ke Baghdad. Washington pun tak segan-segan mendukung teroris untuk mencitrakan ketidakmampuan pemerintah Irak melawan terorisme serta mengendalikan stabilitas nasional.
Namun di kondisi saat ini baik di tingkat regional atau internasional muncul isu baru terkait krisis Suriah. Seperti sejumlah negara kawasan yang sejalan dengan AS berusaha memerangi negara Arab yang tidak sehaluan dengan front gabungan Arab-Barat anti Suriah. Oleh karena itu, tak jauh jika kita katakan bahwa instabilitas terbaru di Irak disebabkan dukungan Baghdad terhadap Damaskus. (IRIB Indonesia/MF/NA)
Iran Pasok NFA 20 Persen ke Reaktor Riset Tehran
Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Fereydoun Abbasi mengungkapkan keberhasilan memasok bahan bakar perakitan nuklir (NFA) dengan pengayaan 20 persen ke Reaktor Riset Tehran.
Kepala AEOI itu Ahad (22/7) di Tehran mengungkapkan bahwa tes yang diperlukan untuk persetujuan akhir dari kompleks bahan bakar sedang dilakukan.
"Penelitian dan kegiatan produksi radio obat dilakukan di reaktor riset Tehran," tegas Abbasi.
Pada awal April, pejabat AEOI mengatakan ilmuwan Iran berhasil memproduksi bahan bakar untuk Reaktor Riset Teheran.
Pada tanggal 15 Februari lalu, Iran menempatkan batang bahan bakar produksi dalam negeri pertama di jantung reaktor. Batang bahan bakar yang diproduksi di fasilitas nuklir Isfahan itu dipindahkan ke Reaktor Riset Tehran di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional.
Dengan menempatkan plate nuklir ke dalam reaktor, Iran menempuh langkah terakhir dalam menyelesaikan siklus bahan bakar nuklir. (IRIB Indonesia/PH)
Iran Rampungkan Kapal Tanker Pertamanya Pesanan Venezuela
Kapal tanker Aframax pertama produksi dalam negeri Iran dan pesanan Venezuela telah diapungkan dan siap untuk beroperasi. Dengan demikian, produksi Aframax menandai bergabungnya Iran ke dalam barisan negara-negara produsen kapal tanker raksasa.
Fars News (24/7) melaporkan, acara pengapungan kapal tanker tersebut dihadiri oleh imam shalat Jumat, gubernur, dan para pejabat Propinsi Bushehr, serta direktur utama perusahaan industri perkapalan Sadra Bushehr.
Direktur utama perusahaan industri perkapalan Sadra Bushehr, Salman Zarbi mengatakan, "Kapal Aframax yang merupakan pesanan dari Venezuela, diproduksi oleh para tim ahli Iran. Kapal ini memiliki panjang 250 meter, lebar 44 meter, dan tinggi 21 meter.
Ditambahkannya, "Kapasitas kapal tanker tipe Aframax ini adalah 113 ribu ton dengan kecepatan 16 knot dan dalam produksinya dilakukan pengelasan sepanjang 328 kilometer."
Kapasitas angkut Aframax mencapai 750 barel minyak mentah.
Perwakilan dari pihak Kementerian Perminyak Venezuela juga hadir dalam acara tersebut dan mengatakan, "Hari ini adalah hari yang tidak akan pernah terlupakan bagi kami dan Venezuela karena kita berhasil mencapai tujuan besar ini.
Ditambahkannya, "Sekarang, setelah kerja keras dan pengorbanan para pekerja dan tim ahli, akhirnya kita berhasil menggapai tujuan besar di Bushehr."
Seraya mengapresiasi dukungan Presiden Venezuela dalam mendukung kapal tanker Aframax ini, pejabat Kementerian Perminyakan Venezuela ini juga mengatakan, "Kami mengucapkan selamat kepada para pekerja dan ahli penuh semangat perusahaan Sadra Iran atas kesuksesan besar ini."(IRIB Indonesia/MZ)
Iran Tingkatkan Ekspor Gas ke Turkmenistan
Turkmenistan menyatakan kesiapannya meningkatkan ekspor listrik dan gas alam dari Iran. Pemerintah Turkmenistan Kamis (19/7) mengumumkan bahwa keputusan itu dibuat selama pertemuan sesi ke-12 Komisi Bersama Ekonomi Iran-Turkmenistan di Tehran awal bulan ini.
Kantor berita resmi kementerian perminyakan Iran, Shana, Jumat (20/7) melaporkan, Pemerintah Turkmenistan dalam sebuah pernyataan menegaskan prospek yang baik untuk meningkatkan ekspor listrik dan energi dari Iran.
Para menteri luar negeri Iran dan Turkmenistan baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman untuk meningkatkan volume perdagangan dan hubungan ekonomi antara kedua negara.
"Kami akan melakukan upaya terbaik untuk meningkatkan volume perdagangan dan hubungan ekonomi kedua negara mencapai $10 miliar di tahun mendatang," kata Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi.
"Nilai transaksi perdagangan antara Tehran dan Ashgabat telah mencapai lima miliar dolar berkat dukungan kuat dari presiden Iran dan Turkmenistan.
Menteri luar negeri Iran menyatakan lima komite membahas sejumlah masalah termasuk energi, transportasi dan perdagangan serta kerjasama ekonomi, budaya dan ilmiah.
Sementara itu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan timpalannya dari Turkmenistan Gurbanguly Berdymukhammedov membahas ekspor gas dari Iran ke Turkmenistan dalam pembicaraan telepon pada 27 April lalu.
Iran dan Turkmenistan memiliki hubungan diplomatik resmi sejak kemerdekaan Turkmenistan dari Uni Soviet pada tahun 1991. Iran adalah negara pertama yang mengakui Turkmenistan sebagai negara independen.
Sejak itu, kedua negara menikmati hubungan diplomatik yang baik dan telah bekerjasama di bidang ekonomi, infrastruktur dan energi. (IRIB Indonesia/PH)
Di Bawah Sanksi, Ekspor Petrokimia Iran Meningkat 29 Persen
Deputi Menteri Perminyakan Iran mengatakan permintaan produk petrokimia sedang tumbuh siginifikan, meskipun sanksi Barat semakin gencar terhadap sektor energi negara itu.
"Sejak awal tahun baru kalender Iran dan di bawah eskalasi sanksi Barat, volume ekspor petrokimia Iran dan polimer meningkat," kata Abdolhossein Bayat.
Kantor berita Mehr Sabtu (21/7) melaporkan, Direktur Perusahaan Petrokimia Nasional Iran (NPC) itu menyatakan ekspor petrokimia Iran ke negara-negara Eropa terus berjalan tanpa menghiraukan sanksi.
Iran mengekspor beberapa produk petrokimia melalui kontrak jangka panjang dengan sejumlah perusahaan asing.
Angka terbaru yang dikeluarkan oleh NPC menunjukkan bahwa ekspor petrokimia Iran meningkat 10 dan 29 persen dari sisi volume dan nilainya sejak awal tahun kalender Iran saat ini (mulai 20 Maret 2012) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Produksi petrokimia negara itu juga meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu, Iran mengekspor 18,2 juta ton petrokimia dan produk polimer bernilai sekitar $14,2 miliar ke lebih dari 60 negara dunia.
Cina, India, Timur Tengah, Timur Jauh, Asia Tenggara dan negara-negara Eropa merupakan tujuan utama ekspor petrokimia Iran.(IRIB Indonesia/PH)