"Belum pernah aku merasakan hal seperti ini, kini aku lebih optimis terhadap Amerika Serikat ", Ini adalah kata-kata yang mengawali pidato Barack Obama, presiden Amerika untuk menepis rasa pesimis terhadap keberlanjutan kepemimpinannya di negara adi daya ini. Obama dengan optimisme ini di depan ribuan simpatisan Partai Demokrat di Konvensi Nasional partai ini di Charlotte, North Carolina secara resmi menyataan dirinya sebagai kandidat resmi pilpres November 2012.
Di pidato 40 menit Obama meski kembali ia mengumbar janji, namun tidak tampak program jelas terkait mekanisme untuk merealisasika janji tersebut. Presiden Amerika dari kubu Demokrat ini mengatakan, jika dirinya diberi kesempatan empat tahun lagi menduduki Gedung Putih maka ia akan melakukan defisit anggaran belanja negara, menambah jumlah lapangan pekerjaan di sektor produksi dan mengurangi impor minyak dari luar sekitar separuh.
Dalam pidatonya di konvensi yang digelar di Charlotte, North Carolina tersebut, Obama membanggakan kebijakan luar negerinya dan keberhasilannya dalam isu keamanan nasional. Ditegaskan Obama, dirinya satu-satunya kandidat yang cocok untuk menjadi panglima tertinggi AS.
Dalam sebuah pidato penting di konvensi itu di hadapan ribuan pendukung dan jutaan pemirsa televisi, dua bulan sebelum pemilihan pada 6 November mendatang, Obama tampak berupaya untuk menyalakan kembali gairah dukungan yang menghantarnya ke tampuk kekuasaan empat tahun lalu. Obama perlu menarik suara dari para pemilih yang belum menentukan pilihan, terutama dari mereka yang telah terpengaruh oleh pesannya yang inspiratif tentang harapan pada 2008, tapi sekarang merasa kecewa setelah keterpurukan ekonomi dan percekcokan politik yang berlarut-larut.
Obama meyakinkan mereka, "Masalah kita dapat diselesaikan, tantangan kita dapat diatasi. Ya, jalan kita lebih sulit tetapi jalan itu mengarah ke tempat yang lebih baik," katanya.
Obama hendak memberi pesan melalui konvensi itu bahwa Amerika berada di jalan menuju pemulihan, sementara penantangnya dari dari Partai Republik, yaitu Mitt Romney, akan menghidupkan kembali sejumlah kebijakan yang nyata-nyata gagal, memotong pajak untuk orang-orang kaya dan menyingkirkan program-program yang memungkinkan rakyat biasa Amerika punya kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih sejahtera.
Partai Republik, yang telah menominasikan Romney pekan lalu, menyatakan bahwa tingkat pengangguran yang tinggi yaitu 8,3 persen merupakan bukti bahwa kebijakan Obama telah gagal. Sejumlah kebijakan pemerintahan Obama juga telah merugikan dunia usaha dan menyebabkan defisit anggaran federal melambung.
Kedua kandidat terlibat dalam persaingan yang ketat. Sejumlah jajak pendapat menunjukkan, Romney, seorang pengusaha kaya dan mantan gubernur Massachusetts, dinilai sebagai calon yang lebih baik untuk meningkatkan perekonomian, sementara Obama dipandang sebagai sosok yang lebih menyenangkan dan punya pemahaman yang lebih baik tentang kondisi sehar-hari rakyat Amerika.
Namun demikian di janjinya Obama hanya menjelaskan bahwa dalam mengurangi anggaran belanja negara dirinya tidak berniat menyusahkan rakyat kelas menengah. Ia pun tampaknya tak menjelaskan kebijakan mana yang nantinya akan dilanjutkan atau kebijakan mana yang akan dia revisi nantinya. (IRIB Indonesia/MF)