Mengenal Perempuan dalam Al-Quran (3)

Rate this item
(0 votes)
Mengenal Perempuan dalam Al-Quran (3)

 

Dalam kebangkitan para nabi ilahi, perempuan hadir dengan aktif dan konstruktif. Fakta ini dapat disaksikan di masa para nabi seperti Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad Saw sebagai pamungkas para nabi ilahi.

Dalam sejarah panjang kenabian hingga nabi terakhir, kehadiran perempuan sangat aktif dan konstruktif. Mereka memainkan peran dan menentukan rute perkembangan sejarah manusia. Kehadiran perempuan mulia bernama Hajar yang mendampingi Nabi Ibrahim as atau bergabungnya Asiah, istri Firaun dengan agama yang dibawa oleh Nabi Musa as atau ketika Maryam bersama Nabi Isa as, termasuk catatan emas kehadiran perempuan dalam agama ilahi. Terutama ketika kehadiran ini tidak untuk menunjukkan diri, tapi wajah-wajah ini hadir secara luas dan aktif demi memajukan dan mensosialisasikan agama ilahi. Mencermati kehidupan mereka selain menjelaskan bahwa di bawah bayang agama ilahi, perempuan memiliki kepribadian transendental dan membuktikan posisi kehadiran mereka yang menentukan.

Nabi Ibrahim as, salah satu nabi Ulul Azmi. Nabi yang dikenal dan hadir di seluruh dunia serta penggagas agama monoteisme dan tauhid. Agama yang akan berlanjut hingga berakhirnya dunia dan banyak manusia pemeluknya yang akan selamat. Di sisi nabi ilahi ini ada dua wajah perempuan. Sarah sebagai contoh perempuan yang terhormat dan hati yang suci, dimana selalu bersama suaminya. Kedua, Hajar simbol keimanan, kesabaran dan tawakl kepada Allah.

Sarah merupakan seorang perempuan penuh kebajikan dan bila mengkaji sejarah para nabi, dapat diketahui betapa beliau memiliki peran dan posisi khusus dalam penyebaran tauhid. Selain berparas luar biasa cantik, Sarah tergolong perempuan paling kaya di masanya. Ia memiliki tanah persawahan yang luas dan hewan peliharaan yang banyak. Namun sekalipun memiliki semua ini, ternyata Sarah justru menginginkan seorang pemuda pemberani seperti Ibrahim as.

Ibrahim seorang anak yatim yang tidak memiliki harta dan kekayaan. Tapi kebajikan dan nilai-nilai kemanusiaan yang ada dalam dirinya mampu menarik seorang Sarah. Sikap ksatria Ibrahim telah dikenal oleh semua orang. Itulah mengapa Sarah menyerahkan semua kekayaannya kepada suaminya Ibrahim as dan beliau yang mengurusinya semua kekayaan dan hewan peliharaan, sehingga kondisi kehidupannya tidak seperti dahulu lagi, bahkan di daerah tempat tinggalnya tidak ada yang memiliki kekayaan sebanyak itu.

Dalam riwayat dari Imam Shadiq as disebutkan, "Sarah memiliki banyak kambing dan tanah yang luas serta kehidupan yang baik. Semua kekayaannya diserahkan kepada Ibrahim as. Kemudian Ibrahim mengelola harta itu, sehingga memiliki sangat banyak kambing dan tanah pertanian yang luas, sehingga di kawasan itu tidak ada seseorang yang lebih kaya darinya."

Sebelum menikah dengan Ibrahim as, Sarah adalah seorang yang berkecukupan, namun setelah berkeluarga, ia harus menanggung segala masalah dan bencana. Sekalipun demikian, Sarah menghadapinya dengan penuh kesabaran dan kerelaan. Karena semua itu merupakaan ujian sulit Allah Swt demi memunculkan keikhlasan hamba-Nya yang terpilih.


Nabi Ibrahim as lahir di dalam goa dan di sana juga beliau diangkat sebagai utusan Allah. Beliau memiliki perbedaan dengan para nabi sebelum dan sesudahnya. Karena rencana Allah, beliau akan mencapai derajat tertinggi dari kenabian yaitu keimamahan. Demi mencapai posisi agung ini, Nabi Ibrahim as berhasil melewati segala ujian ilahi. Selama bertahun-tahun, Ibrahim tidak memiliki anak. Selama itu pula, beliau berdoa, bermunajat dan beribadah kepada Allah dan tidak pernah mengadukan keadaannya kepada Allah. Nabi Ibrahim as hanya berkata, "Ya Allah! Bila engkau melihat maslahat, maka anugerahkan anak kepadaku."

Bertahun-tahun lewat, Sarah memahami bahwa ia tidak akan dikaruniai anak. Oleh karenanya, ia mengusulkan Hajar, budaknya, seorang perempuan yang sangat layak dan bertakwa sebagai istri Ibrahim as, sehingga mungkin darinya Ibrahim as bisa mendapatkan anak dan dapat melanjutkan risalah ayahnya. Nabi Ibrahim as menerima usulan istrinya dan Hajar akhirnya menjadi istrinya. Sejak saat itu, ia bukan lagi seorang budak, tetapi mendapat kehormatan sebagai istri nabi dan membuat Ibrahim semakin tenang di usianya yang sudah tua.

Tidak berapa lagi setelah pernikahan itu, Hajar hamil dan bersamaan dengan periode kehidupan yang sulit, ia melahirkan anak Ibrahim yang diberi nama Ismail. Itulah bayi yang dahinya memancarkan cahaya terang kenabian. Kini Ibrahim begitu gembira telah melewati usia tanpa anak. Karena telah diwahyukan kepadanya bahwa akan lahir nabi dari keluarganya dari generasi Ismail. Pamungkas para nabi dan dua belas bintang bercahaya akan muncul dari bayi ini dan memenuhi dunia dengan cahaya dan kebahagiaan.

Bayi yang baru lahir ini tidak hanya seorang anak, tapi akhir dari usia penantian. Sebuah balasan dari satu abad menanggung kesulitan. Anak yang meniupkan kegembiraan setelah hilangnya pengharapan yang pahit. Tapi di bagian lain, Sarah semakin sedih karena tidak punya anak. Dalam kondisi yang demikian, ia tidak ingin muncul perilaku atau perbuatan dari dirinya yang tanpa disadari. Oleh karenanya, Sarah meminta kepada Ibrahim as agar Hajar dan Ismail tinggal di tempat lain. Ibrahim as menyetujui permintaan istrinya.


Sarah selalu berharap pertolongan Allah. Suatu hari ia berkata kepada Ibrahim, "Sekalipun aku sudah tua dan tidak mampu lagi, tapi pelita harapan dalam batinku selalu menyala. Saya sampai pada keyakinan bahwa sangat mungkin saya akan memiliki anak. Kekuasaan Allah akan menghilangkan kekurangan saya ini. Saya meminta kepdamu agar mendoakan aku."

Nabi Ibrahim as menyanggupi permintaan istrinya dan bermunajat kepada Allah agar hajat dan keinginan Sarah terkabulkan. Doa Ibrhaim terkabulkan dan akhirnya Allah Swt menganugerahkan seorng anak kepadanya lewat Sarah di usia tua. Kisah ini disebutkan dalam al-Quran surat Hud ayat 69-73.

"Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, "Selamat". Ibrahim menjawab, "Selamatlah,"maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth". Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub. Isterinya berkata, "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh". Para malaikat itu berkata, "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah."

Selama bertahun-tahun Sarah menghadapi ujian sulit ilahi di sisi Ibrahim as menjadikannya seorang yang bertakwa dan suci. Sedemikian besar potensi yang dimiliki Sarah, sehingga ia dapat bertemu dengan para malaikat dan berbicara dengan mereka. Derajat ini hanya diraih oleh manusia-manusia khusus dan wali Allah. Fakta ini menjelaskan bahwa dalam budaya monoteisme dan tauhi, seorang perempuan juga memiliki keagungan dan nilai yang tinggi seperti pria. Dengan keimanan yang kuat dan ketakwaan yang ikhlas, mereka dapat berbicara dengan malaikat dan menerima kabar gembira dari Allah lewat para malaikat menunjukkan rahmat dan pertolongan Allah.


Peran perempuan dalam mengelola urusan rumah tangga sangat penting dan sekalipun secara hukum perempuan tidak memiliki kewajiban yang demikian, tapi atmosfer cinta, keakraban dan kasih sayang keluarga membuat perempuan berusaha bersama suaminya untuk menciptakan kesejahteraan dan ketenangan. Dengan keindahan rasa yang bersumber dari semangat kasih sayangnya, perempuan mempersiapkan tempat yang telah dihiasi demi mendidik generasi akan datang. Dalam teladan yang disampaikan al-Quran untuk perempuan mengelola rumah tangga secara spesifik telah ditekankan tentang bagaimana mereka menerima tamu dan menjelaskan kisah masuknya para malaikat ke rumah Nabi Ibrahim as. Sebuah contoh yang jelas mempertontonkan model perilaku seorang perempuan yang mengurus rumah tangga.

Menurut Allamah Majlisi, faktor dan tanda kepribadian serta kesempurnaan Sarah, istri Nabi Ibrahim as adalah pekerjaan mengurus rumah tangga dan menerima tamu Ibrahim as. Dia senantiasa melayani tamu-tamu Nabi Ibrahim as dan Allah Swt dalam al-Quran mengingatkan akan kebaikan Sarah ini, "Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, ..." (QS. Hud: 71). Sarah dalam menjamu tamu-tamu suaiminya menunjukkan ketrampilannya, bahkan ketika ada tamu yang tidak diundang mendatangi rumah mereka. Tidak menunggu lama, dia melayani mereka dengan cara terbaik, sebagaimana dalam al-Quran disebutkan, "Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang."

Sarah adalah perempuan pertama yang beriman kepada Ibrahim as. Dalam peristiwa Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api, Sarah meminta kepada Allah Swt untuk menyelamatkan Ibrahim dan setelah peristiwa ini, masyarakat mengusir Ibrahim, Sarah dan Luth, sehingga mereka pergi ke daerah Syam. Sarah mempersiapkan diri menanggung segala kesulitan dalam perjalanan dan keterasingan agar seruan dan ajakan Ibrahim dapat diterima luas. Akhirnya, setelah menjalani kehidupan bercahaya dan melewati jalan yang lurus ilahi serta mendukung Nabi Ibrahim, Sarah meninggal dunia dalam usia 120 tahun.

Read 919 times