Seorang Wanita Yunani Masuk Islam

Rate this item
(0 votes)
Seorang Wanita Yunani Masuk Islam

 

Saya menjadi yakin ketika saya membaca biografi Nabi Muhammad Saw.

Nama saya Janna. Saya warga Yunani. Saya lahir di Jerman dan dibesarkan di keluarga yang sangat ketat dengan tradisi Yunani Ortodoks. Kami tumbuh hampir seperti keluarga Muslim lainnya yang hidup bersama-sama anak lain. Keluarga kami ingin menjamin bahwa kami akan dibesarkan dengan cara Kristen, yaitu cara Ortodoks.

Pada hari-hari libur, kami selalu pergi berlibur bersama-sama dan tidak pernah berpisah ketika mengisi liburan. Sehingga, liburan keluarga bagi semua sangat mengasikkan, khususnya liburan pertama kami di Uni Emirat Arab (UEA) sekitar 13 tahun yang lalu. Waktu itu, saya berumur sekitar 12-13 tahun dan pekan pertama kami tinggal di negara itu, kami melakukan tur ke seluruh UEA.

Pada saat itu adalah hari Jumat ketika kami dalam perjalanan ke al-Souq (pasar). Tiba-tiba adzan (panggilan untuk shalat) terdengar pertanda dimulainya waktu shalat. Semua kegiatan berhenti. Orang-orang menghentikan mobil mereka dan mengambil sajadah, kemudian keluar dari mobil. Ternyata mereka kemudian menunaikan shalat di jalanan.

 Suara adzan telah mengubah sesuatu di dalam diri saya dan subhanallah saya tidak tahu apa itu, tetapi sesuatu itu tidak pernah meninggalkan saya. Ia telah mengubah sesuatu di dalam diri saya dan menetap di dalamnya. Saya ingin tahu apa artinya dan apa yang sebenarnya dikatakan kepada saya.

Saya adalah orang yang tidak pernah ingin mendengar masalah kematian sama sekali. Saya biasa meninggalkan percakapan ketika mengarah pada masalah kematian dan saya tidak pernah menghadiri pemakaman. Paman saya menghirup nafasnya yang terakhir dan meninggal di depan mata saya. Peristiwa itulah yang banyak mengubah diri saya.

Saya mulai merasa bahwa hidup ini tidak persis apa yang saya pikirkan. Kami menginvestasikan terlalu banyak waktu dan energi pada hal-hal yang dapat hilang dalam hitungan detik. Setelah kematian paman saya, saya biasa bangun tiga kali dalam semalam hanya untuk memeriksa apakah ayah atau ibu saya masih bernapas.

Meneliti Islam

Saya selalu merasa takut akan kematian karena saya berpikir bahwa ini adalah akhir dari kehidupan. Hal itu sangat mendorong saya untuk mulai meneliti lagi tentang Islam. Sebelumnya, saya melakukan riset tentang agama-agama lain juga, tetapi saya tidak dapat menemukan kebenaran di sana atau kebenaran yang meyakinkan saya.

Ketika saya mulai mengkaji tentang Islam, saya menemukan semua jawaban yang tidak dapat saya temukan dalam agama saya sendiri. Faktanya adalah saya menjadi yakin ketika saya membaca biografi Nabi Muhammad Saw. Hal ini mengingatkan saya begitu banyak dari apa yang kami biasa ketahui dan baca tentang Yesus. Sehingga saya mulai membaca dan membaca, dan tampaknya Nabi Islam menjadi orang mulia dengan karakteristik yang luar biasa dan memiliki sebuah kepribadian yang saya pikir saya tidak pernah mempunyai sesuatu yang mirip seperti itu sebelumnya.

Setelah membaca biografinya, saya yakin bahwa saya harus menghapus semua yang saya tahu tentang Islam dan mulai membaca dari nol dan seterusnya. Kemudian mendapatkan hasil penelitian saya sendiri serta memperoleh fakta-fakta sendiri tentang agama ini, karena jelas bahwa semua yang saya tahu sebelumnya adalah salah.

Tidak butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa Islam adalah benar dan tidak mungkin ada agama lain di dunia daripada ini. Meskipun saya yakin tentang Islam, tetapi saya takut untuk mengucapkan syahadat. Saya seperti mengatakan "Ya, itu hal yang benar" dan saya mengambil logika dan cara hidup ini dalam diri saya, tetapi saya tidak akan pernah bisa menerima Islam karena saya tahu orang tua dan keluarga saya tidak akan menerimanya. Jika mereka sampai mengetahui hal itu, maka hidup saya akan berubah secara dramatis.


Mengucapkan Syahadat

Saya bertemu dengan seorang gadis di Jerman. Dia berasal dari Mesir. Namanya Noha. Dia banyak membantu saya, sebab saya bertemu dengannya tepat ketika saya mulai berdoa untuk benar-benar menemukan kebenaran dan mendapatkan keberanian yang lebih kuat tentang apa yang saya lakukan. Kami mulai mengenal satu sama lain. Kami berbicara tentang Islam. Dia mulai menjelaskan semuanya kepada saya dan semua pertanyaan yang saya miiliki, karena saya yakin saya tahu yang sebenarnya. Saya tahu agama saya salah dan saya tidak bisa hidup seperti itu.

Setelah bertemu Noha, kira-kira satu atau satu setengah bulan kemudian, saya bersyahadat (kesaksian iman) di Jerman, tepatnya di asrama mahasiswa. Hal itu seharusnya hanya aku dan Noha yang tahu, tetapi entah bagaimana, mahasiswa-mahasiswa Muslim mengetahui bahwa seseorang akan masuk Islam. Sehingga setelahnya, saya memiliki sekitar 20 orang saksi di ruangan asrama tersebut. Jadi Alhamdulillah saya mempunyai banyak saksi.

Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah), alhamdulillah saya telah mengucapkan syahadat dan saya tidak akan pernah melupakan hari itu dan hari pertama saya shalat.

 

Read 959 times