Kisah Abu Nawas; Para Jin Ingin Menguji Abu Nawas

Rate this item
(0 votes)
Kisah Abu Nawas; Para Jin Ingin Menguji Abu Nawas

 

Selain dikenal dengan kecerdikannya, Abu Nawas juga terkenal dengan kejujuran dan kezuhudannya. Kali ini kita akan membaca sebuah cerita yang akan mengisahkan kejujuran Abu Nawas serta kezuhudannya dan kepatuhannya terhadap agama.

Abu Nawas Diuji Oleh Jin
Abu Nawas selalu saja berhasil mematahkan teka-teki dengan sasaran yang tepat serta dapat diterima oleh akal. Sepak terjangnya yang demikian itulah membuat penasaran kaum jin dan ingin mengujinya.

 

Mereka para jin akhirnya sepakat untuk memberi pengujian kepada Abu Nawas, apakah benar-benar jujur atau tidak. Nah, apakah Abu Nawas lulus dalam uji kejujuran itu?

Dahulu Abu Nawas pernah bekerja sebagai tukang kayu di kampungnya. Dengan pekerjaannya tersebut, ia sering menebang kayu di hutan belantara. Dan karena ia teledor, kapak kesukaannya yang ia gunakan untuk menebang kayu malah jatuh masuk ke jurang yang sangat dalam letaknya.

Kejadian itu membuat Abu Nawas bersedih hati karena kapak itu adalah satu-satunya peralatan yag dipunyainya dan ia belum mempunyai pengganti.

Tanpa kapaknya, otomatis ia tidak bisa bekerja seperti biasanya.

Dalam perasaan yang sangat sedih itu, tiba-tiba datanglah jin yang menyamar menjadi seorang laki-laki berbaju putih. Jin itu datang dan menggoda Abu Nawas yang kondisinya mulai labil.

 

“Hai Abu Nawas, kenapa kamu kelihatan sediah sekali?” tanya jin.

“Iya, kapak saya sebagai satu-satunya alat untuk bekerja telah jatuh ke jurang. Kalau begini, bagaimana saya bisa bekerja lagi?” jawab Abu Nawas sedih.

“Oh begitu, saya akan bantu untuk mengambilkannya untukmu,” kata jin.

beberapa lama kemudian, sang jin pun turun ke bawah jurang. Ternyata jin tersebut memiliki keinginan untuk menguji kejujuran Abu Nawas yang sering didengarnya.

 

Terbersit di benak jin untuk memberikan kapak yang lain yang terbuat dari emas, apa reaksi Abu Nawas nantinya.

“Wahai Abu Nawas, apakah ini kapakmu?” tanya jin.

“Bukan, kapak saya itu jelek,” jawab Abu nawas.

 

Sesaat kemudian jin memberikan kapak kedua yang terbuat dari perak. Namun Abu Nawas tetap saja tak mengakui.

“Bukan, bukan itu. Kapak saya sudah jelek!” tegasnya.

 

Mendengar jawaban seperti itu, sang jin menjadi senang karena ternyata Abu Nawas benar-benar seorang yang jujur.

“Hai Abu Nawas, kenapa kamu ini begitu jujur, apa tidak mau aku barang yang lebih baik?” tanya jin.

Pak, sesungguhnya aku telah bersyukur pada apa yang aku miliki. Aku tidak ingin mendapatkan sesuatu yang bukan hakku. Bagiku, kapak yang jelek itu adalah milikku. Dengan kapak itulah aku bisa bekerja secara halal dan mendapatkan kayu untuk aku jual, “terang Abu Nawas.

 

“Rasa syukur?” tanya jin dengan heran.

“Ya, karena rasa syukur itulah yang membuatku tidak mau mengambil barang yang bukan hakku, “tegas Abu Nawas.

“Wahai Abu Nawas, karena rasa syukurmu itu, maka ketiga kapak ini aku berikan kepadamu,”kata jin.

 

Kemudian Abu Nawas pergi sambil membawa ketiga kapak itu.

Read 1454 times