کمالوندی

کمالوندی

Rabu, 06 Juli 2022 15:13

Pencerah Umat Bernama Imam Baqir as

 

Hari ketujuh bulan Zulhijjah bertepatan dengan hari syahidnya Imam Muhammad Baqir as, cucu Rasulullah Saw. Imam Baqir seperti para Imam Ahlul Bait as lainnya merupakan pribadi agung dan sama seperti imam lainnya yang menjadi teladan seluruh manusia.

Beliau mendapat gelar Baqirul Ulum, 'pengungkap dan penyebar ilmu'. Gelar tersebut membuktikan kedalaman ilmu dan pengetahuan beliau, karena Imam Baqir memahami dengan baik seluk beluk keilmuan dan keruwetannya. Rahasia-rahasia setiap ilmu pun dipahami dengan baik oleh Imam Baqir.

Imam Muhammad Baqir as mereguk cawan syahadah pada hari ketujuh Zulhijjah tahun 114 H di usia ke 57 tahun. Keberadaan beliau di tengah umat sebagai mentari yang menyinari seluruh umat manusia rupanya membuat penguasa Bani Umayyah tak tahan. Mereka pun berusaha keras membunuh imam umat Islam ini. Akhirnya impian mereka tercapai dan umat kehilangan seorang pemimpin dan pencerah yang senantiasa memberikan bimbingan kepada mereka. Pada kesempatan kali ini kami akan mengajak anda untuk menyimak sejarah kehidupan ilmiah dan akhlak mulia beliau.

Imam Muhammad Baqir, seperti juga para imam lainnya, adalah seorang manusia yang sempurna dan terpelihara dari segenap aib dan kekurangan serta memiliki semua kesempurnaan insani. Pernyataan tersebut bukan hanya diyakini oleh para pecinta Ahlul Bait, melainkan juga oleh para penentangnya.

Syaikh Mufid mengenai Imam menulis sebagai berikut, "Imam Baqir Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin Husain, di antara saudara-saudaranya, merupakan pengganti ayahnya, Ali bin Husain, washi serta imam setelah sang ayah. Dari segi ilmu, zuhud, serta qiyadah 'kepemimpinan' ia lebih mulia daripada saudara-saudaranya.

Di kalangan masyarakat umum dan khusus, ia lebih populer, terkenal, dan lebih berwibawa. Apa yang tampak dari ilmu agama, sunnah, tafsir al-Quran, sirah, serta adab kehidupan Imam tidaklah tampak pada diri anak-anak Hasan dan Husain lainnya. Sisa-sisa sahabat, para pembesar dari tabi'in, dan ulama fikih meriwayatkan persoalan agama dari Imam Baqir.

Imam Baqir populer dengan keutamaan ilmu sehingga berbagai macam syair dikumandangkan untuk menyifati keutamaannya itu. Abu Fida' mengenai Imam mengatakan, "Muhammad bin Ali bin Husain Abu Ja'far Baqir adalah tabi'in yang sangat mulia dari segi ilmu, amal, dan qiyadah.

Abu Fida' mengenai Imam Baqir menulis, "Abu Ja'far Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, ayahnya adalah Zainal Abidin dan kakeknya adalah Husain yang syahid di Karbala. Dia dinamakan baqir karena menyingkapkan ilmu dan menyimpulkan hukum. Dia adalah seorang lelaki yang ahli zikir, khusyuk, serta penyabar yang berasal dari keturunan Nabi saw. Nasabnya tinggi dan mulia. Dia mengetahui hal-hal yang membahayakan dan menghindari permusuhan serta jidal atau 'perdebatan'.

Ahmad bin Hajar Haitsami mengenai Imam menuliskan, "Abu Ja'far Muhammad Baqir adalah pewaris ilmu, ibadah, dan zuhud Ali bin Husain. Dinamakan Baqir sebab dia mampu menyingkap hakikat ilmu dan menguaknya. Dia mengungkapkan simpanan-simpanan pengetahuan, hakikat hukum, serta hikmah yang dapat diterima oleh semua, kecuali orang-orang yang buta batinnya dan rusak akidahnya. Oleh karena itulah, dia dinamakan dengan 'pengungkap dan penyebar ilmu'.

Hatinya bercahaya. Ilmu dan amalnya bersih. Jiwanya suci. Penciptaannya indah dan tampan. Usianya dibelanjakan dalam ketaatan kepada allah. Akhlak dan cara hidupnya, dalam maqom irfan, tidak terjangkau untuk disifati sementara, dalam sair suluk, serta pengetahuan, dia banyak menyampaikan pandangan yang memerlukan waktu panjang untuk menyebutkannya."

Imam Muhammad Baqir, dari segi ibadah, zikir, doa, munajat, serta rasa takut kepada Allah, seperti juga ayahnya, Zainal Abidin, berada di martabah yang sangat tinggi sehingga begitu menonjol di tengah masyarakat pada zamannya. Di antara kemuliaan Imam, kami akan menyebutkan sebagian darinya.

Imam Ja'far Shadiq mengatakan, "Ayahku begitu banyak berzikir. Ketika berjalan atau makan, bahkan ketika berbicara dengan orang, dia tidak melupakan zikir atau mengingat Allah. Zikir Lailaha illa Allah senantiasa disebutkan oleh lisannya. Adakalanya dia mengumpulkan kami dan memerintahkan agar kami berzikir hingga terbitnya matahari. Imam juga memerintahkan kepada orang-orang yang mampu membaca al-Quran agar membacanya."

Imam Ja'far Shadiq mengatakan, "Ayahku di pertengahan malam berada dalam keadaan menangis dan bermunajat. Dia berkata, "Ya Allah! Engkau memerintahkanku sementara aku tidak patuh dan engkau melarangku sedangkan aku tidak menjauhinya. Kini, hambamu ini berada di sisimu tetapi tidak memohonkan ampunan."

Aflah, salah seorang budak Imam Muhammad Baqir, berkata, "Aku pergi ke haji bersama Imam. Ketika tiba di Masjidil Haram, Imam menangis hingga suara tangisnya begitu kencang. Aku berkata, "Ayah dan ibuku kukorbankan untukmu! Masyarakat sedang memandangi Anda. Alangkah baik kalau tuan menangis agak pelan!"

Imam berkata, "Celaka kamu wahai Aflah! Bagaimana mungkin aku tidak menangis? Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadaku sehingga nanti pada Hari Kiamat, aku tergolong orang yang berbahagia dan sukses." Aflah berkata, "Selanjutnya Imam bertawaf dan setelah itu, shalat di maqam Ibrahim. Ketika Imam mengangkat kepala dari sujud, tempat sujudnya basah lantaran banyak menangis."

Imam Ja'far Shadiq berkata, "Aku, pada setiap malam, menghamparkan tempat tidur ayahku dan menanti agar beliau beristirahat di tempat pembaringannya. Kemudian aku pergi ke pembaringanku sendiri. Pada suatu malam, aku menghamparkan tempat pembaringannya dan menantikannya. Namun, beliau tidak datang. Setelah semua orang terlelap tidur, aku mencari ayahku di masjid. Aku melihatnya sedang bersujud. Aku mendengar suara rintihannya yang berkata, "Mahasuci engkau Ya Allah! Tuhanku yang sesungguhnya. Aku bersujud kepada-Mu, wahai Tuhanku, sebagai ibadah dan ketertundukan hati! Sesungguhnya amalku lemah, maka lipat gandakanlah untukku, ya Allah! Jauhkanlah dariku siksaan-Mu pada hari Engkau memutus hamba-hamba-Mu dan terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Pengasih."

Imam Ja'far Shadiq mengatakan, "Apabila sedih atau khawatir karena sesuatu, ayahku memanggil wanita dan anak anak lalu berdoa sementara mereka diminta untuk mengatakan, amin.

Aban bin Maimun Qadah berkata, "Abu Ja'far berkata kepadaku, "Bacalah al-Quran!" Aku berkata, "Dari mana?" Imam berkata, "Surah kesembilan." Aku ingin menemukan surah itu. Imam berkata lagi, "Bacalah dari surah Yunus!" Ketika aku tiba pada ayat, Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalam," Imam mengatakan, "Cukup! Rasulullah saw bersabda, "Aku heran bila aku membaca al-Quran, rambutku kemudian tidak memutih."

Imam Baqir as selama 18 tahun keimamahannya menggunakan kesempatan tersebut untuk membimbing umat. Selama 18 tahun Imam mengerahkan upayanya untuk memperkuat sendi-sendi ideologi dan pemikiran masyarakat. Selain itu, sejarah kehidupan beliau penuh dengan teladan bagi umat. Keagungan dan kepiawian Imam Baqir as diakui oleh seluruh umat, bahkan ulama Sunni pun mengakuinya. Beliau selama hidupnya menjadi rujukan umat untuk menyelesaikan segala kesulitan mereka.

Kehidupan Imam Baqir as bertepatan dengan kondisi umat Islam yang tak stabil akibat maraknya gesekan antar aliran dan ideologi. Redamnya friksi politik pasca tragedi Asyura di tahun 61 Hijriah dan kegagalan berbagai gerakan politik memaksa para ulama meninggalkan arena politik dan lebih memilih terjun ke bidang keilmuan. Kondisi ini membuat kajian keilmuan semakin marak dan peran Imam Baqir as di saat ini kian nyata dalam mencerahkan pemikiran umat.

 

Para hujjaj yang berada di Arafah di mana para nabi besar seperti Nabi Adam, Ibrahim as dan Muhammad Saw memberikan pelajaran berharga di kalbu setiap hujjaj untuk berdoa dan beristighfar. Ini merupakan peluang besar dan mungkin tidak akan terulang kembali bagi mereka untuk bertobat dan melakukan amal Saleh di Mina.

Hari kesembilan bulan Dzulhijjah adalah sebuah hari istimewa. Meski hari Idul Adha diperingati pada tanggal 10 Dzulhijjah, namun angin rahmat Allah Swt telah terhembus sejak sehari sebelumnya yang disebut dengan Hari Arafah. Ini adalah makna pemahaman dan kesadaran yang dibarengi dengan manajemen dan pemikiran, yang telah sangat ditekankan dalam Islam.

Hari Arafah adalah hari pengenalan dan pemahaman tentang ciptaan Allah dan nikmat-nikmat yang dilimpahkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Hari Arafah adalah salah satu ayyamullah dan hari khusus di mana memperingatinya telah banyak ditekankan dalam Islam. Namun bagaimana untuk memuliakan hari tersebut?

Doa dan beribadah adalah amal terpenting dan terbaik pada hari Arafah. Benar bahwa berkomunikasi dengan Allah Swt dapat dilakukan kapan saja, akan tetapi ada waktu dan tempat-tempat khusus yang akan mempermudah komunikasi tersebut tercapai dan memberikan pengaruh yang lebih dalam. Salah satu waktu dan tempat khusus itu adalah pada Hari Arafah.

Imam Ja'far As-Shadiq as, dalam hal ini mengatakan, "Ucapkan semua doa yang kau sukai dan berupayalah bahwa pada hari (Arafah) itu, adalah hari doa dan permohonan." Doa terpenting dan harapan termulia pada hari penuh berkah itu adalah permohonan ampun dan istighfar kepada Allah Swt.  Sehingga seluruh amalan lain pada Hari Arafah juga akan dalam koridor doa dan istighfar.

Pada tanggal 9 Dzulhijjah, terdapat berbagai amalan dan ibadah dari para imam maksum as sehingga masyarakat dapat memanfaatkan semaksimal mungkin hari mulia tersebut. Puasa, mandi wajib, shalat dan banyak doa termasuk di antara rangkaian amalan penting pada Hari Arafah.

Pada sebagian dari zikir tasbih Rasulullah Saw pada Arafah disebutkan, "… Maha Suci Allah Swt yang menguasasi neraka, Maha Suci Allah yang memperluas rahmat-Nya di sorga, Maha Suci Allah yang keadilan-Nya akan tertegakkan pada hari kiamat…"

Salah satu doa terindah dan paling komprehensif adalah doa yang dibaca oleh cucu Rasulullah Saw, Imam Husein as di padang Arafah yang mengandung makna sangat tinggi dan penuh pelajaran. Disebutkan pula banyak doa dari para imam maksum as yang lain. 

Tidak diragukan lagi Hari Arafah adalah hari penting bagi mereka yang berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan haji. Mereka memulai haji mereka dengan singgah di padang Arafah. Di Arafah para hujjaj bermunajat, berdoa dan beribadah sebagai persiapan melaksanakan manasik haji di hari-hari berikutnya.

Imam Ali as berbicara tentang persinggahan para hujjaj di padang Arafah yang terletak di luar Mekkah, mengatakan, "Arafah berada di luar batas haram dan para tamu Allah Swt harus berada di luar batas tersebut dan beribadah secara khusyu' dan tawadhu' sedemikian rupa sehingga mencapai kelayakan sebelum memasuki haram.

Beliau juga menekankan keagungan dan pentingnya persinggahan di Arafah dan mengatakan, "Banyak dosa (sedemikian berat) yang hanya akan diampuni di Arafah." Oleh karena itu di padang gersang Arafah, namun luhur itu, para hujjaj mengharapkan ampunan dan rahmat dari Allah Swt. 

Dalam sebuah hadis dari Rasulullah Saw disebutkan, "Ketika masyarakat melakukan wukuf di Arafah dan memanjatkan harapannya dengan tangisan dan ratapan, Allah Swt di hadapan para malaikat-Nya membangga-banggakan masyarakat tesebut dan berkata kepada mereka: apakah kalian tidak menyaksikan bagaimana hamba-hamba-Ku datang dari jauh dan penuh debu untuk menemui-Ku serta mereka membelanjakan harta mereka di jalan-Ku dan membuat tubuh mereka kelelahan? Aku bersumpah demi kemuliaan dan keagungan-Ku bahwa para pendosa akan Aku ampuni karena orang-orang yang beramal baik dan dosa-dosa mereka akan Aku bersihkan, seperti hari ketika mereka dilahirkan ibu mereka."

Oleh karena itu, Rasulullah menekankan bahwa orang-orang yang paling pendosa di Hari Arafah adalah yang kembali dari sana dan beranggapan tidak terampuni. Dengan demikian para hujjaj pada hari pertama haji melakukan penyucian diri dari segala dosa di Arafah sampai mereka terbukti layak untuk memasuki Haram, atau Mekkah.

Arafah adalah jalan lintasan untuk menuju Mina. Karena para hujjaj harus melakukan wukuf di Arafah selama tiga hari, melempar manifestasi setan sebanyak tiga kali dan menjauhkan dirinya dari segala bentuk godaan setan. Oleh karena itu, Hari Arafah sangat penting bagi para hujjaj. Mereka harus berusaha dan dengan tenang tanpa sedikit pun kekhawatiran beribadah untuk memohon ampunan dari Allah Swt.

Tahun lalu, para hujjaj yang menggenakan busana ihram putih bermunajat dan beribadah di Arafah. Mereka membaca doa Arafah dari Imam Husein as dengan penuh keikhlasan dan ketenangan. Ketika senja mereka bersiap-siap untuk menuju Masyarul Haram dan kemudian menuju Mina. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa di Mina akan terjadi sebuah tragedi besar yang menanti mereka. Dan memang seharusnya tidak ada alasan untuk khawatir.

Jumlah jemaah haji tahun itu lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya dan dengan sedikit manajemen dan pengelolaan yang benar, manasik haji di Mina dapat diselenggarakan dengan aman dan nyaman. Namun apakah dari rezim Al Saud yang tidak mampu mengelola urusan negaranya, kita dapat berharap pelaksaan manasik haji dapat berlangsung seksama tanpa gangguan?

Wukuf di padang Arafah kemudian perjalanan menuju Masy'ar, menyedot banyak tenaga para hujjaj. Satu-satunya alasan bagi para hujjaj untuk melanjutkan manasik lempar jumrah di Mina adalah cinta dan keimanan mereka pada Allah Swt. Mereka yakin akan janji Allah Swt bahwa di Arafah mereka dijanjikan pengampunan dan sekarang mereka harus berlepas tangan dari setan dengan melakukan manasik lempar Jumrah.

Pada tahun lalu, para hujjaj juga melaksanakan lempar Jumrah dengan penuh semangat. Akan tetapi para petugas keamanan Saudi mengalihkan jalur para hujjaj dalam satu jalan sehingga terjadi pembludakan jemaah. Selain itu, banyak pintu keluar yang ditutup dan akhirnya terjadilah tragedi Mina.

Dalam hal ini, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, dalam pesan hajinya tahun 1437 H, menyatakan, Sekarang hampir satu tahun berlalu dari peristiwa mengerikan Mina di mana beberapa ribu manusia pada hari eid dan dengan mengenakan busana ihram, meninggal dunia secara mazlum di bawah terik matahari dan dengan bibir kehausan.

Tidak lama sebelumnya, di Masjidul Haram juga beberapa orang yang sedang beribadah, bertawaf dan shalat juga menjadi korban. Para penguasa Saudi adalah yang bersalah pada dua insiden tersebut; ini yang telah disepakati oleh para hadirin, saksi dan pengamat teknis; dan dikemukakan pula unsur kesengajaan insiden tersebut oleh sejumlah analis.

Kelambatan dan kegagalan dalam penyelamatan korban luka setengah nyawa dengan jiwa penuh cinta dan hati penuh kerinduan mereka pada Eidul Adha disertai dengan lidah yang berzikir dan melantunkan ayat-ayat ilahi, adalah hal yang pasti dan jelas. Manusia-manusia berhati keras dan penjahat Saudi telah menyekap mereka bersama para korban jiwa di kontainer-kontainer tertutup, serta membuat nyawa mereka berguguran alih-alih memberikan pengobatan dan bantuan atau bahkan sekedar memberikan air pada bibir mereka yang kehausan.

Beberapa ribu keluarga dari berbagai negara dunia telah kehilangan para kekasih mereka dan masyarakat mereka berkabung. Dari Republik Islam hampir 500 orang di antara para syuhada. Hati banyak keluarga yang masih terluka dan bersedih serta masyarakat juga bersedih dan geram.

[Namun] para penguasa Saudi alih-alih meminta maaf, menyesali dan menghukum mereka yang bersalah secara langsung dalam insiden mengerikan ini, dengan tidak memiliki rasa malu dan congkak, bahkan mencegah pembentukan tim pencari fakta internasional Islam, alih-alih berdiri sebagai tertuduh, Arab Saudi berdiri sebagai penuntut serta semakin nyata, keji dan urakan menunjukkan permusuhan lamanya terhadap Republik Islam dan terhadap semua panji Islam yang berkibar dalam menghadapi kekufuran dan imperialis.

 

Manasik haji telah usai dilaksanakan. Jutaan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia dengan wajah berseri-seri dan kegembiraan yang tak terlukiskan, berduyun-duyun mendatangani tempat penyembelihan hewan kurban. Mulut mereka tampak melafalkan doa saat prosesi pemotongan hewan kurban dilaksanakan.

Idul Qurban
Di Surat Al An'am ayat 79, Allah Swt berfirman,

إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ﴿٧٩﴾

"Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan."

Begitu juga di ayat 162-163 di surat yang sama, Allah Swt menjelaskan,

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّـهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴿١٦٣﴾

"Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)"."

Lalu dengan segala ketulusan niat, dilanjutkan dengan mengucapkan,

اللَّهُمَّ مِنکَ وَ لَکَ بِسْمِ اللَّهِ وَ اللَّهُ أَکْبَرُ

Ya Allah, dari-Mu dan untuk-Mu, dengan nama Allah dan Allah Maha Agung. Karena Idul Adha adalah hari keikhlasan dan penghambaan bagi seluruh umat Islam.

Nabi Ibrahim as setelah meninggalkan istrinya Hajar dan putranya Ismail as di Mekah, beberapa kali menemui mereka, saat datang Ibrahim menggendong dan menciumi putranya Ismail yang terlihat semakin tinggi dan rupawan. Dalam salah satu kunjungannya, Ibrahim bermimpi Allah Swt memerintahkan untuk menyembelih Ismail, putra kesayangannya. Sungguh tidak dapat dipercaya oleh Ibrahim dan ia mengira itu hanya sekedar bunga tidur.

Namun malam berikutnya perintah Tuhan itu datang lagi, dan berlanjut sampai tiga malam berturut-turut. Ibrahim menyadari bahwa ini adalah perintah Allah Swt dan setelah melewati pergumulan batin yang cukup serius, akhirnya Nabi Tuhan itu memutuskan untuk mentaati perintah Allah Swt.

Dengan persetujuan penuh keikhlasan dari putranya, Ibrahim melangkah ke tempat yang telah ditentukan dan siap menyembelih Ismail, putra kesayangannya. Namun saat pisau hendak menyayat leher Ismail, Allah Swt mengganti tubuh putra Ibrahim dengan seekor domba dan menyatakan Nabi-Nya itu telah lulus ujian dengan gemilang. Al Quran dalam Surat As Saffat ayat 100-111 menceritakan secara lengkap kisah Ibrahim dan Ismail ini.

Dalam ajaran luhur Islam, kecintaan kepada anak merupakan sebuah keutamaan, namun jika kecintaan itu menjauhkan dari ketaatan pada penghambaan Allah Swt, maka hal itu dilarang. Kecintaan seorang manusia kepada anak-anaknya adalah hal yang lumrah dan alami, hal itu disebut sebagai ketertarikan hati dan kasih sayang. Namun bergantung pada rasa ini sehingga menyebabkan lalai dan menyepelekan kewajiban agama, maka hal ini menjadi indikasi ketergantungan dan dilarang.

Dalam kisah Nabi Ibrahim as, terlihat dengan jelas kemuliaan dan penghambaan beliau setelah berhasil melampaui kecintaan seorang ayah kepada anak, dikarenakan ketaatan menjalankan kewajiban seorang hamba di hadapan Tuhannya.

Pasti bahwa setiap manusia di jalan penghambaan kepada Tuhan, akan menemukan berbagai macam tantangan, ia kerap dihadapkan pada dua pilihan, mengikuti tuntutan naluri atau mentaati perintah Tuhan.

Di persimpangan jalan yang terjal dan berbahaya itu, setiap kali manusia memilih untuk mengutamakan kewajiban agama daripada instingnya, maka ia akan masuk ke golongan para malaikat dan orang-orang suci, dan momen itu akan menjadi hari raya baginya.

Sebaliknya, jika ia lebih memilih naluri dan mengikuti kecenderungan-kecenderungan diri, maka ia akan kehilangan banyak kesadaran dan terjerembab ke lembah dosa. Di hari ini, umat Islam melaksanakan shalat Idul Adha dan memuji serta mensucikan Allah Swt, serta memohon kebaikan.

Sehubungan dengan hal ini, salah satu keutamaan pribadi Rasulullah Saw adalah perlawanan menghadapi bisikan setan dan dorongan emosi serta perasaan. Sejak saat pertama perintah mengorbankan anak sampai detik-detik tajamnya pisau hendak menyayat leher, semua merupakan momen sulit dan ujian berat bagi Ibrahim.

Kedudukan pertama yang diraihnya adalah keberhasilan mengalahkan godaan setan. Iman dan keyakinan pada perintah Allah Swt, meski bertentangan dengan kecenderungan emosi dan naluri cinta seorang ayah, adalah teladan abadi dari perilaku Nabi Ibrahim as sehingga beliau dan hari raya Idul Adha terus dikenang hingga akhir masa.  

Imam Khomeini berkata, Bapak Tauhid dan pemecah berhala dunia ini mengajarkan kepada kita bahwa berkorban di jalan Allah Swt sebelum memiliki dimensi tauhid dan ibadah, terlebih dahulu mengandung dimensi politik dan nilai-nilai sosial.

Beliau mengajarkan kepada kita dan seluruh umat manusia bahwa buah kehidupan kita yang paling mulia harus dikorbankan di jalan Tuhan dan kita jadikan momen ini sebagai hari kemenangan. Korbankanlah diri dan semua yang engkau cintai dan tegakkanlah agama serta keadilan Tuhan di muka bumi.

Idul Adha termasuk hari libur resmi umat Islam, bahkan beberapa negara merayakannya lebih dari satu hari dan di hari itu, masyarakat mengenakan pakaian terbaik yang dimilikinya. Setelah melaksanakan ibadah, mereka saling mengunjungi untuk merayakan hari ini.

Berkurban di hari ini tidak wajib bagi seluruh Muslimin, hanya bagi jemaah haji yang tengah melakukan manasik di Tanah Suci saja. Akan tetapi umat Islam di seluruh penjuru dunia di hari ini juga ikut berkurban dengan memotong hewan kurban seperti kambing, sapi atau unta dan membagikan dagingnya kepada fakir miskin.

Secara bahasa, Qurban berasal dari bahasa Arab, Qurb yang artinya dekat. Hal ini  menjelaskan bahwa dalam setiap berkurban, mendekatkan diri kepada Allah Swt atau kekuatan mutlak, selalu menjadi tujuan. Berkurban sudah ada sejak zaman Nabi Adam as, dan perselihan antara Habil dan Qabil juga dipicu oleh berkurban ini. Allah Swt menerima kurban Habil yang dilakukan dengan kejujuran dan keikhlasan, namun menolak kurban dari Qabil.

Berkurban hewan adalah simbol dari berkurban dan menyembelih sisi kebinatangan manusia. Hal itu mengajarkan kepada kita bahwa untuk mencapai kesempurnaan kemanusiaan, kita tidak boleh membiarkan nafsu hewani kita tumbuh dan muncul.

Nabi Ibrahim as pada kisah ini memberi contoh kepada kita, untuk bisa hadir di hadapan Tuhan, kita harus mensucikan diri dari segala kekotoran batin dan membersihkan cermin diri dari kekotoran akibat dosa sehingga cahaya hakikat bisa terpancar.

Untuk mendengar suara kebenaran, kita harus memerangi kesombongan diri dan keinginan nafsu sehingga kita layak hadir di hadapan-Nya. Idul Adha adalah kesempatan yang baik untuk melakukan jihad ini. Namun setiap orang harus bisa memahami apa batas kebergantungan dan kecintaan pada dunia itu.

Semakin dekat seorang manusia kepada Allah Swt, maka kasih sayangnya kepada sesama pun akan semakin besar. Penghambaan kepada Tuhan melahirkan cinta dan kasih sayang kepada makhluk-Nya. Di bawah penghambaan Tuhan inilah manusia menjalankan kehidupan yang bersih dan suci.

Idul Qurban dan mengorbankan seluruh kelezatan dunia akan membawa kenikmatan spiritual yang sedemikian tinggi, di sanalah manusia bisa meraih nilai luhur kemanusiaan, keutamaan, kemuliaan, kesucian dan kemenangan atas riya, sifat selalu membanggakan diri dan merasa diri paling unggul dari orang lain.

Minggu, 10 Juli 2022 15:09

Manasik Haji Dimulai di Arab Saudi

 

Haji adalah pertemuan keagamaan tahunan terbesar umat Islam.

Haji diselenggarakan di bulan Islam Dzulhijjah.

Peziarah berkumpul di dalam dan sekitar kota suci Mekah di Arab Saudi.

Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam.

Semua Muslim yang mampu secara finansial dan fisik harus melakukannya sekali dalam hidup mereka.

Haji dimaksudkan untuk membersihkan pengikut dari dosa.

Haji juga akan membawa mereka lebih dekat dengan Tuhan.

Tahun ini, manasik haji dimulai pada 6 Juli 2022 di Arab Saudi.

Puncaknya pada Idul Adha atau Hari Raya Kurban.

Itu tiga hari setelah dimulainya haji.

Sebelum pandemi, lebih dari 2 juta peziarah memasuki Mekah setiap tahun.

Selama pandemi, situs-situs suci di Mekah ditutup untuk peziarah internasional.

Tahun ini satu juta orang diizinkan untuk melakukan haji.

Haji sekarang hanya terbuka untuk mereka yang divaksinasi lengkap dan berusia di bawah 65 tahun.

 

Ketua Kantor Hubungan Arab dan Islam Hamas, menekankan pentingnya pengokohan dan penguatan dunia Islam seputar poros mPalestina, Quds dan Masjid al-Aqsa.

Seperti dilaporkan Shehab News, Khalil al-Hayya di pidatonya di Hari Raya Idul Adha yang digelar di Jalur Gaza menekankan, Hari Raya Idul Adha adalah hari pengorbanan, dan juga hari harapan akan rahmat ilahi.

"Meski ada gelombang normalisasi hubungan dengan rezim zionis Israel, tapi isu Palestina tetap menjadi simbol persatuan umat Islam dan Masjid al-Aqsa simbol perjuangan (melawan rezim Zionis)," papar al-Hayya.

Lebih lanjut al-Hayya menekankan, "Kami menentang keras normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis, dan meminta negara-negara yang terlibat normalisasi hubungan dengan rezim ini untuk membatalkan keputusannya dan kembali ke pangkuan dunia Islam."

Seraya menjelaskan bahwa umat Islam telah menunjukkan kesetiaannya kepada al-Quds dan Masjid al-Aqsa dalam berbagai situasi dan peristiwa dalam beberapa tahun terakhir, al-Hayya menyatakan: “Insya Allah Masjid al-Aqsha masih menjadi simbol perjuangan melawan rezim zionis. Dan kita akan memenangkan pertempuran Masjid al-Aqsa dengan izin Allah SWT."

Sabtu (9/7/2022) digelar ritual shalat Idul Adha dengan semarak di Masjid al-Aqsa dan wilayah lain Palestina termasuk bumi penduudkan 1948, Tepi Barat dan Jalur Gaza.

 

Pemimpin Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan Menteri Perang rezim Zionis Israel Benny Gantz baru-baru ini.

Pertemuan di Ramallah baru-baru ini digelar hanya dua hari setelah Abbas bertemu dengan Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh di Aljazair.

Dalam pertemuan yang diadakan beberapa hari sebelum kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke kawasan, Abbas menekankan pentingnya untuk menciptakan cakrawala politik dan menghormati perjanjian-perjanjian yang ditandatangani, serta menghentikan tindakan yang mengarah pada ketegangan.

Ada beberapa poin tentang pertemuan ini. Pertama, ini adalah pertemuan kedua antara Kepala Otoritas Palestina dan Menteri Perang Israel dalam satu tahun terakhir. Pada Agustus tahun lalu, Abbas dan Gantz juga bertemu di Ramallah.

Setelah pertemuan ini, Kementerian Peperangan rezim Zionis mengeluarkan sebuah  pernyataan yang isinya Gantz menekankan kepada Kepala Otoritas Palestina bahwa Israel berusaha mengambil langkah-langkah untuk memperkuat ekonomi Otoritas Palestina.

Jelas bahwa dalam pertemuan Abbas dan Gantz, kepentingan nasional Palestina tidak diperhatikan, dan Menteri Perang Zionis tampak mempertimbangkan kepentingan Otoritas Palestina hanya agar negosiasi dan kompromi antara Tel Aviv dan Ramallah terus berlanjut.

Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh (kiri) dan Pemimpin Otoritas Palestina Mahmoud Abbas
Sementara itu, kelompok-kelompok Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam Palestina memprotes keras koordinasi keamanan antara Ramallah dan Tel Aviv.

Poin kedua adalah pertemuan antara Abbas dan Gantz tahun lalu terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri rezim Zionis pada masa itu Naftali Bennett, baru kembali dari AS dan bertemu dengan Biden. Pertemuan Abbas dengan Gantz baru-baru ini juga berlangsung menjelang kunjungan Biden ke kawasan, terutama ke Palestina pendudukan (Israel).

Disebutkan pula bahwa Biden juga akan bertemu dengan Abbas dalam lawatan tersebut. Pertemuan Abbas dengan Gantz menjelang kunjungan Biden berada dalam situasi di mana media mengumumkan bahwa salah satu agenda terpenting yang dikejar Biden selama perjalanannya, terutama selama kunjungannya ke wilayah-wilayah pendudukan dan Arab Saudi, adalah inisiatifnya dalam memajukan versi yang diinginkannya dari Perjanjian Abraham.

Perjanjian Abraham adalah sebuah pernyataan bersama antara Israel, Uni Emirat Arab (UEA), dan Amerika Serikat, yang dicapai pada 13 Agustus 2020.  Istilah tersebut dipakai untuk secara kolektif merujuk kepada perjanjian antara Israel dan UEA (perjanjian normalisasi Israel-UEA) dan Bahrain 

Perjanjian tersebut menandai normalisasi hubungan publik pertama antara sebuah negara Arab dan Israel semenjak Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994. Perjanjian Abraham ditandatangani pada masa pemerintahan Donald Trump. Kesepakatan ini sejalan dengan kepentingan rezim Zionis dan bertentangan dengan kepentingan Palestina. Setelah kesepakatan ini, kekerasan rezim Zionis terhadap Palestina meningkat secara signifikan.

Poin ketiga adalah bahwa pertemuan antara Abbas dan Gantz terjadi hanya dua hari setelah pertemuan bersejarah antara Haniyeh dan Abbas. Abbas dan Haniyeh, bertemu pada Selasa (5/7/2022) setelah 15 tahun, dengan mediasi presiden Aljazair.

Hamas menggambarkan pertemuan ini sebagai persaudaraan. Diharapkan setelah pertemuan ini, hubungan antara Otoritas Palestina dan kelompok-kelompok Palestina di Jalur Gaza, termasuk Hamas, akan membaik, tetapi pertemuan Gantz dengan Biden menunjukkan bahwa rezim Zionis sangat menentang peningkatan hubungan antara kelompok-kelompok Palestina. Di sisi lain, Abbas juga lebih memilih negosiasi dan kompromi dengan rezim Zionis daripada konvergensi dengan kelompok-kelompok Palestina dan mengamankan kepentingan nasional Palestina. 

 

Presiden Suriah Bashar al-Assad menyampaikan sebuah ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha (Idul Qurban) 1443 H kepada militer dan rakyat negara ini serta kepada umat Islam dunia.

Dia menyampaikan harapan bahwa Suriah akan benar-benar terbebas dari terorisme dan penjajah, serta mendapatkan kembali posisinya di kawasan dan dunia.

"Kami memohon kepada Allah Swt agar rakyat Suriah bisa merayakan Idul Adha pada tahun depan dalam keadaan negara tercinta kita ini telah sepenuhnya bersih dari kejahatan terorisme dan para pendukungnya, penjajah dan pasukan bayaran mereka, serta mendapatkan kembali keamanan dan perdamaiannya, dan bisa memulihkan posisi pentingnya di kawasan dan dunia," kata al-Assad dalam pesannya ketika melakukan salat Idul Adha di Masjid Jami' Aleppo pada Sabtu (9/7/2022) pagi seperti dikutip SANA.

Perdana Menteri Suriah, Menteri Wakaf, Gubernur Aleppo, Ketua Cabang Partai Baath di provinsi Aleppo, dan sejumlah anggota parlemen dan ulama Suriah menemani al-Assad dalam ibadah salat Idul Adha di Aleppo. Warga Aleppo juga memadati masjid Jami' kota tersebut.

Menurut sumber lokal, setelah salat, presiden Suriah menghadiri pertemuan besar orang-orang di kota Aleppo dan melakukan percakapan yang dekat dengan penduduk.

Pada hari Jumat, al-Assad juga mengunjungi Aleppo untuk meresmikan pembangkit listrik termal unit kelima kota tersebut. Dia disambut puluhan orang.

Ini adalah kunjungan pertama al-Assad ke Aleppo setelah pembabasan kota ini dari pendudkan kelompok-kelompok teroris takfiri dukungan asing. 

 

Gerakan Jihad Islam Palestina dan sayap militernya menyampaikan pesan ucapan selamat atas datangnya Hari Raya Idul Adha (Idul Qurban) 1443 H kepada umat Islam, bangsa-bangsa Arab, rakyat Palestina, keluarga Syuhada, korban terluka dan para tahanan yang masih mendekam di penjara-penjara rezim Zionis Israel.

Gerakan Jihad Islam Palestina dan sayap militernya menekankan pentingnya persatuan dan solidaritas untuk melawan musuh Zionis hingga pembebasan Palestina dan kembalinya para pengungsi ke tanah airnya.

Menurut Paltoday, Gerakan Jihad Islam Palestina dan Brigade al-Quds, mengeluarkan pernyataan untuk mengucapkan selamat kepada bangsa-bangsa Islam dan Arab, dan bangsa Palestina, terutama keluarga para syuhada, para korban terluka dan para tahanan di penjara-penjara rezim Zionis.

"Pada hari raya yang diberkati ini, kami terinspirasi oleh makna pengorbanan yang paling besar, sehingga kami dapat lebih yakin tas kemenangan dalam melawan musuh dan melanjutkan jihad dengan percaya diri dan tekad yang lebih besar hingga Tuhan Yang Mahakuasa akan membebaskan tanah Palestina dan mengambil kembali tempat-tempat sucinya serta para pengungsi bisa kembali ke tanah air dan rumah mereka," bunyi pernyataan itu pada hari Sabtu (9/7/2022).

Pada kesempatan Idul Adha ini, lanjut pernyataan itu, kami menyerukan kepada semua orang untuk bergabung dengan barisan persatuan guna melawan musuh Zionis dan menghadapi semua konspirasinya, serta untuk selalu komitmen atas hak dan dasar-dasar nasional. Kami juga menginginkan persatuan, solidaritas, dan konvergensi semua bangsa Palestina di semua tempat.

"Kami memohon kepada Allah Swt untuk menerima ketaatan, pengorbanan dan perbuatan baik Anda, dan jihad dan penjagaan kita atas al-Quds dan Masjid al-Aqsa, serta memberikan rahmat kepada para syuhada kami. Kami juga memohon kepada Allah Swt untuk menyembuhkan para korban terluka, dan memberikan kemampuan dan menolong para Mujahidin serta memperkuat pukulan mereka terhadap musuh Zionis," tegas Gerakan Jihad Islam Palestina dan Brigade al-Quds. 

 

Seorang anggota Dewan Pusat Hizbullah mengatakan, Lebanon telah mencapai tingkat pencegahan yang tinggi dalam menghadapi rezim Zionis Israel melalui persamaan militer, pengorbanan dan pencapaian perlawanan selama 40 tahun terakhir.

Baru-baru ini, Hizbullah Lebanon menerbangkan tiga pesawat tak berawak ke ladang gas Lebanon, Karish di perbatasan laut yang disengketakan antara Lebanon dan rezim Zionis Israel. Langkah ini memicu kekhawatiran para pejabat Zionis.

"Hari ini, dengan persamaan dan pencapaian Muqawama (perlawanan) dalam menghadapi musuh Israel, Lebanon telah menjadi yang paling kokoh di kawasan. Perlawanan hari ini adalah harta strategis dan perisai Lebanon dan sebagai kebesarannya (kehormatannya), dan perlawanan juga telah memenuhi tugasnya untuk melayani rakyat Lebanon dan menjaga kebesaran dan sumber daya mereka," kata Sheikh Nabil Qaouk dikutip dari situ web al-Nashrah, Sabtu (9/7/2022).

Sheikh Nabil Qaouk
Dia menambahkan, pesan pengiriman drone-drone berada pada waktu dan tempat yang tepat dan dilakukan dengan cepat. Ini adalah 100% pesan nasional dan tujuannya adalah murni untuk Lebanon, dan tidak ada hubungannya dengan negosiasi Iran atau kunjungan-kunjungan para pejabat Amerika Serikat (AS). Drone-drone ini membawa musuh Israel ke dalam persamaan dan perhitungan (kalkulasi) baru. Tahap setelah pengiriman drone-drone tidak sama dengan sebelumnya dan tingkat kemarahan musuh dan pasukan bayarannya terhadap penerbangan drone-drone perlawanan ini adalah bukti kebenaran posisi Muqawama.

"Sikap para pejabat harus memperkuat posisi Lebanon dalam negosiasi dan menutup jalan bagi intervensi dan dikte dari kedutaan-kedutaan asing, karena ketika sumber daya Lebanon terancam oleh musuh, tidak ada yang boleh menyerahkan diri kepada seorang duta besar," pungkasnya.

Dalam 22 tahun terakhir, dunia telah menyaksikan bahwa Gerakan Perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah telah membuat kekalahan telak terhadap pasukan agresor Zionis dengan menggunakan berbagai peralatan militer dan perlawanan yang berani.

Dalam dua perang pada tahun 2000 dan 2006, Hizbullah juga telah meraih kemenangan besar. Dua kekalahan besar Zionis itu akan selalu menjadi catatan yang tak terhapuskan. 

 

Menteri Kesehatan Republik Islam Iran menekankan pada peningkatan kerja sama sistem kesehatan negara-negara Muslim untuk memajukan umat Islam.

Hari ini, Minggu, tanggal 10 Dzulhijjah 1443 HQ yang bertepatan dengan tanggal 10 Juli 2022, diperringati sebagai hari Idul Adha atau Hari Raya Kurban dan merupakan salah satu hari besar umat Islam.

Bahram Einollahi, Menteri Kesehatan Iran
Menurut laporan hari Minggu IRIB, Bahram Einollahi, Menteri Kesehatan Iran, dalam pesannya, mengucapkan selamat kepada para menteri kesehatan negara-negara Islam atas tibanya Idul Adha dan menyampaikan harapan bahwa peningkatan kerja sama sistem kesehatan negara-negara Muslim akan meningkatkan kesehatan umat Islam.

“Interaksi Islam mengajarkan kepada kita bahwa salah satu tujuan dan filosofi utama haji adalah untuk menciptakan pemahaman dan mempererat persaudaraan antarumat Islam, yang merupakan kebutuhan esensial umat Islam saat ini," kata Einollahi.

Hari Raya Idul Adha Tiba, Presiden Iran Ucapkan Selamat
Menteri Kesehatan Iran menyatakan bahwa penguatan suasana kerja sama yang efektif dan konstruktif antara sistem kesehatan negara-negara Islam memainkan peran penting dalam membantu memecahkan masalah regional dan internasional di bidang kesehatan dan pengobatan.

"Hari ini , tanpa diragukan lagi, kemajuan hubungan bilateral, regional dan multilateralisme sistem kesehatan adalah kebutuhan untuk mencapai pengaturan baru berdasarkan pencegahan penyakit dan penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas dan adil di antara umat Islam," pungkasnya.