Perdana Menteri Irak mengumumkan, komandan-komandan militer yang melakukan pelanggaran akan diadili. Haider Al Abadi, PM Irak menegaskan, sebuah komite sudah dibentuk untuk menyelidiki sebab mundurnya pasukan Irak dari kota Ramadi, pusat Provinsi Al Anbar.
Al Abadi mengatakan, jika terbukti ada komandan yang bermaksud buruk menginstruksikan bawahannya mundur dari Ramadi, pasti akan diadili di mahkamah militer. Sebelumnya, pasukan Irak, Juni 2014 lalu juga mundur dari kota Mosul, pusat Provinsi Ninawa, sehingga membuka peluang bagi ISIS untuk menduduki kota tersebut. Sejumlah komandan pasukan Irak yang terlibat dalam kasus itu sampai sekarang masih menjalani proses interogasi.
Pada kondisi seperti ini, anggota Parlemen Irak menilai pencopotan Gubernur Ninawa sebagai peringatan bagi para aktor asing.
Alia Nassif, anggota Parlemen Irak dari Koalisi Negara Hukum, dalam pernyataannya menyambut baik pemecatan Atheel Al Nujaifi, Gubernur Ninawa, Utara Irak dan menyebut pencopotan Al Nujaifi sebagai prestasi nasional.
Nassif mengatakan, Al Nujaifi dituduh bekerjasama dan melakukan mata-mata untuk pihak asing, dan menjalin kontak dengan kelompok-kelompok teroris. Pencopotan Al Nujaifi, ujarnya, menjadi peringatan bagi semua pihak yang ingin menerapkan mekanisme asing di Irak. Anggota Parlemen Irak itu menambahkan, Al Nujaifi mengorbankan kepentingan nasional dengan menyerahkan Provinsi Ninawa kepada para teroris Takfiri, ISIS dan mengkhianati bangsanya sendiri.
Dengan suara mayoritas, Parlemen Irak sepakat mencopot Al Nujaifi dari posisinya sebagai Gubernur Ninawa. Di detik-detik pertama serangan ISIS ke Mosul pada 10 Juni 2014, Al Nujaifi menyerahkan kota ini kepada para teroris tanpa memberikan perlawanan sedikitpun dan setelah itu melarikan diri ke Kurdistan, Irak.
Pada saat yang sama, Pemimpin wilayah Kurdistan, Irak mengumumkan tidak akan bekerjasama dengan komite penyelidik yang mengungkap sebab jatuhnya kota Mosul, Utara Irak ke tangan para teroris ISIS.
Shwan Taha, salah satu pejabat wilayah Kurdistan, dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin Kurdi, mengutip Masoud Barzani, Pemimpin Kurdistan, Irak mengatakan, Barzani sampai kapanpun tidak akan pernah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari komite yang menyelidiki sebab jatuhnya kota Mosul.
Bersamaan dengan penegasan petinggi Irak untuk menindak tegas para pengkhianat dan pelanggar, militer Irak berhasil mencapai sejumlah kemenangan dari teroris dan membersihkan beberapa wilayah lain yang diduduki ISIS.  
Operasi besar ÔÇ£Labaik Ya IraqÔÇØ digelar oleh ribuan pasukan sukarelawan rakyat, pasukan suku dan militer Irak. Dalam operasi itu, pasukan gabungan Irak menyerang markas-markas ISIS di beberapa wilayah Timur kota Ramadi dan berhasil merebut dua wilayah strategis Al Sahariya dan Al Habaniya yang terletak di bagian Timur Ramadi.
Komandan Operasi militer Irak mengumumkan, operasi besar pembebasan Ramadi dimulai dari wialayah Hasiba Timur.
Wilayah Hasiba Timur terletak di tujuh kilometer kota Ramadi dan pasukan sukarelawan rakyat bersama militer Irak saat ini sudah ditempatkan di wilayah itu dan siap melancarkan serangan luas ke pusat kota Ramadi.
Di sisi lain, Jenderal Nasser Al Ghannam, Komandan Operasi Al Jazira dan Al Badia, Provinsi Al Anbar mengumumkan, unit-unit tempur Irak sudah sampai di wilayah Baghdadi dan Hadisa, Barat Laut Irak dan siap membersihkan Al Anbar dari para teroris ISIS.   
Dari wilayah Tharthar, Utara kota Ramadi dilaporkan bahwa wilayah ini sudah bersih dari anasir-anasir teroris pasca serangan militer Irak dan sukarelawan rakyat.