Berita mengenai berlanjutnya pendudukan dan arogansi rezim Zionis Israel di bumi pendudukan Palestina serta ancaman yang terus meningkat dari rezim ilegal terhadap bangsa Palestina masih terlihat nyata. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu mengancam Otorita Palestina bahwa Tel Aviv akan mencaplok Tepi Barat.
Netanyahu dalam pesannya yang berbau ancaman kepada Mahmoud Abbas, ketua Otorita Ramallah menyatakan, ÔÇ£Jika Abbas tidak menghentikan langkahnya, Israel dalam tempo 24 jam siap menduduki Tepi Barat Sungai Jordan.ÔÇØ Netanyahu mengancam bahwa ketua Otorita Ramallah harus menghentikan ancaman tak berguna dan kosong seperti menghentikan kerjasama keamanan dan membubarkan pemerintahan Otorita. Karena jika Abbas tidak menghentikan aksinya ini, maka tank-tank Israel dalam tempo 24 jam akan memasuki Tepi Barat. Netanyahu mengatakan dirinya memiliki rencana baru untuk mengelola Tepi Barat.
Disebutkan bahwa petinggi rezim Zionis Israel senantiasa berusaha menganeksasi Tepi Barat ke dalam wilayah pendudukan tahun 1948 (Israel). Meningkatkan pendudukan dan arogansi rezim Zionis dalam beberapa hari lalu kian menguak esensi radikal, arogan dan kekerasan rezim ilegal ini di mata dunia.
Sejatinya perilaku Israel mengindikasikan bahwa rezim ini menunggu peluang untuk menghapus total hak-hak bangsa Palestina dan memperkokoh penjajahannya di berbagai wilayah Palestina. Petinggi Israel di saat menekankan pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan, namun dalam prakteknya wilayah ini sejak tahun 1967 telah berada dalam cengkeraman Tel Aviv. Berlanjutnya pendudukan Tepi Barat bertentangan dengan resolusi internasional terkait Palestina termasuk resolusi 242 dan 338 PBB yang menekankan Israel mundur dari wilayah pendudukan.
Rezim Zionis Israel dari berbagai segi, seperti mengumbar statemen yang menipu dan meluncurkan prakarsa munafik di proses perundingan damai Timur Tengah serta pembentukan pemerintahan Otorita Ramallah, tengah berusaha memajukan kebijakan arogansi dan penjajahannya di bumi Palestina, selain menutupi penjajahannya di berbagai wilayah ini.
Rezim Zionis Israel yang mengamini pembentukan pemerintahan Otorita Palestina, sebuah pemerintahan yang tidak memiliki wewenang paling nyata, berusaha mencitrakan bahwa wilayah tampaknya berada dalam kekuasaan Otorita Ramallah tidak berada dalam kategori wilayah jajahan Israel.
Rezim Zionis Israel dengan membalik realita dan mendistorsi kenyataan, senantiasa berusaha mengalihkan pandangan publik dunia akan realita pendudukan bumi Palestia oleh rezim ini.
Sikap para petinggi Israel menunjukkan bahwa Tel Aviv sejalan dengan kebijakannya memperluas penjajahannya di bumi Palestina yang mereka duduki, berupaya mereduksi sensitifitas dunia terkait penjajahan rezim ini dan berusaha melepas diri dari keterkucilan di dunia internasional.
Namun berlanjutnya pendudukan dan arogansi serta kebohongan petinggi rezim Zionis Israel malah kian merefleksikan sikap ini kepada opini publik bahwa dunia tengah dihadapkan pada pendudukan, arogansi dan penipuan Israel.