Terkait Surat Amirul Mukminin kepada Malik Al-Asytar

Rate this item
(0 votes)

Antara yang sempat terekam dalam sejarah sebagai realita yang menyingkap keagungan Imam Ali A.S adalah surat-suratnya yang kebanyakan berupa instruksi kepada para gubernurnya. Imam Ali selalu mengingatkan bagaimana mereka harus bersikap di depan masyarakat dan bagaimana mereka harus memelihara kekayaan dan kehormatan bangsa Islam.

Dalam surat-surat itu, pesan-pesan Imam Ali sama sekali tidak mengesankan gaya seorang atasan terhadap bawahannya. Beliau lebih suka memilih etika seorang ayah dalam menasehati anak-anaknya dalam menempuh kehidupan yang penuh dengan kegetiran. Segalanya beliau sampaikan dengan ungkapan yang diwarnai kasih sayang dan kecintaan.

Dalam sejarah kita membaca bahwa pada masa pemerintahan Imam Ali A.S, beliau pernah mengangkat seorang sahabat setia beliau yang bernama Malik Al-Asytar untuk menjadi gubernur di Mesir. Bersamaan dengan pengangkatan tersebut, Imam mengirimkan pula sepucuk surat kepada Malik Al-Asytar yang berisi pesan-pesan dan petunjuk yang sangat bersejarah, mengandung banyak sekali hal yang patut diperhatikan terutama oleh para pemegang kekuasaan di dalam masyarakat.

Dalam pesan tertulis ini, Amirul Mukminin Ali bin Abi Talib A.S sangat menekankan pendidikan dan pembinaan mental dan akhlak para penguasa; karena tidak diragukan lagi, bahwa kelayakan para pelaksana undang-undang lebih penting dari pada undang-undang itu sendiri. Pengalaman menunjukkan bahwa adanya undang-undang yang terbaik sekalipun, tidak dengan sendirinya dapat menjamin kebahagian masyarakat. Harus ada pula para pelaku yang baik bagi undang-undang tersebut. Kitapun yakin bahwa jika undang-undang Ilahi dilaksanakan oleh para pelaksana yang Ilahi pula, maka umat manusia akan mampu mencapai kebahagiaan yang sebenarnya.

Pada kalimat-kalimat pembuka pesan tertulis ini, Imam Ali A.S menyebut diri beliau sebagai hamba Allah. Beliau berkata: "Ini adalah pesan seorang hamba Allah, Ali bin Abi Talib, kepada Malik Al-Asytar ...........

Dengan menyatakan diri sebagai hamba Allah, Imam Ali A.S mengingatkan bahwa penulis pesan ini adalah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah yang selalu mentaati perintah-perintahNYA dan yang telah menjadikan penghambaan diri kepada Dzat yang Haq sebagai jalan hidupnya. Program dan perintah-perintah yang telah sampai ke tangan Malik Al-Asytar, berkenaan dengan pengaturan negeri Mesir, bukan hasil pemikiran dan keinginan-keinginan pribadi Ali ibn Abi Talib.

Dalam pengertian Imam A.S, seorang hamba Allah ialah orang yang tidak pernah terpengaruh oleh faktor-faktor penyimpang dari jalan kemanusiaannya. Hamba Allah ialah orang yang menyakini bahwa Allah-lah yang menguasai kehidupan dan kematian manusia, dan hanya perintah dan larangan-Nyalah yang ia jalankan, dan tak ada kekuatan lain baginya di atas kekuasaan Allah SWT.

Read 2952 times