Proses Lambat Dialog Nasional Yaman

Rate this item
(0 votes)

Menteri Luar Negeri Yaman, Abu Bakr al-Qirbimenilai proses dialog nasional di negaranya guna menyelesaikan friksi internal khusunya masalah wilayah selatan sangat rumit. Ia pun mengkonfirmasikan penambahan waktu perundingan damai hingga tiga bulan kedepan.

Abu Bakr al-Qirbi dalam wawancaranya dengan Koran al-Hayat Rabu (2/10) mengingatkan, dialog nasional terkait berbagai isu termasuk masalah pemisahan wilayah selatan terpaksa diperpanjang tiga bulan lagi mengingat adanya friksi di antara peserta. Menlu Yaman mengakui bahwa masalah wilayah selatan merupakan isu tersulit dalam agenda dialog nasional.

Penekanan menlu Yaman terkait perpanjangan waktu dialog nasional dirilis di saat satu bulan lalu para petinggi Yaman berulang kali mengkonfirmasikan tercapainya kedekatan visi di antara peserta terkait isu sensitif wilayah selatan guna membentuk pemerintahan federal.

Dalam dialog ini yang digelar sejak Maret 2013 dan dihadiri mayoritas kubu politik Yaman, dari wilayah selatan hanya diwakili kelompok moderat dan kubu ekstrim yang menuntut kemerdekaan wilayah selatan memboikot dialog ini.

Tujuan digelarnya dialog nasional Yaman adalah untuk mempersiapkan penyusunan undang-undang baru dan pemilu pada Februari 2014 sesuai dengan kesepakatan transisi kekuasaan yang berujung pada pelengseran diktator Ali Abdullah Saleh tahun 2012 lalu.

Isu wilayah selatan yang merupakan negara merdeka hingga tahun 1990, tercatat sebagai agenda utama dialog nasional di negara ini. Dan mayoritas dari warga Yaman meyakini penyelesaian isu ini merupakan kunci dari pelimpahan demokrasi kepada rakyat. Sementara itu, warga Selatan meyakini pasca bersatunya Utara dan Selatan Yaman pada tahun 1990, kekuasaan senantiasa berada di tangan warga Utara dan hak-hak warga Selatan tidak dipenuhi.

Berdasarkan kesepakatan transisi kekuasan pada Februari 2012 yang berujung pada lengsernya Ali Abdullah Saleh, tujuan diaolog nasional adalah mempersiapkan penyusunan UUD baru dan pemilu pada Februari 2012. Dialog Nasional merupakan janji terpenting Mansour Hadi, presiden Yaman di era transisi kekuasaan dua tahunnya kepada warga. Namun pelaksanaan janji tersebut memakan waktu hampir satu tahun dan pada akhirnya Mansour Hadi di tahun kedua kekuasaannya berhasil memulai dialog nasional ini.

Dialog ini digelar di Sanaa sejak 18 Maret 2013, namun dialog tersebut pada tahap awal menghadapi banyak kendala seperti boikot oleh sejumlah kubu politik. Kubu yang memboikot dialig nasional memiliki dua alasan atas sikapnya tersebut. Pertama, pemerintah masih tergantung dengan pemain asing dan kedua kehadiran gerakan serta tokoh yang berafiliasi dengan rezim terguling. Dengan demikian, setelah enam bulan digelarnya perundingan damai ini, belum juga tampak kemajuan berarti yang dicapai.

Padahal kekuasaan Mansour Hadi tinggal beberap abulan lagi dan indikasi terciptanya kesempatan yang memadai untuk menggelar pemilu pada waktu yang telah disepakati belum juga terlihat. Dalam kondisi seperti ini, rakyat dan sejumlah kubu Yaman meyakini Mansour Hadi masih berusaha membujuk Arab Saudi dan Amerika Serikat untuk mendukung keberlangsungan kekuasaan dirinya dari pada mempersiapkan pemilu. Dan lawatan dirinya ke Riyadh dan Washington juga dimaksudkan untuk hal ini, karena Arab Saudi dan AS memainkan peran utama dalam pemilu dengan Mansour Hadi sebagai kandidat tunggal di era transisi.

Read 1664 times