Cerita yang Menarik Tentang Ibnu Sina (Avicenna)
Salah satu tokoh Alim terkenal di Iran adalah Hakim Ibnu Sian. Dia cendekiawan dan bijaksana yang besar bahwa buku- bukunya masih diajar di berbagai universitas barat. Dia betapa pintar bahwa dapat menguasai seluruh ilmu pengetahuan pada zamannya. Dia dapat menghafal AlQuran ketika dia hanya berusia 10 tahun. Pada usia 18 tahun, dia menonjol di bidang medis dan menjadi seorang dokter yang mahir. Hari peringatannya (23 agustus) dinamakan hari dokter di Iran. Makam beliau berada di kota Hamedan di Iran. Terdapat banyak cerita tentang tokoh mononjol ini, seperti:
Ibnu Sina menjelajahi berbagai kota untuk menyembuhkan pasien yang tidak dapat mendatanginya. Dia secara langsung memeriksa pasien lelaki dan secara tidak langsung memeriksa wanita. Metode periksaannya sangat menarik dan menunjukkan keahliannya di spesialisasinya. Dia memegang seujung tali dan wanita yang duduk di belakang pintu harus memegang ujung lain tali itu. Dengan pengaruh detak urat nadi, dia bias menentukan sebab penyakit si pasien.
Pada suatu hari, beberapa pemuda ingin mencoba kemahiran Ibnu Sina sebagai Hakim dan Tabib yang besar meskipun demikian dia sangat muda. Mereka membawa se ekor kucing di belakang pintu dan mengikat lehernya dengan tali. Ibnu Sina dengan teliti konsentrasi dan lalu menulis hasil pemeriksaannya. Dia meletakkan resepnya di depan pintu. Mereka dengan cepat mengambil tulisan itu dan melihat Ibnu Sina sudah tulis: " pasien ini memerlukan 100gram daging dan seekor tikus."
***********
Cerita yang lain:
Ketika Ibnu Sina masih kecil, dia pergi ke maktab yaitu sekolah dasar tanpa kursi dan meja. Para siswa harus duduk di lantai kamar. Ibnu Sina murid terpintar bahwa pengajarnya menjadi terkesan atas kecerdasannya. Dia memuji Ibnu Sina di sisi salah satu temannya. Pada suatu hari, teman pengajar dating ke maktab untuk melihat Ibn Sina sendiri tanpa apa yang ia dengar selama ini.
Pengajar menyuruh Ibnu Sina keluar kamar. Sementara itu, dia meletakkan se lembar kertas dibawa tempat duduknya. Setelah itu, Ibn Sina masuk ke kamar dan duduk di tempatnya akan tetapi dia sering melihat atap. Pengajar bertanya tentang alasannya. Ibn Sina menjawab: " sejak saya keluar hingga kembali, atap kamar ini menjadi lebih pendek seukuran kira-kira se lembar kertas."