
کمالوندی
Dia Adalah Saudaraku!
Sayidina Ali as adalah orang yang pertama beriman kepada Rasulullah dan menjadi muslim.
Nabi Muhammad Saw setelah diangkat sebagai nabi, atas perintah Allah Swt, mengajak masyarakat pada Islam secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun. Tentunya, alasannya adalah supaya masyarakat memiliki sedikit kesiapan dan aman dari kejahatan musuh. Pada saat itu, Sayidina Ali yang masih berusia sepuluh tahun beriman kepada Rasulullah. Setelah Sayidina Ali, Sayidah Khadijah; istri Rasulullah yang penuh kasih sayang dan setia beriman kepada Rasulullah Saw.
Setelah tiga tahun, Rasulullah Saw diutus untuk menyampaikan ajaran Islam secara terang-terangan. Untuk menjalankan tugas ilahi, beliau mengundang empat puluh orang dari keluarga dekatnya ke rumah Abu Thalib. Dalam undangan ini, hadir para paman dan anak pamannya. Mereka merasa takjub dengan undangan yang tanpa mukadimah ini.
Malam itu, setelah acara makan malam, Rasulullah Saw berpidato dan di sela-sela ucapannya, beliau menyampaikan tentang agama Allah dan tugas yang telah diserahkan kepadanya. Namun Abu Lahab salah seorang paman Rasulullah, merusak acara yang ada dan tidak mengizinkan Rasulullah Saw berbicara.
Keesokan harinya, Rasulullah Saw kembali mengundang sanak familinya. Sekali lagi Abu Lahab memprediksi bahwa Rasulullah Saw bermaksud menyampaikan dakwahnya dan dia kembali lagi berencana merusak acara itu. Namun dengan partisipasi Abu Thalib, rencana Abu Lahab tidak berhasil dan Rasulullah berhasil mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pembicaraannya kepada para tamu tentang perintah Allah.
“Wahai para anak-anak Abdul Muthalib! Aku telah diutus oleh Allah Yang Maha Esa untuk kalian. Aku mengabarkan kepada kalian tentang kemarahan-Nya dan api neraka dan mengabarkan kepada orang-orang yang meyakini ucapanku – yang semuanya berasal dari Allah – dan mengharapkan rahmat Allah... berimanlah kepadaku! Tolonglah aku supaya kalian beruntung dan di dunia, jadilah tuan bagi orang Arab dan orang Ajam dan di akhirat menjadi penghuni surga...kalian adalah keluarga dan familiku. Ketahuilah bahwa tidak ada orang seperti aku yang membawa kabar gembira ini untuk familinya...aku membawa kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat kalian...apakah ada orang yang mau menjadi saudaraku dan menjadi penolong agamaku sehingga menjadi pengganti dan washiku dan di akhirat akan masuk ke dalam surga bersamaku?!”
Semuanya tercengang dan takjub. Tidak seorangpun dari para tamu percaya bahwa putra Abdullah dengan berani berbicara seperti ini tanpa rasa takut dan khawatir. Tidak ada seorang pun yang berani berbicara sepatah kata pun. Apalagi menjawab permintaan Muhammad Saw. Namun di antara para tamu, Ali; seorang remaja yang berusia 13 tahun anak didikan Rasulullah Saw dan dari sejak awal pengangangkatan sebagai nabi telah membantunya sekuat tenaga, mengangkat tangannya dan berkata, “Wahai Rasulullah! Aku akan menolongmu!”
Para pemuka Quraisy tidak percaya akan apa yang didengar dan dilihatnya. Ali as telah menyebut Muhammad Amin [yang bisa dipercaya] sebagai “Rasulullah” yakni siapakah Tuhan yang Muhammad telah mengklaim dirinya telah diangkat sebagai utusan dari sisi-Nya?!”
Rasulullah Saw menghadap kepada Ali dan berkata, “Duduklah hai Ali!”
Rasulullah Saw sekali lagi menyampaikan dakwahnya dan mengulangi permintaannya. Kali ini juga tidak ada suara yang keluar dari para tamu yang hadir. Kembali lagi Ali bangkit dan berkata, “Wahai Rasulullah! Saya. Saya siap berkerjasama dengan Anda dan saya beriman kepada ucapan Anda.”
Rasulullah Saw kembali meminta Ali as untuk duduk. Rasulullah Saw mengulangi lagi permintaannya yang ketiga kali dan hanya Ali as yang mengumumkan kesiapannya untuk menjadi penolong dan pendamping Rasulullah. Pada saat itu Rasulullah Saw berkata, “Ini [sambil mengisyaratkan pada Sayidina Ali] adalah saudara dan penggantiku. Dengarkanlah ucapannya dan taatilah dia!”
Terjadilah keributan dalam pertemuan itu. Para hadirin bangkit dan setiap orang berbicara. Abu Lahab yang sedang marah berkata kepada Abu Thalib, “Muhammad memerintahkan kamu untuk mendengarkan perintah anak lelaki remajamu dan kamu harus menaatinya!”
Abu Thalib berkata, “Diamlah dan jangan katakan sesuatu! Muhammad adalah utusan Allah dan aku serta putraku adalah pendukung ucapan-ucapannya dan kami akan mengorbankan diri untuknya.
Ali Adalah Anak Rasulullah Saw
Sayidina Ali adalah anak paman Rasulullah Saw. Namun Rasulullah Saw memiliki hak sebagai ayahnya. Karena Sayidina Ali sejak kecil ada di pangkuan Rasulullah Saw dan besar di rumahnya. Oleh karena itu, bukan tanpa alasan bila Sayidina Ali merasa sangat dekat kepada Rasulullah dan dalam kondisi susah, dia sebagai penolong dan pendamping setia Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw dalam usia dua puluh lima tahun menikah dengan Sayidah Khadijah. Lima tahun kemudian, lahirlah Ali as putra keempat Abu Thalib [paman Rasulullah Saw]. Abu Thalib pasca wafat ayahnya; Abdul Muthalib, sebagai kepala suku Bani Hasyim dan mereka sangat menghormatinya. Namun dari sisi harta kekayaan, dia termasuk orang yang tidak punya harta dan hidup miskin. Rasulullah mengetahui hal ini. Oleh karena itu, suatu hari beliau mendatangi paman yang satunya yaitu Abbas; seorang lelaki kaya. Rasulullah mengusulkan kepadanya untuk membantu Abu Thalib dengan cara masing-masing mengambil dan mengasuh satu dari putra-putranya.
Abbas menerima usulan Rasulullah dan mengambil Ja’far saudara Sayidina Ali dan membawanya ke rumahnya. Rasulullah menerima untuk mengasuh Ali. Dari sejak saat itu Ali as berada di bawah asuhan Rasulullah Saw yang penuh keberkahan. Sayidina Ali menceritakan masa kecilnya demikian:
“Ketika aku masih kanak-kanak, Rasulullah Saw mendudukkan aku di pangkuannya dan menempelkan aku ke dadanya. Beliau mengunyah makanan dan meletakkannya di mulutku dan menyampaikan bau harum wujudnya ke dalam jiwaku...Beliau tidak pernah mendapati aku berbohong dalam ucapanku dan salah dalam perbuatanku...Allah telah mengirim malaikat yang paling agung untuk membarengi Rasulullah Saw sejak masa menyusu untuk membimbingnya di semua kesempatan malam dan siang untuk mengerjakan pekerjaannya yang baik dan besar. Aku juga mengikuti Rasulullah sebagaimana anak kecil yang masih menyusu mengikuti ibunya. Beliau sendiri setiap hari memerintahkan aku untuk mengikuti semua perilakunya. Beliau setiap tahun pergi ke gua Hira selama beberapa hari dan ketika itu tidak ada yang melihatnya kecuali aku. Di masa itu, ketika Islam belum masuk ke dalam rumah siapapun, hanya Rasulullah Saw dan istrinya; Khadijah yang muslim. Aku menerima dakwahnya dan aku menjadi muslim. Aku selalu melihat cahaya wahyu dan risalah dan mencium harumnya kenabian...” (Emi Nur Hayati)
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Ali as
Mimpi Yang Telah ditafsirkan
Sayidah Fathimah termenung dan sedih...seandainya saja mimpinya tidak diceritakan kepada ayahnya...supaya...namun apa faedahnya? Memangnya bisa menahan qadha dan qadar ilahi? Memangnya manusia bahkan Rasulullah pun bisa mengubah Sunnah Ilahi?
Mimpi yang dialami Sayidah Fathimah dan ditafsirkan oleh Rasulullah Saw berakhir dengan sebuah kenyataan pahit yang harus diterima dan tidak ada jalan lain.
Sayidah Fathimah bermimpi memegang sebuah Quran dan membacanya, namun tiba-tiba Quran itu jatuh dari tangannya dan menghilang. Setelah bangun dari tidur, beliau sangat khawatir dan tidak tahu apa makna mimpinya. Beliau merasa bahwa makna mimpinya buruk. Keesokan harinya beliau menemui ayahnya dan menceritakan mimpinya. Rasulullah Saw berkata, “Cahaya mataku! Quran yang ada di tanganmu itu adalah aku. Ketahuilah bahwa sebentar lagi aku akan menghilang dari pandangan.”
Ucapan ayah ini benar-benar pahit dan Sayidah fathimah tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Beliau tidak tahu apa yang akan terjadi sepeninggal ayahnya dan yang terpenting adalah bagaimana beliau harus bersabar menghadapi musibah besar ini. Beliau tidak tahu harus bagaimana, karena sebelumnya tidak terpikirkan bahwa suatu hari akan kehilangan ayahnya.
Detik-Detik Perpisahan
Hari itu kondisi rumah Sayidah Fathimah lain daripada yang lain. Duka dan kesedihan telah meliputinya. Seakan-akan kejadian pahit akan mendatanginya.
Sayidah Fathimah memanggil Asma’ binti ‘Umais [istri Ja’far Thayyar, saudara Imam Ali]. Setelah menyampaikan pesannya, Sayidah Fathimah berkata, “Hai Asma’! Ini adalah detik-detik perpisahan.”
Sayidah Fathimah dalam kondisi berbaring di bawah. Kemudian menutupkan selimutnya ke wajahnya dan berkata, “Setelah beberapa detik panggillah aku! Bila aku tidak menjawab, ketahuilah bahwa aku telah pergi kepada ayahku...”
‘Asma bersedih dan duduk di samping putri Rasulullah Saw. Hatinya penuh kesedihan dan menangis sambil mengingat musibah yang menimpa putri Rasulullah Saw. Dia tidak percaya bahwa putri Rasulullah Saw dalam jarak waktu yang sangat pendek dari kematian ayahnya, sesegera ini menuju kepada ayahnya dan bertambahlah kesedihan umat Islam. Namun setelah beberapa detik sebagaimana yang dipesankan Sayidah Fathimah, Asma’ memanggil beliau. Tapi beliau tidak menjawabnya. Asma’ memanggil yang kedua kalinya. Tapi kali ini juga tidak mendapatkan jawaban. Begitu selimut itu disingkap dari wajahnya, Asma’ tahu bahwa Sayidah Fathimah telah meninggal dunia. Asma’ memeluk tubuh Sayidah Fathimah dan menciumnya, seraya berkata, “Fathimah sayang! Sampaikan salamku pada ayahmu!”
Asma’ dalam kondisi menangis dan penuh kesedihan keluar dari rumah mencari Hasan dan Husein. Kedua manusia mulia ini begitu menyaksikan Asma menangis dan sedih, bertanya, “Asma’ bagaimana keadaan ibu kami?!”
Asma’ tidak bisa menjawab. Keduanya paham bahwa telah terjadi kejadian tidak menyenangkan. Mereka menuju pada ibunya. Husein melihat ibunya sedang membujur menghadap kiblat. Begitu dia menggoyangnya, dia paham bahwa ibunya telah meninggal dunia. kesedihan telah menyelimuti hatinya, dia menghadap kepada saudaranya yang lebih besar Hasan dan berkata, “Saudaraku! Semoga Allah memberi kesabaran padamu! Ibu kita telah meninggal dunia.”
Hasan memeluk ibunya dan berkata, “Ibuku! Sebelum ruh dikeluarkan dari tubuhku, berbicaralah denganku...!”
Husein mencium kaki ibunya dan berkata, “Ibuku! Aku adalah anakmu. Sebelum hatiku robek, berbicaralah denganku...!”
Asma’ berkata, “Sayangku! Anak-anak Rasulullah! Pergilah dan beritahu ayahmu akan kematian istrinya!”
Keduanya keluar dari rumah. Di jalan keduanya menangis keras-keras dan berkata, “Ya Muhammad! Ya Muhammad! Sekarang musibah kematianmu menjadi baru bagi kami. Hari ini kami kehilangan ibu kami...”
Imam Ali as berada di masjid dan mendengar suara tangisa anak-anaknya. Hasan dan Husein menemui ayahnya dan mengucapkan belasungkawa padanya. Imam Ali pingsan mendengar kabar ini. Kemudian wajanya diperciki air dan siuman. Dengan hati yang hancur beliau berkata, “Fathimah sayang! Ketika engkau masih hidup, aku selalu menenangkan hatimu atas musibah kematian Rasulullah. Sekarang, setelah kematianmu, dari siapa aku harus mendapatkan ketenangan?” (Emi Nur Hayati)
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Sayidah Fathimah Zahra as
Ceramah Revolusi di Siang Bolong
Suatu hari di siang bolong 03/02/018 Tehran, salju yang mulai meleleh. Pagi hari saya diminta berbicara tentang Revolusi Islam Iran (1979). Maklum, hinggar bingar sudah terasa persiapan memperingati hari Revolusi yang hampir memasuki usia 39 tahun.
Saya bertanya dalam hati, bagaimana mungkin berbicara revolusi orang di tanah orang. Permintaan ini seperti orang Indonesia meminta orang Iran disuruh berbicara tentang Revolusi Indonesia (1945) di Jakarta. Dengan segala kehati-hatian, akhirnya saya berusaha memenuhi permintaan mereka. Usai shalat dhuhur ceramah singkat itu pun terjadi. Baju khas Arab berwarna hitam saya pakai untuk mengimbangi atmosfir mereka. Tulisan berikut sudah diubah menjadi versi tulisan.
Dengan memuji nama Allah atas segala nikmat, magfirah dan perlindunga-NYA. Salam kepada junjungan Nabi Muhamad Al-Mustafa.
Perkenankanlah saya berbicara dengan rasa malu. Ada tujuh hal penting tentang Revolusi Islam Iran kalian.
Kedatangan Imam Khomeini ra
Pertama
Revolusi kalian adalah terusan dari pemerintahan Muhammad dan Ali. Revolusi yang berujung pada pilihan bentuk pemerintahan Islam. Kalian memiliki hak hidup yang setara dengan negara lain, yang memilih pemerintahan sekuler seperti Amerika, pemerintahan Katolik Roma, semi sekuler di negara Eropa, Asia dan Afrika atau permerintahan Pancasila seperti negara Indonesia. Pemerintahan profetik adalah hak kalian sebagai manusia dan sebagai muslim, ini tidak ada hubunganya dengan tidak ada satupun dari ratusan negara yang terdaftar di PBB yang memilih bentuk sistem seperti sistem kalian.
Kedua
Revolusi kalian adalah usaha mempraktekkan Islam pada level maksimal. Untuk memahami ini, cukup kita memahami Islam yang diusahakan pada level minimal. Ada sebagian umat mempraktekkan Islam dengan menumpang kapal sekuler, ada yang mempraktekkan Islam secara sembunyi sembunyi. Kalian punya hak sebagai manusia untuk mempraktekkan ajaran Islam pada level maksimal. Kapal revolusi kalian telah membantu mempraktekkan ini dengan cara demokratis dan tidak menindas orang lain.
Ketiga
Revolusi kalian sepenuhnya milik kalian. Jika ada orang Islam merasa memiliki, itu hak mereka sebagai orang Islam. Jika non Islam merasa memiliki, itu hak mereka sebagai manusia karena panggilan revolusi keadilan ada dalam setiap dada manusia. Hal ini sama dengan seperti ada orang Islam maupun non Islam yang merasa memiliki Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, Revolusi Rusia atau Revolusi Republik Indonesia. Kalian memiliki hak yang sama untuk menikmati aneka revolusi baik atas nama Tuhan atau atas nama humanisme.
Keempat
Revolusi kalian bukan hanya gerakan sosial politik. Revolusi kalian adalah teori segar untuk melihat ilmu sosial dan politik. Revolusi ini memicu terjadinya revolusi ilmu sosial dan politik dalam konteks barat yang superior melihat timur (Islam) yang lemah. Jika Edward Said berhasil mengupas orientalisme dari sisi teori. Maka Imam Khomeini dengan Revolusinya menjadi kapal yang bisa mempraktekkan dan membuktikan kebenaran teori orientalisme Edward Said. Bahkan Revolusi ini penuh dengan teori dan praktek, sebuah prespektif segar untuk melihat hubungan Barat dan timur (Islam) sejak sebelum terjadi revolusi. Dari awal rentetan peristiwa perang dunia 1 dan 2 hingga terjadinya revolusi. Dengan revolusi ini, kalian bisa menjadi ksatria di lapangan sekaligus penyair di panggung-panggung akademik.
Revolusi Islam Iran
Kelima
Implikasi dari faktor keempat adalah revolusi kalian menjadi paket pengetahuan dan kekuasaan. Dalam revolusi ini terdapat banyak justifikasi objektif dari ajaran Islam sehingga membentuk potensi pengetahuan sosial politik. Di saat yang sama Revolusi ini juga memiliki perangkat kekuasaan seperti pemimpin agung (tali penyambung langit dan bumi) dan eksekutif, sebagai managemen demokrasi teknis, mengelola pernik negara. Produknya, terbangunnya ruang publik- ruang dominan kekuasaan ilahi.
Hal ini juga sama dengan Amerika. Pengetahuan dan Kekuasaan ada dalam pemerintahan mereka. Ruang akademik Amerika, penuh dengan justifikasi teori kebebasan dan demokrasi yang menjustifikasi kebijakan luar negri Amerika. Akan tetapi, naasnya kebijakan tersebut tidak lebih dari warisan kolonial Inggris sejak Balfour hingga Netanyahu.
Baik Amerika dan Iran memilik perangkat pengetahun dan kekuasaan. Bedanya Amerika membangun kekuasaan dari penyebaran pangkalan militer di seluruh dunia dan panggung akademik pro teori hegemoni (penindas) di seluruh dunia. Iran membangun kekuasaan atas nama nurani kaum tertindas di seluruh dunia. Sehingga pertempuran malaikat vs setan yang selama ini diisolasi menjadi wacana teologi, pelan-pelan menemukan justifikasi faktanya baik level kebijakan maupun level teori ilmu sosial, politik dan budaya.
Keenam
Revolusi kalian adalah gerbong peradaban Islam. Jangan mundur dan minder. Jadilah manusia terhormat di atas kapal revolusi ini, karena saingan kalian adalah peradaban Barat yang menindas. Sedangkan revolusi kalian mewakili cita-cita emas peradaban Islam dimulai dari membagun kekuatan kaum tertindas di seluruh dunia.
Kaum penindas di seluruh dunia yang diwakili zionis (Amerika dan Israel) juga ingin membangun peradaban yang menindas rakyat di seluruh dunia. Poros titik dialektika ada di tanah Jerusalem, awal dan akhir bencana-sejarah peradaban manusia.
Terakhir
Mengahiri ceramah singkat ini. Kuucapkan selamat, jagalah amanah ini hingga sosok agung muncul sebelum kiamat. Hampir semua agama mempercayainya.
Hanya ada dua kapal di dunia ini. Kapal Profan dan Kesucian. Revolusi kalian menaiki kapal kesucian. Mayoritas umat Islam tunduk menaiki kapal profan menuju kesucian. Mayoritas manusia menaiki kapal fatamorgana
Wassalam
Muhammad Ma’ruf
Direktur Religius Democracy Institute
Kisah Tentang Ayatullah Boroujerdi
Almarhum Ayatullah Boroujerdi waktu itu kakinya sakit. Oleh karena itu beliau pergi ke sumber air panas di Mahallat sampai dua kali.
Di salah satu bepergian ini, beliau membantu para fakir miskin dan memerintahkan agar membeli beberapa ekor kambing untuk disembelih dan dagingnya dibagikan kepada fakir miskin.
Perintah beliau dilaksanakan dan ada sisa setengah kilo daging disisihkan buat beliau untuk dibikin sate. Hidangan disiapkan berupa sate sekitar ada tiga tusuk dengan diselingi minuman yogurt campur parutan timun di hadapan beliau.
Beliau berkata, “Sate ini dari mana?”
Dijawab, “Dari daging kambing yang telah disembelih. Kami hanya membuatnya sedikit untuk Anda.”
Beliau berkata, “Saya tidak akan makan sate ini. Bagikan saja kepada fakir miskin. Karena mereka telah mencium baunya.”
Ayatullah Boroujerdi tidak makan sate sama sekali dan beliau hanya minum yogurt. (Dastan-e Dustan, jilid 5, hal 270)
Nasihat Dari Almarhum Haj Moghaddas
Seorang rohaniwan muda yang pergi berziarah ke makam imam maksum as bersama almarhum Haj Moghaddas menceritakan:
“Pada waktu Zuhur saya kembali ke rumah. Sementara Haj Moghaddas tetap melanjutkan ziarah dan ibadahnya di makam imam maksum. Kami berdua tinggal dalam satu ruangan. Hari itu saya agak lelah. Oleh karena itu saya berusaha untuk tidur.
Namun suara ribut-ribut terdengar dari rumah tetangga. Saya bangkit dan melihat ke rumah itu dan melihat beberapa perempuan dan anak-anak perempuan sedang mandi di dalam kolam.
Seketika itu juga saya menyesal setelah melihat ke rumah tetangga dan saya mengutuk para wanita itu. Karena suara keributan merekalah yang menyebabkan saya berbuat dosa.
Satu jam kemudian, almarhum Haj Moghaddas datang dan begitu masuk ke dalam ruangan, beliau memandang saya dengan tajam dan berkata, “Engkau telah berbuat dosa karena melihat rumah tetangga. Tapi mengapa engkau mengutuk mereka. Engkau berbuat dosa karena melihat rumah tetangga. Seharusnya engkaulah yang harus menahan dirimu sendiri.” (Dar Diyar-e Salehan, hal 76)
Tidak Beriman, Orang Yang Suka Mengganggu Tetangganya
Seorang lelaki dari kaum Anshar bertanya kepada Rasulullah Saw, “Saya telah membeli sebuah rumah dari kabilah tertentu, namun saya tidak berharap sama sekali pada tetangga terdekat akan kebaikannya dan saya merasa tidak aman dari keburukan dan kejahatannya. Lalu Rasulullah Saw memerintahkan Ali as, Abu Dzar dan satu orang lainnya, sepertinya Miqdad. Beliau memerintahkan agar mereka mengumumkan dengan suara lantang di masjid:
“Tidak beriman, siapa saja yang tetangganya merasa tidak aman dari kejahatannya”.
Mereka mengumumkan hal ini tiga kali. (Mizanul Hikmah, jildi 2, hal 193)
Syiah Menurut Pandangan Rasulullah Saw
Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, “Ada seseorang melihat pada keluarga tetangganya. Bila ada kemungkinan baginya, maka dia tidak segan-segan untuk berbuat zina.”
Yang lainnya berkata, “Wahai Rasulullah! Dia adalah syiah [pengikut] Anda dan dia membenci musuh-musuh Anda dan musuh Ali as.”
Rasulullah Saw berkata: “Jangan katakan dia sebagai syiah [pengikut] kami. Karena para syiah [pengikut] kami adalah orang-orang yang mengikuti kami dan melangkah di garis kami. Bila dia memiliki sifat seperti ini [melihat keluarga tetangganya] maka dia telah menyimpang dari garis dan cara kami. (Emi Nur Hayati)
Sumber: Hak Tetangga
Buntut Puisi “Ibu Indonesia”, Demo PA 212 Tuntut Penahanan Sukmawati
Seperti yang diketahui, puisi Sukmawati Soekarnoputri yang menjadi kontroversi karena dinilai menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Sukmawati, membacakan puisi berjudul ‘Ibu Indonesia’ dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018. Dalam puisi itu, Sukmawati menyebut soal syariat Islam, cadar, hingga suara azan.
Puisi itu menjadi viral lewat media sosial serta menuai pro dan kontra. Banyak yang menyebut Sukmawati tak sepatutnya membandingkan cadar dan konde serta suara azan dan kidung atau nyanyian.
Untuk itu, Persaudaraan Alumni (PA) 212 menggelar demo kepada Sukmawati siang ini untuk mendesak kepolisian menangkap dan menahan Sukmawati Soekarnoputri karena puisi nya tersebut, walaupun PA 212 sudah memaafkan Sukmawati Soekarnoputri terkait puisinya yang berjudul ‘Ibu Indonesia’. Tetapi mereka ingin kasusnya tetap berjalan biar ada efek jera terhadap pelaku.
“Kalau memaafkan, kita sebagai umat Islam, sebagai orang Muslim, ya kita wal ‘afina ‘anin nas. Selalu memaafkan siapa pun yang meminta maaf, juga dalam hal lain ini tidak begitu saja selesai. Kalau begitu saja, dikhawatirkan minta maaf nanti akan bergulir, terjadi lagi kasus-kasus yang serupa,” ujar Sekretaris Persaudaraan Alumni 212, Bernard Abdul Jabbar, Kamis (5/4/18) malam.
Bernard membandingkan kasus Sukmawati dengan kasus lain seperti yang dialami ustaz Alfian Tanjung, Jonru Ginting hingga Asma Dewi yang tetap diproses oleh polisi. Dia ingin proses hukum terus berjalan agar ada efek jera pada pelaku.
“Mereka juga disidang, bahkan sudah ada yang diputus si Buni Yani dan lain sebagainya. Maka tugas kita harus berharap ada keadilan hukum yang ditegakkan di Indonesia ini sebagai negara hukum yang tidak boleh semaunya orang untuk dimaafkan saja begitu saja, tetapi harus ada efek jera sehingga dia tidak melakukan perbuatan yang kedua kalinya,” jelas Bernard.
Bernard membantah aksi yang akan dilakukan usai salat Jumat itu menimbulkan kegaduhan. Dia berjanji aksi yang dilakukan berlangsung damai.
“Kegaduhan apa yang dibuat, selama ini kan aksi-aksi kita nggak pernah gaduh. Yang lain saja yang membuat gaduh, yang bilang seperti ada kegaduhan. Kegaduhan nggak ada itu,” sebutnya.
Sebelumnya, Ketum MUI KH Ma’ruf Amin mengimbau agar masyarakat tidak menggelar aksi terkait puisi ‘Ibu Indonesia’. Alasannya, Sukmawati sudah menyampaikan permohonan maaf atas kontroversi puisinya.
“(Sukmawati) memang tidak ada niatan menghina dan menodai agama Islam karena itu kami bisa memaklumi dan menyampaikan permohonan maaf beliau. Kami mengajak seluruh umat Islam untuk bisa menerima permohonan maaf beliau, tidak lagi melakukan kegiatan-kegiatan,” ujar Ma’ruf di kantor MUI, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/18).
Tak hanya itu, Ma’ruf berharap berbagai laporan yang telah didaftarkan oleh berbagai organisasi ke Polda Metro Jaya dan Bareskrim Mabes Polri terkait dugaan penodan agama segera dicabut.
“Kalau bisa memaafkan dan tidak meneruskan. Kalau saya bisa berharap, itu yang saya harapkan,” ujarnya.
Viral Tagar #2019GantiPresiden, Bawaslu: Itu Bukan Kampanye
Seperti yang dikethahui, Viral tagar #2019GantiPresiden di media sosial.. Hal tersebut secara tidak langsung mengungkapkan ingin adanya pergantian presiden untuk periode 2019-2024 mendatang. Upaya itu pun dinilai sebagai manuver untuk menjatuhkan Joko Widodo di Pilpres 2019
Karena tengah ramai diperbincangkan, sejumlah politisi pun memberikan tanggapan mereka mengenai hashtag tersebut.
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (Romi) menganggap jika tagar tersebut adalah hal yang biasa dalam demokrasi. Karena menurutnya, pertarungan 2019 sudah mencuat hanya dua kutub saja.
“Jadi pasti yang melontarkan tagar itu adalah lawan-lawan politik Pak Jokowi dan itu hal yang biasa, demokrasi,” jelas Romi di Ruang Fraksi PPP, Gedung DPR RI, Rabu (4/4/18).
Tetapi pada sisi yang lain, sambung Romi, tentu PPP tetap memiliki keyakinan bahwa pemerintah di bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi adalah pemerintahan yang memiliki tonggak kesuksesan.
“Kalau tagar yang kemarin itu seperti yang sudah diumumkan, maka kita juga punya tagar yang lain, yaitu lanjutkan 212,” tambahnya.
Ramainya tagar tersebut, ternyata juga disambut positif oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Fadli mengatakan jika dirinya juga mendukung gerakan ganti presiden 2019 tersebut. Pendapatnya, memang sudah saatnya Indonesia mengganti presiden untuk 2019.
Fadli juga menyampaikan alasan dirinya mendukung pergantian presiden, karena pemerintahan Jokowi telah dinilai gagal olehnya. “Ya memang sudah gagal kan. Kalau dari kacamata kami ya memang sudah gagal,” kata Fadli.
Sementara, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Daniel Johan mengungkapkan bahwa tagar yang menjadi hiruk pikuk tersebut, dianggapnya tidak memiliki substansi. Menurutnya, harusnya yang menjadi masala utama lebih kepada persoalan rakyat.
“Karena sebenarnya persoalan substansi adalah kita mengangkat persoalan rakyat, apa yang masih kurang dari rakyat, apa yang menjadi harapan rakyat, apa yang menjadi keluhan rakyat itulah yg menjadi fokus utama,” jelas Daniel, di Gedung DPR RI, Rabu (4/4).
Sehingga, lanjut Daniel, jika memang ada perbaikan atau masukan untuk pemerintahan yang sekarang, bisa menjadi masukan yang konstruktif.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu tidak menganggap gerakan bertagar #2019GantiPresiden sebagai kampanye. Menurut anggota Bawaslu Fritz Edward Siregar, tagar #2019GantiPresiden yang beredar di media sosial merupakan bagian dari ekpresi masyarakat yang tidak bisa dibatasi.
“Itu bagian dari ekpresi masyarakat. Tidak bisa membatasi orang untuk mengemukakan pendapatnya,” kata Edward di gedung KPU, Jakarta, Kamis, (5/4/18).
Selain itu, Bawaslu saat ini belum bisa mengawasi kampanye presiden, karena baru dimulai pada 23 September mendatang. Jadi, tagar yang selama ini beredar belum bisa juga dikategorikan sebagai kampanye. Ditambah, calon presiden saat ini juga belum ada.
Pelanggaran sebelum masa kampanye presiden akan dilihat malalui Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Jika ada informasi yang dianggap pelanggaran, kata Edward, akan ditindak sesuai dengan undang-undang tersebut.
“Masa kampanye belum jalan. Sebelum tahapan itu dimulai, Bawaslu belum bisa melakukan penindakan. Ini kebebasan untuk berekspresi,” ucapnya.
Dapat Persetujuan Sultan, PM Najib Bubarkan Parlemen Malaysia
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak resmi mengumumkan pembubaran parlemen mulai 7 April besok. Pemilihan umum (pemilu) Malaysia kemungkinan akan digelar pada akhir bulan ini atau awal Mei mendatang.
Seperti dilansir kantor berita Malaysia, Bernama, Jumat (6/4/18), PM Najib mengumumkan pembubaran parlemen Malaysia di kantor PM Malaysia yang ada di Perdana Putra Building di Putrajaya pada hari ini.
Pembubaran dilakukan dua bulan sebelum masa jabatan anggota parlemen, yakni lima tahun, berakhir.
Dengan dibubarkannya parlemen, maka pemilihan umum (pemilu) atau pemilihan raya harus digelar dalam waktu 60 hari setelah pembubaran. Najib Razak mengaku sudah bertemu dengan Yang di-Pertuan Agong ke-15, Sultan Muhammad V untuk mendapat persetujuan pembubaran parlemen.
“Sultan sudah merekomendasikan agar parlemen dibubarkan, yang secara efektif terhitung mulai Sabtu 7 April,” ujar Najib Razak dalam pengumuman resmi tersebut, mengutip dari Reuters, Jumat (6/4/18).
Tugas berat menanti Komisi Pemilihan usai pengumuman tersebut. Sebab, pemilu harus segera digelar dalam waktu 60 hari terhitung sejak Sabtu 7 April. Komite Pemilihan dijadwalkan menggelar rapat dalam pekan ini untuk mengumumkan tanggal pelaksanaan pemilu.
Namun para pengamat politik setempat memprediksi pemilu paling cepat digelar akhir bulan April ini atau awal bulan Mei. Yang jelas pemilu akan digelar sebelum umat muslim menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan pada pertengahan Mei.
Total ada 14,9 juta pemilih terdaftar yang memiliki hak suara untuk memilih dalam pemilu mendatang di Malaysia. Waktu penetapan pemilu akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Malaysia di kemudian hari.
Dalam pemilu tahun ini, PM Najib dihadapkan pada penantang yang cukup tangguh, yakni mantan mentornya yang kini menjadi pemimpin oposisi Malaysia, Mahathir Mohamad. Pelaksanaan pemilu juga dibayangi skandal korupsi perusahaan investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB). PM Najib dan pihak 1MDB telah menyangkal adanya tindak pidana.
Sebut Israel Teroris, Netanyahu Kritik peran Iran di Suriah
Netanyahu, Perdana Menteri Israel dalam sebuah cuitannya di Twitter mengungkapkan, “Absurditas tidak memiliki batas: Rezim teroris Iran yang mengirimkan tentakel teror di seluruh wilayah, menuduh Israel sebagai teroris.”
“Jika Rouhani tidak mengetahui kegiatan teroris dan sabotase yang dilakukan setiap hari oleh Pasukan Quds Iran di Suriah, Israel dapat memberinya informasi,” lanjutnya.
Sebelumnya Hassan Rouhani, Presiden Iran sebelum kunjungannya ke Turki dalam rangka menghadiri pertemuan tiga negara, Turki, Rusia dan Iran, untuk membahas Suriah, di sela-sela acara mengatakan kepada para wartawan bahwa Israel adalah pihak yang memperkeruh masalah di Suriah. “Mereka tak menghormati kedaulatan nasional Suriah. Mereka membombardir sebagian wilayah di negara tersebut dan memberikan bantuan dan dukungan kepada para teroris,” tambahnya.
Dapat Tambahan Dukungan dari Relawan, Siapa yang akan Mengusung Gatot Nurmantyo?
Setelah Relawan Selendang Putih Nusantara (RSPN) yang menyatakan dukungan, Kini Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mendapat tambahan relawan untuk maju dalam pemilihan Presiden 2019. Gatot Nurmantyo resmi dideklarasikan sebagai calon presiden oleh Presidium Nasional Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GNR).
“Dengan ini kami menyatakan siap memperjuangkan dan memenangkan Bapak Gatot nNurmantyo sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 dengan cara yang adil, beradab dan bermartabat,” kata Ketua Presidium GNR Dondi Rivaldi di Jakarta, Jumat (6/4/18).
Menurut Ketua Presidium Nasional GNR Dondi Rivaldi, deklarasi ini merupakan bentuk komitmen mereka dalam memberikan dukungan kepada mantan Panglima TNI itu untuk ikut bertarung di pilpres.
Selaini itu, Dondi mengatakan Indonesia membutuhkan karakter kepemimpinan yang kuat, tegas dan mementingkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi.
Menurut Dondi, Gatot adalah salah satu figur baru yang dinilai mampu untuk membangun bangsa dan negara yang lebih maju dan demokratis.
“Kami mendukung Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon presiden, karena dia adalah sosok pemimpin yang andal dalam menjaga Pancasila dan keutuhan NKRI,” ujarnya.
Selain itu Dondi menilai kemampuan, komitmen dan loyalitas Gatot sudah teruji saat menjabat sebagai Panglima TNI. Gatot juga dinilai dekat dengan umat Islam, ulama dan aktivis.
Atas dasar itu, Dondi menyebut Gatot dapat menjadi pilihan alternatif di luar nama Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Deklarasi ini disebut merupakan salah satu komitmen GNR sebagai langkah awal memberikan semangat kepada Gatot untuk bisa ikut dalam pertarungan Pilpres 2019 nanti.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyatakan siap menyambut Gatot Nurmantyo, jika mantan Panglima TNI itu ingin bergabung dengan partainya.
“Ya welcome, kami kasih karpet biru,” kata Zulkifli saat ditemui di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Sabtu (7/4/18).
Sebelumnya, nama Gatot Nurmantyo digadang-gadang akan maju sebagai calon presiden 2019. Beberapa kelompok relawan sudah mulai menyebarkan spanduk dukungan dan ada juga yang sudah mendeklarasikakan Gatot sebagai Capres 2019.
Zulkifli melanjutkan, partainya hingga sekarang terbuka dengan semua pihak. Dia mengaku PAN belum menentukan sikap akan merapat ke partai yang mana untuk Pilpres 2019.
Hingga saat ini, kata Zulkifli, masih dibicarakan peluang PAN bergabung dengan kubu Joko Widodo, Prabowo Subianto, dan Gatot Nurmantyo. Keputusan final terkait hal itu akan ditentukan setelah Rapat Kerja Nasional (Rakornas) PAN yang digelar bulan ini.
Adapun tudingan yang mengatakan terjadi perbedaan pendapat antara Amien Rais dan dia soal pemilihan kubu politik, Zulkifli membantah hal itu. “Ah, siapa bilang,” kata dia sambil berlalu.
Siapa yang akan Mengusung Gatot?
Sebagai informasi, Syarat seseorang untuk menjadi calon presiden salah satunya diusung gabungan partai yang mempunyai suara di Pemilu 2014. Total suara yang harus dipenuhi 20%-25%. Aturan itu termaktub dalam UU Pemilu.
Tentu saja Gatot mesti memenuhi syarat tersebut sebelum resmi menyandang predikat calon presiden. Lalu, siapa mau memberikan Gatot tiket pilpres?
Lima partai, yaitu PDIP, Golkar, PPP, NasDem, dan Hanura sudah punya capres di sosok Joko Widodo. Koalisi Jokowi mengaku tak tertarik menjadikan Gatot sebagai capres.
Sementara itu, Gerindra dan PKS juga sepakat berkoalisi di 2019. Gerindra sampai detik ini menegaskan kalau mereka akan mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai capres. Di sisi lain, Prabowo masih galau.
Khusus PKS, mereka cukup terbuka dengan sosok Gatot. Jika Gerindra menyorongkan nama Gatot untuk dijadikan capres, PKS terbuka. PKS sendiri punya 9 nama untuk diusung sebagai capres/cawapres.
Pintu Gatot untuk maju sebagai capres dari koalisi Gerindra-PKS belum jelas. Namun, jika mau diusung sebagai cawapres, Gerindra terbuka, namun tak serta-merta menerima. Mereka tetap mempertimbangkan 2-3 nama lain.
“Capres kami sudah final. Nggak mungkin berubah dari Prabowo Subianto ke nama lain,” kata Wasekjen Gerindra Andre Rosiade.
Bagaimana dengan sikap 3 partai lain yang belum bersikap seperti Partai Demokrat (PD), PKB, dan PAN terhadap peluang Gatot untuk maju sebagai capres di Pilpres 2019? Sayangnya, lagi-lagi sepertinya peluang Gatot nyapres lewat 3 partai ini kecil. Rommy mengatakan, dua partai akan segera merapat mengusung Jokowi. Menilik syarat di UU Pemilu, sisa 1 partai yang perolehan suara di 2014 tak mencapai 20%-25%, tak bisa mengantarkan Gatot ke panggung pilpres.
Lalu, Siapa yang akan mengusung Gatot untuk mengikuti Pilpres 2019?
Kapan Prabowo Deklarasi Sebagai Capres 2019?
Deklarasi pencapresan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto hingga detik ini masih menjadi tanda tanya. Bahkan kepastian waktu deklarasi Prabowo capres belum bisa diberikan oleh politikus elite Gerindra.
Waktu deklarasi pencapresan Prabowo yang disampaikan beberapa elite Gerindra terus mundur seiring dengan waktu. Pertama, Prabowo disebut akan dideklarasikan sebagai penantang Joko Widodo di Pilpres 2019 saat Rakornas Gerindra pada 5 April 2018. Hingga hari ini, Sabtu (7/4/18), Prabowo belum menyandang predikat ‘capres’ yang diusung Gerindra.
“Semua advokat pendukung Pak Prabowo menyatakan pencalonan beliau jadi capres. Kemudian tanggal 5 April ada Rakornas Gerindra, waktunya dari info itu, pas Rakornas Gerindra itu (deklarasi),” kata Ketua DPP Gerindra Habiburokhman, Minggu (25/3/18).
Pernyataan Habiburokhman itu berbeda dengan yang diucapkan elite Gerindra lainnya. Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut deklarasi Prabowo capres digelar pada 11 April 2018.
“Iya, rencananya begitu (tanggal 11 April deklarasi capres Prabowo),” kata Dasco.
Namun, Ketua Umum DPP Partai Gerindran Prabowo Subianto menegaskan, tidak akan deklarasi sebagai calon Presiden di Pilpres 2019 pada 11 April nanti. Prabowo mengatakan hari itu, hanya acara rRakornas Gerindra yang dilakukan secara tertutup.
Waketum Gerindra, Sugiono menuturkan, memang tidak ada rencana mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2019 pada hari tersebut.
“Memang enggak ada rencana deklarasi tanggal 11 kok,” ucap Sugiono kepada media, Jakarta, Jumat (6/4/18).
Dia menegaskan, 11 April adalah Rakornas Gerindra. Bukan deklarasi Prabowo Subianto sebagai capres. “Kita mau Rakornas tanggal 11, bukan deklarasi,” kata Sugiono.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga politikus Gerindra Sandiaga Uno mengatakan, deklarasi Prabowo Subianto sebagai Capres 2019 akan dilakukan di menit-menit akhir, seperti saat pencalonan dirinya dan Anies di Pilkada DKI Jakarta.
Menurut sandiaga, saat ini, baik Gerindra maupun Prabowo fokus menyerap aspirasi rakyat dan berkomunikasi intensif dengan partai pendukung.
“Pola seperti di DKI tidak buru-buru dan tunggu masyarakat inginkan. Yang penting itu bukannya Gerindra atau Pak Prabowo, tapi masyarakat itu betul-betul mengkanalisasi aspirasi. Nanti di Agustus, Gerindra bersama mitra koalisi mendeklarasikan Prabowo Subianto,” kata Sandi di Balai Kita, Jakarta, Sabtu (7/4/18).
Sandi melanjutkan, saat ini mitra koalisi bersama Gerindra tengah menyusun apa-apa yang diinginkan oleh rakyat. Dari komunikasi intensif bersama mitra koalisi mencerminkan Prabowo Subianto tidak ingin tergesa-gesa dan ingin persiapan lebih matang sebelum deklarasi.
Sementara itu, Prabowo juga masih menimbang-nimbang sejumlah faktor untuk maju di Pilpres 2019. Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa mengatakan, sang ketua umum masih mempertimbangkan faktor elektabilitas dan usianya yang kian sepuh.
“Rakernas memutuskan Pak Prabowo diusung oleh semua kader partai untuk jadi Presiden 2019 beliau menjawab sudah tua, elektabilitas, dan macem (kepantasan),” ucap Desmond di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (6/4/18).
Namun, dia menampik jika Prabowo disebut galau untuk nyapres.
Sebelumnya juga Prabowo mengatakan bahwa deklarasi capres bukan hal yang mendesak. Prabowo masih ragu soal kepastian tiket pilpres untuknya.
“Deklarasi itu kan kalau ada tiket, kan kalau ada tiket dan juga belum tentu situasi kan berkembang ya, kita berpikir positif, sabar-sabarlah, kita cari yang terbaik,” kata Prabowo di sela Rakernas Bidang Hukum dan Advokasi DPP Gerindra di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis