1. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Taqiyah dari agamaku dan agama ayah-ayahku. Barangsiapa yang tidak bertaqiyah berarti tidak memiliki iman.ÔÇØ[1]
2. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Taqiyah terkait dengan kasus-kasus darurat dan orang yang bertaqiyah harus lebih mengetahui kapan kondisi darurat terjadi.ÔÇØ[2]
3. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Apa yang lebih indah dimataku selain taqiyah? Sesungguhnya taqiyah merupakan perisai seorang mukmin.ÔÇØ[3]
4. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Sesungguhnya taqiyah hanya dilakukan untuk mencegah mengalirnya darah. Bila telah sampai pada masalah darah, maka di situ sudah tidak ada taqiyah.ÔÇØ[4]
5. Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Bila masalah kemunculan Imam Mahdi af semakin dekat, maka taqiyah juga menjadi semakin kuat.ÔÇØ[5]
6. Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Taqiyah adalah perisai antara Allah dan makhluk-Nya.ÔÇØ[6]
7. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Bila penguasa bersikap kekanak-kanakan, maka berlakulah secara lahiriah seperti masyarakat dan menentang perbuatan itu di dalam batin.ÔÇØ[7]
Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.
[1] . Bab at-Taqiyah, hadis 12.
[2] . Ibid, hadis 13.
[3] . Ibid, hadis 14.
[4] . Ibid, hadis 16.
[5] . Ibid, hadis 17.
[6] . Ibid, hadis 19.
[7] . Ibid, hadis 20.