Gagalnya bujet tahun 2014 diratifikasi di parlemen Irak berubah menjadi kendala terbaru bagi negara ini. Isu dan kendala ini cukup parah sampai-sampai badan eksekutif dan legistalif terlibat konfrontasi.
 
Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki melontarkan kritikan pedas terhadap Osama al-Nujaifi, ketua parlemen. Maliki menuding al-Nujaifi melakukan konspirasi dan penggembosan terhadap pemerintah serta proses politik di Irak. Ia menekankan, al-Nujaifi senantiasa berupaya menggagalkan proses politik di negara ini. Maliki dalam hal ini membeberkan ulah ketua parlemen yang menetapkan undang-undang tanpa merujuk pada pemerintah serta berani mengintervensi keputusan pemeritah yang ditetapkan untuk memulihkan taraf hidup rakyat. Perdana menteri Irak mendakwa ketua parlemen menjegal kinerja pemerintah Baghdad.
 
Tudingan ini dilontarkan di saat periode parlemen saat ini di Irak akan berakhir satu bulan lagi. Rencananya akan digelar pemilu parlemen di Irak pada 30 April mendatang. Sementara pembahasan rancangan anggaran pemerintah tahun 2014 masih diperdebatkan di parlemen. Di sisi lain, etnis Kurdi pun mengambil sikap dalam masalah ini.
 
Uniknya, al-Nujaifi dalam kapasitasnya sebagai ketua parlemen terlihat bermalas-malasan meratifikasi bujet tahun 2014. Bahkan ia tak segan-segan balik menuding Nouri al-Maliki sebagai penyebab gagalnya peratifikasian bujet pemerintah tahun 2014. Kini yang tampak jelas di Irak adalah munculnya fenomena friksi lama antar pemimpin lembaga pemerintah serta antara partai dan koalisi yang saling bersaing menjelang digelarnya pemilu parlemen. Friksi dan persaingan ini kini tampak nyata dalam kasus bujet tahun 2014.
 
Sejumlah elit politik menilai gagalnya peratifikasian bujet tahun 2014 disebabkan oleh ketidakpuasan sejumlah kubu dan fraksi di parlemen terhadap kinerja Nouri al-Maliki. Namun ada pendapat lain bahwa koalisi Kurdi dan Sunni, melalui berbagai kanal termasuk draf bujet 2014 yang diajukan pemerintah Maliki, ingin memaksa Baghdad menerima tuntutan mereka.
 
Wilayah Kurdistan Irak sejak lama menjual minyak tanpa persetujuan dari pemerintah pusat. Hal ini mengakibatkan ketidakpuasan pemerinta pusat dan bahkan Maliki sendiri. Perdana Menteri Irak ini mengatakan, jika kondisi ini terus berlangsung, maka ia akan mengurangi 17 persen saham daerah otonomi Kurdistas dari penjualan minyak.
 
Ancaman Maliki ini telah menggusarkan etnis Kurdi dan Aliansi Kursi di parlemen bangkit menentang draf bujet tahun 2014 yang diajukan pemerintah Maliki. Osama al-Nujaifi sebagai ketua fraksi persatuan di parlemen mengambil sikap menantang Maliki mengingat berbagai perbedaan visi antara dirinya dan perdana menteri di sejumlah bidang termasuk isu keamanan. Dengan demikian rancangan bujet yang telah diajukan Baghdad sejak pekan lalu, masih terkatung-katung di parlemen dan belum diratifikasi.
 
Maliki sendiri tanpa mengindahkan sabotase sejumlah fraksi parlemen termasuk fraksi persatuan dan khususnya Osama al-Nujaifi mengatakan, pemerintah masih mampu memenuhi bujetnya meski bujet yang diajukan ke parlemen tidak disetujui.
 
Mayoritas pengamat politik berpendapat bahwa tidak menutup kemungkinan akan terbentuk iklim politik yang panas di pentas politik Irak mengingat sikap keras kepala setiap kubu dan koalisi di parlemen yang terus mempertahankan pendapatnya masing-masing. Iklim ini akan lebih besar dan berubah menjadi konfrontasi antar pemimpin lembaga tinggi negara. Pastinya kondisi ini tidak menguntungkan Irak yang sebentar lagi menghadapi pemilu parlemen.
 
Pemilu parlemen sangat penting bagi Irak, karena hasilnya akan menentukan siapa yang berhak duduk di kursi perdana menteri. Oleh karena itu, mayoritas pengamat politik meyakini munculnya konfrontasi antar pemimpin lembaga tinggi serta sejumlah koalisi dengan pemerintah Baghdad adalah gerakan yang terorganisir dan penuh perhitungan untuk mempengaruhi proses pemilu legislatif dan hasilnya.
 
Khususnya sejumlah pihak regional dan internasional yang geram tengah berusaha merusak hirarki kepemimpin Irak saat ini serta mempersiapkan naiknya kubu yang memiliki kesamaan visi dengan Barat di kancah politik mendatang negara ini dengan memprovokasi sejumlah kubu poiltik di Irak.