Ketika Rasulullah Saw berhijrah dari Mekah ke Madinah, Amirul Mukminin as pada waktu berusia sekitar dua puluh tiga atau dua puluh empat tahunan. Waktu itu sejak awal sudah mulai ada perjuangan dan berbagai peperangan. Dalam semua peperangan ini, pemuda ini juga kalau tidak sebagai pembawa panji ya sebagai pelopor atau pahlawan utama. Kesimpulannya, beliaulah yang paling banyak memikul tanggung jawab. Perang tidak mengenal masa; saat udara panas, saat dingin, saat pagi, saat anak lagi sakit. Selama sepuluh tahun pemerintahan Nabi Muhammad Saw, terjadi sekitar sebanyak tujuh puluh perang besar dan kecil; mulai dari perang yang berlangsung selama satu bulan atau lebih, sampai perang-perang yang hanya terjadi beberapa hari. Dari semua perang itu Amirul Mukminin as ikut serta di dalamnya, kecuali hanya satu perang. Selain perang-perang ini, beliau juga pernah diutus oleh Rasulullah Saw ke Yaman untuk bertugas menjadi hakim. Dengan demikian Sayidah Fathimah az-Zahra as senantiasa menghadapi kondisi; kalau suaminya tidak dalam peperangan, ya badannya dalam kondisi terluka dan kembali dari perang atau berada di sisi Rasulullah sibuk dengan urusan penting di dalam kota Madinah atau dalam bepergian tugas.
Sayidah Fathimah az-Zahra as dengan kondisi sulit seperti ini dan suami yang banyak pekerjaan serta senantiasa sibuk, benar-benar bersikap penuh kasih sayang dan penuh pengorbanan serta membesarkan empat orang anak dalam pangkuan pengajaran dan pendidikan samawinya. Salah satu dari keempat anaknya itu adalah Husein bin Ali as dimana sekarang dalam semua sejarah kemanusiaan, kalian tidak menyaksikan bendera kebebasan dan kebanggaan yang lebih menonjol dan lebih tinggi darinya. Dengan demikian, inilah makna Husnut Taba’ul [berbakti kepada suami].
Sumber: Khanevadeh; Be Sabke Sakht Yek Jalaseh Motavval Motavva Dar Mahzar-e Magham Moazzam Rahbari.