Penjualan Senjata Jerman ke Timur Tengah dan Kekhawatiran Israel

Rate this item
(0 votes)

Jerman dalam beberapa dekade lalu tercatat memiliki saham cukup besar di pasar senjata Timur Tengah. Penjualan senjata Berlin biasanya menambah pertikaian di kawasan, memperkuat Rezim Zionis Israel dan rezim-rezim Arab. Jerman dalam beberapa tahun terakhir masih tetap melanjutkan perannya di pasar senjata Timur Tengah.

Penjualan kapal selam kelas Dolphin ke Israel dan perundingan yang tengah berjalan saat ini terkait penjualan tank Leopard ke Arab Saudi dan Qatar yang bernilai beberapa miliar euro tercatat sebagai penjualan senjata paling penting Berlin di Timur Tengah. Selain itu, menteri pertahanan Jerman saat melawat Uni Emirat Arab mengajukan tawarannya kepada Abu Dhabi untuk membeli pesawat tempur Typhoon. Sementara kontrak pembelian 60 pesawat ini diperkirakan senilai 6 miliar euro.

Di sisi lain, rencana Jerman menjual dua kapal selam kepada Mesir telah membangkitkan sensitifitas Rezim Zionis Israel. Amos Gilad, salah satu perwira tinggi intelijen dan militer Israel dalam lawatannya ke Berlin bertemu dengan petinggi Jerman, departemen pertahanan dan luar negeri serta Angela Merkel, kanselir Jerman. Ia berunding dengan petinggi Jerman mengenai kontrak penjualan senjata kepada negara-negara Arab.

Gilad meminta petinggi Jerman sebelum melakukan penjualan senjata ke negara Arab terlebih dahulu melakukan konsolidasi dengan Tel Aviv. Ketua bidang politik dan keamanan departemen peperangan Israel ini meminta petinggi Berlin sebelum menjual senjatanya ke negara Arab, khususnya setelah kontrak penjualan dua kapal selam ke Mesir, terlebih dahulu menarik simpati dan persetujuan Israel.

Koran Haaretz cetakan Israel mengutip staf tinggi Tel Aviv menulis, Gilad Rabu dan Kamis pekan lalu melawat Jerman guna berunding dan mencapai kesepahaman terkait penjualan senjata ke negara-negara Arab da tetap menjaga keunggulan militer rezim ilegal ini. Jerman tahun lalu mulai meningkatkan volume penjualan senjatanya ke negara-negara Arab. Jerman juga menandatangani kontrak penjualan tank ke negara Arab dan kapal selam ke Mesir.

Haaretz menulis, Israel berusaha memiliki kesepahaman seperti yang dimilikinya dengan Amerika Serikat, juga diterapkan dengan Jerman. Langkah ini dilakukan untuk mencari kepastian bahwa penjualan senjata oleh negara Barat ke Arab tidak menganggu kedigdayaan militer Israel.

Di laporan ini mengutip salah satu petinggi Israel disebutkan, Tel Aviv sangat mengkhawatirkan penjualan dua kapal selam Berlin ke Kairo, karena Mesir saat ini sangat berbeda dengan Mesir di era Hosni Mubarak.

Sepertinya Jerman dalam penjualan senjatanya ke Timur Tengah memiliki dua tujuan. Pertama, mengingat kondisi ekonomi Jerman, pemerintah sayap kanan Angela Merkel selain menggenjot sektor industri senjata dengan transaksi luar negeri, khususnya ketika anggaran belanja militer dikurangi mencoba untuk meminimalkan pesanan senjata oleh militer negara ini. Dengan penjualan senjata seperti ini, Jerman secara langsung telah membantu rezim Arab pro Barat dan sekutu mereka di Timur Tengah serta ikut andil dalam menumpas gerakan rayat yang menentang pemerintah despotik.

Meski demikian, Israel masih tetap was-was, jangan-jangan ketika terjadi perubahan di negara-negara seperti Arab Saudi dan Qatar, senjata-senjata Jerman ini jatuh ke tangan kelompok yang anti Israel. Terkait penjualan kapal selam ke Mesir serta mengingat perubahan kebijakan di pemerintah baru negara ini terhadap Tel Aviv, Israel takut jika kapal selam tersebut mempengaruhi konstelasi strategis di kawasan serta merugikan Israel. Apalagi jika terjadi peperangan dan kapal tersebut digunakan untuk melawan Tel Aviv. (IRIB Indonesia/MF)

Read 1878 times