Imam Kazhim as dalam pesannya mengatakan, "Berusahalah untuk membagi harimu menjadi empat bagian; Pertama untuk munajat dengan Allah, kedua untuk mencari nafkah, ketiga untuk berinteraksi dengan saudara dan teman yang dapat dipercaya dan menyayangimu agar dapat mengingatkan kekuranganmu dan keempat untuk menikmati hidup dengan hal-hal yang tidak haram."
Dengan manajemen waktu, kita dapat meningkatkan kemampuan dan memanfaatkan peluang sebaik mungkin seperti angin berlalu. Manajemen waktu tidak selalu masalah kecepatan dan akselerasi, tetapi keterampilan. Keterampilan yang kita butuhkan untuk hidup lebih baik.
Buku yang tak terhitung jumlahnya tentang manajemen waktu telah diterbitkan, dan informasi yang tak terhitung jumlahnya di situs yang membantu kita menemukan nilai waktu dan mengubah gaya hidup kita menjadi yang terbaik.
Mengenai pentingnya kesempatan, Imam Ali as berkata, "Peluang bak menembus awan, karenanya harus memperhitungkan kesempatan baik."
Dalam program sebelumnya, kami berbicara dengan Anda tentang masalah dan hambatan yang menghalangi manajemen waktu. Hambatan seperti memiliki mimpi besar yang tidak dapat dicapai, ketakutan untuk mengambil keputusan, kesulitan memprioritaskan tugas dan kegiatan, kelemahan dalam mengatakan tidak pada apa yang sedang kita hadapi. Mengingat pentingnya pembahasan manajemen waktu, kami mempertimbangkan hambatan lain untuk manajemen waktu. Memahami dan menghilangkan hambatan membantu kita mengelola waktu dengan lebih baik dan menangkap ikan terbaik dari aliran ini.
Bagi para psikolog dan pakar manajemen waktu, "kedisiplinan" adalah salah satu kendala utama dalam manajemen waktu. Memiliki meja yang penuh sesak, rumah yang penuh sesak, ruang yang berantakan ... membuat seseorang merasa buruk dan menurunkan fokusnya pada berbagai hal. Harga dirinya mengguncang dan dia menemukan dirinya orang dari dalam sebagai orang yang tak berdaya.
Menurut pakar manajemen waktu seperti Brian Tracy, kedisiplinan dapat membuat perbedaan besar dalam hidup Anda seperti keajaiban!
Ketika Anda mengendalikan pekerjaan Anda dan segala sesuatu berada di bawah kendali Anda, Anda akan merasa lebih berdaya dan meningkatkan harga diri Anda. Sebaliknya, menjaga ketertiban dan disiplin diri menunjukkan bahwa Anda lebih menghargai diri sendiri, hal itu akan menumbuhkan rasa berharga pada diri Anda.
Karena alam didasarkan pada aturan yang ketat dan Allah menciptakan dunia secara teratur, para hamba Allah juga pantas berperilaku disiplin khusus. Nabi Muhammad Saw memiliki disiplin khusus dalam perbuatan dan perilakunya, seolah-olah ada aturan detil dan ilahi yang menguasai seluruh dimensi kehidupannya. Kehidupan pribadi, sosial, politik, dan ekonomi Nabi Muhammad Saw adalah tampilan keteratuan dan pendidikan yang menambah pesona kepribadiannya.
Poin kunci di sini adalah bahwa disiplin pribadi dan kerapihan dalam diri tidak tercapai pada saat tertentu dan dengan keputusan tiba-tiba. Kedisiplinan dalam diri membutuhkan proses dan merupakan hasil dari pemikiran yang benar dan perubahan gaya hidup. Kita dapat secara bertahap mendekati gaya hidup kita berdasarkan urutan batin dengan pilihan, perilaku, dan keputusan kita.
Sebuah riwayat yang indah ada dalam buku Nahjul Balaghah, yang mengatakan bahwa Imam Ali as, setelah diserang oleh Ibn Muljam yang dikutuk, menasehati anak-anaknya, Hasan dan Husein, sebagai berikut, "Saya mewasiatkan kepada kalian berdua dan semua anak, istri dan kepada siapa yang sampai pesanku ini agar bertakwa kepada Allah dan disiplin dalam urusan kalian."
Mendekati syahadahnya setelah belakang kepalanya ditebas pedang, ungkapan pertama yang disampaikan Imam Ali as adalah menjaga ketakwaan dan menjauhkan diri dari dosa lalu mewasiatkan disiplin dalam urusan dan pekerjaan. Ini menunjukkan pentingnya disiplin dan perannya dalam kebahagiaan dan keberhasilan seseorang.
Kendala lain dalam manajemen waktu adalah kurangnya perencanaan. Karena perencanaan yang cermat dapat menata kehidupan seseorang. Orang tersebut mungkin mengetahui tujuannya dan mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuannya, tetapi karena kurangnya keterampilan perencanaan, ia tidak tahu harus mulai dari mana dan jalan mana yang harus ditempuh. Perencanaan adalah keterampilan penting yang sangat diperlukan di zaman sekarang. Mereka yang ingin hidup lebih baik dan ingin sukses dalam kehidupan tentunya harus memiliki kemampuan untuk merencanakan. Identifikasi prioritas penting dalam perencanaan.
Agama Islam, yang sangat menekankan kedisiplinan, mengajak manusia untuk merencanakan kehidupan. Imam Kazhim as dalam rekomendasi menarik mengatakan, "Berusahalah untuk membagi harimu menjadi empat bagian; Pertama untuk munajat dengan Allah, kedua untuk mencari nafkah, ketiga untuk berinteraksi dengan saudara dan teman yang dapat dipercaya dan menyayangimu agar dapat mengingatkan kekuranganmu dan keempat untuk menikmati hidup dengan hal-hal yang tidak haram."
Betapa indahnya ketika seseorang bisa menyeimbangkan hidup dengan perencanaan yang tepat. Untuk bekerja dan mencari nafkah, dan menghabiskan waktunya bersama orang lain. Tidak melalaikan Allah di siang hari dan berhubungan dengan sumber ketenangan dan menikmati kesenangan hidup yang halal.
Tetapi hambatan lain untuk manajemen waktu dan penggunaan waktu yang efisien adalah penundaan. Mengabaikan pekerjaan adalah menunda tugas yang diperlukan dan lebih memilih untuk melakukan pekerjaan yang kurang mendesak terlebih dahulu. Kata Ihmal yang berarti pengabaian berasal dari kata akar Arab "Haml" yang berarti pengabaian, ketelodoran, tidak teliti dan tidak perhatian. Mengabaikan pekerjaan adalah menunda-nunda dalam mengerjakan perbuatan dan mengakhirkannya.
Dengan kata lain, membuat daftar prioritas pekerjaan yang lebih banyak dilakukan karena disukai dan yang lebih sedikit dilakukan karena tidak disukai, terlepas dari kepentingan dan kebutuhan aktualnya.
Jadi, terkadang masalah kita bukanlah kekurangan waktu dan manajemen waktu, melainkan menunda pekerjaan ke waktu lain.
Pengabaian pekerjaan terjadi ketika seseorang telah merencanakan. Ia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi dia melarikan diri dan menunda sebanyak yang dia bisa. Sebagai contoh, Reza telah mengatur dengan teman-temannya untuk melakukan proyek materi kuliahnya, tetapi ia tidak pergi, sekalipun tanpa urusan penting dan lebih memilih untuk menunda selama mungkin.
Mungkin salah satu akar dari pengabaian adalah apa yang disebut Freud sebagai Prinsip Kesenangan (Pleasure Principle).
Ketimbang memikirkan efek jangka panjang dari keputusan dan perilaku mereka, manusia secara alami lebih memilih untuk melakukan perbuatan yang memberikan rasa kenikmatan dan menjauhi perbuatan yang memunculkan rasa sakit.
Jam
Ada sejumlah konsekuensi negatif dalam mengabaikan pekerjaan seperti stres, kecemasan, rasa bersalah, menciptakan krisis atau membayangkan krisis, mengurangi kesehatan, serta mengurangi output dan produktivitas yang bermanfaat.
Upaya serius diperlukan untuk mencegah seseorang mengabaikan pekerjaan dan mengatasinya. Seseorang harus berkomitmen untuk melakukan segala sesuatu pada waktunya sendiri untuk menghindari penumpukan tugas. Ia harus memulai semuanya tepat waktu dan menyelesaikannya tepat waktu dan menghindari jeda panjang yang tidak perlu. Lakukan pekerjaan untuk setiap hari yang dimaksudkan untuk hari yang sama, yaitu, "jangan membiarkan pekerjaan hari ini untuk besok."
Untuk menghindari penundaan pekerjaan, yang merupakan penghalang penting bagi manajemen waktu, perlui mengidentifikasi jam yang secara biologis dan psikologis memiliki tingkat energi tertinggi bagi badan, lalu melakukan pekerjaan paling penting di jam-jam tersebut.