
کمالوندی
Ungkapan Kecintaan Muallaf Jepang kepada Imam Ridha As
Reza Nakaneh, seorang muslim berkebangsaan Jepang menyatakan ungkapan kerinduan dan kecintaan dari hatinya kepada Imam Ridha As melalui sepucuk surat yang dikirimkannya ke Masyhad, Iran.
Hujjatul Islam Nashir Salehi, direktur Hauzah Ilmiah Hadhrat Wali ÔÇÿAshr menyatakan, ÔÇ£Reza Nakaneh adalah seorang warga negara Jepang yang baru saja masuk Islam. Ia menulis surat yang ditujukannya kepada Imam Ridha As yang menunjukkan betapa besar kecintaannya kepada Ahlul Bait Nabi Saw dan keyakinannya yang kuat akan mazhab dan agama yang dipilihnya.ÔÇØ
ÔÇ£Beliau saat ini sedang kuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Persia tingkat magister. Dari gaya bahasa yang dituliskannya menunjukkan keseriusannya dalam mempelajari sastra Persia yang dikenal dengan diksi bahasa yang sangat indah.ÔÇØ Lanjutnya.
ÔÇ£Muslim Jepang ini, sebelum menjatuhkan pilihannya untuk memeluk agama Islam, sebelumnya mengkaji beragam agama dan aliran kepercayaan. Sampai akhirnya, diantara salah satu perjalanannya menuju Masyhad, beliau kemudian mendapatkan percikan hidayah yang kemudian mengubah jalan hidupnya. Sehabis berziarah di makam Imam Ridha As, ia kemudian memantapkan hati untuk memilih Islam sebagai agama dan keyakinannya yang baru.ÔÇØ Tambahnya lagi.
Reza Nakaraneh, masuk Islam lewat bimbingan Imam JumÔÇÖat Hujjatul Islam Nashir Salehi yang disaksikan ribuan jamaÔÇÖah JumÔÇÖat di kota Masyhad tahun lalu. Ia memilih nama Reza sebabai nama hijrahnya. Tahun ini di hari wiladah Imam Ridha As, mewakili dirinya yang tidak bisa menziarahi makam Imam Ridha As secara langsung, ia menuliskan sebuah surat kerinduannya.
Berikut, surat yang dituliskan Reza Nakaneh yang menggambarkan kecintaannya pada Imam Ridha As dan Ahlul Bait Nabi secara keseluruhan.
Bismillahirrahmanirrahim
Disetiap malam di kota Masyhad yang kudus, kemanapun kakiku melangkah, dan apapun yang kuperbuat, lentera Haram senantiasa terlihat. Dan cahaya yang terpancar adalah engkau.
Cahaya yang penuh cinta dan ketenangan. Cahaya yang tanpa batas dan menerpa apapun. Meskipun aku melangkah jauh sampai keperbatasan dunia timur. Sekalipun aku memejamkan mata, cahayamu justru semakin memesona. Dan seketika semua kegelisahan dan kegundahanku menjadi sirna.
Akupun turut larut dalam kekudusan dan keagunganmu, yang membuatku jatuh terperosok dalam jurang kerinduan yang dalam dan tak bertepi.
Wahai Imam pengetahuan, dengan cahayamu, terangilah jalanku.
Wahai Imam para pecinta, lewat cahayamu, jagailah diriku.
Pasca Operasi, Rahbar Dijenguk Presiden Rohani
Beberapa jam setelah melewati proses operasi pembedahan karena masalah prostat, Presiden Republik Islam Iran, Dr. Hasan Rohani datang menjenguk Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamanei dipembaringannya di salah satu Rumah Sakit Tehran, senin [8/9]. Dalam pertemuan tersebut, Dr. Hasan Rohani menyampaikan harapannya, agar kesehatan Ayatullah Sayyid Ali Khamanei bisa segera kembali pulih.
ÔÇ£Saya meminta, kepada seluruh masyarakat Iran untuk mendoÔÇÖakan kesehatan Rahbar agar segera membaik, semoga umur beliau dipanjangkan, dan kembali memberikan perkhidmatannya kepada rakyat Iran dan dunia Islam.ÔÇØ Ucap Presiden Iran dalam wawancaranya dengan media setempat.
Dalam penjelasannya, Dr. Rohani mengatakan kesehatan Rahbar secara umum baik, dan operasinya berjalan lancar. ÔÇ£Kami berterimakasih kepada tim medis yang menjalankan tugasnya dengan baik. Apa yang mereka lakukan secara professional dan teliti setidaknya menenangkan kita yang mengkhawatirkan kesehatan Rahbar. Semoga proses pemulihan pasca operasi juga bisa berjalan lancar.ÔÇØ Tambahnya.
ÔÇ£Kondisi dan kesehatan Rahbar secara umum, alhamdulillah baik. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh rakyat Iran, dan sudah semestinya doÔÇÖa tetap harus kita panjatkan untuk keselamatan dan kesehatan beliau.ÔÇØ Harapnya kepada seluruh rakyat Iran.
Pada bagian lain penjelasannya, Dr. Hasan Rohani menyampaikan adanya agenda kerja beliau yang mengharuskan beliau meninggalkan Tehran sore ini, ÔÇ£Sangat besar keinginan saya, untuk tetap berada di Tehran, mengingat akan kondisi Rahbar dalam proses penyembuhan. Namun Rahbar sendiri menyarankan agar saya tetap menjalankan program kerja yang telah diagendakan.ÔÇØ
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamanei dalam pernyataannya menyampaikan terimakasih kepada seluruh rakyat Iran dan kaum muslimin dunia yang telah mendoÔÇÖakan kesehatan beliau. ÔÇ£Apa yang saja jalani hanyalah operasi biasa, bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan, semoga semuanya bisa segera membaik.ÔÇØ Ucapnya sembari tersenyum.
Apakah Engkau Rela dengan Suamimu?
Beberapa hari setelah pernikahan Sayidah Zahra as dengan Imam Ali as, Nabi Muhammad Saw mendatangi rumah mereka. Beliau bertanya kepada putrinya, "Putriku! Seperti apa suamimu? Apakah engkau rela?"
Sayidah Zahra as menjawab, "Ayah! Suamiku adalah suami terbaik di dunia. Tapi sebagian perempuan Quraisy mendatangiku dan berkata, "Rasulullah telah menikahkanmu dengan seorng pria miskin."
Nabi Saw berkata, "Putriku! Ayahmu tidak miskin, begitu juga dengan suamimu. Allah Swt meletakkan seluruh khazanah emas dan perak di seluruh dunia kepadaku.[1] Tapi saya tidak menginginkannya. Karena aku lebih memilih pahala yang diberikan Allah... Putriku! Bila engkau mengetahui apa yang diketahui ayahmu, maka dunia menjadi tidak ada artinya di matamu. Demi Allah! Suamimu dalam keilmuan, kesabaran, akhlak dan keimanan lebih baik dari semua orang..."
Putriku! Allah memandang  ke bumi lalu memilih dua orang pria, seorang darinya adalah ayahmu dan satu lagi adalah suamimu... Putriku! Suamimu sangat baik. Oleh karenanya, engkau harus selalu menaatinya dan jangan sekali-kali meminta sesuatu kepadanya yang tidak mampu dipenuhinya atau membuatnya malu padamu..."
Setelah itu Nabi Saw memanggil Imam Ali as dan berkata kepadanya, "Wahai Ali! Fathimah adalah bagian dariku. Barangsiapa yang mengganggunya berarti telah menggangguku dan siapa saja yang membuatnya gembira berarti telah menggembirakanku."
 
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Sayidah Fathimah Zahra as
Wajah dan Perilaku Imam Hasan as
Ulama besar Syiah, Syaikh Mufid mengakui bahwa Imam Hasan as pribadi yang wajah dan perilakunya paling mirip dengan Rasulullah Saw dan mengatakan, "Wajah Imam Ali as merah muda dan matanya besar berwarna hitam. Beliau memiliki pipi yang lurus dan hidung mancung. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu pendek. Pada dasarnya beliau memiliki wajah yang tampan dan menarik, sehingga siapa saja yang melihatnya akan memujinya..."
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Hasan as.
Kisah di Balik Hijrah Imam Khomeini ra dari Irak ke Paris
Apa Sebabnya Imam Khomeini Hijrah dari Irak? Mohon Jelaskan Juga Bagaimana Kejadian Hijrah Ini?
Sebab hijrahnya Imam Khomeini ke Paris kembali pada sejumlah kejadian yang terjadi beberapa bulan sebelum diambilnya keputusan ini. Ketika perjuangan masyarakat Iran mencapai puncaknya, pemerintah Iran dan Irak melakukan pertemuan berkali-kali di Bagdad dan mencapai kesimpulan bahwa aktivitas Imam Khomeini tidak saja membahayakan Iran tapi juga membahayakan Irak. Perhatian masyarakat Irak terhadap Imam Khomeini dan semangat dan simpati para peziarah Iran merupakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan begitu saja oleh pemerintah Irak.
Oleh karena itulah Agha Doai dipanggil oleh pemerintah Irak untuk menyampaikan pandangan Dewan Revolusi Irak secara gamblang kepada Imam Khomeini. Agha Doai kemudian menjelaskan pandangan pemerintah Irak kepada Imam Khomeini yang kesimpulannya sebagai berikut:
1. Yang Mulia bisa melanjutkan untuk tetap tinggal di Irak sebagaimana sebelumnya, tapi jangan melakukan aktivitas politik yang menyebabkan tegangnya hubungan kami dengan Iran.
2. Bila aktivitas politik tetap berlanjut, maka Anda harus meninggalkan Irak.
Keputusan Imam Khomeini sudah jelas. Beliau memandang saya dan berkata:
ÔÇ£Ambil paspormu dan paspor saya dan berikan kepada Agha Doai, agar dibawa dan diserahkan kepada mereka untuk memberikan visa keluar buat saya. Saya tidak akan tinggal di sini lagi.ÔÇØ
Saya melakukan perintah Imam dan Agha Doai pun pergi ke Bagdad. Tapi tidak ada kabar tentang paspor. Setelah satu minggu mereka memanggil Agha Doai. Agha Doai pergi dan kembali lagi seraya berkata, ÔÇ£SaÔÇÖdun Syakir, Kepala Badan Keamanan Irak minta waktu untuk bertemu.ÔÇØ
Hal ini disampaikan kepada Imam Khomeini dan beliau mengizinkan. SaÔÇÖdun Syakir, Kepala Badan Keamanan Irak pun mengambil waktu untuk bertemu dan datang ke rumah Imam Khomeini. Sayangnya pertemuan itu tidak direkam. Imam mengisyaratkan pada karpet yang beliau duduki di kamar dan berkata:
ÔÇ£Kemana saja pergi, bila sudah saya hamparkan karpet ini, maka di situlah rumah saya. Saya bukan ulama yang mau melepaskan aktivitas perjuangan karena suka ziarah dan saya satu menitpun tidak akan tinggal di sini bila saya harus berpisah dengan masyarakat Iran.ÔÇØ
Agha Doai dipanggil ke Bagdad dan membawa paspor ketika kembali dari sana. Masalah ini diundur-undur sekitar sepuluh sampai dua puluh hari. Di hari-hari itu para pasukan Irak mengepung rumah Imam Khomeini karena semangat dan simpati para peziarah Iran dan masyarakat Irak menguntungkan Imam Khomeini. Mereka tidak menginzinkan siapa pun keluar masuk ke rumah Imam Khomeini. Berita ini meledak bak bom di Iran, negara-negara Eropa, Amerika dan di kalangan para mahasiswa muslim pendukung Imam Khomeini. Hal ini membuat Irak tidak bisa bertahan. Akhirnya, pengepungan rumah Imam dihentikan. Beberapa hari kemudian rumah Imam Khomeini dikepung kembali. Saya masih ingat, pertama kali saya menelpon almarhum Syahid Ayatullah Sadoughi dan saya sampaikan kepada beliau tentang kejadian Najaf dan rumah Imam Khomeini.
Diselenggarakanlah sebuah pertemuan di rumah kami dan diputuskan agar kami menelpon ke Kuwait. Karena Kuwait adalah sebuah negara yang dipilih oleh Imam Khomeini setelah Irak. Kami sepakat untuk menelpon ke rumah Ayatullah Mouhri salah seorang ulama pejuang Kuwait. Ayatullah Mouhri mengutus putranya bersama seseorang untuk datang ke Najaf dengan membawa surat undangan.
Malam itu rumah kami begitu ramai, ketika esok harinya kami harus pergi. Semuanya dalam kondisi luar biasa. Saya senantiasa memperhatikan Imam Khomeini. Sebagaimana malam-malam sebelumnya, Imam Khomeini tidur pada waktunya dan seperti biasanya beliau bangun satu setengah jam sebelum subuh untuk melakukan salat tahajud. Beliau mengumpulkan anggota keluarga dan berkata:
ÔÇ£Kalian jangan sedih karena tidak akan terjadi apa-apa. Tidak mungkin diam begitu saja. Apa yang harus kami pertanggungjawabkan di hadapan Allah dan masyarakat nanti? Ini adalah kewajiban. Tidak mungkin melepaskan kewajiban ini. Ini bukan apa-apa, bila dikatakan diamlah satu hari saja dan hiduplah di sini, sementara saya tahu diam selama sehari akan merugikan, maka mustahil saya harus menerimanya.ÔÇØ
Agha Rezvani penanggung jawab urusan administrasi dan keuangan kantor Imam Khomeini di Najaf. Imam memanggilnya dan memberikan sejumlah tanda terima kepadanya dan berkata:
ÔÇ£Besok bila orang-orang datang membawa uang dan menyerahkan khumus, Anda tulis total uang yang diserahkan di tanda terima ini. Anda masuk dulu ke ruangan dalam agar masyarakat tidak paham bahwa kami sudah pergi dari sini. Tinggallah di ruangan dalam sejenak dan kembalilah dan berikan tanda terima tersebut kepada orang yang bersangkutan. Dengan cara ini, orang tersebut tidak akan memahami kalau saya tidak di sini.ÔÇØ
Cara ini berhasil dilakukan. Namun ketika waktu Zuhur semua orang datang untuk melaksanakan salat, mereka melihat bahwa Imam Khomeini tidak ada di masjid. Mereka baru memahami bahwa ada sebuah peristiwa yang telah terjadi. Karena ketika waktu syahadahnya saudaraku (Sayid Mostafa Khomeini), Imam Khomeini tidak pernah meninggalkan salat jamaah meski seharipun. Masyarakat juga tahu bahwa Imam Khomeini tidak akan meninggalkan salat jamaah.
Ada  tiga mobil yang sudah disiapkan. Keesokan harinya setelah salat Subuh kami berangkat. Saya bersama Imam Khomeini dalam satu mobil. Para kerabat dekat lainnya ada dalam dua mobil yang lain. Ketika kami mau naik mobil, dalam kegelapan, ada seseorang yang tidak pakai sorban menarik perhatian saya. Saya perhatikan ternyata dia adalah Agha Doktor Yazdi. Dia datang untuk mengambil pidato Imam Khomeini untuk organisasi-organisai Islam Iran di Kanada dan Amerika, tapi dia menyaksikan kondisi ini. Sampai detik itu dia tidak tahu tentang peristiwa hijrahnya Imam. Dia juga naik salah satu dari dua mobil tersebut. Kami baru tahu kalau ada satu mobil berisi para petugas Irak yang membarengi kita. Kami sarapan roti, keju dan teh di sebuah warung kopi. Kami salat berjamaah Zuhur dengan diimami Imam Khomeini di perbatasan Irak. Semua urusan di perbatasan terselesaikan dengan cepat.
Para petugas Irak telah pergi. Para kerabat menuju ke Najaf. Yang tinggal hanya almarhum Emlai, Agha Ferdowsi dan Agha Yazdi.┬á Kami menuju perbatasan Kuwait. Urusan Agha Yazdi, Ferdowsi dan Emlai telah selesai. Tinggal saya dan Imam Khomeini. Ternyata Kuwait sudah mengetahui. Datang seseorang dari pusat dan kesimpulan pembicaraannya adalah, ÔÇ£Dilarang masukÔÇØ. Kami kembali. Kami dibiarkan dari jam dua setelah Zuhur sampai jam sebelas malam. Dengan cerdik Agha Emlai berhasil menuju ke Basra. Dia memberitahukan apa yang telah terjadi kepada orang-orang yang ada di Najaf dan kembali lagi dengan membawa sejumlah roti, keju dan sosis besar dan sebagainya. Imam Khomeini benar-benar lelah. Melalui wajah saya Imam Khomeini tahu bahwa saya kesal karena beliau dibiarkan berjam-jam dan berkata:
ÔÇ£Kamu kesal dengan kejadian-kejadian ini?ÔÇØ
Saya berkata, ÔÇ£Saya benar-benar kesal karena perlakuan mereka terhadap Anda.ÔÇØ
Imam Khomeini menjawab:
ÔÇ£Kita juga harus menanggung musibah di perbatasan seperti yang lainnya. Sehingga bisa merasakan salah satu dari ribuan kesulitan yang menimpa saudara-saudara kita. Bertahanlah.ÔÇØ
Ketika kami duduk mengelilingi Imam Khomeini di dalam sebuah ruangan yang kotor, saya melakukan istikharah dengan al-Quran. Muncul ayat, ÔÇ£Izhab Ila Firauna Innahu Thagha, Qala Rabbi Isyrahli Shadri Wa Yassir Li Amri.ÔÇØ Saya benar-benar mendapatkan kekuatan baru.
Imam Khomeini mengancam mereka. Setiap kali saya berkata kepada mereka, ÔÇ£Mengapa kalian membiarkan kami? Mereka menjawab, ÔÇ£Kami harus menunggu kabar terlebih dahulu dari Bagdad.ÔÇØ Setelah Imam Khomeini marah, mereka langsung menelpon ke Bagdad dan menyampaikan reaksi Imam Khomeini kepada mereka. Kepada mereka Imam Khomeini berkata:
ÔÇ£Akan saya umumkan kepada dunia, apa yang terjadi terhadap saya di sini.ÔÇØ
Mereka juga menyampaikan hal ini kepada mereka yang ada di Bagdad. Tidak lama kemudian mereka berkata, ÔÇ£Maaf, kami belum berhasil untuk menyampaikan ke pusat. Karena tentunya mereka juga tidak senang menyaksikan kondisi ini.ÔÇØ
Mereka mengatakan, ÔÇ£Demi Allah, jangan Anda sampaikan ke pusat apa yang terjadi terhadap Anda.ÔÇØ┬á Mereka menyiapkan mobil untuk kami dan kami naik. Tapi Doktor Yazdi ditahan. Doktor Yazdi berkata kepada saya, ÔÇ£Jangan khawatir, mereka tidak akan bisa menahan saya.ÔÇØ Kami berempat menuju ke Basra. Kami menginap di sebuah hotel yang lumayan bagus. Saya bersama Imam Khomeini dalam satu kamar dan Agha Ferdowsi dan Emlai dalam kamar lainnya. Dengan segala kelelahan, Imam Khomeini bangun melakukan salat tahajud setelah beristirahat selama tiga jam. Saya salat berjamaah dengan Imam Khoemini dan setelah salat saya bertanya tentang keputusan beliau. Imam Khomeini berkata:
ÔÇ£Saya memilih Suriah dan akan pergi ke Suriah.ÔÇØ
Saya berkata, ÔÇ£Bila Suriah tidak mau memberi visa, apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita pergi ke sebuah negara yang tidak memerlukan visa dan kita bisa pergi ke Suriah dari sana. Karena bila di perbatasan Suriah kita dikembalikan, kita tidak punya lagi tempat untuk pergi.ÔÇØ Saya mengusulkan negara Perancis. Imam menerima. Pukul delapan pagi kami menyampaikan kepada para petugas Irak, ÔÇ£Kami ingin pergi ke Bagdad.ÔÇØ
Mereka berkata, ÔÇ£Anda bisa kembali ke Najaf.ÔÇØ Saya berkata, ÔÇ£Kami tidak akan pergi.ÔÇØ Satu jam kemudian mereka datang dan bertanya, ÔÇ£Ditanyakan dari pusat, apa keputusan Anda?ÔÇØ Saya berkata, ÔÇ£Paris.ÔÇØ Mereka ingin membawa kami ke Bagdad dengan mobil. Kondisi Imam Khomeini tidak baik. Dengan paksa akhirnya kami pergi dengan pesawat. Setelah turun, saya langsung menelpon ke Paris. Doktor Habibi berkata, ÔÇ£Apa yang harus saya lakukan?ÔÇØ Saya berkata, ÔÇ£Jangan terpisah dari telepon sampai kedatangan kami di sana!ÔÇØ
Kami bermalam di Bagdad dan kembali bertemu para sahabat. Malam itu juga Imam Khomeini pergi ke Kazhimain untuk berziarah. Pagi-pagi kami menuju bandara. Pesawat dibiarkan terlambat. Terlambat dua jam. Pesawat jenis jumbo jet. Kami berlima berada di tingkat kedua pesawat. Ditambah tiga orang yang tidak kita kenal. Dua sampai tiga jam setelah pesawat take off kami baru tahu kalau kami di atas pesawat, dipenjara. Untuk meyakinkan, bahwa kami benar-benar dipenjara, almarhum Emlai bangun dari duduk dan ingin jalan-jalan ke tingkat pertama pesawat, tapi tidak diizinkan dan kembali lagi duduk. Setelah pembicaraan yang panjang, kami memutuskan Agha Yazdi dan Emlai sebaiknya turun di Jenewa, sementara saya dan Agha Ferdowsi tetap mendampingi Imam Khomeini. Bila mereka tidak diizinkan turun, kami akan berteriak-teriak supaya penumpang lainnya tahu.
Doktor Yazdi berkata kepada tiga orang tersebut, ÔÇ£Kami ingin turun di Jenewa karena ada urusan.ÔÇØ Sesaat kemudian diumumkan dari speaker pesawat, ÔÇ£Ketika pesawat landing di Jenewa, selain penumpang Jenewa tidak boleh ada yang turun!ÔÇØ Kami melaksanakan keputusan yang sudah kami ambil. Emlai menarik salah satu dari mereka yang ingin mencegah mereka berdua turun. Yazdi lompat ke tangga. Tidak seorangpun berbicara apa-apa. Hanya saja dua orang dari mereka meletakkan senjatanya di rak pesawat yang sebelumnya tidak kelihatan dan mengejar mereka berdua. Sebagaimana sebelumnya, Agha Habibi harus tetap menunggu di samping telepon.
Dikatakan kepadanya, ÔÇ£Kumpulkan semua teman-temanmu di bandara, bila para penumpang datang dan kami tidak ada, dengan segala cara jangan biarkan pesawat terbang lagi.ÔÇØ Kami sampai di Paris. Agar tidak menarik perhatian karena sorban, Imam Khomeini pergi sendiri, kemudian saya. Setelah saya dan Imam, Agha Emlai dan Ferdowsi pergi. Malam itu juga ada seorang datang dari istana Elysee menemui saya dan minta waktu. Imam berkata, ÔÇ£Silahkan datang,ÔÇØ mereka datang dan berkata, ÔÇ£Anda tidak berhak melakukan aktivitas sekecil apapun.ÔÇØ
Imam Khomeini berkata:
ÔÇ£Kami berpikir di sini tidak seperti di Irak. Saya akan berbicara ke mana saja saya pergi. Saya akan pergi dari satu bandara ke bandara lainnya, dari satu kota ke kota lainnya untuk mengumumkan kepada dunia bahwa seluruh para pezalim dunia saling bekerjasama supaya penduduk dunia tidak mendengarkan suara kami para mazlum. Tapi saya akan menyampaikan suara rakyat pemberani Iran ke dunia. Saya akan menyampaikan kepada dunia apa yang sedang terjadi di Iran.ÔÇØ
Sebagian para penulis tidak menjaga amanat dalam menukil sejarah dan berusaha menunjukkan seakan-akan ada seseorang atau lembaga khusus yang ikut campur dalam pengambilan keputusan hijrahnya Imam Khomeini ke Perancis. Padahal masalah ini bertentangan dengan kenyataan. Kejadiannya adalah sebagaimana yang sudah disebutkan. Sebagaimana yang sudah ditegaskan oleh Imam Khomeini dalam wasiatnya sebagai berikut:
ÔÇ£Sebagaimana yang terdengar, sebagian mengklaim bahwa kepergian saya ke Paris karena perantara mereka. Ini adalah bohong... Setelah saya dikembalikan dari Kuwait, saya memilih Paris setelah bermusyawarah dengan Ahmad. Karena di negara-negara Islam ada kemungkinan tidak diberi jalan. Mereka berada di bawah pengaruh Shah Pahlevi, tapi di Paris kemungkinan ini tidak ada.ÔÇØ (IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati)
Dikutip dari penuturan almarhum Hujjatul Islam Sayid Ahmad Khomeini, anak Imam Khomeini ra.
 
Sumber: Pa be Pa-ye Aftab; Gofteh-ha va Nagofteh-ha az Zendegi Imam Khomeini ra, 1387, cetakan 6, Moasseseh Nashr-e Panjereh.
Ketika Nabi Saw Bercanda
Diriwayatkan sebuah hadis dari Rasulullah Saw yang kandungannya menyebutkan, ÔÇ£Tinggalkan bercanda yang berlebihan. Karena hal itu dapat mematikan hati.ÔÇØ
Perlu diingat bahwa bercanda dengan menghina itu dua hal yang berbeda. Dari sisi lain, bercanda yang sesuai dengan kondisi justru menciptakan keriangan dan kesenangan orang lain, sehingga disebutkan bahwa menyenangkan hati seorang mukmin merupakan ibadah.
Sekaitan dengan ini ada beberapa kisah menarik dari canda Rasulullah Saw.
Ada seorang perempuan mendatangi Nabi Saw dan ia mengadukan perilaku suaminya yang keras dan tidak logis. Ia meminta solusi kepada Rasulullah Saw atas masalah yang dihadapinya ini.
Nabi Saw mendengarkan ucapan perempuan itu dengan seksama dan kemudia berkata, ÔÇ£Suamimu adalah orang yang kedua matanya ada putihnya?ÔÇØ
Perempuan itu tiba-tiba tertegung dan dengan penuh takjub berkata, ÔÇ£Tidak! Matanya tidak putih.ÔÇØ
Tapi setelah itu ia berpikir sendiri dan tanpa berbicara lagi, seakan-akan ia lupa tujuannya menemui Rasulullah Saw dan kemudian kembali ke rumahnya. Ia kemudian menceritakan apa yang terjadi kepada suaminya.
Suaminya berkata, ÔÇ£Apakah engkau tidak melihat putihnya mataku lebih besar dari┬á hitamnya?ÔÇØ
Perempuan itu baru sadar bahwa Nabi Saw bercanda kepadanya dan dengan cara ini beliau ingin agar ia dan suaminya bisa rukun kembali.
***
Suatu hari ada seorang perempuan tua dari Anshar berkata kepada Rasulullah Saw, ÔÇ£Wahai Rasulullah! Berdoalah agar Allah memasukkanku ke dalam surga dan meletakanku dengan hamba-hamba-Nya yang mukmin.ÔÇØ
Nabi Saw menjawab, ÔÇ£Tidak ada perempuan tua di surga.ÔÇØ
Perempuan tua itu tidak pernah membayangkan Nabi Saw akan berkata demikian dan kemudian ia menangis. Bilal bin Rabah yang berada di sana dan mendengar ucapan Nabi Saw dengan penuh rasa takjub berkata, ÔÇ£Bagaimana bisa perempuan tua tidak diperbolehkan untuk memasuki surga?ÔÇØ
Nabi Saw berkata, ÔÇ£Wahai Bilah! Engkau juga harus tahu bahwa tidak ada orang kulit hitam yang akan memasuki surga.ÔÇØ
Sama dengan perempuan tua itu, Bilal tidak pernah membayangkan ucapan itu keluar dari lisan Rasulullah Saw dan mulai menangis.
Pada waktu itu, Abbas, paman Nabi Saw tiba di tempat itu dan ketika menyaksikan perempuan tua da Bilal tengah menangis, ia menanyakan sebabnya kepada Rasulullah Saw.
Bilal menjelaskan apa yang terjadi dan dengan tidak percaya Abbas berkata kepada Rasulullah Saw, ÔÇ£Wahai keponakanku! Apakah benar yang diucapkan oleh Bilal?ÔÇØ
Nabi Saw menjawab, ÔÇ£Iay, benar. Engkau juga perlu tahu bahwa tidak ada pria tua yang akan memasuki surga.ÔÇØ
Ketika beliau melihat wajah Abbas, pamannya yang penuh ketakjuban, Nabi Saw berkata, ÔÇ£Di Hari Kiamat, Allah Swt akan membuat para hamba-Nya yang layak dalam rupa yang tampan, muda dan bercahaya lalu memasuki surga.ÔÇØ
***
Nabi Muhammad Saw dan Imam ali as sedang duduk bersisian dan memakan kurma. Nabi Saw ingin bercanda dengan Ali as. Untuk itu setiap kali beliau selesai memakan kurma, bijinya diletakkan di depan Ali as. Karena keduanya tengah berbicara serius, Ali as tidak terlalu memperhatikan apa yang dilakukan Nabi Saw.
Setelah mereka selesai memakan kurma dan pembicaraan telah selesai, waktu itu Nabi Saw memandang anak pamannya itu lalu berkata, ÔÇ£Menurutmu, siapa dari kita yang paling banyak memakan kurma?ÔÇØ
Imam Ali as melihat biji kurma yang berada di depannya, tapi tidak melihat satu biji kurma pun di depan Nabi Saw. Dengan demikian Imam Ali as merasa Nabi Saw sedang bercanda dan untuk itu beliau berkata, ÔÇ£Saya mengakui lebih banyak makan kurma, tapi seakan-akan Anda terlalu lapar, sehingga biji kurma pun tidak ada yang tersisa.ÔÇØ
 
Sumber: "Sad Pand va Hekayat" Nabi Muhammad Saw.
Hubungan Suami-Istri Berdasarkan Cinta dan Kasih Sayang
Hal terpenting yang diperlukan oleh manusia adalah ketenangan. Kebahagiaan manusia adalah ketika ia aman dari kagalauan dan kepanikan jiwa serta memiliki ketenangan jiwa. Rumah tanggalah yang bisa memberikan ketenangan ini kepada manusia, baik kepada istri maupun suami. Kalimat berikutnya sangat menarik dan indah. Disebutkan, "Wa Ja'ala Bainakum Mawaddatan Warahmatan". Hubungan yang  benar antara suami dan istri adalah cinta dan kasih sayang. Hubungan persahabatan. Hubungan kasih sayang. Saling mencintai dan saling menyayangi.  Mencintai dibarengi dengan kekerasan itu tidak bisa diterima. Kasih sayang tanpa cinta juga tidak bisa diterima. Tabiat ilahi suami dan istri di dalam lingkungan rumah tangga adalah tabiat yang mewujudkan sebuah hubungan timbal balik bagi istri dan suami yaitu hubungan cinta dan kasih sayang. "Mawaddah Wa Rahmah" (30/7/76) Faktor yang mengikat rumah tangga adalah cinta. (29/3/81)
Hargailah ikatan ini dan anggaplah sebagai nikmat ilahi dan jagalah. (12/10/81) segala sesuatu yang kalian miliki berasal dari Allah. "Wa Ma Bikum Min Ni'matin Faminallah" (QS. an-Nahl: 53), yang sangat penting adalah memperhatikan nikmat ini atau segala nikmat lainnya. Banyak nikmat yang tidak diperhatikan oleh manusia. (29/3/1381) Sebagian orang ketika menikah tidak paham apa yang terjadi. Seakan-akan ia pergi ke sebuah undangan orang lain. Pesta dan pertamuan. Seperti suasana baru dan kesenangan yang bersifat sementara. Sebagian pengantin menganggap dirinya seperti seorang yang hadir dalam undangan. Padahal sebenarnya tidak demikian. Dengan menikah, maka akan muncul sejumlah komitmen. Tentu saja di samping komitmen ini akan muncul nikmat dan keberkahan bagi kehidupan manusia yang akan membuat indah komitmen ini. (11/7/1381) Sebagian orang menikah dan mendapatkan pasangan hidup yang baik, memiliki kehidupan yang indah dan baik, namun tidak paham betapa besarnya nikmat ini dan betapa menentukan dan penting peristiwa ini dalam kehidupan mereka. Ketika tidak memahaminya maka tidak akan mensyukurinya. Akhirnya jauh dari rahmat ilahi. Karena rahmat ilahi akan mendekati manusia karena rasa syukur. Oleh karena itulah, manusia harus perhatian bahwa betapa besarnya nikmat ini.
 
Syukur Hakiki atas Nikmat Pernikahan
Bagaimana caranya mensyukuri nikmat? Terkadang seseorang bersyukur hanya mengucapkan dengan lisan ?Ya Allah, terima kasih' tapi di hatinya tidak terlintas sama sekali. Ini hanya goyangan lidah dan tidak bernilai. Bila seseorang berdoa seperti ini, dari mulut dan bibir seseorang tidak akan bergerak lebih jauh dan tidak akan mendapatkan ijabah ilahi. Namun terkadang seseorang bersyukur dari lubuk hatinya yang paling dalam. Yang ini sangat bernilai. Ia mengerti bahwa Allah telah memberikan sebuah nikmat kepadanya dan ia menunjukkan rasa syukurnya secara hakiki. Ini adalah syukur yang baik. Tentunya ketika kita bersyukur kepada Allah, maka perlu dibarengi dengan sebuah pekerjaan, sebuah gerakan dan sebuah tindakan berdasarkan syukur ini.
Baiklah... sekarang Allah telah memberikan nikmat ini kepada kalian. Apa yang harus kalian lakukan? Tidak berharap banyak kepada kita... yang diharapkan dari kita atas nikmat ini adalah berbuat baik terhadap nikmat ini. Perbuatan baik ini telah ditentukan dalam Islam. Yakni, akhlak rumah tangga dan hikmahnya. Yakni, bagaimana harus berbuat dalam kehidupan rumah tangga sehingga kehidupan ini menjadi baik. ( 29/3/1381)
Memasuki tahap kehidupan berumah tangga merupakan salah satu nikmat yang besar yang diberikan oleh Allah dan syukurilah. Segala yang kita miliki berasal dari Allah. ?Wa Maa Binaa Min Ni'matin Faminallah...' Namun, yang paling penting adalah perhatian kepada nikmat ini. Manusia tidak melihat nikmat-nikmat yang ada. Sebagian orang telah menikah dan mereka banyak mendapatkan kebaikan. Mereka juga menjalani kehidupan yang indah dan baik, tapi tidak mengerti betapa besarnya nikmat ini dan betapa ini merupakan peristiwa yang menentukan dan penting. Ketika mereka tidak mengerti, maka tidak akan mensyukuri dan mereka akan terjauhkan dari rahmat ilahi. Oleh karenanya, seseorang harus perhatian betapa besarnya nikmat ini dan bagaimana caranya mensyukuri nikmat ini.
Baiklah, sekarang Allah telah memberikan nikmat ini kepada kalian. Apa yang harus kalian lakukan? Tidak berharap banyak kepada kita. Mengingat Kami telah memberikan nikmat kepada kalian, maka lakukanlah misalnya operasi militer Shaqqeh. Tidak! Yang diharapkan dari kita atas nikmat ini dan setiap nimat adalah hendaknya kita berbuat baik terhadap nikmat ini. Ini bukan harapan yang tinggi. Mengingat Kami telah memberikan nikmat ini kepada kalian, maka berbuatlah baik terhadap nikmat ini! Perbuatan baik ini telah ditentukan dalam Islam. Yakni, akhlak rumah tangga dan hikmahnya. Yakni, bagaimana harus berbuat dalam kehidupan rumah tangga sehingga kehidupan ini menjadi baik. Tentunya telah disebutkan dalam buku-buku. Sudah pernah diucapkan dan diulang-ulang. Saya juga akan menyampaikannya dalam beberapa kalimat. (29/3/1381)
Pesan pertama kami adalah anggaplah penting dan besar peristiwa pembentukan rumah tangga. (11/7/81) Harus menghargai rumah. Tidak bisa dibayangkan bagaimana manusia seseorang hidup tanpa rumah tempat tinggal. Setiap manusia memerlukan rumah dan lingkungan rumah. Ruh lingkungan rumah adalah keluarga. Hal ini harus diperhatikan dan dipikirkan. (21/2/92) Dalam tahapan ini adalah beberapa syarat, kewajiban dan tata cara  yang harus ditanggung oleh manusia. Manusia memiliki tanggung jawab. Semua ini ada secara berdampingan. Parameter utama tahapan ini adalah munculnya lembaga sosial baru. Meskipun pernikahan bagi seorang perempuan dan pria memiliki berkah dan faedah yang banyak seperti kelahiran anak, bisa memenuhi kebutuhan biologis dan lain-lain, tapi semua ini berputar mengelilingi lembaga rumah tangga; ini merupakan prinsip utama.
 
Keluarga Bak Sel dalam Tubuh Masyarakat
Oleh karena itu, jagalah lembaga rumah tangga ini sekuat tenaga, apapun kondisinya. Ini seperti masuknya sebuah sel baru dalam sel-sel yang senantiasa bergantian dalam tubuh sosial. Sel-sel kita senantiasa bergantian dan harus ada sel-sel yang baru yang harus tumbuh sehingga pertama, badan ini agar tetap hidup. Kedua, agar badan ini bisa tumbuh berkembang. Kalian telah menambahkan sel baru ke dalam tubuh sosial. Oleh karena itu, berusahalah agar sel-sel ini tetap sehat, ceria, aktif dan menjadi sumber kemuliaan, kebanggaan dan kemajuan bagi bagi tubuh sosial ini. (18/6/1362) Setiap rumah tangga merupakan salah satu sel tubuh sosial dan struktur masyarakat. Ketika mereka sehat, ketika mereka berperilaku baik, maka struktur masyarakat yakni tubuh sosial akan sehat. (8/3/1381) Bukan berarti ketika sel-sel ini sehat kemudian kesehatan itu menular pada yang lainnya, atau bila tidak sehat maka ketidaksehatan akan menular pada yang lainnya. Tapi bermakna bila sel-sel ini sehat, maka badan akan sehat. Badan tidak lain adalah kumpulan sel-sel. Setiap organisma adalah kumpulan sel-sel. Bila kita bisa membuat sel-sel itu sehat, maka organisma itu juga akan sehat. Masalahnya sedemikian pentingnya. (14/10/1390)
Bila kalian menginginkan yang demikian, maka kalian harus komitmen pada adab dan hukum agama yang sudah ditentukan untuk rumah tangga. (18/6/1362) Segala sesuatu yang menyebabkan terjaganya ikatan dan lembaga rumah tangga baru ini, maka itu baik dan diridai Allah. Bila sesuatu -jangan sampai terjadi- menyebabkan goncangnya pilar-pilar rumah tangga, maka itu tidak baik dan bertentangan dengan maslahat. Oleh karena itu harus benar-benar menghindari perkara ini. (12/10/1381) Ini tidak seperti kejadian yang lain dalam kehidupan. Ini merupakan satu fase, satu persimpangan jalan. Sebagian orang ketika memasuki sebuah jalan, ia akan melihat persimpangan jalan. Karena kondisi mereka, kondisi pasangan hidup atau kondisi keluarga mereka, tidak bisa menempuh jalan yang lurus. Tapi sebagian orang bisa. Bila kalian ingin menempuh jalan yang lurus, maka jagalah aturan-aturan syariat dan anggaplah penting akhlak rumah tangga yang sudah ditentukan oleh syariat. Awalnya adalah hargailah lembaga rumah tangga yang baru ini. (11/7/1381) Rumah tangga adalah tempat ketenangan manusia. Tidak seorang manusiapun akan mencicipi rasanya kehidupan dan rasanya kehidupan manusia yang hakiki tanpa memiliki sebuah rumah tangga yang tenang dan nyaman. (15/9/1368)
Setiap rumah tangga merupakan sebuah tempat untuk tumbuh kembang bagi beberapa manusia. Himpunan rumah tangga akan menumbuhkan dan mengembangkan kumpulan manusia. Bila kalian mengacaukan rumah tangga dan anak-anak yang seharusnya tumbuh besar dalam rumah tangga, kalian kumpulkan dan besarkan di tengah-tengah teman dan kerabat, kalian tempatkan di sebuah kantor, dalam sebuah yayasan, dalam sebuh panti asuhan, seperti kumpulan anak-anak ayam di peternakan misalnya, dan ada satu orang yang merawat mereka, bila kalian lakukan ini, maka mereka tidak akan menjadi manusia yang tumbuh dengan baik. Nah. Ini adalah tabiat manusia. Allah telah menciptakan makhluk ini sedemikian rupa sehingga berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya. Sebagian makhluk diciptakan oleh Allah sedemikian rupa sehingga tidak melihat anak, ayah dan ibunya. Ayah atau ibu tersebut, istilahnya yang membuahi sel telur anak ini, ketika membuahi telurnya kemudian dirinya mati. Memang beginilah tabiat. Sebagian hewan baik ditunggui ayah dan ibunya atau tidak, ia dibarengi oleh insting dan tabiatnya dan besar seperti ayah dan ibunya. Baik dia melihat ayah dan ibunya atau tidak. Tapi manusia tidak demikian.
Manusia diciptakan sedemikian rupa oleh Allah, pertama, sebagai makhluk yang harus belajar. Kedua, dalam lingkungan hidup ayah dan ibu, dengan kasih sayang dengan keakraban dengan kejelian, dari sisi kejiwaan tidak akan memiliki kekurangan bila tumbuh dengan baik. Bila ia keluar dari lingkungan yang kecil dan jatuh ke dalam lingkungan yang besar sejak awal masa kanak-kanak, maka ia tidak akan tumbuh berkembang sebagaimana seharusnya. Inilah ciri khas manusia. Oleh karena itulah Allah menetapkan kasih sayang di hati ayah dan ibu. Dengan kasih sayanglah anak manusia tumbuh berkembang. Kasih sayang ini merupakan salah satu tabiat manusia. Oleh karena itulah setiap anak memiliki hubungan kasih sayang dengan ayah dan ibunya. Ayah dan ibu kalian juga memiliki kasih sayang kepada kalian, sebagaimana kalian memiliki kasih sayang kepada anak-anak kalian. Anak kalian juga akan memiliki kasih sayang kepada anak-anaknya. Dan pernikahan memiliki ciri khas seperti ini yakni membentuk lingkungan rumah tangga. (5/12/1362)
 
Sumber: Khanevadeh; Be Sabke Sakht Yek Jalaseh Motavval Motavva Dar Mahzar-e Magham Moazzam Rahbari
Keagungan Keluarga Yang Sehat Dalam Masyarakat Islam
Rumah tangga merupakan sebuah Kalimat Thayyibah (kalimat yang baik). (QS. Ibrahim: 24, Dharaballahu Matsalan Kalimatan Thayyibatan Ka Syajaratin Thayyibatin). Kalimat Thayyibah juga ciri khasnya adalah ketika ia berada pada sebuah tempat, ia senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan dan mempengaruhi sekelilingnya. Kalimat Thayyibah adalah hal-hal yang dihadiahkan oleh Allah kepada umat manusia dengan dasar yang benar. (15/12/1379)
Rumah tangga adalah sebuah komunitas kecil yang awal mulanya terdiri dari suami dan istri. Kemudian meluas dengan lahirnya anak-anak. Dari anak-anak, lahirlah anak-anak juga. Seperti sebuah pohon yang bercabang dan berdaun. Ia akan berbuah. Allah Swt mencintai komunitas kecil ini. (30/11/1381)
Masyarakat Islam tidak mungkin mengalami kemajuan bila negaranya tidak memanfaatkan institusi rumah tangga yang sehat, aktif dan ceria. Khususnya di bidang kebudayaan. Tentu saja tanpa rumah tangga yang sehat, di bidang non kebudayaan juga tidak mungkin akan maju. Oleh karena itu, keberadaan rumah tangga sangat diperlukan. Sekarang jangan sampai dilanggar dimana kalian mengatakan, di Barat tidak ada rumah tangga, tapi ada kemajuan. Kehancuran rumah tangga di Barat yang saat ini semakin hari semakin parah, statistiknya akan kelihatan dan akan menunjukkan dampaknya. Jangan tergesa-gesa. Hal ini akan menampakkan dampaknya secara bertahap. Sebagaimana selama ini telah memberikan pengaruhnya. Ketika Barat telah mengalami kemajuan, di sana saat itu rumah tangga masih berada pada tempatnya. Bahkan masalah seksual masih dijaga sesuai dengan etika seksual yang ada, tentunya tidak seperti yang ada dalam Islam, tapi dalam bentuknya sendiri. Bila seseorang kenal akan pengetahuan Barat, ia akan melihat dan menyaksikan hal ini baik di Eropa dan selanjutnya di Amerika. Masalah saling menjaga etika antara dua lawan jenis, masalah menjaga rasa malu, menghindar dari fitnah, semua ini pada masa itu masih ada. Ketunasusilaan dan menghalalkan segala yang haram di sana muncul secara bertahap. Pada saat itu ada sebuah sarana dan sampai pada kondisi sekarang ini. Kondisi saat ini juga akan mencetak hari esok yang benar-benar pahit dan sulit bagi mereka. (14/10/1390)
Bila kalian menyaksikan orang-orang Barat bersungguh-sungguh menyebarkan kebebasan nafsu birahi ke negara-negara Timur, negara-negara Islam, negara-negara Asia, untuk apa ini? Salah satu alasannya adalah untuk menghancurkan rumah tangga-rumah tangga sehingga bisa melemahkan kebudayaan mereka, kemudian menguasai mereka. Karena sebuah bangsa selama kebudayaannya belum lemah, maka tidak seorangpun bisa mengontrolnya, tidak bisa mencampurinya dan tidak bisa menunggangi dan mengendalikannya. Yang membuat bangsa-bangsa tidak bisa mempertahankan diri dan dikuasai oleh pihak asing adalah ketika mereka kehilangan identitas kebudayaan. Dengan hancurnya pilar-pilar rumah tangga di tengah-tengah masyarakat, pekerjaan ini juga akan menjadi lebih mudah bagi para penjajah dan musuh. (26/1/1377)
Ketika rumah tangga sudah goncang, maka etika sosial juga akan terpukul. Tradisi-tradisi lama dan abadi yang menjadi sumber kebahagiaan masyarakat yang merupakan hasil pengalaman panjang bangsa-bangsa akan hancur begitu saja dengan mudah. Kalian tahu bahwa sebuah masyarakat akan mendapatkan sebuah seri nilai-nilai berdasarkan pemikiran penuh hikmah para pembesarnya, para penguasanya, -bila mereka memiliki manusia-manusia yang bertakwa-. Ini semua akan menjadi asas kehidupan sebuah masyarakat. Mereka memiliki hal-hal yang harus ditaati, hal-hal yang meskipun tidak tertulis, namun menjadi hal yang harus dijaga, terkait masalah kesetiaan satu sama lainnya, saling menjaga amanat, inilah hal-hal yang dijaga oleh masyarakat. Ketika pilar-pilar rumah tangga hancur, semua ini tidak akan beralih dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Anak-anak tidak akan belajar sesuatu dari ayah dan ibunya. Mereka tidak akan mengalihkan keimanan. Mereka tidak akan mengalihkan sifat dan kualitas sensual. Ini adalah kerugian besar yang dialami oleh sebuah masyarakat karena kelemahan rumah tangga. (3/6/1375)
Masyarakat tanpa rumah tangga adalah masyarakat yang kacau, masyarakat yang tidak tenang. Sebuah masyarakat yang di sana warisan kebudayaan, pemikiran dan keyakinan para generasi tidak bisa beralih dengan mudah ke genarasi selanjutnya. Sebuah masyarakat yang di sana pendidikan manusia tidak akan terjadi dengan mudah dan lancar. Bila sebuah masyarakat tidak punya rumah tangga atau rumah tangganya goncang, manusia tidak akan terdidik meski tinggal di pusat pendidikan yang terbaikpun. (29/10/1377)
Rumah tangga yang baik yakni ketika suami dan istri saling menyayangi, setia, akrab, saling mencintai, saling menjaga satu sama lainnya dan saling menghargai dan menganggap penting maslahat yang lainnya. Ini adalah derajat pertama.
Kemudian, hendaknya bertanggung jawab terhadap anak yang dilahirkan di dalam rumah tangga tersebut. Berusaha membesarkan anaknya dengan sehat baik dari sisi materi maupun spiritual. Berusaha menjadikan anaknya sehat baik dari sisi materi maupun spiritual. Mengajarkan hal-hal tertentu kepadanya, mewajibkan hal-hal tertentu kepadanya, melarangnya dari hal-hal tertentu  dan mengajarkan sifat-sifat yang baik kepadanya. Rumah tangga yang demikian ini adalah asas semua reformasi hakiki dalam sebuah negara. Karena manusia akan terdidik dengan baik dalam rumah tangga semacam ini. Akan tumbuh besar dengan sifat yang baik, dengan keberanian, dengan kemerdekaan akal, dengan pemikiran, dengan perasaan bertanggung jawab, dengan perasaan mencintai, dengan keberanian, berani mengambil keputusan, dengan menginginkan kebaikan, -bukan menginginkan keburukan-, dengan kemuliaan.
Nah, ketika warga sebuah masyarakat memiliki ciri khas seperti ini, yakni menginginkan kebaikan, mulia, berani, berakal, pemikir dan mampu bertindak, maka masyarakat ini tidak akan menemui kesengsaraan. (12/9/1377) Sebuah masyarakat yang memiliki rumah tangga seperti ini akan mencapai kebaikan dan keselamatan. Bila di dalamnya ada seorang reformis yang ingin memperbaikinya, maka ia akan bisa memperbaiki masyarakat seperti ini. Bila tidak ada rumah tangga, meskipun datang paling hebatnya seorang reformis yang akan memperbaikinya, maka tidak akan bisa memperbaiki masyarakat tersebut. (14/6/1372)
 
Sumber: Khanevadeh; Be Sabke Sakht Yek Jalaseh Motavval Motavva Dar Mahzar-e Magham Moazzam Rahbari
Nasihat Imam Husein as: Menerima Hadiah
Menerima Hadiah
Imam Husein as berkata:
"Barangsiapa menerima pemberianmu berarti ia telah membantu kebesaranmu." (Bihar al-Anwar, jilid 71, hal 357, hal 21)
Dalam pandangan akhlak, hendaknya kita menerima hadiah yang diberikan baik itu banyak atau sedikit. Karena menerima hadiah dari orang lain sama halnya dengan menghormati pribadi pemberi hadiah dan membantu memperkuat hubungan persahabatan.
Dalam banyak riwayat telah dilarang menolak pemberian hadiah. Karena pada dasarnya itu sama halnya tidak menerima kebaikan orang lain. Tentu saja larangan menolak hadiah itu dalam kondisi ketika pemberi hadiah tidak punya niat buruk, seperti gratifikasi dan lain-lainnya. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.
Nasihat Imam Husein as: Menjaga Kehormatan Diri
Menjaga Kehormatan Diri
Farazdaq, penyair terkenal di masa Imam Husein as. Ketika Marwan, Gubernur Madinah mengusirnya dari kota ini, ia meminta perlindungan kepada Imam Husein as. Dengan penuh kelembutan Imam Husein as menerimanya dan memberikannya 400 dinar. Pada waktu itu, sejumlah sahabat beliau memrotes pemberian itu. Karena menurut mereka, Farazdaq bukan seorang penyair yang baik, lalu mengapa Imam membantunya?
 
Mendengar itu, Imam Husein as menjawab:
ÔÇ£Hartamu yang paling baik adalah yang mampu menjaga kehormatanmu. Itulah mengapa Rasulullah Saw memberi hadiah kepada KaÔÇÖab bin Zuhair dan bersabda, ÔÇÿDengan memberi hadiah engkau dapat menutup lisan Abbas bin Mardas.ÔÇØ (Ibnu Syahr Asyub Mazandarani, Manaqib Al Abu Thalib, Qom, al-MathbaÔÇÖah al-ÔÇÿIlmiyah, 1395 HQ, jilid 4, hal 65)
Kehormatan setiap manusia, khususnya seorang mukmin lebih penting dan berharga dari harta dan jiwanya, sehingga dalam sebagian kondisi seseorang bersedia mengorbankan harta atau dirinya demi menjaga harga dirinya. Tentu saja manusia rendah dikecualikan dari aturan ini. Karena manusia rendah siap melakukan transaksi seperti apapun dengan harga dirinya.
Terkait dengan penting dan tingginya kehormatan seorang mukmin, Imam Husein as berkata bahwa harta yang paling baik adalah harta yang digunakan untuk menjaga dan melindungi kehormatan dan harga diri manusia.
 
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.