Dengan tibanya bulan Muharam dan syahadah Imam Husein as, para pengikut Syiah di seluruh dunia mempersiapkan diri untuk acara duka di bulan ini dengan dengan hati penuh kesedihan. Mereka melaksanakan acara duka Imam Husein as demi mengingatkan kembali pengorbanan Imam Husein as dan para sahabat loyalnya.
Cinta kepada Imam Husein as melampaui batas-batas teritorial pelbagai negara di dunia dan para pecinta Imam Husein as, terlepas dari warna kulit, agama, bahasa dan budaya, semua bersedih akan pengorbanan Imam Husein as. Dengan memperhatikan luas dan pentingnya ritual duka bulan Muharam di antara bangsa-bangsa di dunia, kami merasa penting untuk memperkenalkan ritual duka bulan Muharam di seluruh dunia. Di berbagai negara acara duka Imam Husein as dilaksanakan berbeda sesuai dengan kekhususan budaya mereka.
Pertama kami akan menyinggung ritual bulan Muharam umat Islam di negara-negara Eropa.
Komunitas terbesar Syiah di Jerman terletak di kota Hamburg. Karenanya, setiap tahun acara Asyura diselenggarakan di Islamic Center Hamburg yang diikuti banyak pecinta Ahlulbait as. Di hari-hari Tasu'a dan Asyura, di Islamic Center Hamburg, kebanyakan acara dimulai dengan pidato dan di akhir ceramah biasanya mereka yang hadir melakukan ritual duka dengan menepuk dada. Begitu juga di hari Asyura setelah pembacaan Ziarah Asyura dan pelaksanaan acara duka, sekitar 2.000 orang yang hadir dijamu makanan di sini.
Warga Syiah yang tinggal di Denmark juga memiliki Huseiniah dan di situ mereka melaksanakan acara duka Muharam. Dar al-Husein dikelola oleh Syahid Hakim dan termasuk Huseiniah yang dibangun olehnya pada 1990 dengan bantuan warga keturunan Irak yang tinggal di Kopenhagen. Yayasan Dar al-Husein juga menyelenggarakan kelas-kelas bagi mereka yang ingin mengenal Islam lebih jauh. Di Denmar juga ada Huseiniah warga keturunan Iran yang menjadi salah satu Islamic Center di Denmark yang menyelenggarakan berbagai program seperti pembacaan doa Kumail, acara duka menepuk dada dan pembacaan kidung duka.
Acara Hari Asyura di Denmark
Keberadaan pecinta Ahlulbait as di benua Amerika turut menyelenggarakan acara duka bulan Muharam dengan khidmat. Sebagai contoh, masjid Imam Ali as di New York di sepuluh hari pertama bulan Muharam melaksanakan acara duka Imam Husein as secara besar-besaran dengan dihadiri para pecinta Ahlulbait as. Para mahasiswa pelbagai universitas New York mengundang para ulama di hari-hari ini dan menyelenggarakan acara dan pertemuan untuk menjelaskan kebangkitan Asyura Imam Husein as.
Ada lebih dari satu juta umat Islam dengan latar belakang etnis yang berbeda yang tinggal di Kanada dan sekitar sepertiga dari mereka adalah warga Syiah. Bertepatan dengan peringatan tragedi Karbala, warga Syiah Kanada di sepuluh hari pertama bulan Muharam melaksanakan acara duka Imam Husein as. Acara paling penting adalah acara ceramah yang secara khusus membahas pelbagai dimensi peristiwa Asyura dan pelajaran sejarah darinya.
Pada hari Asyura di Kanada, acara duka yang biasa dilakukan adalah menepuk dada dan pembacaan kidung duka. Acara duka lebih banyak diselenggarakan di tempat-tempat tertutup. Baru-baru ini sebagian melaksanakan pawai duka di hari Asyura di kota dan bundaran yang sangat mempengaruhi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang sering dilakukan di Kanada adalah memasang baner dan poster yang memperkenalkan Imam Husein as kepada masyarakat dan wajah kota-kota besar di negara ini di bulan Muharam dipenuhi dengan baner dan poster ini.
Pawai duka Imam Husein as di Toronto, Kanada
Sementara di Afrika, warga Syiah dan pecinta Ahlulbait dan Imam Husein as tampil sangat signifikan dan menyelenggarakan puluhan acara dan ritual di hari-hari Muharam di negara-negara Afrika. Para pecinta Ahlulbait di benua Afrika yang hari ini mencakup warga pribumi negara-negara di benua ini kebanyakan menyimpan simbol-simbol Asyura di rumah-rumah mereka dan setiap pagi mereka menghormati dan bertabaruk dengannya.
Ritual Asyura di negara-negara ini dilakukan dengan semangat dan kehangatan dalam beberapa tahun ini. Sebagai contoh, acara Asyura Imam Husein as yang diselenggarakan setiap tahunnya di kota Harar, Ethiopia. Mereka di hari kesembilan (Tasu'a) dan kesepuluh (Asyura) bulan Muharam melakukan jalan beriringan yang tertib menuju rumah-rumah warga dan setelah membaca al-Quran secara berkelompok dalam sebuah acara melaknat para pembunuh Imam Husein as dan para sahabatnya.
Kaum perempuan Harar sejak awal telah menyiapkan simbol-simbol dalam bentuk kendi dan ketika kelompok pawai yang beriringan tiba, mereka melempar kendi tersebut ke arah pawai duka, sementara para pemuda yang hadir dalam pawai beriringan dengan kayu yang berada di tangan mereka melakukan gerakan simbolik memecahkan kendi tersebut sampai berkeping-keping sebagai tanda kebencian mereka kepada pembunuh Imam Husein as.
Setelah itu, para wanita pecinta Ahlulbait as menjamu para peserta pawai duka dengan makanan halwa, bubur daging dan makanan lokal lainnya. Puncak acara duka Imam Husein as di Harar, Ethiopia di hari Asyura yang dimulai sejak jam 9 pagi akan berakhir pukul 3 sore. Di hari ini, selain pembacaan kidung duka, warga melakukan shalat empat rakaat dan setelah itu bersama-sama membaca Ziarah Asyura dan Alqamah. Di hari ini, acara ceramah dan kisah heroik Asyura disampaikan dengan lebih rinci.
Di Nigeria juga sama dengan di daerah-daerah lain, para pecinta Ahlulbait as dan warga Syiah berpartisipasi dan menyelenggarakan acara Asyura Imam Husein as, sekalipun mendapat pengawasan ketat pemerintah. Kota-kota besar Nigeria seperti Abuja, ibukota Nigeria, Zaria, Kanu, Kaduna, Katsina, Bauchi, Yola, Youbi dan bahkan kota Dawara, kota kelahiran presiden Nigeria saat ini. Warga Syiah Nigerian menyelenggarakan acara duka Imam Husein as secara besar-besaran.
Malaysia merupakan negara di Asia Tenggara dengan mayoritas muslim. Populasi Malaysia sekitar 31 juta orang, dimana lebih dari 60 persen penduduknya beragama Islam. Mazhab umat Islam Malaysia kebanyakan Syafii dan sekitar dua persen dari populasi umat Islam negara ini bermazhab Syiah. Pada bulan Muharam, umat Islam pribumi dan imigran negara ini berkumpul di Kualalumpur dan menyelenggarakan acara duka dengan meriah. Sama seperti di negara-negara muslim lainnya, umat Islam Malaysia juga bernazar di hari-hari Muharam, khususnya di hari Tasu'a dan Asyura.
Salah satu nazar paling penting yang dilakukan di bulan Muharam di Malaysia adalah bubur beras. Warga Malaysia membuat bubur beras dari beras, santan dan gula lalu menghiasai bagian atasnya dengan parutan kacang tanah atau kacang-kacangan lainnya kemudian membagikannya kepada mereka yang hadir di acara duka Imam Husein as. Makanan ini biasanya dibagikan pada siang hari Asyura. Halwa yang dibuat dari tepung beras juga termasuk makanan nazar yang dibagikan.
Acara duka Imam Husein as di Asia Tenggara
Warga Syiah India juga menyelenggarakan beragam acara khusus di bulan Muharam dan Shafar, khususnya di sepuluh hari pertama bulan Muharam dengan kecintaan yang luar biasa. Di awal bulan Muharam, mereka mengibarkan bendera Abul Fadhl Abbas as dan sejak hari itu bulan duka telah dimulai. Sejak awal bulan Muharam, banyak umat Islam, terutama warga Syiah yang mengenakan baju berwarna hitam. Di bulan Muharam, mereka yang jauh dari rumahnya, kembalilagi ke rumahnya, sekalipun berada di negara lain. Warga Syiah India berkeyakinan bahwa mereka harus melaksanakan acara duka di tempat kelahirannya.
Di malam Asyura, warga Syiah India memperingatinya seperti malam-malam Lailatul Qadr dan mereka tidak tidur sampai pagi dengan melakukan acara ratapan duka dan pembacaan kidung duka. Acara duka hari Asyura yang dimulai dari dini hari berlanjut hingga sore hari. Tepuk dada dengan tangan atau rantai termasuk ritual yang dilakukan para peserta acara duka dalam memperingati hari ini.
Ritual bulan Muharam di India
Di India, di hari-hari Muharam, sejak hari pertama bulan Muharam, semua tempat penyelenggaraan acara duka dihias dengan bendera dan keranda. Setiap hari majelis duka diselenggarakan di tempat penyelenggaraan acara duka dan majelis duka yang lebih umum diselenggarakan di tempat berkumpul yang lebh besar.
Disebutkan bahwa di India, seperti negara-negara lain, warga terbiasa menyiapkan dan membagikan makanan nazar kepada mereka yang hadir dalam acara duka. Sejak hari pertama bulan Muharam, mereka yang mengikuti acara duka dijamu dengan sirup dan air dingin. Sementara di hari kesembilan yang mengingatkan Ali Asghar, mereka membagikan susu kepada warga. Pada hari Tasu'a dan Asyura, warga membagikan makanan nazarnya kepada orang yang hadir dalam acara duka seperti roti, sate dan makanan serupa Qeime di Iran.
Di India, banyak dilakukan pembacaan kidung duka dan tidak terbatas pada umat Islam saja, tapi warga beragama Hndu yang melakukannya, tapi ketika ditanyakan tentang Asyura kepada mereka, bukan saja mereka memuji Imam Husein as, tapi mereka juga membacakan kidung duka dan menangis untuk Imam Husein as.
Contoh pembacaan kidung duka Imam Husein as dengan bahasa India
Tata cara dan ritual duka Imam Husein as di pelbagai dunia lebih banyak dari yang ada ini. Di banyak negara lain seperti Irak, Kuwait, Turki, Bahrain, Arab Saudi, Azerbaijan, Inggris, Myanmar dan lain-lain, mereka juga menyelenggarakan acara duka Imam Husein as. Poin penting adalah di semua ritual ini ada kesamaan seperti mengingat tragedi Karbala, berduka untuk syuhada dalam peristiwa ini, pengorbanan dan ketabahan mereka dalam membela nilai-nilai agama.
Mereka yang berduka di hari ini mengetahui tidak akan menerima kehinaan dan kezaliman. Karena slogan pemimpin mereka adalah melawan segala bentuk ketidakadilan dan kezaliman. Dari sini, acara duka memperingati syahadah Imam Husein as adalah pengakuan untuk melawan musuh kemanusiaan dan kebebasan yang membawa semangat dan moral lebih tinggi bagi setiap individu dan masyarakat