کمالوندی

کمالوندی

 

Shiraz adalah kota bersejarah Iran dan terletak di wilayah Pars. Di masa Mulla Sadra, pemerintah Iran berada di bawah kekuasaan imperium Safavi yang secara resmi mengakui kemerdekaan wilayah Pars dan salah satu menterinya adalah ayah Mulla Sadra.

Ayah Mulla Sadra -Khajah Ibrahim Qiwami- seorang negarawan yang cerdas dan mukmin. Meski kaya dan memiliki kedudukannya terhormat, namun ia tidak memiliki keturunan. Baru setelah berdoa selama bertahun-tahun dia dikaruniai seorang putra yang diberi nama Muhammad (Sadruddin) dan sehari-hari dipanggil Sadra, setelah dia dewasa kemudian diberi gelar mulla yang berarti ilmuwan besar lalu digabungkan dengan nama kecilnya menjadi Mulla Sadra.

Sadruddin Muhammad (Sadra), merupakan anak tunggal seorang menteri raja yang menguasai wilayah luas Pars, hidup di lingkungan religius dan terhormat. Biasanya untuk anak-anak yang tinggal di lingkungan istana pada saat itu mereka diajar oleh guru privat di rumah mereka sendiri. Sadra seorang anak yang cerdas, bersemangat dan rajin belajar, dalam waktu yang singkat dia menguasai seluruh pelajaran yang diajarkan seperti, literatur Persia, Arab, kesenian dan kaligrafi indah. Pelajaran-pelajaran lain yang juga diperlajari misalnya, fiqih, logika dan filsafat, namun Sadra yang kala itu belum baligh lebih condong ke filsafat dan khususnya dalam bidang irfan. Hal ini dapat dilihat dari catatannya yang banyak tertulis syair-syair irfani berbahasa parsi dari Jalaluddin Maulawi, Araqi dan Attar.

Pada masa kanak-kanak, Mulla Sadra bersama ayahnya pergi ke kota Qazvin dan di sana dia mempelajari semua ilmu dasar dan menengah. Dia dengan cepat mencapai jenjang lebih tinggi melampaui teman-teman seusianya. Pada masa muda, Mulla Sadra bertemu dengan Syeikh Bahai yang menjadi peletak batu pondasi kepribadian ilmiah dan akhlak Mulla Sadra. Syeihk Bahai bukan hanya menguasai ilmu-ilmu Islam khususnya fiqih, hadis, tafsir al-Quran, epistemologi dan irfan, melainkan juga sangat menguasai bidang astronomi, matematika, arsitektur, kedokteran dan teknik.

Penyempurna bangunan spiritual guru besar ini adalah Sayid Amir Mohammad Baqir bin Shamsuddin, atau yang dikenal dengan Mirdamad. Mirdamad adalah salah seorang jenius pada masa itu yang menguasai seluruh ilmu yang berkembang saat itu, akan tetapi lingkup pelajarannya difokuskan pada ilmu fikih, hadis dan filsafat. Mulla Sadra mengambil banyak pelajaran filsafat dan irfan dari gurunya Mirdamad.

Menyusul berpindahnya ibukota Dinasti Safavi dari Qazvin ke Ishfahan pada tahun 1006 H atau 1598 M, Sheikh Bahauddin dan Mirdamad beserta semua muridnya hijrah ke kota tersebut dan melanjutkan pelajaran mereka di sana. Mulla Sadra juga mengikuti mereka ke Isfahan selama beberapa waktu kemudian dia kembali ke kotanya Shiraz. Akan tetapi para pesaingnya yang di saat sisi merasa posisi sosial mereka terancam atau merasa harus mempertahankan ideologi mereka atau bahkan karena rasa iri, bersikap buruk terhadap Mulla Sadra serta mengolok pandangan baru dan berbagai terobosan baru Mulla Sadra.

Perilaku tersebut tidak sesuai dengan jiwa lembut Mulla Sadra, oleh karen itu dengan kecewa dia meninggalkan Shiraz dan berhijrah menuju kota Qom serta tinggal di sebuah desa bernama Kahak. Selama beberapa waktu dia meninggalkan dunia ilmiah serta menyibukkan diri beribadah, berpuasa dan membersihkan diri. Dalam waktu cepat dia mencapai derajat spiritualitas yang tinggi. Masa itu adalah masa keemasan Mulla Sadra di mana dia telah mencapai derajat kasyaf dan syuhud alam ghaib. Pada masa itu pula dia memahami seluruh hakikat filsafat bukan pada otak melainkan dengan mata hati, dan oleh karena itu dia melakukan penyempurnaan pandangan filsafatnya.

Pada masa itu pula Mulla Sadra menulis berbagai kitab terkenalnya atau menulis artikel untuk menjawab pada filsuf di masanya. Mulla Sadra kemudian mendidik banyak murid besar. Dua dari murid terkenalnya adalah Fayyad Lahiji dan Allamah Feiz Khashani, yang keduanya berperan besar dalam menyebarkan pandangan Mulla Sadra.

Mulla Sadra seorang filsuf yang sederajat dengan filsuf Abu Nasir Farabi, Ibnu Sina, Sheikh Isyraq Suhrawardi, Nasiruddin Thusi, Ibnu Rushd, Ibnu Miskawai dan lain-lain. Juga penafsir serta penyempurna filsafat-filsafat Islam sebelumnya, dalam ilmu Irfan dia sederajat dengan para tokoh seperti Ibnu Arabi. 

Sheikh Muhammad Husain Garawi Isfahani berkata tentang Mulla Sadra, "Jika ada orang yang mengetahui sempurna rahasia kitab Asfar maka saya akan berguru kepadanya walaupun ke negeri Cina."

Sadr al-Mutaallihin adalah penulis handal di bidang filsafat Islam. Banyak karya tulisannya yang dinilai sangat lembut serta sempurna dalam kefasihan dan balaghah. Karya-karya Mulla Sadra tercatat mencapai lebih dari 40 judul buku dan beberapa surat, semuanya berbahasa Arab (yang menjadi bahasa resmi pusat-pusat ilmiah kala itu). Semua karya peninggalannya memiliki susunan yang jelas, fasih dan berirama yang sangat memudahkan siapapun untuk mempelajari filsafat dan irfan. Di antara karya filsafat Mulla Sadra, sebagian memiliki karakteristik irfan yang lebih kental sementara di sebagian lainnya memiliki aspek argumentatif yang lebih kuat. Meski demikian, cita rasa irfan tetap dapat dirasakan di setiap sudut karyanya.

Termasuk di antara kriteria sangat penting dalam karya-karya Mulla Sadra adalah keberhasilannya dalam menyesuaikan berbagai teori, penjelasan syariat serta argumentasi filosofis, sehingga dia tidak akan mengemukakan pendapatnya secara pasti sebelum bersandarkan pada ayat-ayat al-Quran atau hadis dari pada imam maksum as. Dia selalu berbangga bahwa tidak ada orang yang dapat mengungkap rahasia-rahasia al-Quran dan Sunnah Maksumin seperti yang dilakukannya. Seluruh karya filsafat Mulla Sadra dipenuhi dengan ayat-ayat al-Quran dan riwayat sementara tafsirnya penuh dengan perspektif irfan dan logis.

Sadr al-Mutaallihin memiliki kemahiran tinggi dalam memahami lahiriyah dan rahasia al-Quran dan hadis. Dia juga meninggalkan banyak karya di bidang tafsir al-Quran dan hadis. Mulla Sadra menafsirkan sejumlah surat dalam al-Quran yang hingga kini dinilai sebagai penafsiran al-Quran terbaik dari sudut pandang filosofis.

Sebagian bukunya adalah buku pelajaran dan sesuai untuk memberikan bimbingan filsafat tahap mukaddimah, serta penyempurnaan jenjang filsafat dan irfan yang lebih tinggi yang diberi nama Hikmah Mutaaliyah. Sebagian lainnya juga sangat istimewa untuk menjelaskan dan membuktikan pandangannya.

Ada pula beberapa buku Mulla Sadra di bidang akhlak dan hubungan manusia. Mulla Sadra juga memperkenalkan diri sebagai muhaddits atau pakar hadis dan riwayat yang dinukil dari Rasulullah Saw dan para imam maksumin, yaitu buku penjelasan dari kitab hadis terkenal al-Kaafi, karya Kulaini.

Al-Hikmah al-Mutaaliyah fi al-Asfar al-Arba'ah al-Aqliyah, adalah karya paling tersohor Mulla Sadra. Sebuah terobosan yang hanya terdapat dan digunakan di buku penting ini yaitu seluruh pembahasan buku tersebut dibagi menjadi empat tahap perjalanan spiritual irfani di mana setiap tahapnya adalah sebuah perjalanan. Oleh karena itu disebutkan bahwa perjalanan seorang arif pada tahap awal adalah perjalan dari dirinya dan masyarakat menuju Tuhan, pada tahap kedua dan ketiga dari Tuhan menuju Tuhan yang berarti dari Dzat-Nya menuju sifat dan perilaku-Nya, kemudian pada perjalanan tahap terakhir adalah dari Tuhan menuju umat.

Buku tersebut pada hakikatnya adalah ensiklopedia filsafat dan kumpulan berbagai masalah penting filsafat Islam yang mengutip berbagai pendapat para filsuf terdahulu hingga masa Mulla Sadra.

Mulla Sadra telah berkunjung ke Mekkah selama tujuh kali berjalan kaki, dan pada perjalanan ketujuhnya, dia sakit di kota Basrah dan akhirnya meninggal dunia.

 

Kemajuan drone Republik Islam Iran selama beberapa dekade lalu selalu gemilang dan drone buatan negara ini memiliki nilai tinggi mengingat meletusnya konflik di kawasan.

Drone produk Iran telah membuktikan nilainya di bidang pengawasan dan pengintaian, mencari target dan melaksanakan misi ofensif di medan tempur kawasan.

Kemampuan drone Iran selama beberapa dekade lalu, dengan fokus pada dua unsur kualitas dan kuantitas pesawat tanpa awak, mengalami rotasi penting dan saat ini berubah menjadi kekuatan drone di kawasan serta memiliki posisi khusus di pemilik terknologi pembuat pesawat nirawak (UAV).

Faktanya Republik Islam Iran kini termasuk dari sejumlah kecil negar dunia yang meraih kemajuan di bidang desain, pengembangan dan pembuatan beragam drone. Salah satu drone paling berprestasi yang diproduksi Iran, khususnya di bidang operasi militer adalah drone Yasir.

Drone Yasir
Fitur

Drone Yasir adalah UAV jarak menengah dengan dimensi kecil, asli dan diproduksi oleh para ahli Iran, yang telah berhasil menyelesaikan banyak misi, termasuk mengidentifikasi dan mengirim gambar kapal asing di Teluk Persia.

Drone ini sebenarnya merupakan contoh reverse engineering dari drone Scan Eagle buatan Boeing USA. Pesawat tak berawak pemindai Eagle pertama kali digunakan untuk industri perikanan dan pengawasan maritim, tetapi kemudian teknologinya ditingkatkan dan diberikan kepada Korps Marinir AS untuk misi pengintaian, terutama pada misi asing di Irak dan negara lain.

Pada tanggal 4 Desember 2012, drone Scan Eagle diburu oleh Korps Garda Revolusi Islam  (IRGC) dan direkayasa ulang. Setelah komersialisasi dan produksi massal, diserahkan kepada Angkatan Bersenjata. Tak lama kemudian, gambar jalur produksi massal UAV di industri pertahanan Iran dirilis dengan nama UAV "Sayeh".

Drone pengintai Sayeh adalah sampel rekayasa terbalik pertama Scan Eagle dengan radius operasi 200 km dan pencitraan 360 derajat dengan perbesaran hingga 40 kali dan sudut pandang hingga 56 derajat dengan resolusi tinggi dan tinggi penerbangan 15.000 kaki.

Setelah itu, satu lagi sampel drone bernama Yasir ini diberikan kepada Angkatan Darat dan Angkatan Laut yang memiliki ekor berbentuk V. Drone telah melakukan beberapa misi yang sukses, termasuk mendeteksi dan mengirim gambar kapal asing di Teluk Persia.

UAV Yasir
Drone Yasir telah berpartisipasi dalam pameran internasional seperti MAKS 2017 di Rusia dan ADEX 2018 di Azerbaijan.

Komandan angkatan darat militer Iran pada Oktober 2015 menyatakan bahwa drone Yasir untuk pertama kalinya dilibatkan di manuver Mohammad Rasulullah ke-3.

Drone Yasir juga terlibat dalam latihan keamanan maritim tahun 2019 di Laut Kaspia di operasi pengintaian. Sementara di latihan keamanan maritim tahun 2020 di Laut Kaspia, drone Yasir juga menunjukkan kemampuannya dengan menjalankan misinya dengan sukses. Di latihan militer ini, drone Yasir dan unit  pertahanan angkatan laut berhasil mengidentifkasi target dan mengirim datanya ke pusat kontrol dan komando.

Sejalan dengan skenario yang telah ditentukan di bidang pelatihan angkatan laut keamanan berkelanjutan di Laut Kaspia dan mencegah tindakan balasan dari pasukan musuh hipotetis, drone Yasir dengan mengidentifikasi dan memantau area umum latihan untuk mengirim gambar online ke pusat kendali dan komando, mengidentifikasi secara profesional tindakan dan target yang diinginkan.

Spesifikasi Teknis

Drone Yasir memiliki panjang sekitar satu meter, memiliki lebar sayap tiga meter dan beratnya diperkirakan sekitar 20 kg. Ini memiliki ketinggian penerbangan 15.000 kaki, durasi penerbangan delapan jam, jangkauan penerbangan hingga 200 km dan kecepatan maksimum 120 km / jam. Drone ini juga memiliki kamera elektro-optik dan inframerah yang mampu memantau dan mendeteksi titik buta.

Memiliki bobot yang rendah, Yasir tidak membutuhkan landasan pacu dan diluncurkan dengan peluncur; itu juga menggunakan parasut untuk mendarat dan dikendalikan dengan berkomunikasi dengan stasiun kontrol darat bergerak dan dapat terbang dengan autopilot jika diperlukan.

Yasir UAV
Salah satu kemampuan khusus drone ini adalah penghindaran radar, dan sistem radar dan pertahanan tidak dapat mendeteksinya.

Yasir dapat dibongkar dan ditempatkan dengan mudah di dalam kotak, sehingga mudah dibawa-bawa.

 

Pada 31 Shahrivar 1359 Hs yang bertepatan dengan 22 September 1980, rezim Baath Irak yang didukung kekuatan dunia, melancarkan serangan besar-besaran ke perbatasan Iran. Salah satu target utama serangan pasukan Saddam ke wilayah Iran adalah Khorramshahr, sebuah kota pelabuhan yang terletak di Provinsi Khuzestan, Barat Daya Iran. Mengingat posisinya yang terletak di dekat Teluk Persia dan Irak, wilayah ini sangat strategis baik dari sisi ekonomi, perdagangan, maupun politik.

Saddam dan para pendukungnya di Barat dan Timur percaya bahwa pendudukan Khorramshahr akan membuka jalan untuk melumpuhkan kota-kota lain di Iran dan pada akhirnya melenyapkan Revolusi Islam Iran yang baru berdiri seumur jagung. Namun, kalkulasi Saddam yang didukung negara Barat terutama AS meleset. Mereka tidak memperhitungkan kekuatan iman dan tekad baja para pemuda Iran dalam membela negaranya.

Perlawanan dan aksi heroik bangsa Iran pada akhirnya berhasil membebaskan Khorramshahr dari pendudukan tentara Saddam. Tepat pada 24 Mei 1982, Khorramshahr kembali ke pangkuan Iran, dan hari pembebasan Khorramshahr diperingati setiap tahunnya sebagai “Hari Pertahanan dan Perlawanan”.

Rezim Saddam mengira bisa menduduki Khorramshahr hanya dalam hitungan jam mengingat besarnya pasukan Irak yang dikerahkan ditambah perlengkapan senjata mereka dan lemahnya kondisi Iran saat itu. Namun tanpa terduga, pasukan Irak harus berperang selama 34 hari menghadapi para pemuda Iran baik tentara maupun relawan yang tidak sudi mengosongkan kota itu.

Khorramshahr memang jatuh ke tangan rezim Saddam setelah menyaksikan perlawanan heroik dari para pejuang Iran. Setelah 575 hari diduduki, Khorramshahr direbut kembali melalui sebuah operasi militer yang melibatkan kerja sama antara tentara dan relawan Iran.

Terkait peristiwa ini, wartawan Associated Press menulis, ”Para pejuang Iran pada Oktober 1980 menampilkan perlawanan yang luar biasa dan tangguh, di mana setelah Khorramshahr jatuh, kota itu kemudian dikenal dengan sebutan Khounin Shahr (Kota Berdarah),”.

Masih menurut laporan ini, “Di Khorramshahr, sangat sulit untuk menemukan rumah yang tidak ada bekas tembakan peluru dan roket di dindingnya. Ini adalah bukti tentang bagaimana perlawanan pemuda Iran dari rumah ke rumah untuk mempertahankan kota tersebut. Seorang komandan senior militer Irak pada masa itu mengakui bahwa rakyat Iran yang didominasi oleh pemuda minim pengalaman, siap mengorbankan nyawa mereka demi mempertahankan Khorramshahr.”

Warga Khorramshahr tidak pernah mengira bahwa tentara Saddam akan melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah mereka. Militer Iran juga tidak punya persiapan untuk menghalau serangan itu. Sejak dimulainya agresi tentara Irak di Khorramshahr, pasukan relawan Iran bangkit membentuk front-front perlawanan dengan senjata terbatas untuk mempertahankan kota itu.

Perlawanan terhadap aggresor Irak juga dilakukan kaum perempuan Iran yang hadir di tengah kelompok-kelompok pejuang. Mereka mampu menghalau pasukan Irak di belakang gerbang kota selama 34 hari. Para pejuang Iran tetap bertahan hingga peluru terakhir mereka sebelum Khorramshahr jatuh ke tangan Saddam.

Sejarah 34 hari perlawanan di Khorramshahr merupakan salah satu lembaran emas dalam sejarah perang delapan tahun yang dipaksakan oleh rezim Saddam terhadap Iran. Banyak buku, terutama dalam bentuk memoar yang terbit untuk melukiskan perlawanan 34 hari para pemuda Khorramshahr. Tidak sedikit dari karya ini yang sudah diadaptasi menjadi film layar lebar. Perlawanan 34 hari pemuda Khorramshahr terhadap agresi tentara Saddam merupakan simbol muqawama dan pertahanan bangsa Iran.

Setelah berhasil menghalau gerak maju tentara Saddam, militer Iran dan pasukan relawan negara ini dalam beberapa operasi menetapkan misi pembebasan Khorramshahr sebagai prioritas mereka. Sebelum ini, aksi heroik rakyat Iran dalam mempertahankan Khorramshahr telah menjadi simbol perlawanan dan ketahanan bangsa ini, sekarang operasi pembebasan Khorramshahr juga menjadi simbol dari tekad dan kekuatan Republik Islam Iran dalam mengubah peta politik dan militer di medan perang. Tidak ada warga Iran yang tidak senang ketika mendengar kabar gembira pembebasan Khorramshahr.

Tawanan Irak di operasi pembebasan kota Khorramshar
Keberhasilan operasi Baitul Muqaddas selain membebaskan Khorramshahr, juga berhasil menutup kemungkinan tentara Irak menduduki wilayah Iran yang lain. Setelah peristiwa itu, posisi Iran di medan perang kian menguat dan hingga kini bangsa Iran masih tetap mempertahankan semangat untuk tidak memberi peluang musuh melakukan agresi. Imam Khomeini ketika mendengar berita pembebasan Kota Khorramshahr langsung mengatakan, "Allah yang membebaskan Khorramshahr."

Semua agenda rezim Saddam dan pendukungnya porak-poranda. Saddam bahkan mengeluarkan sesumbar bahwa ia siap menyerahkan Kota Basrah jika pasukan Iran berhasil merebut Khorramshahr. Pasalnya, Saddam dan adidaya dunia yang mendukungnya yakin Khorramshahr tidak mungkin bisa direbut kembali oleh Iran.

Dengan dimulainya operasi pasukan Iran dan relawan untuk membebaskan Khorramshar, Saddam meminta pasukannya untuk mempertahankan kota itu seperti mereka melindungi Baghdad dan Basrah. Dia mengatakan, “Khorramshahr merupakan penyangga Basrah, untuk itu kemenangan harus diraih dengan harga berapapun dan pasukan Iran harus dihancurkan.”

Para pendukung Saddam di Barat juga yakin bahwa pasukan Iran tidak akan berhasil merebut kembali Khorramshahr. Sebelum dimulainya operasi pembebasan, radio pemerintah Inggris dalam satu siarannya mengumumkan, “Jika rakyat Iran bangkit ingin membebaskan Khorramshahr, berarti mereka telah memilih buah kenari yang paling keras untuk dipecahkan.” Akan tetapi, pasukan Iran berhasil menghancurkan barisan pertahanan tentara Irak dan mereka menelan kerugian besar.

Dalam operasi Baitul Muqaddas, 40 jet tempur dan 2 helikopter berhasil ditembak jatuh, 285 tank dan kendaraan lapis baja dihancurkan, 500 kendaraan militer diledakkan 105 tank dan 95 ribu ranjau bersama ratusan kendaraan tempur dan senjata berhasil disita oleh pasukan Iran.

Sejumlah pakar militer dan analis media-media internasional dibuat tercengang dan takjub dengan operasi kilat pasukan Iran dalam membebaskan Khorramshahr. Keberhasilan bangsa Iran membebaskan Khorramshahr dari tangan Saddam telah mengubah perimbangan politik di kawasan dan menghilangkan keraguan terkait kemampuan militer Iran. Nilai penting pembebasan Khorramshahr bukan sekedar peristiwa besar bagi bangsa Iran, namun lebih dari itu menunjukkan bahwa Iran dengan prinsip-prinsip Revolusi Islam tidak akan pernah tunduk pada kehinaan dan penjajahan.

Sujud syukur pembebasan Khorramshahr
Pembebasan Khorramshahr juga membuka lembaran baru bagi perimbangan kekuatan perang antara Irak dan Iran. Terkait hal ini, koran Perancis, The Liberation menulis, “Pasca pembebasan Khorramshahr oleh orang-orang Iran, AS dan Eropa bersama sejumlah negara kawasan Teluk Persia melakukan sejumlah terobosan untuk mengakhiri perang demi mencegah tumbangnya Saddam,”.

AS yang sangat mengkhawatirkan kekalahan Saddam dalam agresi militer rezim Saddam, meningkatkan pengiriman bantuan militer kepada Irak. Dengan demikian, Washington memasuki fase intervensi langsung regional dan internasional terhadap rezim Saddam dalam agresi militer ke Iran. Tapi nasib perang tidak seperti yang mereka bayangkan.

Pejuangan rakyat dan pemerintah Iran menghadapi agresi Saddam selama delapan tahun menorehkan sejarah baru. Sebab yang dihadapi oleh Iran bukan hanya rezim Saddam, tapi negara-negara besar dunia seperti AS yang berada di belakang Irak dengan seluruh kecanggihan alutsista dan mesin perangnya. Dengan spirit pembebasan Khorramsahahr, bangsa Iran terus melanjutkan perjuangan demi membangun dan meraih cita-citanya, meski harus menghadapi segala bentuk tekanan adidaya global.

 

Imam Shadiq as adalah imam Syiah keenam. Nama panggilan beliau (kunyah) adalah Abu Abdillah, Abu Ismail, dan Abu Musa.

Gelar terkenal beliau adalah Shadiq yang menurut riwayat ini adalah gelar teresar yang diberikan oleh Rasulullah Saw. Di berbagai riwayat terkait karakteristik akhlak Imam Shadiq as disebutkan beliau orang zahid, gemar berinfak, memiliki ilmu yang tinggi, senang beribadah dan membaca al-Quran. Mohammad bin Talhah, salah satu ulama Ahlu Sunnah menyebut Imam Shadiq as sebagai tokoh Ahlul Bait terbsar, memiliki ilmu tinggi, ahli ibadah, zuhud dan gemar membaca al-Quran. Malik bin Anas, salah satu imam fiqih Ahlul Sunnah meriwayatkan bahwa ia untuk beberapa waktu berada di dekat Imam Shadiq as dan ia selalu menyaksikan Imam berada di salah satu kondisi, shalat, berpuasa atau berzikir.

Tokoh besar Islam yang bukan saja dihormati pengikutnya, juga mendapat rasa hormat dari kawan dan lawan. Ulama Ahlu Sunnah juga sangat menghormati tokoh besar dan keturunan Rasulullah ini.

Manusia agung ini setelah menghabiskan usianya untuk berjuang, membela dan menyebarkan ajaran Islam serta menjaga umat Islam dari penyimpangan akhirnya gugur syahid pada 25 Syawal 148 H.

Teman-teman dan kerabat Imam tiba di rumah satu demi satu. Imam sendiri telah meminta mereka untuk berkumpul di depannya di saat-saat terakhir hidupnya. Imam meneguk air. Kondisi Imam membuat semua orang khawatir dan sebagian justru menangis dengan hebat. Imam Shadiq as memanggil mereka dengan tenang dan meminta mereka untuk tetap diam dan mendengarkan dengan baik.

Imam kemudian berkata, "Saya telah mengundang kalian ke tempat ini sehingga dapat mendengar kata-kata saya di saat-saat terakhir." Untuk beberapa menit ruangan menjadi sunyi. Semua orang yang hadir di situ ingin tahu mengapa Imam memanggil mereka.

Wajah Imam Shadiq as berubah. Perlahan-lahan beliau membuka bibirnya dan berkata, "Syafaat kami bukan untuk mereka yang menganggap ringan shalat." Ini adalah nasihat terakhir dari Imam Shadiq as. Dunia Islam dalam kesedihan karena kehilangan pribadi yang hebat dan merasakan kesedihan yang mendalam akan kepergian Imam Shadiq as pada 25 Syawal 148 HQ. Ruh suci Imam Shadiq as di hari ini telah bergabung dengan alam malakuti yang tinggi dan damai di sisi Allah Swt.

Era tiga Imam; Imam Sajjad, Baqir dan Shadeq as dapat dikata sebagai periode penjelasan intelektual, ilmiah, dan budaya Islam murni. Selama periode ini, Imam Sajjad as melalui upaya ilmiahnya dan melalui doa dan munajat, membangun kembali fondasi Islam murni. Melanjutkan gerakan beliau, Imam Baqir as menjelaskan geometri dan kerangka Islam Nabi dan Alawi dengan prinsip-prinsip dan prinsip-prinsip dan cabang agama, dan kemudian Imam Sadiq as mendirikan fondasi agama di atasnya dan menguatkan otoritas ilmiah, agama, dan politik para imam.


Umur penuh berkah Imam Shadiq as 65 tahun dari selama 34 tahun, beliau memikul tanggung jawab sensitif sebagai Imam dan pemimpin umat. Selama tahun-tahun ini, Imam Shadiq as juga memimpin komunitas ilmiah dan intelektual masyarakat. Munculnya konflik antara dua keluarga Bani Umayah dan Bani Abbasia memberikan kesempatan besar bagi Imam Shadiq as untuk menjaga Islam dari bahaya pengalihan yang direncanakan oleh para penguasa.

Pada akhir rezim Bani Umayah, situasi masyarakat Islam sangat rapuh. Kekuasaan dan tirani para penguasa Umayah membuat orang menderita. Kemiskinan dan korupsi menyelimuti masyarakat, dan moralitas serta spiritualitas dalam hubungan masyarakat meredup. Ajaran al-Quran dan hadis Nabi, yang seharusnya mengantarkan manusia kepada kesempurnaan dan mendidik sifat-sifat baik di tengah masyarakat menjadi alat di tangan yang kuat.

Di sisi lain, banyak sekte dan kelompok, dengan berbagai gagasan dan pemikiran, berupaya menyebarkan filosofi ateis dan khurafat di kalangan masyarakat. Dalam situasi yang bergolak ini, Imam Shadeq as, setelah ayahnya, Imam Baqir as, mengambil beban kepercayaan ilahi dan memikul tanggung jawab memimpin umat Islam.

Imam Jakfar Shadeq as memiliki puncak ilmu yang tinggi dari pengetahuan dan menjadi sumber makrifat bagi dunia. Imam Shadiq as adalah ahli pemikiran di berbagai cabang ilmu pengetahuan dan dengan pikirannya yang tinggi berhasil mendidik para ulama. Sejarah mencatat sekitar 4.000 orang yang telah menjadi murid langsung atau tidak langsung Imam Shadiq as dan yang telah belajar di banyak bidang dari ilmu pengetahuan alam hingga filsafat, fiqih dan sejarah dan membawa budaya dan pemikiran Islam ke orang lain.

Kuliah Imam Sadiq as menjadi pusat perhatian para intelektual dengan berbagai pandangan dan keyakinan. Di sekolah ilmiah Imam, bahkan mereka yang tidak percaya pada agama-agama samawi, dengan bebas berpartisipasi dan menyampaikan pemikiran mereka, dan Imam Shadiq as menjawab semuanya dengan penuh ketelitian.

Mir Ali India, seorang tokoh Ahli Sunnah waktu itu mengatakan tentang posisi ilmiah Imam Shadiq as, "Penyebaran ilmu-ilmu pada masa itu terbantu oleh Imam Shadiq as, pemikiran menjadi bebas dan mengambil pemikiran darinya. Diskusi filosofis dan intelektual di semua masyarakat Islam menjadi populer. Kita tidak boleh lupa bahwa orang yang memimpin gerakan intelektual ini di dunia Islam adalah cucu Ali ibn Abi Thalib as yang dikenal dengan nama Imam Shadiq as. Dia adalah pribagi yang cakrawala berpikirnya sangat terbuka dan kecerdasan serta pemikirannya Itu sangat dalam. Bahkan, ia adalah yang pertama mendirikan sekolah intelektual di dunia Islam."

Di masa ketika perubahan budaya dan benturan berbagai pemikiran dan akidah menjadi masalah harian masyarakat Islam, Imam Shadiq as melakukan dialog dan diskusi dengan para pemilik akidah dan pemikran. Beliau mendengarkan pandangan mereka dan memberikan jawaban berdasarkan logika yang kuat dan penjelasan yang terang.

Abu Hanifah mengatakan, "Suatu hari, Khalifah Manshur Dawaniqi, Khalifah Kedua Bani Abbasiah, mengirim seseorang kepadaku dan berkata, 'Wahai Abu Hanifah! Masyarakat begitu tertarik dengan Jakfar bin Muhammad. Ia memiliki basis sosial di tengah-tengah masyarakat. Engkau bertugas untuk mengurangi ketertarikan ini agar masyarakat menjauh darinya. Oleh karenanya, engkau segera menyiapkan masalah yang benar-benar rumit dan pada waktu yang tepat tanyakan itu kepadanya.' Saya menyiapkan sekitar 40 masalah yang sulit.

Suatu hari, Manshur memanggil saya. Ketika saya tiba dihadapannya, saya melihat Jakfar bin Muhammad sedang duduk di sebelah kanannya. Saya begitu terkesima dengan kewibawaan dan keagungannya, sehingga sulit untuk menjelaskannya. Ketika melihat Manshur, Khalifah Bani Abbasiah, ia tidak memiliki kewibawaan itu. Akhirnya dengan permintaan Manshur, saya menyampaikan satu persatu dari empat puluh pertanyaan kepadanya. Jakfar bin Muhammad dengan penuh kesabaran dan penguasaan yang luas biasa menjawa semuanya. Ia menjelaskan akidah semua kelompok. Di sebagian masalah, ia seakidah dengan kami dan di bagian lainnya sepakat dengan pendapat ulama Madinah. Terkadang beliau menolak dua pendapat itu dan menjelaskan pendapat ketiga. Saya tidak pernah melihat orang yang lebih ahli fiqih dan lebih berilmu dari Jakfar bin Muhammad. Ia orang paling pandai dari umat ini."

Imam Shadiq as di masa kehidupannya yang penuh berkah selalu memiliki keakraban khusus dengan al-Quran dan dengan banyak ungkapan, beliau menyebut keakraban dengan al-Quran merupakan sumber keselamatan dan keberuntungan manusia serta mengajak semua orang untuk lebih akrab dengan al-Quran. Beliau senantiasa bersama al-Quran baik secara lahiriah dan bathiniah. Sebagaina beliau sendiri pernah berkata, "Saya mencari sesuatu yang bisa kuakrabi dan di baliknya akan menemukan ketenangan dan itu adalah membaca al-Quran." Beliau pernah berkata, "Al-Quran adalah sebuah perjanjian antara pencipta dan makhluk. Sudah selayaknya bila seorang muslim setiap hari melihat surat perjanjiannya dan setidaknya membaca lima puluh ayat darinya."

Dalam sebuah ucapan dari Imam Shadiq as disebutkan, "Seseorang yang mampu menghentikan kemarahannya, padahal ia dapat menunjukkannya, Allah Swt akan memenuhi hatinya di hari kiamat dengan keridhaan-Nya."

Suatu hari, seseorang dari keluarga Imam Shadiq as karena satu masalah di belakang beliau berbicara yang tidak baik tentangnya kepada orang lain. Imam Shadiq as mengetahui masalah ini dari seseorang dan ketika beliau mendengar berita ini, beliau sangat tidak suka, tapi tanpa menunjukkan reaksinya, dengan tenang beliau bangkit dan mengambil wudhu dan menyibukkan diri dengan shalat. Seseorang yang hadir waktu itu mengatakan, "Saya beranggapan beliau akan melaknat seseorang dalam doa di shalatnya dan memohon kepada Allah agar mengazabnya. Tapi saya menyaksikan Imam Shadiq as setelah menyelesaikan shalat dan berdoa lalu berkata, 'Ya Allah! Saya telah memaafkannya dan memohon kepada-Mu dengan kebesaran dan kepemurahan-Mu agar memaafkannya dan tidak menyiksanya."

Image Caption
Pribadi luar biasa dengan sifat kemanusiaan yang sempurna serta keilmuwan yang luas membuat Imam Shadiq as begitu terkenal dan sangat berpengaruh di tengah masyarakat. Oleh karenanya, para penguasa taghut Abbasiah begitu membenci beliau. Sedemikian benci, sampai mereka memutuskan untuk membunuh beliau dan untuk itu mereka meracuni beliau. Baqi' adalah tanah yang penuh berkah, dimana banyak manusia suci yang dimakamkan di sana, kuburan suci dari manusia tinggi dan pemberi petunjuk.

Kami mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas syahadah Imam Shadiq as dengan harapan para pengikut beliau mendapat rahmat Allah Swt.

 

Salah satu capaian pertahanan yang dipamerkan Kementerian Pertahanan bertepatan dengan Hari Industri Pertahanan pada 20 Agustus 2020 adalah mesin turbofan ringan Jahesh-700.

Mesin turbofan ringan Jahesh-700 selain bentuk capaian desain dan produksi, juga salah satu capaian terpenting teknologi sejarah Iran di bidang mesin udara, karena desain dan produksi mesin seperti ini hanya dimiliki sejumlah negara terbatas di dunia.

Meskipun produk khusus ini lebih kecil dan lebih halus daripada banyak produk pertahanan dalam hal volume dan dimensi, tetapi dapat dianggap sebagai salah satu produk pertahanan paling penting dan efektif yang dibuat selama dua dekade terakhir industri pertahanan negara karena mesin turbofan yang ringan Jahesh-700 sebenarnya merupakan titik lompatan yang dapat dianggap sebagai salah satu peristiwa besar dan abadi dalam sejarah industri penerbangan di Iran.

Jahesh-700
Mesin canggih Jahesh 700 dan proses manufakturnya merupakan langkah maju yang penting bagi industri pertahanan negara. Mesin Jahesh 700 yang dikembangkan sebagai mesin native turbofan pertama di kelas mesin generasi keempat, merupakan mesin twin-axle turbofan yang dapat dipasang pada semua jenis pesawat berawak maupun tanpa awak dengan kemampuan menghasilkan daya dorong (propulsion force) dari 500 hingga 700 kg, yang mampu menciptakan kemampuan daya dorong pesawat berbobot sekitar 4 ton.

Beberapa sumber menganggap mesin ini sebagai rekayasa balik dari mesin FJ-33, yang merupakan mesin turbofan ringan paling canggih di dunia dan diproduksi oleh Williams International di Amerika Serikat, dan dapat memproduksi 6672 Newton Trust . Mesin Jahesh 700 bisa menjadi produk berharga untuk luapan teknologi militer-sipil, dan di bidang perancangan dan pembangunan jet komersial oleh jaringan perusahaan berbasis pengetahuan di sektor swasta dan dengan bantuan Kementerian Pertahanan, desainer kini memiliki kenyamanan memiliki mesin turbofan yang andal dengan efisiensi komersial yang tinggi.

Fitur Umum

Desain dan konstruksi mesin turbofan lebih kompleks daripada turbojet. Sebelum ini dan sejak 1370-an (Hijriah Syamsiah), industri pertahanan negara telah memasuki lingkaran produsen mesin ini dengan membuat mesin mini-jet Toloue-4, yang digunakan untuk drone dan rudal jelajah. Kemudian versi perbaikan mesin ini diproduksi. Terkait mesin turbofan rudal jelajah, capaian pertama adalah mesin rudal Somar, yang dapat diklasifikasikan dalam kategori turbofan mini.

Seperti di bidang turbojet, langkah besar setelah keluarga mesin Toloue adalah mesin Owj. Sementara di bidang mesin turbofan, setelah mesin mini turbofan Somar, Departemen Pertahanan mulai mengambil langkah jangka panjang dengan memprodksi sebuah mesin turbofan dengan dimensi lebih besar dan ketebaan 53 sentimeter serta pendorong lebih besar untuk penggunaan di drone-drone lebih besar, serta pesawat komersial ringan di masa mendatang.

Image Caption
Penggunaan mesin turbofan Jahesh 700 dapat memberikan drone Iran kemampuan terbang lebih lama karena konsumsi bahan bakar yang lebih rendah dan ketinggian yang lebih tinggi. Mungkin dengan mesin ini untuk mencapai ketinggian penerbangan 20 km di atas tanah.

Jahesh-700, yang dikembangkan sebagai mesin turbofan asli pertama di kelas mesin generasi keempat, adalah mesin turbofan dua poros yang dapat dipasang pada semua jenis unit terbang berawak dan tak berawak serta memiliki daya dorong 700 kg dan dapat dipasang di pesawat dengan berat hingga 4.000 kg.

Engine ini menggabungkan teknologi bilah kristal tunggal yang mutakhir dan beratnya sekitar 140 kg.

Jahesh-700 bersifat modular, memiliki sistem kontrol elektronik canggih, TBO (waktu antara perbaikan) yang sangat lama dan konsumsi bahan bakar yang sangat rendah, yang memberikan daya tahan penerbangan yang lama bagi drone Iran.

Mesin ini menggunakan superalloy asli untuk suku cadang mesin panas dan paduan ringan lainnya dari mesin udara.

Jika sama dengan model asing yang sama, konsumsi bahan bakar Jahesh-700 adalah sekitar 13,77 gram per detik untuk menghasilkan daya satu kilowatt.

Karakteristik ini membuat Jahesh-700 berada di antara mesin turbofan udara canggih, di mana teknologi pembuatannya hanya dimiliki sejumlah negara dan perusahaan yang terbatas. Setelah fase penelitian dan riset terhadap sampel yang ada, serta simulasi yang diperlukan, pembuatan sampel pertama dan uji coba awal dilakukan tahun 2020 dan secara resmi dipamerkan akhir Agustus 2020.

Salah satu keunggulan mesin turbofan adalah hemat bahan bakar. Konsumsi bahan bakar mesin Jahesh-700 jika dibandingan dengan contoh serupa milik asing sekitar 13,77 gram perdetik untuk memproduksi satu kilonewton energi. Sementara mesin Toloue-4 dari jenis mesin turbojet konsumsi bahan bakarnya sekitar 33-36 kg setiap detik untuk memproduksi satu kilonewton energi, dan ini menunjukkan 2,6 kali lipat konsumsi.

Salah satu fitur paling menarik dari mesin Jahesh-700, yang dapat dilihat sekilas, adalah bentuk geometris bilah kipas yang sangat kompleks dan konstruksi bilah turbin kristal tunggal atau kristal tunggal. Semakin tinggi suhu pembakaran di ruang bakar mesin jet dan semakin tinggi suhu masuk turbin, semakin banyak efisiensi mesin dan daya yang dihasilkan, tetapi suhu yang lebih tinggi tidak ditoleransi oleh paduan logam dan metode pendinginan konvensional mesin udara dan membutuhkan pengaturan khusus.

Konstruksi mesin Jahesh-700 menunjukkan bahwa spesialis negara kita, setelah berhasil membuat suku cadang turbin gas tanah menggunakan pembangkit listrik kristal tunggal, juga berhasil mengembangkan kemampuan ini ke mesin udara; Ini memiliki efek yang luar biasa dalam mengurangi biaya siklus hidup, meningkatkan daya tahan dan keandalan bagian-bagian yang relevan di mesin. Secara umum, penggunaan bilah turbin kristal tunggal dapat meningkatkan suhu masuk ke turbin hampir 30 persen dengan asumsi pendinginan serupa output produksi dengan mesin Jahesh adalah sekitar 500 hingga 700 kg, yang memungkinkan untuk memberikan daya dorong yang cukup untuk pesawat dengan berat hingga 4000 kg.

Hasilnya, drone bertenaga turbofan dapat dibangun yang membawa bahan bakar dan senjata jauh lebih banyak daripada drone saat ini.  Di antara drone terbaik dunia, drone RQ-170 juga menggunakan mesin seperti Jahesh-700. Selain itu, Jahesh-700 memiliki kemampuan untuk beroperasi dengan aman di ketinggian hingga 60.000 kaki, yaitu lebih dari 18 km, yang sangat meningkatkan nilai operasional drone dalam misi pemantauan dan pengintaian. Konsumsi bahan bakar mesin Jahesh-700 yang lebih rendah juga secara signifikan meningkatkan kontinuitas penerbangan drone dengan jenis mesin ini. Juga, jet komersial dengan kapasitas 4 hingga 6 penumpang akan menggunakan mesin dari kelas ini.

Aplikasi utama mesin turbofan Jahesh-700 akan digunakan pada drone, tetapi karena keandalan produksinya yang tinggi, mesin ini juga dapat digunakan pada pesawat ringan, jet kecil, dan taksi udara; Namun karena produk ini merupakan pencapaian teknologi di bidang pertahanan, maka harus lebih diperhatikan fungsinya di bidang militer. Fungsi pertama yang akan dimiliki mesin ini di bidang militer untuk Angkatan Bersenjata Iran adalah lompatan drone Iran ke kelas khusus dan lebih tinggi di dunia.

Saat ini, drone di Angkatan Bersenjata biasanya memiliki berat lepas landas maksimum kurang dari satu ton dan beberapa ratus kilogram karena menggunakan mesin putar (Wankel), dengan berat lepas landas 600 kg. Pada drone Fotros saja, berkat penggunaan mesin empat silinder turbocharged bertenaga 115 hp, bobot lepas landas maksimumnya mencapai 1.200 kg.

Pembatasan berat juga akan membatasi pengangkutan senjata untuk drone, yang akan berupa batasan jumlah bom atau rudal yang dapat dibawa oleh pesawat tanpa awak dan batasan pengembangan senjata udara, karena harus selalu ada batasan untuk membawa barang-barang tersebut. Keterbatasan lain yang ada dalam penggunaan mesin Wankel atau mesin lain yang ada adalah ketinggian terbangnya, karena pada mesin miniatur atau piston, dengan bertambahnya ketinggian pesawat, karena pengenceran atmosfer dan penurunan kadar oksigen, pembakaran proses di mesin tidak bekerja dengan baik dan ini akan menyebabkan pembatasan pada ketinggian penerbangan drone.

Tantangan ini sangat akut pada drone pengintai, yang membutuhkan tingkat ketinggian yang lebih tinggi untuk mencakup area yang luas. ini adalah tantangan ketika menggunakan mesin non-turbofan di drone; Sementara menurut teknisi dan pakar mesin Jahesh dengan memproduksi 700 kg energi dan kekuatan daya dorong (thrust) akan mampu menerbangkan pesawat hingga kisaran berat 4 ton, yang berarti lompatan 4 kali lipat berat maksimum drone tempur Iran, jadi kita bisa menunggu revolusi dan perubahan generasi di bidang drone dengan memasukkan drone yang lebih besar dilengkapi dengan mesin turbofan dan mampu membawa lebih banyak senjata.

Di sisi lain, di bidang ketinggian penerbangan, mesin ini mampu menerbangkan drone hingga 60.000 kaki, lebih dari 2 kali lipat dari ketinggian 25.000 kaki drone Fotros, yang lebih efektif dalam pengembangan drone dengan misi pengintaian untuk terbang di ketinggian yang lebih tinggi.

 

Pada tanggal 1 Dzulqadah 173 Hijriah, lahir seorang bayi mulia di rumah Imam Musa Kadhim. Sang ayah menamainya Fatimah, dan lebih dikenal dengan sebutan Maksumah.

Kelahirannya juga disambut dan dirayakan para pencinta Ahlul Bait Rasulullah Saw, bahkan hingga kini. Meskipun telah berlalu lebih dari seribu tahun, tapi hari kelahiran Sayidah Maksumah setiap tahun diperingati dengan suka cita.

Ayahnya, Imam Musa al-Kadhim as dan ibunya Sayidah Najmah Khatun adalah sosok mulia dan agung. Selain mereka, Sayidah Maksumah memiliki saudara laki-laki yang menjadi pembibingnya yaitu, Imam Ali Ridha as. Di bawah bimbingan mereka, Sayidah Maksumah tumbuh menjadi wanita agung.

Kebahagiaan Sayidah Maksumah as bersama mereka di masa kecil tidak bertahan lama. Karena ayahnya, Imam Kadhim as gugur syahid di penjara penguasa lalim saat itu. Wanita mulia ini berusia 10 tahun ketika ayahnya gugur syahid. Setelah itu, Imam Ridha as menjadi satu-satunya pelindung setia dan pembimbing Sayidah Maksumah.

Sayidah Maksumah senantiasa menuntut ilmu dan membela kebenaran dalam kondisi apapun. Ia mengamalkan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari ayahnya. Kehadiran aktif Sayidah Maksumah dalam kegiatan mengajar dan ibadah menunjukkan posisi dan kedudukan tinggi wanita dalam sejarah kebudayaan Islam.

Kehidupan Sayidah Maksumah menjadi bukti bahwa Islam sangat menghargai wanita dan menempatkannya pada kedudukan tinggi, sehingga dari keutamaan spiritual, keilmuan, dan kemuliaan akhlak menjadi teladan bukan hanya bagi wanita saja.

Kelahiran Sayidah Maksumah sangat istimewa bagi Ahlul Bait, karena beberapa tahun sebelum kelahirannya, Imam Jafar Shadiq as yang juga kakeknya telah menyampaikan kabar gembira ini. Ia berkata, "Salah satu putri dari anakku berhijrah ke kota Qom (salah satu daerah di Iran). Dia bernama Fatimah binti Musa bin Jafar." Imam Shadiq menambahkan, "Dengan keberadaan putri itu, kota ini (Qom) menjadi haram atau kota suci keluarga Rasulullah Saw."

Dengan demikian warga kota Qom termasuk cendekiawan dan ulama telah mengetahui akan kedatangan putri mulia ini. Mereka menghitung hari untuk menyambut keturunan Rasulullah ini dan mempersiapkan kedatangannya ke Qom.

Kota Qom menjadi kota suci karena kota ini disebut sebagai haram para imam maksum. Hal ini telah disebutkan dalam puluhan riwayat dari Rasulullah Saw, Imam Ali dan para Imam lainnya yang berbicara tentang kesucian dan kemuliaan kota Qom.

Ayatullah Mar'ashi Najafi mengatakan, "Alasan saya berhijrah ke Qom karena ayah saya, Sayid Mahmoud Mar'ashi Najafi selama 40 malam beritikaf di makam Imam Ali as. Suatu malam ketika ayah saya sedang beritikaf, ia melihat Imam Ali as sambil berkata, 'Sayid Mahmoud apa yang kamu inginkan?' Ayah saya berkata, 'Aku ingin mengetahui di mana makam Sayidah Fatimah az-Zahra supaya aku bisa menziarahinya.' Imam Ali berkata, 'Saya tidak bisa melanggar wasiatnya dan mengungkapkan kuburannya.' Kemudian ayah saya berkata, 'lalu apa yang saya lakukan jika ingin berziarah kepada Sayidah Zahra? Imam Ali berkata, 'Allah Swt telah memberikan hadiah Fatimah kepada Fatimah Maksumah, maka siapa saja yang ingin berziarah ke makam Sayidah Zahra, hendaknya ia menziarahi makam Sayidah Maksumah.'"

Sayidah Maksumah sama seperti neneknya, Sayidah Fatimah az-Zahra as menjadi teladan untuk keluarga Ahlul Bait as dan dalam kondisi sulit yang dihadapi keluarga Rasulullah Saw, ia menunjukkan kesabaran dan keteguhan yang luar biasa. Dia adalah teladan dalam ibadah, ketakwaan, perilaku, kesabaran, dan perjuangan menghadapi tekanan.

Sayidah Maksumah memiliki beberapa sebutan mulia seperti, Shadiqah, karena dikenal sebagai seorang yang terpercaya. Selain itu ia dipanggil dengan nama mulia seperti Karimah Ahlul Bait dan Thahirah, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Shadiq as. Selain itu, ia juga dijuluki Muhaddatsah yang berarti perawi hadis.

Di antara hadis yang diriwayatkan Sayidah Maksumah adalah hadis Manzilah yang menjelaskan kedudukan mulia Imam Ali as. Hadis ini menjelaskan kedudukan Imam Ali as di sisi Nabi Muhammad Saw sama seperti posisi Harun bagi Nabi Musa as. Wanita suci ini juga menjelaskan peristiwa penting di Ghadir Khum agar umat Islam tidak melalaikan amanah Rasulullah Saw tentang kepemimpinan setelahnya.

Saat ini, mengenal sosok seperti Sayidah Maksumah sangat penting di tengah penyebaran nilai-nilai budaya Barat, yang merendahkan perempuan dan menghancurkan kepribadian serta identitas mereka. Budaya Barat juga mempromosikan tindakan amoral kepada para gadis dan perempuan.

Sayidah Maksumah dengan memanfaatkan pengetahuan dari al-Quran dan upaya tak kenal lelahnya dalam menuntut ilmu, mampu memainkan peran penting di masyarakat. Selama perjalanannya dari Madinah ke kota Mashhad untuk bertemu dengan saudaranya, Imam Ridha as, ia terus menjawab pertanyaan orang-orang seputar agama.

Dalam setiap penyambutan di berbagai kota, Sayidah Fathimah selalu menggunakan kesempatan itu untuk memberikan pencerahan kepada para pecinta Ahlul Bait. Dalam berbagai pidatonya, ia membongkar kedok penguasa Bani Abbasiyah.

Hal inilah yang membuat antek-antek Bani Abbasiyah memburu rombongan Sayidah Maksumah. Ketika kafilah ini tiba di kota Saveh, mereka diserang oleh pasukan Makmun dan kelompok pembenci Ahlul Bait. Sejumlah pengikutnya gugur syahid dalam perang yang tak seimbang ini. Akibat peristiwa ini, Sayidah Maksumah terpukul batinnya dan jatuh sakit. Atas arahan Sayidah Maksumah, rombongan kemudian menuju kota Qom.

Tokoh dan ulama Qom yang mendengar kedatangan Sayidah Maksumah langsung keluar menyambut rombongan keluarga Nabi ini. Wanita suci ini tak lebih dari 17 hari hidup di Qom, ia akhirnya menghembuskan nafasnya akibat penyakit yang dideritanya pada 10 Rabiul Tsani tahun 201 H.

Sebenarnya, Sayidah Maksumah sengaja berhijrah dari Madinah ke Marv sebagai bentuk protes terhadap kondisi yang ada. Perjalan itu merupakan bagian dari perjuangan Sayidah Maksumah terhadap intimidasi dan kezaliman penguasa.

Kedatangan Sayidah Maksumah telah mengubah keadaan kota Qom dalam waktu singkat. Kedatangan Ahlul Bait Nabi menorehkan sejarah baru bagi kota ini. Orang-orang dari jauh dan dekat mengunjungi kota ini untuk bertemu dengan Ahlul Bait Rasulullah. Kedatangan wanita agung ini memberikan berkah tersendiri bagi kota Qom.

Sayidah Maksumah terkenal sosok yang banyak beribadah dan karena ia menjaga dirinya dari dosa, Imam Ridha as menjuluki wanita mulia ini sebagai Maksumah. Sayidah Maksumah adalah contoh nyata dari individu yang mencapai derajat kesucian berkat penghambaan dan ibadahnya. Kesucian ini diraih melalui ketaatan, penghambaan, dan menjahui hawa nafsu.

Selamat atas kelahiran Sayidah Maksumah as
Islam memandang gender bukan ukuran kemuliaan dan keutamaan manusia. Sebab, kemuliaan dan keutamaan ditentukan oleh keimanan, ilmu dan akhlaknya. Berbagai ayat al-Quran menjelaskan penolakan segala bentuk ukuran keutamaan manusia, kecuali ketakwaannya.

Semua manusia, baik laki-laki dan perempuan bisa mencapai kesempurnaan dengan ketakwaan, ibadah, dan amal shalihnya. Salah satu contoh terbaik adalah Sayidah Maksumah. Selain memiliki akhlak mulia, ia juga dikenal sebagai orang yang ahli ibadah, suci, dan berilmu tinggi.

 

Dengan hati yang tenang, hati yang percaya diri, dan jiwa yang bahagia dan ikhlas, mengharap rahmat Tuhan, saya akan dibebaskan dari pelayanan saudara-saudara saya, dan saya akan melakukan perjalanan ke tempat yang abadi. Dan saya sangat membutuhkan doa-doa baik Anda. Dan saya memohon kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, untuk menerima permintaan maaf saya atas kurangnya pelayanan, kelalaian dan kesalahan saya.

Ini adalah kata-kata terakhir Imam Khomeini dengan umat Muslim. Di puncak kekuasaan, kehormatan dan ketenarannya, dia tidak hanya menyebut orang-orang Iran tetapi semua Muslim sebagai saudara dan saudarinya, dan menganggap dirinya membutuhkan doa-doa baik mereka, meskipun dia telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk memenuhi tujuan-tujuan agama dan menyelamatkan umat Islam dan kaum tertindas, dia meminta maaf jika melakukan kesalahan. Ini adalah salah satu tanda agung manusia, mereka yang tidak mabuk oleh kesenangan dunia, juga tidak menderita oleh penderitaan mereka.


Hari-hari pertengahan bulan Khordad tahun 1368 Hs (1989) bagi rakyat Iran dan seluruh pecintah Khomeini mengingatkan hari-hari yang sangat sulit. Di hari-hari sulit tersebut, ketika berita sakitnya Imam Khomeini, kesedihan luas dan mendalam menyelimuti setiap jiwa, mayoritas sahabat dan pecinta pemimpin besar ini mendoakan keselamatan dan kesehatannya di masjid, huseiniyah, dan bahkan di rumah-rumah mereka. Mereka berharap "Kurangi usia kami dan tambahkan ke usia Imam kami" tapi sangat disesalkan bahwa ajal dan kematian sesuatu yang pasti dan tiba saatnya tidak dapat diundur.

Takdir Tuhan adalah Ruhullah Khomeini memenuhi panggilan Kekasihnya pada 13 Khordad malam. Benar, di malam itu Imam Khomeini dengan tenang dan hati gembira serta penuh harapan memenuhi panggilan-Nya.

یَا أَیَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ / ارْجِعِی إِلَى رَبِّکِ رَاضِیَةً مَرْضِیَّةً /

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (al-Fajr 27-28)

Kini telah berlalu 33 tahun dari kepergian Bapak Pendiri Republik Islam Iran ini, dan para pecinta Khomeini setiap tahun di hari seperti ini berkumpul di makamnya dan memperbaruhi baiat mereka. Benar, dia tidak berada di antara kita saat ini, tapi cita-cita dan harapannya senantiasa hidup di hati anak-anaknya. Ia seorang bapak dari banyak perempuan dan laki-laki kita. Maksud saya dari "Kami" bukan hanya bangsa Iran. Ia bapak dari banyak perempuan dan pria umat Islam. Umat yang tidak mengenal batas.

Ketika manusia meninggalkan dunia ini, seiring dengan berlalunya waktu, gambarnya akan semakin buram, namun di antara orang-orang ini ada orang yang gambarnya semakin terang dan jelas ketika semakin jauh dari waktu kematiannya. Orang seperti ini disebut sebagai unsur pemberi kehidupan, memberi cahaya dan kehangatan kepada bangsa dan masyarakat. Imam Khomeini termasuk orang-orang seperti ini. Kini bertahun-tahun dari kepergian manusia besar ini, tapi nama, ideologi dan keyakinannya masih menjadi penuntun dan pendorong manusia-manusia pencari kebenaran dan pejuang.

Salah satu karakteristik penting Sekolah (ajaran) Imam Khomeini adalah melawan pengaruh kekuatan asing dan tidak berdamai dengan kekuatan adidaya.


Tentu saja, sepanjang sejarah, ada banyak orang yang bangkit untuk melawan penindasan, tetapi mereka sendiri akhirnya menjadi penindas, tetapi di sekolah Khomeini, anti-penindasan disertai dengan kerendahan hati dan penyerahan diri kepada Tuhan dan perjuangan melawan hawa nafsu. Imam Khomeini tidak pernah memisahkan kedua medan perang tersebut. Di kancah sosial dan politik, ia melawan kekuatan arogansi dan memerangi hawa nafsunya. Inilah mengapa mencapai  posisi pemimpin masyarakat Islam tidak pernah menularinya dengan pencarian kekuasaan dan keduniawian.

Dia dan murid-muridnya selalu bergerak dalam nama Tuhan, untuk Tuhan dan menuju Tuhan. Salah satu siswa alirannya ini adalah pemikir syahid, Profesor Morteza Muthahhari. "Saya memahami hal-hal dari semangat Imam yang tidak hanya menambah keterkejutan saya, tetapi juga iman saya," katanya. Menurut Muthahhari, ada beberapa hal yang membuat Imam Khomeini berbeda: Pertama,; Imam percaya pada tujuannya; Jika seluruh dunia berkumpul, mereka tidak bisa menghentikannya dari tujuannya. Kedua, ia teguh dalam meraih tujuan yang telah ia pilih; Tidak ada yang bisa menghalangi dia dari ini, dan di atas segalanya, karena imannya kepada Tuhannya sangat kuat, dia melihat kekuasaan Tuhan dengan jelas dalam segala hal.

Salah satu keinginan terbesar Imam Khomeini adalah agar tidak hanya bangsa Iran, tetapi semua bangsa Muslim kembali ke asalnya dan mengetahui budaya progresif mereka yang dipengaruhi oleh Islam dan memperkenalkannya kepada orang lain dan dengan demikian menghilangkan ketergantungan intelektual mereka pada Barat. Dengan literatur revolusionernya, dia menanam benih kepercayaan diri di dalam hati, dan sebenarnya dia menanam dan mengolah benih ini dengan baik.

Tanda percaya diri adalah seseorang menganggap dirinya memiliki kepribadian dan identitas, percaya pada kemampuannya dan tidak menemukan arah aspirasinya di pangkuan orang lain. Imam Khomeini (semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian) berkata: "Hal utama adalah mempersiapkan pikiran orang-orang muda ini dan bahkan orang tua dan intelektual bahwa kita adalah manusia dan tidak demikian bahwa kita mengulurkan tangan kepada orang lain di segala hal. Jika Anda percaya bahwa kami adalah manusia dan kami memiliki kekuatan untuk berpikir, Anda akan sukses."


Imam Khomeini (ra) menganggap konfrontasi serius dengan dua budaya merosot Timur dan Barat dan perjuangan melawan kebijakan ekonomi kapitalis dan sosialis sebagai tugas setiap Muslim, terutama ulama, dan menekankan kebangkitan dan kewaspadaan bangsa-bangsa. Hari ini, Revolusi Islam Iran adalah satu-satunya revolusi independen yang muncul dengan otoritas di antara negara-negara di dunia sebagai manifestasi perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan, dan itulah sebabnya semua orang yang ingin melawan sistem dominasi dengan cara tertentu mengikuti revolusi ini. Inilah yang menjadi alasan kemarahan Amerika Serikat, Inggris dan sekutu mereka.

Imam adalah contoh nyata dari fakta bahwa hamba-hamba Tuhan tidak takut kepada siapa pun selain kepada-Nya. Dengan kebijaksanaannya, dia mengarahkan peristiwa ke arah yang diinginkan dan mempertimbangkan semua kondisi, tetapi dia tidak menunggu semua kondisi muncul dengan sendirinya, tetapi dia mencoba menyediakan kondisinya sendiri.

Imam Khomeini, dalam wasiatnya yang komprehensif, telah menggambar jalan yang menyampaikan manusia ke tujuannya. Pertama-tama Imam Khomeini menjelaskan hadis Tsaqalain yang diakui sebagai hadis shahih oleh mayoritas umat Islam. Dari sudut pandang Imam Khomeini, yang membawa pertumbuhan dan kebahagiaan bagi bangsa-bangsa dan membawa dunia meraih keadilan adalah memanfaatkan ajaran Alquran dan menyerahkan pemerintahan kepada orang-orang yang bertakwa dan layak.

Sebuah pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai spiritual dan agama secara inheren menentang penindasan, korupsi dan agresi, dan akan membahayakan kepentingan penguasa, tentu pemerintahan seperti itu akan menghadapi banyak tantangan dan hambatan dari musuh-musuh konspirator. Tetapi mereka yang mengikuti jalan Tuhan dan bertekun di jalan ini, akan mendapat manfaat dari pertolongan Tuhan dan kemenangan akan datang dari mereka. Dalam wasiatnya, Imam Khomeini menginstruksikan semua orang: "Dengan mengingat Allah Swt, bergeraklah menuju pengetahuan diri, kemandirian dan independensi dalam semua dimensi, yang tidak diragukan lagi bahwa Tuhan bersama Anda."


Imam Khomeini adalah kebenaran yang selalu hidup, dan melanjutkan jalannya akan memberimanusia kehidupan yang berlandaskan kemandirian, kebebasan dan kebenaran. Murid dan penerusnya yang layak, Ayatullah Khamenei, mengatakan tentang karakter Imam: "Dia menghidupkan dan menggerakkan kami, dan dengan bantuannya, kami dapat menyadari nilai historis dan geografis negara kami, dan juga menyadari kebenaran budaya masa lalu bangsa kami, dan kebenaran Alquran."

Salam kepada Khomeini, sang pembaharu yang sadar dan bertakwa. Salam kepadanya yang memori kepemimpinan solidnya, pro kebebasan dan kebenaran membuat namanya semerbak harum di setiap jiwa. Salam kepadanya yang membuat Islam kembali dikenal di dunia dan dunia menyadari kebenaran, spiritualisme dan kebebasan sejati.

 

Perjuangan membutuhkan istiqamah dan keteguhan. Tanpanya tidak ada perjuangan yang akan berhasil. Peristiwa 15 Khordad 1342 Hs (6 Juni 1963) sebuah contoh dari fakta yang menorehkan sejarah perjuangan bangsa Iran melawan rezim Shah.

Peristiwa ini dari tiga sisi sangat penting bagi perjalanan transformasi politik di Iran:

Pertama, urgensitas peristiwa bersejarah ini berkaitan dengan bagian terpenting sejarah dan peristiwa sebelum kemenangan Revolusi Islam.

Salah satu masalah penting yang menjadi cikal bakal kebangkitan 15 Khordad adalah pengesahan RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, Kapitulasi dan seluruh arus anti rakyat, arus yang melalui pencerahan Imam Khomeini dan biimbingannya berujung pada 22 Bahman 1357 Hs. Pidato Imam 42 tahun lalu, sejatinya bentuk penghakiman rezim Shah karena kezaliman dan kejahatannya terhadap hak bangsa Iran dari 28 Mordad 1332 (Agustus 1953) hingga Revolusi Putih, RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, serta pengguliran isu-isu di bawah bayang-bayang Revolusi Putih, yang menuai protes rakyat dan ulama karena motif kolonialismenya. Meski demikian, peluang pembentukan kebangkiatan anti kubu arogan ini telah ada sejak bertahun-tahun sebelumnya dan ketika kudeta AS-Inggris pada 28 Mordad 1332 (Agustus 1953).

Kedua, nilai penting dari kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs adalah urgensitasnya dari sisi karakteristik perjuangan revolusioner, berbasis rakyat dan memiliki pemimpin tunggal, di mana sebelumnya hal ini belum pernah terjadi.

Salah satu indeks penting dari wacana anti-arogan Imam Khomeini adalah kejelasannya. Imam Khomeini menegaskan bahwa untuk menghadapi arogansi global, seseorang harus merencanakan dan mengkaji segala cara dan gagasan. Ia secara tegas menyatakan bahwa metode perjuangan pasif dan pengaturan defensif terhadap arogansi tidak hanya tidak tepat, tetapi ide untuk menghancurkan arogansi tentu membutuhkan strategi agresif.

Beberapa hari sebelum insiden 15 Khordad, Imam Khomeini, dengan pendekatan yang sama, mengungkapkan sifat dan tujuan rezim Shah serta alasan kepatuhannya terhadap kebijakan AS dan Israel selama pidato pada kesempatan peringatan Asyura di Hauzah Faizieh di Qom. Pidato terbuka ini memicu reaksi tajam dan kekerasan dari rezim. Pada fajar pada tanggal 15 Khordad 1342 Hs/ 6 Juni 1963, tentara bayaran dari rezim yang menindas menyerbu rumah Imam di kota suci Qom, menangkapnya dan memindahkannya ke penjara di Teheran.

Menyusul berita penangkapan Imam, protes meluas terjadi di kota-kota Qom, Teheran, Varamin, Mashhad dan Shiraz. Demonstrasi berlangsung selama beberapa hari dan sejumlah orang tewas, terluka dan ditangkap. Kelanjutan protes ini menyebabkan penangkapan kembali dan deportasi Imam ke luar negeri selama 15 tahun. Rezim Shah; mengasingkan Imam  untuk sementara waktu di Turki, lalu ke Najaf dan kemudian ke Prancis. Penangkapan dan pengasingan ini serta penindasan bukan akhir dari kebangkitan 15 Khordad.

Imam Khomeini di kondisi paling sulit dan penindasan keras, kepada pemimpin kubu arogan dunia mengatakan, "Kekuatan dan kekuatan besar serta kroni-kroninya harus sadar bahwa bahkan jika Khomeini tinggal sendiri, ia akan tetap melanjutkan perjuangannya melawan kekafiran, kezaliman, syirik dan penyebahan berhala serta dengan pertolongan Tuhan, bersama dengan para Basij di dunia Islam, para diktator yang bertelanjang kaki ini akan menghapus tidur nyenyak para pemakan dunia dan pemuja yang bersikeras pada penindasan dan kekejaman mereka."

Seraya menjaga prinsip nilai-nilai Islam, beliau senantiasa berbicara mengenai nilai-nilai agama dan Islam ketimbang menyerah pada tuntutan aliansi dan kelompok tertentu. Dengan demikian Imam memobilisasi seluru muslim Iran di satu front melawan rezim Shah.

Imam Khomeini secara transpara menyatakan, "Tugas kita adalah melawan kezaliman, kewajiban kita adalah berperang menentang kezaliman, kita akan melawan, lebih baik jika kita berhasil memaksa mereka mundur, dan jika tidak mampu, kita telah menjalankan kewajiban. Kita tidak memiliki ketakutan akan kalah. Pertama, kita tidak akan kalah, Tuhan bersama kita. Dan kedua, jika diasumsikan kita mengalami kekalahan secara zahir, tapi secara batin kita tidak kalah, dan kemenangan batin milik Islam, milik umat Islam dan milik kita."

Karaktertik ini menjadi peluang bagi transformasi besar di Iran yang saat ini menjadi teladan global; Teladan yang bukan saja mengubah nasib bangsa Iran, tapi juga menentukan alur gerakan revolusi dan gerakan besar kebangkitan Islam.

Sisi ketiga dari urgensitas kebangkitan 15 Khordad adalah bersandar pada dua prinsip penting, yakni tidak tunduk dan tidak takut terhadap ancaman dan memahami secara faktual esensi dan tujuan kubu kolonialis.

Imam Khomeini selalu konsisten melawan rezim rusak dan despotik Shah di Iran dan tidak pernah takut akan ancaman, pengasingan dan penindasan, karena beliau meyakini akan arti sejati revolusi.

Imam Khomeini dengan pandangannya terkait kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs mengatakan, "15 Khordad, seperti hari Asyura, hari duka bangsa tertindas Iran, hari epik dan kelahiran baru Islam serta muslim. Memperingati hari epik 15 Khordad, memperingati nilai-nilai kemanusiaan sepanjang sejarah. Kebangkitan 15 Khordad mengalahkan legenda kekuatan Shah serta berbagai legenda lainnya. Gugurnya pemuda bijak dan perempuan serta pria di hari tersebut telah melemahkan benteng besar kekuatan setan. Darah para penghuni liar menghancurkan istana-istana penindas. Bangsa besar dengan kebangkitan dan pengorbanan darah anak-anaknya, telah membuka jalan kebangkitan bagi generasi mendatang serta hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin."

Sejumlah elemen seperti politik, sosial dan agama memainkan peran di pembentukan kebangkitan bersejarah 15 Khordad. Kebangkitan 15 Khordad dengan karakteristik ini menjadi peluang awal bagi pembentukan kebangkitan politik besar yang didasari ideologi dan tujuan Revolusi Islam.

Di Konstitusi Republik Islam Iran disebutkan kebangkitan 15 Khordad disebut sebagai peristiwa bersejarah yang kekal di sejarah Revolusi Islam. Terkait urgensitas hari menentukan ini disebutkan, "Protes keras Imam Khomeini terhadap konspirasi Revolusi Putih AS, yang merupakan langkah untuk memperkuat sendi-sendi pemerintahan despotik dan memperkokoh ketergantungan politik, budaya dan ekonomi Iran kepada imperialis global, menjadi faktor persatuan bangsa yang kemudian disusul dengan revolusi besar dan berdasar umat Islam pada Khordad 1342 Hs yang sejatinya titik balik dimulainya perkembangan kebangkitan besar dan luas ini. Kondisi ini memperkuat posisi sentral Imam sebagai pemimpin Islam dan meski beliau berada di pengasingan karena memprotes Undang-Undang Kapitulasi (kekebalan hukum penasihat militer AS di Iran), hubungan kuat umat dengan Imam terus berlanjut dan bangsa Muslim khususnya cendikiawan dan ulama pejuang melanjutkan jalan beliau dari pengasingan dan penjarah, siksaan dan eksekusi."

 Berbagai bukti menunjukkan bahwa rezim Shah tidak sendirian di aksi penumpasan dan pembantaian massal 15 Khordad. Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel juga terlibat di penumpasan berdarah ini. Kebangkitan 15 Khordad tidak pernah padam dengan penumpasan, penangkapan dan pengasingan Imam Khomeini. Imam dengan bijaksana dan ideologi politiknya, sejatinya membuat bangsa Iran terhormat dan memiliki keyakinan pada diri sendiri, serta menjauh dari rasa kalah dari Barat. Dari perspektif ini, kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs harus dinilai sebagai titik balik di jalur kehormatan dan kemenangan revolusi bangsa Iran di tahun 1357 Hs (1979).

 

Raja Yodania, Abdullah II di kontak telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron menekankan urgensi dihentikannya langkah sepihak rezim Zionis Israel yang melemahkan peluang perdamaian.

Seperti dilaporkan ISNA, Abdullah II Sabtu (4/6/2022) di kontak telepon dengan Macron membahas isu-isu terkait keamanan pangan.

Raja Yodania dan presiden Prancis membicarakan hubungan bilateral dan transformasi regional.

Abdullah II di kontak telepon ini menyinggung kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan menegaskan pentingnya langkah sepihak Israel yang melemahkan peluang perdamaian dihentikan.

Selama beberapa pekan terakhir, serangan militer Israel terhadap warga Palestina meningkat drastis, dan tentara rezim ilegal ini di banyak kasus menembak langsung warga Palestina.

Zionis hampir setiap hari menyerang berbagai wilayah Palestina untuk meraih ambisi ekspansionisnya dan menembak mati, melukai atau menangkap warga Palestina. 

 

Anggota senior Hamas mengatakan, jika pilar-pilar konsep keamanan internal Rezim Zionis Israel diserang, maka kehancuran rezim ini akan semakin dekat.

Selama ini Israel menunjukan seolah-olah semuanya berjalan baik, dan satu-satunya ancaman bagi rezim itu adalah nuklir Iran, padahal kenyataannya krisis internal adalah masalah utama Rezim Zionis.

Mahmoud Al Zahar, Minggu (5/6/2022) menekankan pentingya Poros Al Quds yang terdiri dari Palestina, Suriah, Lebanon dan Republik Islam Iran.

"Siapa pun yang mengira bahwa poros ini tidak menjadi target serangan Rezim Zionis Israel, maka ia sebenarnya sedang berhalusinasi," ujarnya.

Anggota senior Hamas itu menambahkan, konsep keamanan Rezim Zionis Israel bertumpu pada empat pilar, yaitu keunggulan, perang kilat, pemerintahan yang aman, dan dukungan internasional.

Menurut Mahmoud Al Zahar, jika pilar-pilar ini diserang, maka kehancuran Israel akan semakin dekat, dan jika salah satu pilar ini diserang, maka Rezim Zionis akan semakin lemah.

"Perang Pedang Al Quds membuktikan bahwa Gaza, sendirian tanpa bantuan poros perlawanan lain, mampu menyerang sistem keamanan Rezim Zionis," imbuhnya.

Pada saat yang sama, Al Zahar menegaskan bahwa dukungan internasional atas Israel tidak mutlak, dan rezim ini telah berubah menjadi permainan nyata bagi masyarakat internasional.

"Perang Wa'd Al Akhirah (nama yang dipilih Hamas untuk perang melawan Israel, dalam membebaskan Al Quds) adalah janji Ilahi kepada rakyat Palestina, untuk kebebasan Al Quds dan Palestina," pungkasnya.