Kunjungan Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhan ke Malaysia dan usulan-usulan yang disampaikan dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi Kuala Lumpur 2019 (Kuala Lumpur Summit 2019) serta penekanan atas perluasan kerja sama di antara negara-negara Muslim untuk mengatasi tantangan bersama menjadi awal yang baik untuk menuju kerja sama, konvergensi dan pencapaian kemajuan dunia Islam.
Republik Islam Iran sebagai sebuah negara penting di Benua Asia telah mencapai berbagai prestasi penting di banyak sektor sains dan teknologi dalam empat dekade terakhir, terutama ilmu-ilmu pengetahuan baru termasuk nanoteknologi dan bioteknologi.
Berbagi prestasi dan kemajuan tersebut dengan negara-negara Muslim di Benua Asia akan memiliki hasil yang bagus, dan tentunya juga akan melipatgandakan kekuatan dan pengaruh negara-negara ini di dunia, yang saat ini terganggu oleh unilateralisme Amerika Serikat dan kekuatan-kekuatan hegemoni global.
Presiden Iran dalam pidatonya di Kuala Lumpur Summit 2019 pada hari Kamis (19/12/2019) mengatakan, keputusan untuk memajukan dunia Islam akan kuat dan stabil dengan berpijak pada kerja sama.
Dia menambahkan, negara-negara Muslim harus saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, di mana ada banyak alasan untuk mencapai integrasi bersama di dunia Islam.
Negara-negara Muslim di Benua Asia memiliki kapasitas yang sangat besar untuk menjalin kerja sama yang luas, di mana peningkatan konvergensi di setiap sektor ekonomi, ilmiah, budaya, pertahanan, dan bahkan pariwisata akan menambah lingkaran kekuatan dan pengaruh dunia Islam di semua bidang.
Iran, Indonesia, Malaysia, Turki dan Pakistan merupakan negara-negara Muslim penting, di mana setiap dari negara ini memiliki pengalaman sukses di banyak bidang. Jika negara-negara itu saling berbagi kemampuan dan pengalamannya maka selain memenuhi kebutuhan satu sama lain, mereka juga akan mampu menjadi kekuatan yang efektif di arena global.
Karena adanya beberapa pendekatan eksklusif di dunia seperti monopoli dolar oleh Amerika Serikat dan diskriminasi ilmiah di dunia, maka negara-negara Muslim harus bersinergi bersama agar bisa menghapus pengaruh dari pendekatan kolonial teersebut.
Terkait hal ini, Rouhani dalam pidatonya di Kuala Lumur Summit mengusulkan tiga hal penting untuk kerja sama efektif di antara negara-negara Muslim. Pertama, pembentukan dana bersama pada KTT Kuala Lumpur untuk jaminan finansial kerja sama teknologi antar negara Muslim agar mereka bisa masuk dengan kuat ke dalam rantai nilai dunia.
Kedua, pembentukan pusat riset bersama di bidang teknologi kecerdasan buatan dan keamanan cyber untuk pelopor dalam teknologi informasi dan komunikasi interdisipliner, dan yang ketiga adalah pembentukan pasar bersama negara-negara Muslim dan Islam di bidang ekonomi digital.
Jika tiga usulan tersebut terwujud maka akan menciptakan kutub pengaruh besar di dunia Islam. Selain itu, mengingat negara-negara Muslim memiliki banyak persamaan budaya, bahasa, agama dan peradaban maka mereka akan dengan mudah mampu menciptakan pendekatan dominan di dunia pada banyak sektor, bahkan bisa menjadi sebuah lembaga kuat yang mengelola persamaan ekonomi, budaya dan politik dunia.
Penciptaan jaringan perbankan bersama, pembuatan jaringan transportasi kereta api dan pembangunan jaringan pariwisata di antara negara-negara Muslim adalah di antara kapasitas besar dan aktif di negara-negara ini, di mana realisasi masing-masing tersebut tidak hanya akan menciptakan ikatan luas di antara negara-negara Muslim, tetapi juga akan melipatgandakan kemampuan dan pengaruh ekonomi dan politik dunia Islam di arena internasional.