Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Sayid Ali Khamenei melakukan pertemuan virtual dengan para pejabat lingkungan Mahkamah Agung dan kepala cabang pengadilan di seluruh Iran pada 27 Juni 2020.
Dalam sistem Republik Islam Iran, Mahkamah Agung bertanggung jawab untuk menegakkan keadilan. Pengadilan dan proses peradilan yang berfungsi untuk melindungi hak-hak rakyat adalah sangat penting, dan untuk menghormati tugas mulia ini, minggu terakhir bulan Juni di Iran disebut Pekan Kehakiman.
Pekan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap Ayatullah Syahid Beheshti, ketua pertama Mahkamah Agung Iran yang gugur bersama 72 rekannya dalam sebuah pemboman.
Untuk memperingati Pekan Kehakiman Iran, Ayatullah Khamenei menggelar pertemuan virtual dengan seluruh pejabat peradilan. Rahbar menyampaikan kepuasan atas langkah-langkah yang diambil dalam satu tahun terakhir, dan menganggap perubahan dalam peradilan perlu dan harus dilanjutkan.
"Pemberantasan korupsi telah mencapai puncaknya pada periode ini, dan ini harus dilanjutkan dengan kekuatan tanpa kenal kompromi dan atas dasar kebenaran, keadilan, dan hukum, serta tidak merampas hak orang-orang yang tidak bersalah," imbuhnya.
Dalam pandangan Rahbar, perubahan bukanlah sesuatu yang bisa dihentikan. Secara alami, dalam setiap periode waktu, perubahan muncul bersamaan dengan pemikiran baru, ide-ide baru, dan rencana baru, dan dengan pertolongan Allah Swt, gerakan reformasi akan terus berkembang. Tentu saja, perubahan harus berpijak pada prinsip-prinsip dan pemikiran Islam dan agama, karena reformasi tanpa landasan akan melahirkan penyimpangan dan kekacauan.
Poin lain adalah bahwa reformasi adalah tugas yang sangat sulit. Mudah untuk berkata bahwa kita harus melakukan perubahan, tetapi sangat sulit untuk menerapkannya. Sebab ada perlawanan tertentu terhadap perubahan. Bentuk perlawanan ini tidak memiliki niat jahat, tetapi karena beberapa orang tidak tertarik dengan perubahan atau tidak punya sarana untuk melakukan itu.
Dan mungkin saja sebagian orang memperoleh keuntungan dari status quo dan karenanya lebih memilih mempertahankannya. Mungkin ada jaringan kejahatan dan korupsi yang menentang semua bentuk perubahan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei.
Menurut Ayatullah Khamenei, kesulitan lain dalam mewujudkan reformasi karena adanya upaya tak kenal lelah dari musuh. Jika terjadi perubahan di sektor mana pun di masyarakat Islam, musuh-musuh menjadi kesal dan mencoba untuk melawan dan membuat keributan. Mereka adalah musuh kita dan musuh tidak tinggal diam.
Musuh menciptakan kegemparan dengan melancarkan propaganda di media secara terus menerus dan mereka kadang-kadang meracuni opini publik. Mereka terus-menerus mengatakan bahwa rencana ini dan itu bukan untuk kepentingan terbaik rakyat.
Cara menghadapi mereka adalah dengan mengandalkan Allah Swt. "Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." Allah akan mencukupkan dan Dia akan membantu. Kalian harus memilih jalan yang benar dan tujuan yang benar dan kemudian, "Berdiri teguh seperti yang diperintahkan kepadamu." Kalian harus bergerak maju dengan menunjukkan ketabahan. Inilahlah cara menghadapi perlawanan semacam itu.
Mahkamah Agung dalam sistem Republik Islam telah tumbuh dari waktu ke waktu ibarat sebuah tunas baru dan mencatat kemajuan di berbagai periode, terutama di era kepemimpinan saat ini, di mana harapan dan penegakan keadilan telah hidup kembali di masyarakat.
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei berbicara tentang tugas-tugas penting dan sangat luas yang dipikul Mahkamah Agung berdasarkan konstitusi. "Saya ingin menekankan bahwa semua tanggung jawab ini harus dilaksanakan secara seimbang," imbuhnya.
Menghidupkan hak-hak publik adalah salah satu dari tanggung jawab yang sangat penting ini. Tentu saja ini sudah diperhatikan sepenuhnya dalam periode sekarang. Ketika pengadilan dan jaksa penuntut umum merasa bahwa hak-hak publik sedang dirampas, mereka harus terjun ke arena dan membela hak masyarakat.
Tugas lain lembaga peradilan dalam konstitusi adalah mencegah terjadinya kejahatan. Soal pencegahan kejahatan, yang penting adalah mengenali dengan benar tentang penyebab terjadinya kejahatan. Jika faktornya sudah diketahui, maka kalian dapat dengan mudah mencegah kejahatan itu.
Rahbar menganggap salah satu kebutuhan utama Mahkamah Agung adalah memanfaatkan keahlian para pakar, di mana keahlian mereka tidak hanya di bidang hukum. Di bidang pencegahan kejahatan misalnya, beberapa faktor terjadinya kejahatan adalah aspek psikologis dan beberapa karena latar belakang ekonomi. Orang yang hanya menguasai ilmu hukum, akan kesulitan untuk mengenali penyebab ini sehingga dapat menyelesaikannya. Dalam hal ini, kalian tentu membutuhkan orang-orang yang manguasai psikologi masyarakat dan psikologi individu.
Arahan lain Rahbar adalah lembaga peradilan harus merakyat, menyediakan akses yang mudah, berusaha meningkatkan kesadaran publik dan wawasan yudisial, bertatap muka langsung dengan masyarakat, memanfaatkan bantuan dan informasi masyarakat tentang kasus-kasus seperti perang melawan korupsi, serta memanfaatkan media dan seni untuk mempublikasikan kegiatan-kegiatan peradilan.
Ayatullah Khamenei menegaskan, "Mahkamah Agung harus memiliki semangat untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, tatapannya tidak boleh seperti seseorang yang memandang rendah orang lain. Ini tidak boleh. Kita berasal dari rakyat dan banyak orang kita lebih tinggi dari kita. Karena itu, jika seseorang memandang rendah orang lain, ini salah. Jadi, penting untuk memiliki semangat memberikan pelayanan. Kita harus memandang diri kita sebagai pelayan rakyat."
Ayatullah Khamenei di bagian lain berbicara tentang pentingnya memberantas korupsi. Dalam pandangannya, korupsi dan koruptor memberikan pukulan besar bagi kehidupan, moral, iman, dan kepercayaan publik. Korupsi keuangan – juga bentuk-bentuk lain korupsi, tetapi pada saat ini, korupsi keuangan dan ekonomi yang menjadi agenda utama lembaga peradilan – adalah virus yang sangat berbahaya, seperti halnya virus Corona. Itu adalah epidemi seperti virus Corona juga. Ini sangat menular dan dapat ditularkan.
Dengan kata lain, korupsi di satu tempat cepat dan akut menyebar ke tempat-tempat lain. Seorang koruptor tidak hanya merusak dirinya sendiri, dia menyeret orang lain ke dalam praktik korupsi dengan berbagai alasan juga. Dalam kasus virus Corona, tangan yang kotor dan terinfeksi mentransfer virus. Dalam kasus korupsi, tangan yang kotor juga menyebabkan praktik korupsi ditransfer ke orang lain.
Namun dalam kasus virus Corona, jika kita mencuci tangan dengan sabun, masalahnya sudah teratasi, tetapi yang terakhir, masalahnya tidak akan selesai dengan mencuci tangan. Tidak ada jalan selain memotong tangan para koruptor. Oleh karena itu, masalah ini sangat penting.
Berdasarkan ajaran al-Quran, alam semesta diciptakan atas dasar keadilan. Dengan demikian, alam semesta secara alami bergerak pada poros kebajikan, sementara penyimpangan (korupsi) adalah barang baru yang mengotori hal yang murni tadi. Mencerabut akar penyimpangan dan menegakkan keadilan merupakan salah satu harapan dan cita-cita terpenting umat manusia.
Ayatullah Khamenei mendesak Mahkamah Agung untuk menegakkan keadilan dan bertindak proporsional dengan segala bentuk korupsi. Pada tahap pertama, pemberantasan korupsi harus dimulai di lingkungan peradilan dan ini harus dilakukan secara serius dan profesional, karena dampak korupsi di Mahkamah Agung akan sangat berat.
"Dengan pandangan yang profesional, potensi korupsi dan praktik korupsi harus ditelusuri, dan kemudian dengan pandangan yang profesional ini, bertindak memerangi korupsi dan bekerja keras mencerabut akar korupsi. Parameter dalam perang anti-korupsi adalah kebenaran, keadilan, dan hukum, sama sekali tidak boleh ada pertimbangan lain," tegasnya.
Rahbar mengingatkan bahwa tentu saja, di satu sisi saya bersikeras tidak ada kompromi dan di sisi lain, saya bersikeras memperhatikan hak-hak terdakwa. Saya tidak hanya menekankan yang pertama, saya juga menekankan yang terakhir. Tuhan melarang, jika seseorang yang bukan penjahat dan bukan koruptor dihadirkan dan diperlakukan sebagai orang yang korup, ini adalah tindakan penindasan yang berat atau jika mereka dijatuhi hukuman lebih dari yang seharusnya, ini bukan tindakan yang benar.
Sebelum menutup pidatonya, Ayatullah Khamenei menyinggung sebuah isu yang tidak terkait dengan masalah peradilan tetapi penting yaitu masalah virus Corona.
Rahbar berterima kasih kepada lembaga-lembaga dan tenaga medis, serta meminta semua pihak tidak bersikap kendur dalam memerangi pandemi ini. Perlu dicatat bahwa jika kita lalai dan wabah virus Corona kembali menyebar secara luas, maka pekerjaan ekonomi akan menjadi lebih sulit, lebih buruk, dan masalah juga akan bertambah besar. Oleh karena itu, kita sekarang perlu memperhatikan dan mewaspadai semua aspek." (