
کمالوندی
Kesefahaman, Urat Nadi Persaudaraan Islam*
BUKU putih ini, dan upaya-upaya merakit persatuan umat, adalah dua hal yang menyatu. Buku Putih Mazhab Syiah ini memuat uraian-uraian untuk kesefahaman demi kerukunan umat Islam. Tidak akan ada persatuan dan kerukunan, kalau tidak ada kesefahaman. Lalu, tidak bisa pula ada kesefahaman kalau tidak ada upaya yang sungguh-sungguh untuk   memfahami diri masing-masing. Setiap diri atau kelompok harus memfahami dirinya sendiri dan kemudian memfahami pihak lain.
Buku Putih Mazhab Syiah merupakan upaya memperkenalkan Syiah agar difahami dengan benar. Hal ini tidak cukup jika pihak di luar Syiah tidak memfahami dirinya. Kesefahaman, dengan demikian, sangat perlu sebab kesalahfahaman hanyalah akan menyimpan potensi kon´¼éik. Boleh jadi, berbagai kon´¼éik seperti yang terjadi dalam masyarakat Islam di dunia dan di Indonesia ini merupakan akibat dari kesalahfahaman. Ringkasnya, jika disederhanakan, mungkin ada kesalahfahaman orang Syiah terhadap Mazhab Syiah, dan kesalahfahaman orang Sunni terhadap Mazhab Sunni.
Perkenankan penulis memperjelas persoalan tersebut. Pertama , persoalan penting dan men desaknya kesalingfahaman serta upaya mengatasi kesalahfahaman. Tidak dimungkiri oleh siapa pun bahwa Syiah, atau yang dinamai Syiah, banyak kelompoknya. Itu sebabnya, kalau ada pendapat dari satu kelompok Syiah yang dinisbatkan kepada kelompok lain, maka di sini bisa timbul kesalahfahaman.
Suatu contoh, ada Syiah Ismailiyah, ada Syiah Zaidiyah, yang sekarang banyak dan berkembang di Yaman. Ada juga Syiah JaÔÇÖfariyah yang juga sekarang masih berkembang utamanya di Iran dan Irak. Hingga sekarang ini masih terdapat perbedaan di antara pemahaman Syiah tersebut. Dulu ada Syiah Al-Khathaniyah, Al-Qaramithah, dan puluhan lagi aliran Syiah lainnya. Jika pendapat salah satu aliran Syiah, misalnya Khathaniyah lalu dinisbatkan ke JaÔÇÖ fariyah, maka akan terjadi kesalahfahaman, dan itu merupakan bentuk penzaliman atas salah satu kelompok itu.
Kita tidak bisa memungkiri bahwa ada Syiah yang sesat. Bahkan tidak dapat dimungkiri bahwa ada kelompok Syiah yang menyesatkan kelompok Syiah yang lain. Salah satu keluhan kita terhadap kecaman-kecaman atas Syiah adalah adanya kebiasaan mengutip pendapat suatu kelompok dan menganggapnya bahwa itu sama dengan pendapat kelompok lain dan atas dasar itulah kelompok lain disesatkan. Ini bentuk ketidakfahaman.
Penulis melihat di sisi Sunnah pun begitu. Semua sepakat bahwa perilaku gampang mengka´¼ü rkan adalah perilaku yang tidak terpuji. Dan ÔÇ£jangan mengka´¼ürkanÔÇØ┬á┬áadalah ajaran Sunnah. Imam Ghazali misalnya berkata: ÔÇ£kalau seandainya Anda mendengar kalimat mengka´¼ürkan suatu kelompok yang diucapkan oleh seseorang, yang┬á┬á┬á99 persen di antaranya menunjukkan bahwa yang bersangkutan benar-benar ka´¼ür , ketahuilah masih ada 1 persen yang memungkinkannya dinilai beriman, maka jangan ka´¼ürkan dia.ÔÇØ
Membiarkan hidup seribu orang yang ka´¼ür, kesalahannya lebih ringan daripada membunuh karier seorang Muslim. Namun sayangnya, ini tidak diketahui oleh banyak orang. Ketidaktahuan atau ketidakmengertian satu pihak atas dirinya dan pihak lain, mengakibatkan terjadinya cekcok.
Kedua , menuju kebersatuan umat Islam.  Fakta sejarah  manusia menunjukkan  adanya  ber bagai  perkem bangan pemikiran. Pemikiran apa pun, termasuk keagamaan, dipengaruhi oleh banyak fak tor. Bermacam-macam faktor itu bisa berupa perkembangan ilmu, kemaslahatan, kecenderungan seseorang, dan sebagainya. Pada semua mazhab pasti terjadi perubahan-perubahan menyangkut pendapat-pendapat mazhabnya, sedikit ataupun banyak.
Pendapat Imam Sya´¼ü ÔÇÖi, jangankan oleh orang lain, oleh perkembangan diri nya sendiri pun tatkala di Irak dan di Mesir, mengalami perkembangan. Artinya, pendapat beliau ketika masih di Irak sudah berubah atau berkembang di banding saat beliau sudah berada di Mesir. Begitu pun terjadi pada faham salaf. Banyak Sala´¼üyah sekarang ini yang sudah berbeda pandangannya dengan pendapat Imam Ahmad ibn Hanbal. Sekali lagi, ada perkembangan.
Kemaslahatan umat telah menjadi topik penting saat ini. Topik yang menggugah banyak tokoh Muslim untuk berpikir tentang pentingnya upaya baru dalam mendekatkan umat Islam dari berbagai latar mazhab. Kemaslahatan umat Islam telah mengantar sebagian tokoh-tokohnya untuk melakukan pendekatan-pendekat an pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan baru. Kalau tidak demikian, maka dapat disamakan dengan orang yang terlambat lahir. Buku saya yang berjudul  Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan: Mungkinkah ! telah dibantah oleh suatu pesantren. Jika saya bereaksi dengan membantahnya lagi, saya merasa terlambat lahir. Bantahan yang dikemukakan itu masih merujuk kepada pendapat-pendapat lama yang sudah tak relevan lagi. Topik-topiknya tidak lagi konteks tual dengan kebutuhan umat saat ini.
Mungkin akan lain halnya jika sumber-sumber rujukannya ialah ulama-ulama yang sudah akrab dengan proses kontekstualisasi pemikiran keislaman dalam konteks tantangan baru dan perkembangan zaman.
Beberapa ulama Syiah memberi penjelasan bahwasanya juga telah terjadi perkembangan pendapat-pendapat para ulama tentang ajaran mazhab ini. Salah satu contohnya adalah tulisan Imam Khomeini menyangkut taqiyyah. Pendapatnya sudah sangat berbeda. Demikian juga pendapat tentang izin mengangkat senjata terhadap penguasa. Dahulu, tidak ada izin itu hingga hadirnya imam (Mahdi, yang dipercayai sedang gaib), tetapi sekarang sudah ada perkembangan. Hal-hal ini menunjukkan bahwa jika pendapat suatu mazhab hanya merujuk pada sumber-sumber lama tanpa memper timbangkan perkembangannya yang lebih mutakhir, maka muncullah salah faham.
Ketiga , pendapat ulama, cendekiawan, berbeda dengan pendapat orang awam. Syaikh Abdul Halim Mahmud dalam bukunya At-Tafkir Al-Falsa´¼ü┬á┬á´¼ü┬á┬áAl-Islam mengatakan: ÔÇ£Kita tidak bisa menilai orang-orang Prancis dan pemikiran-pemikirannya dengan memperhatikan orang-orang di desa-desa Prancis yang bodoh.ÔÇØ Demikian juga beliau nyatakan bahwa orang Mesir tidak bisa digambarkan hanya dengan pemikiran orang-orang Mesir yang masih telanjang kaki, padahal ada cendekiawannya yang begitu hebat pemikiran-pemikirannya.
Sering suatu kelompok dinilai tidak dari ulamanya, baik Sunni menilai Syiah maupun Syiah menilai Sunni. Tidak mungkin ada kesefahaman jika demikian halnya. Rujukan terbaik adalah ulama yang muktabar dan diakui, bukan seseorang atau kelompok apa pun namanya, apalagi yang sebenarnya tidak diakui sebagai ulama. Bukan hanya di kalangan Syiah, di kalangan Sunni pun banyak.┬á┬áSebagai contoh, yang saya pelajari di Sunni, tentang pendapat para ulama hadis menyangkut kuali´¼ükasi Imam Ghazali dalam bidang hadis. Menurut pendapat Imam Jalaluddin Suyuti, seperti dikutip Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, ÔÇ£(Kuali´¼ükasi Al-Ghazali) itu laksana pengumpul kayu di malam hari.ÔÇØ Artinya, Imam Ghazali dianggap mencampurbaurkan hadis-hadis sahih dan lemah. Hal seperti ini bisa terjadi, apalagi pada zaman seperti sekarang ini.
Seorang penulis besar di Mesir, almarhum Abdul Qadir Audah menyatakan tentang problem umat Islam dengan ungkapan┬á┬áÔÇ£Al-Islam baina┬áJahli Abnaihi wa ÔÇÿAjzi UlamaÔÇÖihiÔÇØ,┬áIslam berada di antara kebodohan umatnya dan ketidakmampuan ulamanya. Ketika ada sebagian anggapan orang bahwa Pak Quraish itu Syiah, saya tegas membantahnya. Penolakan saya disebut Syiah bukan karena ikut pendapat bahwa Syiah itu sesat, tetapi karena saya tahu siapa yang dimaksud Syiah, saya sangat memfahami siapa yang pantas disebut Syiah.
Syaikh Abdul Halim Mahmud, guru saya, dan saya akrab dengan beliau, berkata: ÔÇ£Jangan beranggapan bahwa seorang yang berpendapat bahwa Sayyidina Ali ibn Abu Thalib lebih utama daripada Sayyidina Abu Bakar atau Utsman itu Syiah.ÔÇØ Karena, seperti ditulis Syaikh Abdul Halim Mahmud, sejarah menunjukkan ada kelompok MuÔÇÖtazilah Bashrah yang bahkan memusuhi Syiah, tetapi menganggap Sayyidina Ali lebih afdhal daripada Sayyidina Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Dan ini beda dengan MuÔÇÖtazilah di Baghdad.
Pernah terjadi dialog ulama dari berbagai mazhab. Imam Abu Hanifah berkata, ÔÇ£Yang tidak shalat, ka´¼ü r.ÔÇØ Lalu Imam Sya´¼üi berkata, ÔÇ£Tidak, dia tidak ka´¼ür,ÔÇØ lalu bertanya, ÔÇ£Bagaimana caranya orang yang tidak shalat yang Anda katakan sebagai ka´¼ür tersebut agar dapat masuk Islam kembali?ÔÇØ Jawab Imam Abu Hanifah, ÔÇ£Dia ucapkan dua kalimat syahadat.ÔÇØ Lalu, Imam Sya´¼ü ÔÇÖi menyanggahnya┬á┬ádengan mengatakan bahwa dia tidak pernah meninggalkan dua kalimat syahadat. Sehingga menjadi aneh kalau mengucapkan dua kalimat syahadat harus menjadi syarat agar dirinya dapat kembali menjadi Islam. ÔÇ£Jadi, dia tidak ka´¼ür, dia adalah Muslim yang berdosa,ÔÇØ lanjut Imam Sya´¼üi.
Semua yang mengaku Muslim merujuk ke Al-Quran, bahkan tidak jarang orang non-Muslim pun bersikap demikian tatkala menghadapi umat Islam.
Semua Muslim merujuk kepada Al-Quran, namun justru salah satu penyebab perbedaan di antara umat Islam adalah Al-Quran. Artinya, yang menjadi perbedaan adalah Al-Quran. Imam Sya´¼ü ÔÇÖi merujuk kepada Al-Quran, demikian juga dengan Imam Abu Hanifah, Imam JaÔÇÖfar, dan Imam Zaid. Perbedaan terjadi karena hanya sedikit kesimpulan-kesimpulan yang benar-benar diambil dari Al-Quran dan Sunnah.
Perbedaan terjadi tatkala sudah memasuki wilayah penafsiran. Tangan yang dimaksud dalam kalimat ÔÇ£Yadull├óhi fawqa aid├«himÔÇØ itu hakiki atau majazi? Ada tangan Tuhan, tapi beda dengan makhluk. Ini metafora. Ini menyebabkan perbedaan. Kata ÔÇ£masahaÔÇØ secara bahasa, apa artinya? Ini menimbulkan juga perbedaan dalam ´¼üqih wudhu. Apakah berarti mengusap (masaha), atau bertinggi (saha), ini sudah beda juga. Ada ju ga persoalan iÔÇÖrab. ÔÇ£Wamsah├╗ bi ruÔÇÿ├╗sikum wa arjulikumÔÇØ,┬á┬áatau┬á┬áarjul├ókum?┬á┬áKeduanya merujuk kepada Al-Quran. Yang satu berarti kaki diusap, yang satu lagi dibasuh.
Dapat tidaknya seorang musa´¼ür berpuasa juga menim bulkan perbedaan. Syiah menyatakan tidak boleh, Sunni membolehkan. Keduanya merujuk Al-Quran dan Sunnah. ÔÇ£Fa man k├óna minkum mar├«dhan aw ÔÇÿal├ó safarin faÔÇÖiddatun min ayy├ómin ukhar.ÔÇØ Sunni, karena mengikuti hadis, memfahaminya sebagai ÔÇ£Man k├óna minkum mar├«dhan aw ÔÇÿal├ó safarin (walam yashum).ÔÇØ┬á┬á┬áSemua merujuk pada kemungkinan-kemungkinan yang berbeda-beda, yang masing-masingnya tidak dapat dimutlakkan.
Hadis juga demikian. Ada perawi Bukhari yang dianggap tidak cukup kuat oleh Imam Muslim. Demikian pula di Syiah, Kitab Hadis Al-K├ó´¼ü┬á┬átidak dianggap semua mutlak sahih. Sebagaimana di Sunni. Jangankan yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dalam Shah├«h Muslim pun ada yang tidak sahih menurut sementara ulama Sunni.
Hal terpenting dalam upaya menuju kesefahaman ini adalah kebersatuan dalam akidah. Ini pun rumusannya tidak harus seragam atau sama persis. Yang terpenting adalah kesamaan kandungan dan substansinya.
Syaikh Muhammad Abduh berkata bahwa Rukun Iman itu yang terpenting ada dua, yakni percaya kepada Allah dan Hari Kemudian. Perinciannya, menurut beliau, bahwa uraian tentang Hari Kemudian tak dapat diterima oleh akal kecuali melalui utusan Allah (Rasul), sehingga kita pun perlu beriman kepada Rasul. Rasul tak mungkin mengungkapkan itu melalui nalarnya sendiri, melainkan menerimanya dari malaikat. Maka iman kepada malaikat adalah hal yang sangat penting. Jadilah rumusan Rukun Iman berkembang dari situ.
Umat ini seyogianya tidak terikat dengan rumusan, tetapi kandungan yang dirumuskan itu. Ini baru dapat menciptakan pintu ke arah kesefahaman dengan baik. Lain halnya jika yang dipaksakan adalah sefaham atas redaksi rumusan secara persis, dan itu tidak mungkin. Andaikata kesefahaman itu sudah dan terjadi, maka segalanya akan menjadi mudah. Apalagi kalau yang dirujuk adalah pendapat ulama tepercaya yang ada sekarang, baik Syiah maupun Sunni.
Hal ini tentu akan menambah kuat prospek terwujudnya kesefahaman umat Islam, dan selanjutnya kerukunan yang di kehendaki bersama, sesuai perintah Allah Swt. Itu sebabnya semua konferensi atau pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh berbagai ulama, telah menghasilkan  kesepakatan-kesepakatan.
Sejak tahun 1961 di Mesir sudah terbit MausuÔÇÖah Jam├ól Abdul Nashir Al-Faqqiya┬á┬á(yakni judul ketika per tama kali┬á┬áterbit) yang di dalamnya tercakup 8 mazhab. Yakni, empat Mazhab Sunni yang terkenal: Hana´¼ü, Hanbali, Sya´¼ü ÔÇÖi, dan Maliki, kemudian Syiah JaÔÇÖfariyah, Al-ÔÇÿIbadiyah, dan Az-Zhahiriyah.
Ada juga kesepakatan di Turki, Arab Saudi, Qathar. Jadi, ada fakta bahwa sudah lama umat Islam mudah menemukan kesepakatan-kesepakatan. Maka kita semua sepantasnya merujuk ke sana, kemudian kesemuanya itu harus bisa dijelaskan kepada masyarakat, terutama orang awam. Jika ulamanya menjalankan fungsinya dengan benar. Namun, jika ulamanya yang gagal, di antaranya karena ikut serta mengembus-embuskan permusuhan, maka kesefahaman dan persatuan akan gagal pula.
Sejatinya kita adalah saudara dan tidak perlu saling menimbulkan ketegangan. Surga terlalu luas sehingga tidak perlu memonopolinya hanya untuk diri sendiri. (Prof.Dr.M.Quraish Shihab adalah Mantan Menteri Agama dan penulis Tafsir Misbah )
[Buku Putih Mazhab Syiah: Menurut Para Ulamanya yang Muktabar. Penulis oleh   Tim Ahlul Bait Indonesia (ABI).   Cetakan IV, Desember  2012. ISBN: 978-602-8767-99-6]
Empat Buku yang Menjawab Fitnah dan Tuduhan Sesat
Buku Putih Mazhab Syiah ini berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kerap kali muncul di masyarakat. Sejumlah isu penyesatan yang dituduhkan pada Ahlulbait dan mazhab Syiah pun dijawab dengan bernas dan sumber yang valid.
Kini, e-book dengan format PDF Buku Putih Mazhab Syiah sudah bisa diunduh pada situs Ahlul Bait Indonesia. Sebagian isi Buku Putih Mazhab Syiah bisa dibaca langsung pada situs Misykat.
Buku ini menarik dan mengandung banyak informasi tentang Syiah. Tim penulisnya menulis dengan bahasa yang renyah dan tidak jlimet sehingga mudah dicerna.
Selain itu, Buku Putih Mazhab Syiah ini ditulis oleh tim yang ahli dan pengikut mazhab Syiah. Tentunya sangat mewakili dan benar-benar dari kaum Muslim Syiah informasinya. Bukan dari orang yang benci Syiah dan yang sekadar dengar dengan tanpa sikap kritis. Apalagi dikeluarkan oleh ormas Islam Syiah: Ahlulbait Indonesia (ABI), pasti lebih dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Orang yang sehat otaknya pasti akan membaca buku tersebut jika ingin mengetahui Syiah. Bukan dari orang-orang atau lembaga yang membenci Syiah. Kalau dari yang benci pastinya tidak bisa dikatakan mewakili. Apalagi diambil sekadarnya dari sumber yang tidak benar kemudian dijadikan sebagai kebenaran. Kalau demikian maka hanya sekadar klaim dan omong doang. Dan, Buku Putih Mazhab Syiah ini adalah jawaban untuk orang yang ingin mengenal Syiah dan Ahlul Bait, termasuk sisi akidah dan fikih serta rujukannya.
Sebagai informasi, Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) yang merupakan ormas pecinta Keluarga Rasulullah saw  (yang sering disebut ormas Syiah) juga menerbitkan buku yang berupaya memberikan jawaban atas tuduhan dan fitnah terhadap Kaum Muslimin Syiah.
Di antaranya adalah buku 40 Masalah Syiah yang ditulis Ustadzah Emilia Az. Saya membaca buku tersebut di Perpustakaan Yayasan Muthahhari Bandung. Isinya benar-benar jawaban sejaligus bantahan terhadap berbagai isu negatif yang dilayangkan pada Syiah dan Ahlulbait.
Kemudian buku Kesesatan Sunni Syiah karya Muhammad Babul Ulum. Penulisnya alumni Pesantren Gontor dan kanditat doktor hadis di UIN Jakarta. Buku yang ditulis oleh aktivis IJABI ini memberikan catatan kritis bagi para penghujat Syiah, menjelaskan masalah dibalik terjadinya kerusuhan Syiah di Sampang Madura. Juga memberikan catatan untuk oknum-oknum MUI dan segelintir orang yang mengaku Ahlussunnah, menunjukkan kekeliruan majalah gontor yang membahas Syiah, dan lainnya.
Sekira Maret 2014 muncul buku Inilah Jalanku yang Lurus dari Emilia Az, juga seorang aktivis IJABI, yang menjawab buku yang ditulis atas nama Majelis Ulama Indonesia (MUI). Buku yang berjudul Panduan MUI: Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia dibantah oleh Ustadzah Emilia dengan menggunakan 10 kriteria aliran sesat versi MUI. Jadi, buku MUI dinilai dengan kriteria MUI. Menarik bukan? Kenapa itu dilakukan?
Sebab buku yang dibuat oleh oknum MUI itu sengaja dicetak secara besar-besaran dan dibagikan gratis yang di dalamnya mencoba orang untuk memecah belah persatuan umat Islam Indonesia. Kaum Muslim Syiah yang sudah lama diterima di negeri Indonesia kini dipermasalahkan dengan isu yang tak masuk akal dan diada-adakan. Padahal, semua isu yang tidak benar dan kekeliruan memahami mazhab Syiah sudah banyak dijawab oleh ulama Syiah. Mungkin kurang akses dan apa upaya menutup informasi yang benar sehingga yang sampai pada masyarakat yang telah dibuat-buat oleh oknum MUI tersebut. Bahkan ada ormas di Bandung dengan sengaja melakukan penyebaran buku tersebut sampai level masyarakat bawah. Betapa gencarnya dan dibelakangnya pasti ada sponsor. Tak mungkin ormas dan segelintir orang memilki dana besar untuk kegiatan penyesatan yang mewah dan cetak buku yang banyak.
Dalam hal ini tentu ada kaitannya dengan gerakan takfiri dan terorisme internasional yang dalam hal ini agama Wahabi yang coba dipaksakan masuk ke Indonesia. Kemarin sudah tertangkap teroris yang di tempat penangkapannya terdapat beberapa dus buku MUI untuk disebarkan. Untungnya pihak kepolisian sudah menangkapnya bersamaan dengan terbuktinya seorang teroris.
Tentang Wahabi ini yang coba dimasukan dalam ajaran Islam di Indonesia sudah lama tak berhasil. Hanya saja sekarang ini bergerak lagi dengan isu menyesatkan mazhab lain dan menawarkan Wahabi sebagai agama baru.
Sejumlah tradisi dan pemahaman beragama yang biasakan warga Nahdlatul Ulama (NU) disesatkan, dibidahkan, dan kaum Wahabi menyebutnya dengan musyrik pada kegiatan Maulid Nabi Muhammad saw. Terjadi di Yogyakarta, seorang pengikut agama Wahabi datang pada acara Maulid Nabi kemudian melarang dan menyebut musyrik.
Tidak hanya itu, tahlilan, yasinan, shalawatan, tujuh bulanan, bedug untuk tanda waktu shalat dan azan pun dianggap bidah. Mereka juga berani menyebut orang Islam yang tidak sama dengan pemahaman agama Wahabi sebagai sesat.
Jadi, saya kira hadirnya Buku Putih Mazhab Syiah, 40 Masalah Syiah, Kesesatan Sunni Syiah, dan Inilah Jalanku yang Lurus adalah hal yang positif dan akan menambah wawasan umat Islam. Tentu harus disambut dengan baik dan sudah selayaknya orang Islam yang ingin mengetahui mazhab Islam Syiah harus membacanya.
Rahbar: Bangsa Iran Siap Melanjutkan Jalan Perjuangan Imam Khomeini RA
Setelah 25 tahun kepergian Imam Khomeini, keinginan berbagai kalangan khususnya generasi muda dan kaum cendekia di Dunia Islam untuk mengenal lebih jauh fenomena sistem kerakyatan berbasis agama, teori kepemimpinan faqih, dan berbagai ide pemikiran revolusi Islam semakin menguat. Hal itu itu dikatakan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, Rabu (4/6), di hadapan masyarakat yang menyemut dan memenuhi komplek makam Imam Khomeini (ra) dalam acara peringatan haul Imam Khomeini (ra) ke-25.
Menguatnya rasa ingan tahu itu dipicu salah satunya oleh propaganda gencar dari musuh terhadap Republik Islam Iran. ÔÇ£Di banding dulu, keinginan opini umum Dunia Islam untuk mengenal esensi dan fakta sebenarnya dari pemerintahan yang menjadi sasaran serangan masif yang terus menerus ini semakin kuat. Mereka ingin mengetahui kunci dari keteguhan dan rangkaian keberhasilan yang dicapai bangsa Iran ini,ÔÇØ kata Rahbar.
Keingintahuan dan kesadaran bangsa-bangsa dunia akan realitas yang ada pada revolusi Islam ini, tambah beliau, telah membuahkan kebangkitan Islam dan gerakan anti arogansi (istikbar).
ÔÇ£Kubu istikbar dalam sebuah kesalahan strategis menduga telah berhasil menghabisi kebangkitan Islam. Padahal, kesadaran yang menghasilkan kebangkitan Islam tak bisa dihilangkan. Cepat atau lambat fenomena ini akan menyebarluas,ÔÇØ tegas beliau.
Faktor lain yang mendorong keingintahuan bangsa-bangsa lain untuk mengenal revolusi Islam adalah kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh Republik Islam Iran. Mereka ingin mencari jawaban dari pertanyaan, apa yang membuat Republik Islam Iran yang menjadi sasaran berbagai serangan militer, politik, dan propaganda serta embargo dari AS selama 35 tahun tetap bertahan bahkan semakin maju dan kuat?
Pemimpin Besar Revolusi Islam menambahkan, ÔÇ£Bangsa-bangsa, kaum muda dan kalangan cendekia di Dunia Islam menyaksikan keberhasilan bangsa Iran di bidang kedirgantaraan, kesuksesan Iran masuk ke kelompok sepuluh besar dunia dalam berbagai bidang keilmuan modern, dan kemajuan keilmuan Iran yang lebih pesat 13 kali juga lipat dibanding rata-rata dunia. Mereka juga menyaksikan bahwa dalam percaturan politik di kawasan Iran adalah negara yang menjadi penentu. Iran dipandang pula sebagai negara yang tangguh menghadapi rezim pendudukan Zionis, selalu membela yang tertindas dan melawan yang zalim. Menyaksikan fakta-fakta ini akan menarik hati setiap insan untuk mengenal lebih jauh Republik Islam Iran.ÔÇØ
Mengenai sistem kerakyatan di Iran, beliau menyinggung pelaksanaan 32 pemilihan umum dalam kurun waktu 35 tahun yang disambut animo besar dari rakyat. Fenomena yang indah ini, meski keagungannya sering terlewatkan, namun tetap mengundang rasa kagum dari para pemerhati di dunia. Menurut beliau, sebagai pemimpin, Imam Khomeini (ra) telah membangun sistem kerakyatan dan politik yang berlandaskan akal Islami dengan terlebih dahulu menumbangkan bangunan sistem kekuasaan diktator Syah.
Sistem yang dibangun oleh Imam Khomeini tegak di atas dua pondasi yang kokoh yaitu, pertama; syariat Islam yang merupakan ruh dan hakikat Republik Islam dan kedua; sistem kerakyatan dengan menyerahkan pengambilan keputusan dan tindakan ke tangan rakyat lewat mekanisme pemilihan umum. Untuk itu, kata Rahbar, jangan ada yang salah menduga bahwa Imam mengadopsi pemilu dari budaya Barat lalu memberinya warna Islam. Sebab, jika bukan berasal dari Islam, tentunya Imam yang dikenal tegas dan transparan akan menjelaskannya.
Mengenai syariat Islam, beliau menjelaskan bahwa pelaksanaan syariat Islam secara sempurna akan menghasilan empat hal inti, yaitu; kemerdekaan, kebebasan, keadilan dan spiritual.
Lebih lanjut Ayatollah al-Udzma Khamenei menerangkan satu masalah penting bahwa dalam pemikiran Imam Khomeini (ra) kekuasaan yang didapatkan melalui kekerasan dan senjata tidak bisa diterima. Di sisi lain, kekuasaan yang dihasilkan oleh pilihan rakyat harus dihormati dan tak ada seorangpun yang berhak menolaknya. Jika terjadi penolakan, maka yang akan muncul adalah fitnah.
Masalah inti lainnya yang ada pada pemikiran Imam Khomeini adalah prinsip membela yang mazlum dan melawan yang zalim. Hal itu, nampak dari kebijakan Republik Islam Iran membela bangsa Palestina yang tertindas.
Di bagian lain pembicaraannya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengingatkan adanya kendala internal dan eksternal untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang digariskan oleh Imam Khomeini (ra). Kendala atau ancaman eksternal yang dimaksud adalah gangguan dari kubu arogansi khususnya Amerika Serikat (AS).
ÔÇ£Walaupun sudah diingatkan oleh banyak pemikir di dunia Barat bahwa gangguan ini tidak ada gunanya, AS tetap menjalankan agendanya untuk mengganggu Republik Islam Iran,ÔÇØ imbuh beliau.
Rahbar menyinggung adanya negara-negara reaksionis yang sangat otoriter tapi mendapat dukungan penuh AS. Itu terjadi, karena negara-negara itu sangat patuh kepada kubu arogansi. Ada pula negara-negara yang ditolerir oleh AS karena kepentingan bersama seperti negara-negara Eropa. Tapi terhadap negara-negara ini AS tak segan menancapkan belati saat ada kesempatan. Kelompok ketiga adalah negara-negara yang menolak tunduk kepada hegemoni AS. Terhadap negara-negara ini, AS akan mengerahkan semua cara dan sarana untuk memukul dan menundukkan mereka. Meski demikian, untuk saat ini AS tidak akan menjadikan opsi militer sebagai prioritas karena kekandasan yang dialaminya di Irak dan Afghanistan. Terkait negara-negara ini, AS akan memanfaatkan kaki tangannya untuk merongrong termasuk membantu perencanaan kudeta atau memobilisasi massa untuk turun ke jalan-jalan. Kedua cara ini adalah modus yang biasa digunakan oleh AS.
Modus lain yang digunakan oleh AS, menurut beliau, adalah dengan membentuk kelompok-kelompok teroris untuk mengacaukan negara-negara tertentu yang tidak bersedia tunduk kepada kubu arogansi. Irak, Afghanistan, beberapa negara Arab dan Iran adalah korban dari modus ini. Terkait Iran, AS memberikan bantuan dan dukungannya yang besar kepada kelompok teroris Munafikin (yang menamakan diri mereka MKO, Mujadehin Khalq Organization, pentj).
ÔÇ£Munafikin yang telah membantai banyak ulama, ilmuan, tokoh politik-budaya dan warga sipil, dibela dan didukung oleh AS,ÔÇØ jelas beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengatakan, ÔÇ£Modus lain yang digunakan AS di negara-negara yang menolak tunduk adalah ÔÇÿmenebar perpecahan dan konflik di tubuh pengelola negaraÔÇÖ dan ÔÇÿmenebar penyimpangan dalam prinsip keimanan dan kepercayaan rakyatÔÇÖ.ÔÇØ
Beliau mengingatkan untuk tidak salah dalam mengidentifikasi kawan dan lawan atau dalam menentukan musuh yang utama dan yang bukan. Dalam menjelaskan masalah ini, beliau menyebutkan tindakan keji yang dilakukan orang-orang jahil dari kelompok takfiri dan Wahhabi terhadap Syiah dan para pengikut Syiah.
ÔÇ£Semua orang harus menyadari bahwa musuh yang sebenarnya adalah agen-agen rahasia asing dan mereka yang memprovokasi gerakan ini dan membekalinya dengan uang dan senjata,ÔÇØ kata beliau.
Meski menegaskan bahwa bangsa Iran siap membalas dengan pukulan telak siapa saja yang mengganggu Republik Islam Iran, Rahbar mengingatkan bahwa ada tangan-tangan tersembunyi yang berusaha mengadu-domba umat Islam. Musuh yang sebenarnya adalah mereka, bukan kelompok-kelompok yang termakan tipuan.
Di akhir pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan, ÔÇ£Berkat inayah Allah, nama Imam Khomeini dan ajaran yang disampaikannya akan membantu bangsa Iran dalam meniti seluruh tahapan ini. Dengan adanya optimisme, semangat dan spirit bangsa Iran akan menikmati masa depan yang cerah.ÔÇØ
Rahbar: Akrab Dengan al-QurÔÇÖan Akan Mendatangkan Kemuliaan
Tujuan puncak dari menghafal dan membaca al-QurÔÇÖan adalah untuk mencapai pemahaman dan pengamalan al-QurÔÇÖan dan supaya tercipta keakraban dengan kalam Ilahi. Hal itu dikatakan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di huseiniyah Imam Khomeini dalam pertemuan dengan para guru al-QurÔÇÖan, huffadz, qurraÔÇÖ dan para peserta musabaqah internasional al-QurÔÇÖan ke-31 yang diselenggarakan seiring dengan peringatan hari milad Imam Ali bin al-Husain Zainul Abidin (as).
Seraya menjelaskan bahwa keakraban dengan al-QurÔÇÖan mutlak diperlukan untuk memperoleh hidayah ilahi dan memahami parameter utama QurÔÇÖani dalam menangani berbagai permasalahan penting seperti mengenal musuh, Rahbar menandaskan, ÔÇ£Keakraban dengan al-QurÔÇÖan, merenungkan dan mendalami maknanya akan mendatangkan kemuliaan seperti yang dijanjikan oleh Allah Swt kepada umat Islam.ÔÇØ
Menyebut kecenderungan luas dari kalangan pemuda dan remaja kepada al-QurÔÇÖan pasca kemenangan revolusi Islam di Iran sebagai sebuah anugerah yang besar, beliau menambahkan, ÔÇ£Keakraban dengan al-QurÔÇÖan akan mendekatkan masyarakat kepada pengamalan ajaran-ajarannya yang memberikan kehidupan, dan inilah yang menjadi tujuan puncak dan terbaik dari menghafal dan membaca al-QurÔÇÖan.ÔÇØ Dijelaskan bahwa akrab dengan al-QurÔÇÖan menunjukkan kesiapan hati untuk menerima hidayah Ilahi. ÔÇ£Musibah terbesar Dunia Islam saat ini adalah karena keterjauhan dari ajaran al-QurÔÇÖan yang akibatnya membuat manusia lalai akan konspirasi dan kejahatan musuh-musuh Islam,ÔÇØ kata beliau.
Ayatollah al-Udzma Khamenei mengingatkan bahwa cara untuk memenuhi kekurangan inti yang ada di Dunia Islam adalah dengan memiliki pemahaman yang tepat akan ajaran al-QurÔÇÖan.
ÔÇ£Setelah lahirnya Republik Islam Iran, konspirasi dan tipu daya musuh terhadap Islam semakin meningkat dan pelik,ÔÇØ ungkap beliau.
Menurut Rahbar salah satu modus yang dilakukan musuh-musuh Islam saat ini adalah dengan menyulut perang saudara di tengah masyarakat Muslim. Sayangnya, banyak umat Islam yang tidak menyadari konspirasi yang keji ini, sehingga mereka justeru siap bergandengan tangan dan bekerjasama dengan syaitan bahkan Rezim Zionis Israel untuk membunuh saudaranya sesama muslim.
Beliau mengapresiasi kinerja panitia pelaksanaan dan para peserta musabaqah internasional al-QurÔÇÖan ke-31, seraya mengatakan, ÔÇ£Umat Islam bisa memperoleh kemuliaan yang dijanjikan Allah lewat keakraban dengan kandungan dan ajaran al-QurÔÇÖan.ÔÇØ
Sebelumnya, Wakil Wali Fakih dan Ketua Badan Wakaf dan Amal, Hojjatul Islam wal Muslimin Mohammadi dalam kata sambutannya melaporkan proses pelaksanaan musabaqah internasional al-QurÔÇÖan ke-31 dan menyatakan bahwa musabaqah kali ini diselenggarakan dalam level yang lebih tinggi dan mendapat sambutan yang sangat luas.
ÔÇ£Musabaqah ini diikuti oleh delegasi 71 negara dari berbagai benua, dengan menyertakan sepuluh juri dari luar negeri, lima juri dari Iran dan tiga orang pengawas,ÔÇØ katanya.
AFP Pelintir Ungkapan Rahbar Iran Soal Kelompok Takfiri
Kantor berita AFP memelintir pernyataan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran tentang bahaya kelompok-kelompok Takfiri di kawasan.
 
Press TV melaporkan, Rahbar dalam pernyataannya pada pertemuan Senin (2/6) dengan Emir Kuwait, Syeikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, menekankan bahwa sangat disayangkan sejumlah negara regional tidak menyadari bahaya kelompok-kelompok Takfiri dan melanjutkan dukungan terhadap kelompok-kelompok tersebut.
 
Adapun AFP dalam pemberitaannya mengganti ucapan Rahbar tentang kelompok-kelompok Takfiri itu dengan ungkapan "kelompok-kelompok ekstrimis Sunni".
 
AFP kemudian mengoreksi beritanya dan menggunakan istilah "pemberontak" untuk kelompok-kelompok Takfiri dan dalam penjelasannya mengklaim bahwa "Takfiri" adalah kata sinonim yang digunakan oleh para pejabat Iran untuk para ekstrimis Sunni.
Rahbar: Kecintaan pada Al Quran Hadiahkan Kemuliaan bagi Umat Islam
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, kecintaan kepada Al Quran akan menghadiahkan kemuliaan bagi umat Islam.
 
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (3/6) di hadapan para ustad, Qari dan penghapal Quran di acara Musabaqah Tilawatil Quran Internasional menilai tujuan akhir menghapal dan membaca Al Quran adalah pemahaman serta pengamalan kitab suci itu dan menumbuhkan kecintaan kepada Kalamullah.
 
Rahbar menganggap masalah terbesar Dunia Islam adalah jauhnya umat Islam dari pengetahun Qurani sehingga akibatnya mereka lalai atas konspirasi dan kelicikan musuh. "Langkah untuk menutupi kelemahan mendasar Dunia Islam ini adalah pemahaman mendalam tentang kriteria-kriteria Qurani," katanya.
 
Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa politik musuh Islam adalah menciptakan perang saudara di tengah masyarakat Islam. Ia menambahkan, "Sungguh disayangkan sebagian umat Islam tidak sadar dengan politik musuh ini dan siap menghadapi saudara Muslimnya sendiri bahkan dengan kerjasama rezim Zionis Israel."
 
Rahbar menjelaskan, "Musuh-musuh Islam meningkatkan konspirasi-konspirasi anti-Islamnya pasca berdirinya Republik Islam Iran."
 
Sambutan luas dan orientasi para remaja serta pemuda Iran terhadap Al Quran pasca kemenangan Revolusi Islam dinilai Rahbar sebagai nikmat besar. "Kecintaan kepada Al Quran akan mendekatkan masyarakat ke pengamalan ajaran-ajaran Quran yang merupakan tujuan akhir menghapal dan membaca Al Quran," lanjutnya.
 
Umat Islam, kata Rahbar, mampu meraih kemuliaan yang dijanjikan Allah Swt dengan berkah kecintaan kepada ajaran Quran.
 
MTQ internasional ke-31 Tehran diikuti oleh 71 negara dunia dan melibatkan 10 juri asing, lima juri Iran dan tiga anggota tim pengawas.
Rahbar: Keamanan Teluk Persia Ditentukan oleh Hubungan Negara Kawasan
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai wilayah Teluk Persia dan keamanannya sangat penting dan menurutnya keamanan di wilayah ini tergantung pada hubungan sehat dan baik yang terjalin di antara negara-negara kawasan.
 
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rahbar, hari ini, Senin (2/6) dalam pertemuannya dengan Syeikh Sabah Al Ahmad Al Jaber Al Ahmad, Amir Kuwait dan rombongan yang menyertainya mengatakan, "Oleh karena itu Republik Islam Iran selalu mengupayakan terciptanya hubungan yang sehat dengan negara-negara tetangga di Teluk Persia dan saat ini kebijakan itu sedang dijalankan."
 
Rahbar menambahkan, "Kedekatan negara-negara kawasan dan hubungan sehat di antara mereka penting bagi seluruh kawasan, namun jika prinsip ini tidak dipatuhi, pertentangan dan perbedaan negara-negara kawasan akan membuat musuh gembira."
 
Semakin meningkatnya kejahatan rezim Zionis Israel disebabkan karena tidak adanya hubungan yang sehat di antara negara-negara kawasan. "Iran selalu terbuka dengan negara-negara kawasan," katanya.
 
Menurut Rahbar perluasan hubungan Kuwait dan Iran menguntungkan kawasan. Ia melanjutkan, "Terkait transformasi di Suriah, Iran akan mendukung apapun yang diputuskan oleh rakyat Suriah."
 
Berkenaan dengan bahaya kelompok-kelompok Takfiri di kawasan, Rahbar menuturkan, "Sungguh disayangkan sebagian negara kawasan tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan kelompok-kelompok Takfiri baginya di masa depan dan terus mendukung kelompok-kelompok tersebut."
 
Ia menambahkan, "Sebagian negara kawasan saat ini mendukung kelompok-kelompok Takfiri dengan membantu mereka melakukan pembunuhan dan pengkhianatan di Suriah serta negara-negara lain. Akan tetapi tidak lama lagi kelompok-kelompok ini juga akan berbalik menyerang negara-negara pendukungnya dan pada akhirnya mereka terpaksa akan memusnahkan kelompok-kelompok Takfiri tersebut dengan biaya besar."
 
Rahbar mengatakan bahwa Iran berdiri di belakang Kuwait di masa-masa sensitif beberapa tahun lalu. Tehran menyampaikan apresiasinya atas sikap Kuwait terkait perkembangan regional. "Transformasi regional harus diselesaikan dengan pandangan dan metode semacam ini," ujar Rahbar.
 
Rahbar juga menyinggung soal hubungan ekonomi dan perdagangan Iran-Kuwait dan menjelaskan, "Banyak peluang untuk memperluas hubungan ekonomi dua negara dan lembaran baru hubungan ekonomi Iran-Kuwait harus dibuka."
 
Sementara itu Amir Kuwait menyampaikan selamat atas hari kelahiran Imam Husein as dan menilai Rahbar sebagai Murysid dan Penunjuk jalan bagi seluruh kawasan. Ia mengatakan, "Untuk membuka lembaran baru hubungan dua negara, Kuwait memiliki kesiapan penuh dan dalam perundingan Tehran, Kuwait juga sepakat untuk memperluas hubungan ekonomi dan perdagangan."
 
Syeikh Sabah Al Ahmad Al Jaber Al Sabah membenarkan pernyataan Rahbar soal urgensi persatuan dan solidaritas di antara negara-negara kawasan dan upaya menghadapi ekstremisme. Ia menilai hubungan Kuwait dan Iran sangat baik dan menganggap pemerintah Iran sebagai sahabatnya. Al Sabah berharap masalah-masalah Suriah diselesaikan secara damai berdasarkan kehendak dan pandangan rakyat negara itu.
Rahbar Puji Keberanian, Kesabaran dan Ketabahan Veteran Perang Iran
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar memuji keberanian, kesabaran dan ketabahan para veteran perang.
 
Kantor Rahbar (2/6) melaporkan, bersamaan dengan peringatan hari kelahiran Abul Fadhl Abbas yang diperingati sebagai Hari Veteran di Iran, hari ini, Senin (2/6) pagi empat utusan Rahbar mengunjungi beberapa tempat tinggal veteran di Tehran dan menyampaikan pujian Ayatullah Sayid Ali Khamenei atas keberanian, kesabaran dan ketabahan mereka.
 
Wakil-wakil Rahbar di sejumlah ibukota Provinsi dan Imam-imam Jumat seluruh Iran mewakili Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengunjungi rumah-rumah veteran yang merupakan peninggalan berharga era Perang Pertahanan Suci Iran.
 
Hari ini, 4 Syaban 1435 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 2 Juni 2014 adalah hari lahir Abul Fadhl Abbas. Ia memiliki beberapa julukan, di antaranya, Saqa, Qamar Bani Hasyim dan Babul Hawaij. Hari ini dalam penanggalan Iran diperingati sebagai Hari Veteran.
Rahbar: Persatuan, Kebutuhan Utama Dunia Islam
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut persatuan dan pembentukan umat yang satu sebagai kebutuhan mendesak dunia Islam.
 
Seperti dilaporkan bidang penerangan Kantor Rahbar, Ayatullah Khamenei Selasa (27/5) bertepatan dengan peringatan Hari Pengangkatan Rasulullah Saw (Bi'tsat) dalam pertemuannya dengan para pejabat pemerintah, tamu peserta musabaqah internasional tilawatil quran (MTQ), para duta besar negara Islam serta warga menekankan bahwa salah satu tujuan utama pengobaran friksi di antara umat Muslim dan penyebaran Iranphobia serta Syiahphobia adalah upaya front arogan menutupi kesulitan yang dihadapinya dan mempertahankan rezim ilegal Israel.
 
Rahbar menambahkan, diharapkan umat muslim khususnya cendikiawan Muslim mampu memahami dengan benar front musuh Islam ini dengan kewaspadaan tinggi dan menyadari dengan benar realita ini.
 
Ayatullah Khamenei menilai kebutuhan mendesak dunia Islam saat ini adalah mengedepankan ideologi, pemikiran dan mengenali hakikat sebenarnya front musuh umat Islam serta menggalang persatuan dan menghindari friksi akidah serta sektarian.
 
"Dewasa ini bendera kejayaan Islam mulai berkibar dan identitas keislaman lebih kuat tumbuh dan berkembang di antara umat Muslim dunia ketimbang masa lalu. Dan bangsa Iran dengan itikad baik dan kepercayaan tinggi terhadap janji kemenangan dari Allah tengah meniti kemajuan dan melewati berbagai kendala yang menghadang. Bangsa Iran juga tengah mendobrak satu demi satu pertahanan musuh dan terus bergerak dalam melawan kezaliman, kebodohan dan ketidakadilan," tandas Rahbar.
 
Rahbar seraya mengisyaratkan interpretasi keliru dan sangat dangkal terhadap ajaran Islam dan al-Quran mengatakan, "Tidak adanya pandangan yang benar dan pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam serta al-Quran telah menyebabkan sejumlah kelompok dewasan ini mengatasnamakan Islam dan menzalimi saudara mereka sendiri serta membantai umat Islam lainnya. bahkan di negara-negara Afrika, dengan mengatasnamakan Islam, kelompok ini menculik anak-anak gadis tak berdosa," tegas Rahbar.
 
Lebih lanjut Rahbar mengatakan, dewasa ini musuh bangkit memusuhi Islam secara terang-terangan dan sarana terpenting mereka adalah menciptakan perpecahan akidah dan perang Sunni-Syiah. Jika akal sehat dan pemikiran mendalam dimanfaatkan, maka dengan jelas keterlibatan musuh serta motif mereka dapat disaksikan, sehingga umat Islam tidak terjebak ke dalam propaganda musuh.
 
Seraya menekankan mesin-mesin politik Barat sebagai penyebar kebodohan (jahiliyah), padahal misi utama Nabi Muhammad Saw adalah mencabut kebodohan keakar-akarnya, Rahbar menandaskan, "Ketidakadilan, diskriminasi, pengabaian kehormatan manusia, membesar-besarkan isu gender dan propaganda luas model pakaian berlebih-lebihan perempuan adalah pemandangan dari kebudayaan merusak Barat yang sejatinya merupakan bentuk dari kemunduran ke arah era jahiliyah, namun dengan metode dan sarana yang lebih modern."
 
Seraya mengisyaratkan upaya untuk menumpas kebangkitan Islam, Rahbar mengatakan, "Meski aksi penumpasan ini di sejumlah wilayah tampaknya gagal, namun realitanya adalah kebangkitan Islam bukan sesuatu yang dapat dimusnahkan."
 
Rahbar menyebut kunci keberhasilan dan kemenangan Republik Islam Iran dalam berbagai fase dan perjuangan ekonomi, politik, sosial dan internasional adalah kepercayaan dan itikad baik terhadap janji kemenangan yang telah diberikan Allah Swt. "ini adalah jalan yang ditempuh bangsa Iran dan di masa mendatang kondisi ini tidak akan berubah," papar Rahbar.
D.Jacqueline: Akhirnya Kutemukan Jiwa Seorang Muslim!
Walaupun sejak lama saya berada di salah satu dari banyak mazhab agama Kristen, tapi saya tidak pernah menemukan jawaban yang memuaskan atas banyak pertanyaan akan ajarannya. Senantiasa ada rasa ingin tahu dan dipenuhi dengan keyakinan besar untuk mencari "siapa"pencipta saya dan apakah tujuan dan keberadaansaya dimuka bumi ini. Saya mulaimencari berbagai doktrin dan falsafah untuk beberapa dekadelamanya. Melihat kepada perpecahan dalam Kristen membuat saya tidak merasa puas. Akhirnya saya meneliti kepercayaan-kepercayaan lain, Yahudi, Hindu, Budha dan sebagainya, sehingga satu hari saya memutuskan bahwa semuanya hanya mitos belaka. Sampai kepada keputusan itu dan ateisme terlintas dalam pikiran saya. Ia sebenarnya menakutkan saya dan memang ia langsung tidak masuk akal ketika seseorang melihat kepada realitas alam raya di sekitarnya.
 
Jika tidak ada pencipta, maka sudah tentu tidak ada tujuan murni kehidupan. Kesederhanaan dan kasih sayang dimana saya besar dengan mempercayainya, tampak membuang waktu secara sia-sia saja, terutama sekali walaupun dalam keadaan dimana dunia sedang menuju dosa. Dunia yang saya temui ketika tumbuhbukanlah satu dunia yang baik, ia juga tidak jujur apalagi mengasihani. Saya telah dihina karena cara hidup saya yang berpegang teguh kepada norma-norma murni, malah oleh suami pertama saya, ayah dari dua anak saya. Saya tidak berminat untuk ke pesta. Setelah menikahselama enam tahun, suami Kristen saya terlibat dalam begitu banyak urusan dan salah satunya ialah pesta narkotika. Saya meninggalkannya di Jerman dan pulang bersama dua anak saya sendirian. Mengecewakan acara baptis dan pendeta yang menikahkan kami.
 
Kehidupan saya tertumpu kepada anak-anak saya dan apa yang dapat saya lakukan secara terbaik untuk mereka. Orang-orang yang saya temui dan  ada hubungandengan pekerjaan saya, semuanya tampak memiliki pandangan yang sama yaitu bagaimana saya harus sadar bahwa saatini adalah abad ke 20. Saya harus bergembira dan menikmati kehidupan. Saya harus melakukan sesuatu yang liar dan gila-gilaan untuk sebuah perubahan dan mengambil kesempatan. Saya tidak dapat berbagi dengan pandangan pesta hewan yang berada disekitar saya, maka dengan itu saya mengasingkan diri. Ia tidak pernah menganggu saya bahwa mereka telah meninggalkan saya untuk mencari teman-teman yang baru dan lebih baik. Ini merupakan ciri biasa ketika mereka tidak dapat memasukkan anda untuk ikut bergembira. Jika anda tidak dapat ditundukkan, mereka akan mencari yang lain yang bisa mereka ubah. Saya lebih gembira ketika mereka meninggalkan saya sendirian.
 
Anak-anak saya, menulis, meneliti, perjalanan dan banyak lagi studi yang bisa mengisi kehidupan saya sehingga tahun 1987. Tiba-tiba semuanya tampak berubah. Ayahsaya, orang yang akrab dengan saya meninggal dunia tahun tersebut. Saya tidak pernah terpikir bahwa saya akan kehilangannya. Ia tidak pernah terlintas dibenak saya. Segala kepatuhan, ketaatan, dan kesucian dalam dunia ini, tidak dapat membantu saya untuk mempertahankan kehidupannya. Saya tidak dapat melakukan apa-apa untuk membantunya, ketika saya melihat dia bertambah sakit setiap hari berlalu. Ketika dia pergi, saya merasa amat sendirian. Kesedihan mengisi segala ruang hati saya dan setiap inci diri saya. Saya ingin sekali mati. Saya tidak dapat melihat apakah artinya untuk terus hidup tanpa ayahsaya. Dialah satu-satunya orang normal yang pernah saya ingat dalam kehidupan ini. Untuk pertama kalinya dalam kehidupan saya, saya memahami arti kehilangan seseorang yang begitu istimewa dalam hidup ini. Kesedihan begitu memenuhi sekali, tidak pernah yang dapat saya bayangkan. Tidak ada siapapunyang dapat merasakannya. Itu adalah kesedihan saya.
 
Saya mulaimelihat kebelakang. Kehidupan saya memang sulit dan mengecewakan. Satu-satunya alasan yang saya dapat rasakan ialah saya harus memenuhi putaran kehidupan. Karena hampir setiap agama yang saya pelajari menyebutkan bahwa bunuh diri itu adalah satu perbuatan yang berat, ganas dan dosa yang tidak terampuni. Maka ia bukanlah satu pilihan. Saya harus meneruskan kehidupan ini betapapun kehidupan ini begitu bodoh sekali, andaipun tidak ada alasan maka anak-anak saya memerlukan saya. Akhirnya, bekerja lewat proses kesedihan itu, saya menyadari bahwa segala yang saya pelajari sedikit saja masuk akal.
 
Dalam keadaan putus asa, saya berdoa dengan menangis ikhlas untuk "pencipta saya", siapa saja mungkin, untuk membimbing saya kejalan benar. Pembelajaran saya membawa pengetahuan tentang Diadalam pikiran saya, tetapi hati saya belum bisa menemukan-Nya. Saya tahu bahwa saya tidak bisa melakukannya sendirian, maka saya berdoa dan meminta bimbingan ilahi, secara berkelanjutan, siang dan malam. Saya menemukan diri saya ingin tidur pada sebagian hidup, karena tampaknya ia menjadi lebih mudah. Tidur sama seperti mati, dan saya menyenanginya. Ketika saya bangun apa yang saya lakukan ialah berpikir, berusaha untuk mencari apakah tujuan hidup ini.
 
Satu pagi saya bangun dari tidur, membuka televisi, berusaha keras untuk mengisi pikiran saya dengan kekosongan dan melupakan pikiran saya yang terus-terusan ingin berpikir tentang agama dan kepercayaan. Di layartelevisi, percaya atau tidak, disiarkanPhil Donahue, program talk show yang populer. Dia sedang mewawancarai seorang lelaki yang bercakap dalam logat asing tentang Islam. Di sebelahnya ialah istri lelaki tersebut, seorang wanita Amerika berkulit putih yang baru memeluk agama Islam. Saya menumpukan perhatian kepada apa yang diucapkanoleh wanita tersebut. Karena saya telah mengenali banyakwanita yang memeluk Islam karena suami mereka. Saya senantiasa menolak sikap seperti ini, karena bagi saya kepercayaan seseorang haruslah dikarenakan keyakinan diri seseorang tersebut dan hubungannya dengan Sang Pencipta.
 
Bagaimanapun, ketika dia melanjutkan pembicaraannya, saya melihat dan merasakan sesuatu yang berbeda. Dia duduk disitu dengan pakaian panjang, dan kepala ditutupi kerudung. Ia tampak cantik sekali. Dia kelihatan begitu suci dan gembira, berbicara dengan tegasdan tanpa bercandayang seringkali muncul dari tamu talk show. Tidak ada masalah andainya anda tidak dapat melihat bentuk tubuhnya atau melihat apa rupa rambutnya. Semuanya terpancar di dalam mata dan suaranya. Dia sedang memberitahu bagaimana dia memeluk Islam. Dia tampak begitu Muslim dan yakin pada Islam. Saya menjadi begitu tertarik dengan apa yang dibicarakan. Apa yang diucapkannyasama dengan apa yang saya yakini dan bagaimana saya hidupseperti apa yang terjadi disekitar saya. Mereka menyebut diri mereka Muslim dan mereka mengatakan mereka mengikuti Islam.
 
Saya hanya mendengar Muslim di Amerika, bahwa mereka dikaitkan dengan kelompok rasis yang benci kepada siapa saja yang punya warna mata dan rambut yang berbeda dari mereka dan Islam merupakan bagian nama dari organisasi mereka. Pada mulanyaia sama sekali tidak dapat diterima akal. Mengandaikan bahwa mereka semua adalah orang yang sama, sudah pasti terdapat perubahan radikal dari ketika saya masih remaja. Saya menjadi terpaku dengan talk show tersebut dan mempelajari keyakinan Islam yang benar yang bermula di tanah Arab, tanpa mempunyai prasangka.
 
Islam sebenarnyatidak menyebarkan segala bentukrasisme atau kebencian terhadap siapapun. Semakin saya mendengar, semakin saya menjadi tertarik. Mempunyai ide tentang Islam itu apa atau tidak datang sepenuhnya dari media, yang pastinya mereka menyalurkan apa yang mereka ingin orang mempercayainya. Saya telah menjadi korban cuci otak jenis ini. Saya mengasumsikanbahwa andainya satu kelompok mengunakan nama Islam maka mereka semuanya sama dengan semua Muslim yang mengamalkan keyakinan Islam. Seseorang tidak bisa mengasumsi sedemikian, saya segera menyadarinya. Semakin banyak saya mendengar, semakin banyak saya belajar.
 
Saya pikir,bisakahsaya diterima menjadi Muslim oleh Muslim lain? Adakah Muslimah lain yang berambut pirangdanbermata biru? Saya hanya tahu sedikit berkaitan agama baru ini, tetapi ada sesuatu yang terjadi pada saya. Sesuatu atau seseorang telah menarik saya untuk melihat program talk show itu pada hari tersebut, karena saya bukanlah seorang penonton televisi. Hati dan jiwa saya, terjadi sesuatu dalam diri saya, telah tertarik untuk mendengar, dan malah visual itu saja telah membuat saya duduk dan menarik perhatian saya. Saya senang sekali dengan gaya pakaiannya dan saya sendiri pernah mengenakan gaya pakaian seperti itu, dibalik apa yang didiktekan oleh dunia mode fashion ketika ini. Saya dapat merasakan kekecewaan yang diakibatkan oleh kepergian ayah saya mulaisirna. Malah, saya merasakan terhubung kembali dan perhatian saya semakin jelas dari dulu.
 
Segala dalam hidup ini mempunyai masa yang telah ditetapkan, itulah yang saya lihat saat ini. Hari itu, ia menjadi titik dalam kehidupan saya, untuk mendengar apa yang disebut Islam. Saya tidak punya pemahamantentang agama ini, yang kini saya anggap sebagai sebuah cara hidup, dari sekadar sebuah kepercayaan. Saya tidak begitu ingat apa yang diperkatakan lagi pada hari itu, ketika program itu berlanjut, tetapi satu keyakinan serius sedang tumbuh jauh dikedalaman hati saya. Mereka berkata tentang Quran, hidup secara sederhana didunia sesat ini, berkaitan suami yang harus setia dan jujur kepada keluarga mereka, tetapi tidak satupun kelihatan seperti agama hura-hurauntuk memanipulasi penganutnya. Semuanya masuk akal. Ia kelihatan begitu logisdan berurusan dengan realita. Umat Islam ini menyembah Sang Pencipta, bukan seorang manusia dan saya menyenanginya. Saya berharap saya mengenal Islam dulu. Saya senantiasa membuka pikiran, tidak membuat penilaian terhadap cara mereka hidup, tetapi saya tidak pernah dapat berubah untuk hidup cara seperti yang mereka lakukan, walaupun ia merusak banyak hubungan. Tetapi disini, dihadapan mata saya, menembus ketelinga adalah kata-kata yang sesuai dengan apa yang saya pikirkan, hidup, dan percaya. Tetapi kini, saya mempunyai kata-kata yang sesuai dengan kepercayaan saya. Kata-kata itu adalah "Islam".
 
Pada waktu itu, saya tinggal sendirian dirumah saya disebuah kota kecil di pendalaman Utara. Tidak ada buku tentang Islam di perpustakaan. Ketika saya bertanya, mereka memberitahu bahwa mereka membaca semua buku mereka dan sebuah komite meluluskan buku mana yang harus diletakkan di rak-rak. Lahir dan besar di New York, saya tahu lebih dari satu cara untuk mendapatkan informasi yang mungkin dianggap orang lain sebagai 'sensor', luar di sebagian kota bukit. Saya mulaibertanya banyak persoalan, sehingga menghasilkan buahnya.
 
Saya diberitahu bahwa ada seorang Muslim, seorang guru matematikadi sekolah tinggi mereka, tinggal dikota tersebut dan menikahiseorang wanita Kristen Methodist. Saya mencari Gereja Methodist, menjelaskan siapa yang ingin saya temui dan mereka memberikan nama keluarga tersebut. Saya menelepon, walaupun sebenarnya saya merasa malu dengan orang yang tidak saya kenali. Dia memberikan satu nama, saya menemukan sebuah toko buku seratus mil dari tempat saya tinggal, dan saya meminta sebuah Quran. Ketika saya mendapat sebuah Quran di kotak possaya, saya membacanya dari halaman ke halaman selama dua hari. Ia seperti bait-bait syair bagi saya. Pada ketika itulah, ketika saya memeluk Islam dan Islam memeluk saya.
 
Saya seperti seorang yang kecanduan. Tidak pernah saya merasa terobsesiseperti ini dalam kehidupan saya. Saya tidak pernah merasa cukup dengannya. Terlintas dipikiran saya untuk menelepon Kedutaan Arab Saudi di Washington, DC. Dalam tempoh seminggu kotak possaya dipenuhi dengan artikel-artikel cantik berisikan informasi bernilai. Saya duduk dirumah, mengunci pintu, menarik tabir, melepaskan kabeltelepon, tidak bercakap dengan siapapun. Semua orang pikir saya telah melakukan perjalanan. Saya tidak ingin diganggu dari harta karun baru saya. Saya berada di surga. Semuanya, setiap patah perkataan, setiap penjelasan, setiap jawaban semuanya sesuai dengan saya. Saya melihatnya lewat risalahdan kata-kata, adalah apa yang saya percaya selama ini. Saya bukanlah seorang yang berpikiran lama atau salah. Kesederhanaan adalah kesederhanaan, mudah dan simpel. Berusaha untuk menyesuaikan diri dengan ide orang lain bagaimana saya harus menjalani kehidupan ini sama sekali tidak dapat saya terima. Ia senantiasa berakhir dengan kehancuran. Kini, akhirnya, saya memiliki jawaban. Saya telah menemukan kehendak, perintah Sang Pencipta, dan sebab untuk hidup. Ia senantiasa bersama saya selama ini. Kemanakah harus saya pergi dari titik ini, saya pasti bahwa Diatidak terbatas..Mungkin tidak diterima oleh orang lain, tetapi tanpa batas untuk kehidupan dan hati saya sendiri.
 
Saya menyakini Allah Swt sepenuhnya, mengarahkan langkah saya kemana Dia pilih. Saya teringat semula bagaimana saya berdoa keras dan untuk pertama kali, Sang Pencipta telah memberikan jawaban menerusi sebuah talk show, satu program yang berakhir selama sejam dari puluhan tahun kehidupan saya. Sangat menakjubkan? Ya! Sebenarnya saya menemukan sebuah tempat untuk buku, tape dan sajadah. Saya membeli semuanya. Saya mendapat sebuah lagi Quran. Kata-kata indah itu memenuhi buku berkulit tebal, hijau dan keemasan, dalam bahasa Arab beserta terjemahan Inggris. Saya membaca semula, dari satu halaman kesatu halaman. Saya mulaimemimpikan Masjid, satu bangunan yang berhalaman dan terpelihara, keindahan dalam mimpi saya, yang tidak pernah saya impikan dulu. Saya merasa terpelihara dalam diri saya, mengetahui akhirnya segala perbedaan dan keinginan untuk mengetahui mengapa saya berada di muka bumi ini, telah berbuahkan hasil. Semua itu adalah menyembah Allah dan menyerahkan diri kepada kehendak-Nyadalam segala hal. Impian saya tidak pernah menyambung dulu dan tiba-tiba selepas memeluk Islam, ia menjadi jelas, terpelihara, dan istimewa. Saya tidak pernah memahami semua aspek maksud yang tersirat dibaliknya, tetapi ia memberikan ketenangan buat diri saya.
 
Saya senantiasa merasa ragu dengan kepercayaan saya sendiri, setelah bertahun-tahun diberitahu bahwa apa yang benar oleh orang lain. Impian indah ini merupakan verifikasi untuk saya, bahwa Allah Swt membimbing saya kepada Islam dan saya berada dalam keadaan spiritual yang seharusnya saya berada.
 
Kini, saya bangun setiap pagi dengan merasa tenang, damai, gembira, dan bersedia untuk menjadi seorang Muslim. Saya terus membaca halaman dari Quran setiap malam. Anggota keluarga saya yang terdekat yaitu anak-anak dan cucu saya, yang masih belum memeluk Islam menerima saya. Yang lain, tetapi saya tidak mengharapkan persetujuan mereka selain dari Allah. Saya mengenakan pakaian Islami dan mengamalkan lima rukum Islam.
 
Sejak hari-hari itu sehingga hampir satu dekade lalu, Allah telah mengaruniakan saya seorang suami yang baik dan seorang anak angkat lelaki, satu perubahan dalam kehidupan saya yang tidak pernah saya sangka atau rencanakan. Tetapi Allah mengetahui yang terbaik buat saya, saya akan menerima apa saja ketentuan dari Allah Swt. Dengan terus menyerah kepada-Nya. Saya menemukan kehidupan saya berada dalam harmoni, dimana itu bukanlah kasusnya ketika saya memikirkan saya menguasainya sebelum memeluk Islam. Harapan saya semoga Allah terus membimbing saya dijalan, hukum yang benar dan shalat, yang bisa mengizinkan saya untuk hidup sepenuhnya untuk Allah, dan benar-benar menerbitkan cara hidup Islam yang sejati dalam segala apa yang saya lakukan.
 
Apa yang saya lakukan ketika ini adalah saya telah menemukan jalan, bukan sekadar pengetahuan di pikiran saja seperti dulu, tetapi kini, dari kedalaman, saya menemukan apa yang seringkali menjadi bagian dari saya yang tampaknya hilang..Jiwa seorang Muslim.