Ukuran Tauhid dan Syirik
Masalah tauhid dan syirik adalah salah satu masalah yang seluruh kalangan Muslimin memiliki pandangan yang sama terhadapnya dan tidak ada perselisihan di dalamnya. Tauhid memiliki beberapa tingkatan, dan di sini kita akan membahasnya secara universal serta kita akan menitik bertkan pembahasan kita pada tauhid ibadah karena hal ini banyak diselewengkan oleh kaum wahabi. Banyak dari amal-amal ibadah yang tersebar di tengah kaum Muslimin yang mereka anggap perbuatan syirik. Beberapa tingkatan tauhid diantaranya adalah :
1. Tauhid dalam Dzat; maksudnya adalah kita meyakini bahwa tidak ada satupun yang menyerupai ataupun padanan bagi Allah swt. Selain dalil akal, dapat kita temukan juga dalil-dalil dari Firman Allah seperti : “Tidak ada satupun yang menyerupai-Nya…” (1) dan ayat : “Katakanlah! Dialah Allah Yang Maha Esa.” (2)
2. Tauhid dalam penciptaan; Allah swt berfirman : “…Katakanlah! Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (3)
3. Tauhid dalam Ketuhanan dan pengatur sistem alam semesta; “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudiam Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala urusan…” (4)
4. Tauhid dalam pembuatan syariat dan peletakan hukum; “… Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir.”, “… barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang dzalim.”, “… barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang yang fasik.” (5)
5. Tauhid dalam ketaatan; “Dan tidaklah Kami mengutus seorang Rosul kecuali untuk ditaati dengan izin-Ku…” (6)
6. Tauhid dalam Ibadah; maksudnya hanya beribadah pada Allah Yang Maha Esa semata, sesuai dalam firman-Nya : “sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Ia. Ini adalah jalan yang lurus.” (7) pada dasarnya, hal ini disepakati oleh seluruh kalangan Muslimin dan hanya dalam misdaq-misdaqnya terdapat perbedaan seperti dalam sebagian amalan khusus. Yaitu, apakah beribadah kepada selain Allah adalah melakukan perbuatan syirik dan orang yang melakukannya adalah musyrik atau tidak? Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami pokok pembahasannya dimana kita harus membangun pemahaman sebenarnya tentang ibadah terlebih dahulu dan neraca untuk menentukan tauhid atas perbuatan syirik ini adalah pokok/usul. Para wahabi telah lalai pada pokok tersebut oleh karenanya mereka banyak menghukumi amal-amal Muslimin sebagai syirik dalam Ibadah.
[1] QS. asy-Syuraa : 11
[2] QS. Tauhid : 1
[3] QS. ar-Ra’d : 16
[4] QS. Yunus : 3
[5] QS. al-Maidah : 44 – 45, 47
[6] QS. an-Nisa : 64
[7] QS. Ali Imran : 51