Hamas: Senjata Perlawanan Tidak Bisa Dinegosiasikan, Jihad Islam: Keputusan Kairo Tidak Mengatasi Masalah

Rate this item
(0 votes)
Hamas: Senjata Perlawanan Tidak Bisa Dinegosiasikan, Jihad Islam: Keputusan Kairo Tidak Mengatasi Masalah

 

Pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) menegaskan bahwa rezim Zionis tidak bisa menekan warga Palestina melalui tindakan kriminalnya seperti pengepungan dan kelaparan, dan berkata,"Senjata perlawanan tidak dapat dinegosiasikan dan tidak dapat diperdagangkan, dan tahanan Zionis hanya dapat dibebaskan melalui kesepakatan".

Tehran, Parstoday- Rezim Zionis berupaya memeras Hamas agar melakukan gencatan senjata dan pembebasan tahanannya tanpa jaminan apa pun yang akan menghentikan perang, dan kini rezim Zionis terus melakukan tindakan kriminal baru terhadap warga sipil di Jalur Gaza, serta menutup semua penyeberangan dan mencegah bantuan memasuki Gaza. 

Pemimpin Hamas Sami Abu Zuhri mengumumkan bahwa tindakan Zionis tersebut adalah kejahatan perang.

Abu Zuhri hari Selasa mengatakan,"Senjata perlawanan adalah bagian dari garis merah kami dan tidak dapat didiskusikan atau diperiksa dalam dialog atau negosiasi apa pun".

Serangan rezim Zionis terhadap Gaza akan dilanjutkan dalam 10 hari

Terkait hal ini, stasiun televisi Israel, Saluran 12, melaporkan pada hari Selasa bahwa Israel akan melanjutkan serangan terhadap Jalur Gaza jika kesepakatan dengan gerakan Hamas tidak tercapai untuk membebaskan tahanan dalam waktu 10 hari.

Hamas: Kami tidak akan membiarkan kekuatan asing ikut campur dalam pengelolaan urusan Gaza

Bersamaan dengan ancaman rezim Zionis, Hazem Qassem, Juru Bicara Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa mengumumkan bahwa tindakan apa pun untuk masa depan Gaza harus diambil melalui perjanjian nasional dan bahwa gerakan tersebut tidak akan mengizinkan kekuatan asing mana pun untuk ikut campur.

Pernyataan ini dikeluarkan dalam situasi di mana pertemuan puncak luar biasa para kepala negara Arab, yang disebut "KTT Palestina", diadakan di Mesir kemarin, Selasa, dan para kepala negara Arab menegaskan penentangan mereka terhadap pemindahan paksa warga Palestina, dukungan mereka terhadap pembangunan kembali Jalur Gaza, dan pentingnya menjaga Gaza dan Tepi Barat di bawah kedaulatan bersatu Palestina.

Gerakan Jihad Islam Palestina: Keputusan KTT Arab Tidak Menanggapi Tantangan yang Muncul

Dalam konteks ini, Jihad Islam Palestina menilai isi pernyataan akhir pertemuan puncak luar biasa kepala negara Arab di Kairo bersifat positif, tetapi pada saat yang sama menekankan bahwa keputusan ini tidak menanggapi tantangan yang telah dipaksakan oleh rezim Zionis dan Amerika Serikat kepada rakyat Palestina dan posisi negara-negara Arab.

Jumlah syuhada di Gaza terus meningkat

Dengan ditemukannya sejumlah jenazah syuhada lainnya dari reruntuhan bangunan di berbagai wilayah Jalur Gaza, maka jumlah syuhada agresi rezim Zionis terhadap wilayah ini sejak 7 Oktober 2023 bertambah menjadi 48.405 orang. Dalam 24 jam terakhir, jenazah 7 orang syuhada berhasil ditarik dari reruntuhan, dan satu warga Palestina gugur akibat luka-luka yang dideritanya selama agresi pendudukan di Gaza. Selain itu, 11 orang yang terluka dibawa ke rumah sakit selama periode yang sama.

Melaksanakan operasi syahid anti-Zionis di Tepi Barat

Pada saat yang sama dengan perkembangan ini, seorang warga Palestina menyerang pos pemeriksaan keamanan Israel di Tepi Barat utara, di mana ia syahid oleh tentara Israel. Hamas memuji operasi syahid ini dan menekankan bahwa semangat perlawanan masih hidup di hati para pemuda Palestina yang revolusioner.

Read 28 times