Perwakilan tetap Iran di PBB Jumat dini hari membantah klaim infaktual AS terhadap Iran yang dituding terlibat dalam insiden sabotase terhadap kapal tanker minyak di laut Oman.
Pada Kamis pagi terjadi aksi sabotase terhadap dua kapal tanker minyak di laut Oman. Kementerian perdagangan Jepang menyatakan bahwa kedua kapal tanker minyak tersebut milik negara ini.
Tidak berapa lama setelah peristiwa ini, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo langsung mengarahkan telunjuk tudingan terhadap Iran tanpa memberikan bukti sama sekali sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam aksi sabotase ini.
Tudingan pejabat tinggi AS tersebut langsung direspon perwakilan tetap Iran di PBB dengan menyebut kehadiran pasukan AS di kawasan senantiasa menjadi pemicu utama instabilitas di Teluk Persia.
Perwakilan tetap Iran di PBB menegaskan, AS dan sekutu regionalnya harus menghentikan ambisi perang, konspirasi dan fitnah serta operasi rahasianya yang bertujuan untuk menyalahkan pihak lain.
Menteri Luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif di akun Twitternya menulis, "Tudingan anti-Iran yang dilancarkan AS tanpa bukti dan data yang benar mengindikasikan 'Tim B' yang terdiri dari Penasehat Keamanan Nasional AS, John Bolton, Perdana Menteri Rezim Zionis, Benyamin Netanyahu, Putera Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman, dan Putera Mahkota Abu Dhabi, Mohamed bin Zayed menjadi langkah yang merusak diplomasi Perdana Menteri Jepang, Abe Shinzo untuk menurunkan tingkat ketegangan di kawasan demi menyembunyikan terorisme ekonomi terhadap Iran,".
Dengan mempertimbangkan dampak buruk aksi sabotase ini terhadap keselamatan kapal dan keamanan jalur lalu lintas laut, dan terulangnya plot ini menunjukkan babak baru dari skenario destruktif AS dan sekutunya untuk merusak stabilitas dan keamanan regional.
Sekitar sebulan lalu terjadi peristiwa yang mencurigakan menimpa empat kapal komersial di lepas pantai al-Fujairah. Analis politik Timur Tengah, Omar mengatakan, ada banyak potensi besar dalam kasus ini menyangkut tujuan provokasi lebih besar Amerika Serikat terhadap Iran, dan kemungkinan lain serangan tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok seperti al-Qaeda atau Daesh.
Tampaknya, peristiwa serupa terjadi lagi mengejar tujuan politik berikutnya. Analis politik Timur Tengah, Hassan Hanizadeh, mengatakan saat ini sedang terbentuk sebuah konspirasi berbahaya di tingkat internasional, oleh karena itu komite pencari fakta independen harus dibentuk untuk mengidentifikasi para pelaku ledakan tersebut.
Skenario ini dilancarkan untuk mengalihkan opini publik dan untuk membalikkan realitas dan memberikan alamat yang salah dalam mengidentifikasi aktor-aktor kunci aksi terorisme di kawasan. Sebagaimana ditegaskan dalam pernyataan Perwakilan Tetap Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa Republik Islam Iran mengingatkan kembali masalah intimidasi, tekanan, dan ancaman serta sepak terjang destruktif AS, sekaligus mengkhawatirkan masalah insiden mencurigakan kapal tanker minyak yang terjadi kemarin.
Perwakilan Tetap Iran untuk PBB menjelaskan bahwa Republik Islam Iran siap untuk memainkan peran aktif dan konstruktif dalam mengamankan penyeberangan laut strategis serta siap untul memperkuat perdamaian, stabilitas dan keamanan kawasan.