Gelombang tekanan terhadap Perdana Menteri Israel kian hari semakin meningkat di tengah gencarnya upaya Benyamin Netanyahu melancarkan propaganda serangan terhadap instalasi nuklir Iran. Di dalam negeri Israel sendiri kabinet Netanyahu menghadapi berbagai kecaman dari warga Zionis dan partai politik rezim Israel.
Di luar itu, memburuknya kondisi ekonomi Israel yang diperparah ancaman keamanan yang semakin tinggi menyebabkan bola salju protes keras kian menggelinding kencang menghantam Tel Aviv.
Di bidang ekonomi, protes keras menyikapi memburuknya perekonomian Israel setidaknya menewaskan dua orang Zionis yang membakar dirinya sendiri. Tidak hanya itu, sebelumnya juga terjadi aksi pemogokan dan unjuk rasa besar-besaran menandai eskalasi ketidakpuasan terhadap kabinet Netanyahu.
Meningkatnya pengangguran, lonjakan inflasi dan kemiskinan yang merajalela menyebabkan tingkat ketidakpuasan warga Zionis terhadap Netanyahu semakin meningkat dari sebelumnya. Koran Zionis, Maariv Sabtu (8/9) menulis, "Berdasarkan sebuah jajak pendapat Israel, sekitar 59 persen Zionis menyatakan ketidakpusannya terhadap kebijakan pemerintah Netanyahu."
Di bidang keamanan, bocornya informasi intelejen mengenai pertemuan kabinet Netanyahu, dan kekhawatiran atas meningkatnya kemajuan Iran yang memicu propaganda penyerangan terhadap instalasi nuklir negara itu justru menjadi bola panas bagi Tel Aviv. Shaul Mofaz, pemimpin Partai Kadima mengusulkan pemanggilan Netanyahu untuk dimintai penjelasan terkait bocornya informasi rapat kabinet Israel tersebut. Mofaz mengatakan, "Kebocoran informasi dalam sidang kabinet keamanan tidak bisa dibiarkan begitu saja."
"Netanyahu kebingungan dan stres menghadapi Iran. Alih-alih mengambil keputusan yang benar, ia malah mengkritik keras partai oposisi mengenai statemen haus perangnya itu," tegasnya.
Tampaknya rasionalitas kubu oposisi dan warga Zionis masih lebih baik dari penguasa Israel. Isu pemanggilan Netanyahu menjadi masalah besar di dalam negeri Israel. Di sisi lain dampak gelombang kebangkitan Islam di kawasan semakin membuat rezim Zionis terkucil melebihi sebelumnya. Kini, propaganda penyerangan terhadap instalasi nuklir Iran justru menjadi bumerang blunder politik bagi Netanyahu sendiri.(IRIB Indonesia/PH)