Perkembangan Perang Ukraina dan Rusia, Tindakan Baru NATO hingga Kemungkinan Serangan Kimia oleh Ukraina

Rate this item
(0 votes)
Perkembangan Perang Ukraina dan Rusia, Tindakan Baru NATO hingga Kemungkinan Serangan Kimia oleh Ukraina

 

Kelanjutan dukungan NATO terhadap Ukraina dalam perang dengan Rusia, upaya untuk mengadakan pertemuan internasional kedua mengenai nasib Ukraina, perpanjangan sanksi terhadap beberapa negara yang tidak sejalan dengan Amerika Serikat, dan risiko perang kimia di antaranya berita terpenting perang antara Ukraina dan Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Kelanjutan perang di Ukraina dan dukungan negara-negara anggota NATO

Tehran, Parstoday- Perang di Ukraina masih berlangsung sementara negara-negara anggota NATO mendukung Ukraina dengan berbagai cara untuk melanjutkan perang.

Negara-negara Barat tidak hanya bersikeras untuk melanjutkan perang di Ukraina, tetapi juga semakin mempolarisasi dunia secara politik. Dalam hal ini, Uni Eropa memperpanjang sanksi terhadap Iran selama satu tahun lagi dengan alasan bahwa mereka mendukung Rusia dalam perang di Ukraina.

Penyelenggarakan pertemuan internasional kedua mengenai Ukraina

Ukraina mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan pertemuan internasional kedua tentang visi perdamaian Ukraina dalam perang dengan Rusia selama beberapa bulan ke depan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa Kyiv seharusnya dapat mengadakan pertemuan internasional kedua mengenai prospek perdamaian dalam perang dengan Rusia.

Zelensky berkata, "Saya menetapkan tujuan untuk memiliki program yang sepenuhnya siap pada bulan November".

Bulan lalu, Ukraina mengadakan pertemuan perdamaian pertama di Swiss, yang dihadiri oleh perwakilan 92 negara. Namun Rusia, yang merupakan pihak yang berperang, tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Kini Rusia telah mengumumkan bahwa Moskow tidak akan berpartisipasi dalam pertemuan ini dan tidak mengetahui rencana pertemuan kedua.

Saat mengumumkan persyaratan perdamaian negaranya dengan Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, "Bertentangan dengan klaim Barat, Rusia tidak memulai perang ini sebagai bagian dari operasi militer khusus, tetapi rezim Kyivlah yang memulai permusuhan dan terus memberikannya,".

Pertemuan perdamaian Ukraina yang diselenggarakan Swiss digelar sebulan lalu tanpa hasil signifikan. Dalam pernyataan akhir pertemuan ini, tidak ada solusi spesifik yang diusulkan untuk mencapai perdamaian di kawasan.

Rusia hancurkan 13 drone Ukraina di Rusia

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan penghancuran 13 drone Ukraina di berbagai wilayah negaranya.

Menurut Sputnik, saat mengumumkan penghancuran 13 drone Ukraina di langit Rusia, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina mencoba melakukan serangan teroris menggunakan beberapa drone di wilayah Federasi Rusia.

Menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, sistem pertahanan udara telah menghancurkan 9 drone di Rostov, Bilgorod, Kursk, Voronezh, Laut Hitam dan sekitar pantai barat Semenanjung Krimea.

Tuntutan Amerika agar Ukraina tidak menyerang jauh ke wilayah Rusia

Matthew Miller, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa pencegahan Washington terhadap serangan Ukraina jauh ke dalam wilayah Rusia dengan menggunakan senjata yang disediakan oleh negara ini adalah langkah yang tepat.

Sebelumnya, Inggris mengumumkan bahwa mereka tidak mengizinkan Ukraina menggunakan rudalnya untuk menyerang wilayah Rusia.

Posisi baru NATO dalam perang di Ukraina Sekretaris Jenderal NATO mengumumkan bahwa aliansi tersebut tidak akan melakukan intervensi langsung dalam konflik di Ukraina, dan akan membatasi bantuannya untuk mendukung jatuhnya pesawat tempur Rusia.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengangkat masalah ini setelah Wakil Menteri Pertahanan Polandia Cezary Tomczyk menanyakan tentang jatuhnya rudal Rusia di Ukraina.

Stoltenberg mengatakan, "Koalisi akan mendukung Ukraina dalam menembak jatuh pesawat tempur Rusia, tetapi tidak akan campur tangan langsung dalam konflik tersebut,".

Kekhawatiran akan penggunaan senjata kimia oleh Ukraina

Volodymyr Tarabrin, Perwakilan Tetap Rusia di Organisasi Pelarangan Senjata Kimia menekankan bahwa Rusia tidak memiliki ancaman kimia terhadap Ukraina. Perwakilan tetap Rusia di Organisasi Pelarangan Senjata Kimia juga menuduh Kyiv terus meningkatkan stok penawar racun, masker gas, dan peralatan pelindung diri lainnya secara signifikan melebihi kebutuhan mereka.

"Tampaknya tindakan provokatif ini berskala besar terhadap penggunaan senjata kimia oleh Ukraina sendiri," katanya.

Seorang pejabat senior angkatan bersenjata Rusia baru-baru ini mengumumkan bahwa tentara Ukraina menggunakan senjata kimia secara sistematis, dan terdapat banyak bukti bahwa tentara Ukraina telah menggunakan zat beracun seperti kloropikrin dan klorastefenon di berbagai wilayah di Donetsk, yang telah didokumentasikan berkali-kali. Namun sejauh ini Amerika Serikat bungkam mengenai kondisi tersebut.

Read 61 times