Seorang pejabat militer Cina Rabu (5/3) menyatakan bahwa negara ini menambah bujet militernya pada tahun 2014 hingga 12,2 persen dan secara keseluruhan akan mencapai 131 milyar USD.
Selama empat tahun berturut-turut, Cina meningkatkan bujet militernya dan masalah ini direaksi sinis oleh Amerika Serikat, Jepang dan sejumlah negara Asia.
Perlu ditambahkan pula bahwa volume penambahan bujet militer di Cina pada tahun 2013, naik 10,7 persen.
Dalam masalah penambahan bujet militer atau modernisasi kekuatan dan lembaga militernya, setiap negara memiliki justifikasi dan logika tersendiri yang pada umumnya, demi menjaga kepentingan nasional, kedaulatan teritorial, diperlukan sebuah militer yang kokoh. Cina juga tidak terkecuali dari masalah ini.
Akan tetapi harus ditekankan poin ini bahwa Cina merupakan negara ekonomi kedua terkuat setelah Amerika Serikat dan negara pengkonsumsi energi terbesar di dunia. Selain itu, Cina adalah anggota Dewan Keamanan PBB dan di sektor antariksa serta nuklir, Cina bersanding dengan Amerika Serikat dan Rusia. Belum lagi, bersama dengan mitra kuatnya, Rusia, Cina juga merupakan anggota Organisasi Kerjasama Shanghai.
Jika elemen tersebut digabungkan, maka bobot politik Cina dan posisi negara ini di pergulatan internasional, sangat besar, kokoh dan tidak terelakkan. Dan ini menjadi keunggulan lain Cina dibanding negara-negara lain. Keunggulan itu bahkan tidak dapat dipungkiri oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan NATO, bahwa Cina merupakan sebuah kekuatan yang sedang berkembang pesat di semua sektor.
Dengan keunggulan dan keistimewaan yang dimilikinya, Cina merasa perlu untuk memperkokoh kekuatan militer dan modernisasi armada tempurnya agar tidak timpang.
Namun mengapa peningkatan bujet Cina ini direaksi negatif oleh Amerika Serikat, Jepang dan sejumlah negara regional?
Sebelum memasuki pembahasan reaksi tersebut, ada baiknya jika kita menyinggung bahwa bujet militer Cina sebesar 131 milyar USD itu bila dibandingkan dengan bujet militer AS yang mencapai 526 milyar USD, tampak sepele. Kenaikan bujet militer Cina dengan posisi dan bobot politik yang dimilikinya, sebenarnya tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. Namun mengapa harus muncul kekhawatiran dari sejumlah negara.
Seperti biasa, Amerika Serikat menilai Cina tidak transparan dalam masalah peningkatan bujet militernya dan bahkan mengklaim bahwa Beijing tidak mengumumkan secara transparan bujet militernya. Washington bersikeras bahwa Beijing tidak jujur dalam masalah ini.
Adapun bagi negara-negara tetangga Cina seperti Jepang dan Korsel, peningkatan bujet militer Cina mengkhawatirkan mengingat mereka saling berseteru dalam banyak hal, mulai dari sejarah hingga sengketa maritim.
Para analis berpendapat bahwa kenaikan bujet militer Cina ini diharapkan Beijing dapat menambah pengaruhnya dalam berbagai masalah dan sengketa dengan negara-negara regional. Selain itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa Cina sedang mereaksi peralihan strategi militer AS  ke Asia-Pasifik untuk menjegal pertumbuhan pesat Beijing.